apa sajakah faktor yang dapat merusak toleransi –
Kita semua tahu bahwa toleransi itu penting. Toleransi adalah sikap atau nilai yang menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan, dan hak-hak orang lain yang berbeda dari kita. Toleransi membantu kita untuk menghormati orang lain dan menghargai perbedaan. Namun, ada banyak faktor yang dapat menghambat atau bahkan merusak toleransi.
Pertama, adalah budaya. Beberapa budaya lebih toleran daripada yang lain. Budaya yang kurang toleran dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan dan oleh karena itu, mendorong perilaku intoleran.
Kedua, adalah pendidikan. Pendidikan yang buruk dapat dengan cepat menghancurkan toleransi. Pendidikan yang buruk dapat meningkatkan rasa takut, keserakahan, dan ketakutan terhadap orang lain, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang lain yang berbeda dari kita.
Ketiga, adalah media. Media dapat digunakan untuk mempromosikan intoleransi dan ketidaktoleranan. Media dapat menyebarkan informasi yang salah, menyebabkan orang-orang salah menafsirkan isu-isu tertentu dan menyebabkan pandangan yang intoleran.
Keempat, adalah politik. Politik yang berorientasi ras dan budaya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan ketidaktoleranan pada orang lain. Politik yang berorientasi ras dan budaya dapat mempromosikan ketidakadilan dan diskriminasi.
Kelima, adalah ekonomi. Kekayaan yang tidak merata dapat memicu ketidaktoleranan. Ketika orang-orang di sebuah daerah miskin, mereka dapat menjadi sangat tidak toleran terhadap orang-orang di sekitarnya yang lebih kaya.
Keenam, adalah kekerasan. Kekerasan dapat menghancurkan toleransi. Kekerasan dapat memicu tingkat agresivitas yang tinggi dan ketidaktoleranan.
Ketujuh, adalah kesenjangan gender. Kesenjangan gender dapat menghambat toleransi. Kebanyakan masyarakat dengan kesenjangan gender lebih cenderung menunjukkan ketidaktoleranan terhadap perbedaan gender dan hak-hak gender.
Kedelapan, adalah racisme. Racisme dapat membuat perbedaan-perbedaan antar ras diabaikan. Racisme dapat menyebabkan orang-orang salah menilai dan menyebabkan orang lain merasa takut dan tidak aman.
Nyatanya, ada banyak faktor yang dapat menghambat dan merusak toleransi. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat mengambil tindakan untuk mendorong dan mempromosikan toleransi dan menghindari perilaku atau budaya yang dapat menghambat toleransi. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan aman bagi semua orang.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: apa sajakah faktor yang dapat merusak toleransi
1. Budaya dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan dan menciptakan perilaku intoleran.
Budaya selalu berperan penting dalam menciptakan toleransi atau ketidaktoleranan. Budaya adalah cara hidup yang dianut oleh suatu komunitas, bisa berupa sistem norma, nilai, norma sosial, kepercayaan, dan cara berpikir yang dianut oleh anggotanya. Budaya dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan dan menciptakan perilaku intoleran.
Hal ini dapat terjadi ketika budaya yang dipraktikkan didasarkan pada kepercayaan atau sistem nilai yang mendorong ketidaktoleranan. Sebagai contoh, ketika sebuah budaya mengesampingkan atau menolak perbedaan agama, ras, atau gender, maka orang-orang akan lebih cenderung untuk bertindak dengan cara yang intoleran.
Kebiasaan berulang juga dapat mempengaruhi toleransi. Ketika orang melakukan tindakan yang tidak toleran berulang-ulang, misalnya menyebarkan fitnah, menyebarkan informasi yang salah, atau bahkan menyebarkan rasisme, maka mereka akan terbiasa dengan perilaku tersebut dan akan lebih cenderung untuk melakukannya lagi.
Media juga dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang tidak toleran. Media dapat digunakan untuk menyebarkan informasi atau pandangan yang dianggap salah oleh sebagian besar masyarakat. Dalam kasus ini, media dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berpotensi menimbulkan ketidaktoleranan.
Tindakan yang tidak toleran juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman. Ketika orang-orang menyaksikan tindakan yang tidak toleran, mereka mungkin merasa tidak aman dan tidak nyaman. Dalam situasi ini, orang-orang yang merasa tidak aman lebih cenderung untuk melakukan tindakan yang tidak toleran kembali.
Kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi toleransi. Ketika orang-orang merasa kekurangan, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk menyalahkan orang lain yang berbeda dan menciptakan ketidaktoleranan terhadap perbedaan.
Secara keseluruhan, budaya, kebiasaan berulang, media, tindakan yang tidak toleran, dan kondisi ekonomi semuanya dapat mempengaruhi toleransi. Ketika suatu budaya atau situasi yang menyebabkan orang-orang merasa tidak aman atau terancam, maka mereka akan lebih cenderung untuk bertindak dengan cara yang tidak toleran. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana budaya, media, dan situasi ekonomi dapat mempengaruhi toleransi.
2. Pendidikan yang buruk dapat meningkatkan rasa takut, keserakahan, dan ketakutan terhadap orang lain, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang lain yang berbeda dari kita.
Pendidikan yang buruk dapat berdampak besar pada tingkat toleransi seseorang. Pendidikan yang buruk dapat meningkatkan rasa takut, keserakahan, dan ketakutan terhadap orang lain, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang lain yang berbeda dari kita.
Ketika seseorang memiliki pendidikan yang buruk, ia mungkin tidak dapat mengerti bagaimana memandang orang lain dengan kasih sayang. Ini bisa menyebabkan orang-orang yang berbeda dari mereka menjadi sasaran bullying atau diskriminasi. Hal ini dapat menyebabkan orang lain merasa takut atau tidak nyaman ketika mereka berhadapan dengan orang yang memiliki pandangan yang berbeda.
Pendidikan yang buruk juga dapat memengaruhi cara pandang seseorang terhadap orang lain. Jika seseorang memiliki pendidikan yang buruk, ia mungkin cenderung berpikir bahwa orang lain yang berbeda dari mereka adalah sasaran mudah atau bahkan bahaya bagi diri mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan orang lain merasa tidak nyaman dengan cara pandang tersebut.
Pendidikan yang buruk juga dapat meningkatkan rasa takut, keserakahan, dan ketakutan terhadap orang lain. Hal ini dapat menyebabkan orang lain merasa tidak nyaman ketika mereka berhadapan dengan orang yang berbeda dari mereka dan membuat mereka tidak mau berbagi informasi atau membuka diri pada orang lain. Ini dapat menyebabkan orang lain merasa tidak nyaman dengan orang lain yang berbeda dari mereka.
Kesimpulannya, pendidikan yang buruk dapat meningkatkan rasa takut, keserakahan, dan ketakutan terhadap orang lain, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada orang lain yang berbeda dari kita. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya toleransi orang terhadap orang lain yang berbeda dari mereka. Pendidikan yang buruk dapat menurunkan tingkat toleransi seseorang dan mengurangi kemampuannya untuk menerima dan menghargai orang lain yang berbeda dari mereka.
3. Media dapat digunakan untuk mempromosikan intoleransi dan ketidaktoleranan.
Media merupakan salah satu faktor yang dapat merusak toleransi. Media dapat digunakan untuk mempromosikan intoleransi dan ketidaktoleranan. Media dapat menyebarkan informasi yang mempromosikan intoleransi dan ketidaktoleranan melalui berbagai cara, termasuk iklan, artikel, dan acara media.
Perilaku intoleran dapat ditularkan melalui media, terutama melalui bahasa yang digunakan. Bahasa yang mengandung kebencian dan prasangka dapat menyebabkan orang merasa tidak nyaman dan tidak dihargai. Ini dapat meningkatkan ketidaktoleranan dan menyebabkan perpecahan antar kelompok.
Media juga dapat menyebarkan informasi yang salah tentang anggota masyarakat tertentu, menggambarkan mereka dengan karikatur yang menyebalkan, atau menyebarkan informasi yang menyesatkan. Hal ini dapat meningkatkan ketidaktoleranan karena orang yang menyaksikan informasi yang salah ini akan mengembangkan prasangka dan stereotip yang salah tentang anggota masyarakat tertentu.
Media juga dapat menyebarkan informasi yang menimbulkan rasa ketakutan dan konflik antar kelompok. Misalnya, berita yang mempromosikan kebencian terhadap minoritas di sebuah negara, atau artikel yang menggambarkan perbedaan agama sebagai alasan untuk bentrokan, dapat mempromosikan ketidaktoleranan.
Media juga dapat digunakan untuk mempromosikan pemikiran ekstrem dan ideologi. Pemikiran ekstrem dan ideologi dapat menyebabkan kebencian dan ketidaktoleranan antar kelompok. Ideologi ini dapat menyebabkan ketidaktoleranan karena mereka mengajarkan bahwa satu kelompok harus dihormati lebih dari yang lain.
Media juga dapat digunakan untuk mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap masalah tertentu. Jika media membuat laporan yang berfokus pada satu jenis kelompok atau menyajikan informasi yang salah tentang masalah tertentu, ini dapat menyebabkan orang merasa bersalah, tidak nyaman, dan tidak dihargai. Hal ini dapat meningkatkan ketidaktoleranan.
Kesimpulannya, media dapat digunakan untuk mempromosikan intoleransi dan ketidaktoleranan. Media dapat mempromosikan ketidaktoleranan dengan menyebarkan informasi yang salah, mempromosikan pemikiran ekstrem, atau mempengaruhi pandangan dan sikap orang terhadap masalah tertentu. Oleh karena itu, media harus digunakan dengan bijak untuk menyebarkan informasi yang benar dan menghargai orang lain.
4. Politik yang berorientasi ras dan budaya dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan.
Politik yang berorientasi ras dan budaya dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan. Politik yang menekankan perbedaan antara ras dan budaya dapat memecah belah masyarakat dan membuat orang-orang tidak nyaman dengan orang lain yang berbeda dari mereka. Politik tersebut dapat mengakibatkan diskriminasi, represi, dan ketidakadilan, yang semuanya dapat mengurangi toleransi antar kelompok.
Politik ras dan budaya dapat menciptakan situasi di mana kelompok-kelompok tertentu diberi hak khusus di atas kelompok lain. Hal ini dapat membuat orang-orang yang berada di bawah kelompok tersebut merasa tidak aman dan disembunyikan. Dalam situasi yang serupa, orang yang berbeda dari kelompok yang mendominasi mungkin merasa tidak dihormati dan tidak dihargai. Ini dapat menciptakan situasi di mana mereka merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang lain dan membatasi kemampuan mereka untuk menikmati kehidupan yang berbeda.
Politik ras dan budaya juga dapat menciptakan situasi di mana orang-orang yang berbeda harus berjuang untuk mendapatkan hak yang sama. Ini dapat mengakibatkan ketidakadilan sosial di mana orang-orang yang berada di bawah kelompok yang mendominasi mungkin harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan hak-hak yang sama. Hal ini dapat membuat mereka merasa dikucilkan dan tidak dihargai, dan dapat mengurangi tingkat toleransi mereka terhadap orang lain.
Politik ras dan budaya juga dapat menciptakan situasi di mana orang-orang yang berbeda dipandang dengan pandangan negative. Seringkali, orang-orang yang berbeda dipandang sebagai orang yang kurang berharga atau bahkan berbahaya. Ini dapat memicu ketegangan antar kelompok dan membuat orang-orang merasa tidak aman dengan orang lain yang berbeda. Ini dapat mengurangi toleransi yang orang-orang miliki terhadap orang lain yang berbeda ras dan budaya.
Politik ras dan budaya yang berorientasi pada perbedaan dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perbedaan. Hal ini dapat memecah belah masyarakat, menghambat kemampuan orang-orang untuk berinteraksi dengan orang lain, dan meningkatkan ketidakadilan sosial. Ini dapat memicu situasi ketegangan antar kelompok dan mengurangi tingkat toleransi orang-orang terhadap orang lain. Dengan demikian, politik ras dan budaya yang berorientasi pada perbedaan dapat menjadi faktor yang dapat merusak toleransi.
5. Kekayaan yang tidak merata dapat memicu ketidaktoleranan.
Kekayaan yang tidak merata dapat memicu ketidaktoleranan. Hal ini dapat terjadi ketika orang yang lebih kaya menganggap bahwa mereka memiliki hak yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Ini juga dapat menciptakan rasa kecemburuan di antara orang yang lebih miskin. Ini dapat menyebabkan permusuhan antara kedua kelompok, menimbulkan konflik dan mengurangi toleransi.
Kekurangan dalam sistem ekonomi juga dapat mengurangi tingkat toleransi. Ketika orang miskin tidak memiliki akses yang layak terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan, mereka akan merasa tidak adil dan tidak dihargai oleh masyarakat. Ini dapat memicu emosi negatif dan menyebabkan orang-orang tidak bisa hidup dengan damai.
Diskriminasi juga dapat mengurangi tingkat toleransi. Ketika ada penolakan terhadap orang berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual, ini akan menciptakan ketegangan dan kebencian di antara orang-orang. Ini juga dapat menjadi faktor penyebab konflik dan mengurangi tingkat toleransi di antara orang-orang yang berbeda.
Kebijakan politik juga dapat mempengaruhi tingkat toleransi. Ketika ada kebijakan yang menyebabkan diskriminasi, ini dapat menimbulkan ketegangan dan kebencian di antara orang-orang yang berbeda. Ini dapat memicu konflik dan meningkatkan tingkat intoleransi.
Media juga dapat mempengaruhi tingkat toleransi. Ketika media memberikan informasi yang tidak akurat atau menyebar informasi yang menyebabkan ketegangan di antara orang-orang, ini dapat menyebabkan perseteruan dan menurunkan tingkat toleransi.
Kesimpulannya, ada banyak faktor yang dapat mengurangi tingkat toleransi. Kekayaan yang tidak merata dapat memicu ketidaktoleranan, karena orang yang lebih kaya dapat merasa memiliki hak yang lebih dibandingkan orang lain. Kekurangan dalam sistem ekonomi, diskriminasi, kebijakan politik, dan media juga dapat mempengaruhi tingkat toleransi. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan toleran di mana semua orang merasa dihargai dan dihormati.
6. Kekerasan dapat menghancurkan toleransi.
Kekerasan adalah bentuk penyalahgunaan atau konflik yang berbentuk fisik, seperti ledakan, pemukulan, pembunuhan, dan lain-lain. Kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan rasa takut, kebencian, dan trauma.
Pertama, kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan rasa takut. Kekerasan dapat menimbulkan ketakutan pada orang yang menjadi korban atau saksi kekerasan. Reaksi ini dapat menyebabkan orang takut untuk mengekspresikan pandangannya tentang suatu masalah atau untuk bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda pandangannya. Jika orang merasa takut untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas, maka akan mengurangi toleransi sosial.
Kedua, kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan kebencian. Orang yang menjadi korban atau saksi kekerasan dapat merasakan kebencian terhadap pelaku kekerasan. Kebencian ini dapat menyebabkan orang tidak bersedia untuk bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda pandangan. Jika orang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda pandangan, maka akan mengurangi toleransi sosial.
Ketiga, kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan trauma. Orang yang menjadi korban atau saksi kekerasan dapat mengalami trauma jangka panjang. Trauma ini dapat menghambat kemampuan orang untuk bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda pandangan. Jika orang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda pandangan, maka akan mengurangi toleransi sosial.
Keempat, kekerasan juga dapat menghancurkan toleransi karena dapat membentuk stereotip. Pemikiran stereotipikal dapat terbentuk bila orang menganggap bahwa semua orang yang berbeda pandangan adalah pelaku kekerasan. Jika orang memiliki pemikiran stereotipikal, maka mereka akan cenderung untuk mengabaikan pendapat orang lain yang berbeda pandangan. Ini akan mengurangi toleransi sosial.
Kelima, kekerasan juga dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan kecurigaan. Orang yang menjadi korban atau saksi kekerasan dapat menjadi lebih curiga terhadap orang lain yang berbeda pandangan. Jika orang curiga terhadap orang lain yang berbeda pandangan, mereka akan cenderung untuk menolak pandangan mereka. Ini akan mengurangi toleransi sosial.
Keenam, kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan ketidakpedulian. Orang yang menjadi korban atau saksi kekerasan dapat menjadi tidak peduli terhadap apa yang terjadi pada orang lain yang berbeda pandangan. Jika orang tidak peduli terhadap orang lain yang berbeda pandangan, maka akan mengurangi toleransi sosial.
Kesimpulannya, kekerasan dapat menghancurkan toleransi karena dapat menyebabkan rasa takut, kebencian, trauma, pemikiran stereotipikal, kecurigaan, dan ketidakpedulian. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kekerasan agar kita dapat menjaga tingkat toleransi sosial.
7. Kesenjangan gender dapat menghambat toleransi.
Kesenjangan gender dapat diartikan sebagai ketidakseimbangan yang terjadi antara pria dan wanita dalam sebuah masyarakat. Kesenjangan gender ini dapat menghambat toleransi karena jika ada ketidakseimbangan dalam hak dan kesempatan yang diberikan kepada pria dan wanita, maka akan membatasi kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri dan menjadi bagian dari masyarakat secara penuh. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dan menyebabkan ketidaktoleranan.
Kesenjangan gender dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam hak dan kesempatan yang diberikan kepada pria dan wanita. Mereka dapat memiliki perbedaan dalam akses ke pendidikan, pekerjaan, dan juga kesempatan untuk mengekspresikan pandangan mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengaruh yang dimiliki oleh pria dan wanita dalam masyarakat.
Kesenjangan gender juga dapat menyebabkan ketidakadilan dan diskriminasi. Ketidakadilan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam cara orang memperlakukan pria dan wanita dalam masyarakat. Orang dapat melihat pria dan wanita sebagai yang berbeda dan menyebabkan beberapa orang yang takut untuk mengekspresikan diri mereka dan berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat membuat orang tidak toleran terhadap orang lain yang berbeda.
Kesenjangan gender juga dapat menciptakan situasi ketegangan yang dapat menghambat toleransi. Ketegangan ini dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam akses yang diberikan kepada pria dan wanita. Hal ini dapat menghasilkan ketidaktoleranan dan menyebabkan orang merasa tidak nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain yang berbeda.
Kesimpulannya, kesenjangan gender dapat menghambat toleransi karena adanya ketidakseimbangan dalam hak dan kesempatan yang diberikan kepada pria dan wanita, ketidakadilan dan diskriminasi, dan juga situasi ketegangan yang dapat menciptakan ketidaktoleranan. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi kesenjangan gender untuk meningkatkan toleransi dan kesetaraan antara pria dan wanita.
8. Racisme dapat membuat perbedaan-perbedaan antar ras diabaikan.
Racisme adalah salah satu faktor yang dapat merusak toleransi. Racisme adalah pandangan yang memandang bahwa satu ras lebih unggul dibanding lainnya. Hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan dan kebencian antar ras. Racisme dapat menyebabkan perbedaan-perbedaan antar ras diabaikan atau dianggap tidak penting.
Racisme dapat menimbulkan ketidakadilan dan diskriminasi. Orang yang dipandang berasal dari ras tertentu dapat ditolak atau dikucilkan dari kelompok lain. Ini membuat mereka merasa tidak dihargai, dan mereka tidak dapat mengekspresikan pandangan mereka. Ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak dihargai dan tidak diakui dalam masyarakat.
Racisme dapat menciptakan pemisahan antar ras. Orang yang berbeda ras tidak akan bersama-sama sebagai satu komunitas. Ini menyebabkan orang-orang berpikir bahwa orang-orang yang berbeda ras tidak berbagi nilai-nilai yang sama. Mereka berpikir bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh satu ras lebih baik daripada nilai-nilai yang dimiliki oleh ras lain. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang berpikir bahwa orang lain tidak layak untuk dihargai.
Racisme dapat membatasi kesempatan yang tersedia untuk orang-orang dari ras lain. Orang-orang yang dipandang berasal dari ras tertentu dapat ditolak dari pekerjaan atau kesempatan pendidikan. Hal ini menyebabkan orang-orang berpikir bahwa tidak ada kesempatan untuk mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Ini dapat menyebabkan ketidakadilan sosial yang dapat mempengaruhi orang-orang dari ras lain untuk hidup dalam kondisi yang lebih buruk daripada ras lain.
Racisme dapat menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpastian. Orang-orang yang dipandang berasal dari ras tertentu dapat merasa tidak aman di lingkungan mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka akan diabaikan, dihina atau diperlakukan secara tidak adil. Ini dapat mempengaruhi bagaimana orang-orang bersikap terhadap orang lain.
Racisme dapat menyebabkan orang-orang membenci orang lain karena ras mereka. Orang yang dipandang berasal dari ras tertentu dapat dianggap sebagai musuh oleh orang lain. Ini dapat membuat orang-orang berpikir bahwa orang lain dari ras yang berbeda tidak boleh dihormati. Hal ini dapat membuat orang-orang merasa benci dan kebencian ini dapat menyebar dan mengurangi toleransi.
Racisme dapat mendorong orang-orang untuk bertindak secara agresif terhadap orang lain yang berbeda ras. Orang-orang yang dipandang berasal dari ras tertentu dapat menjadi sasaran kekerasan dan penindasan. Ini dapat membuat orang-orang yang berbeda ras merasa tidak aman dan tidak dihargai. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dan ketidakadilan yang menyebabkan toleransi menurun.
Kesimpulannya, racisme adalah salah satu faktor yang dapat merusak toleransi. Racisme dapat menyebabkan ketidakadilan, diskriminasi, pemisahan antar ras, dan rasa tidak aman. Ini dapat membuat orang-orang berpikir bahwa mereka tidak dihargai dan membatasi kesempatan yang dimiliki oleh orang lain. Racisme juga dapat membuat orang-orang membenci orang lain karena ras mereka. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang bertindak secara agresif terhadap orang-orang yang berbeda ras. Dengan demikian, racisme dapat membuat perbedaan-perbedaan antar ras diabaikan, yang merusak toleransi.