Sebutkan Perubahan Teks Proklamasi Yang Diketik Oleh Sayuti Melik

sebutkan perubahan teks proklamasi yang diketik oleh sayuti melik – Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu dokumen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Teks ini diproklamasikan oleh dua tokoh besar, yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Namun, sedikit yang tahu bahwa teks proklamasi ini sebenarnya mengalami beberapa perubahan pada saat diketik oleh Sayuti Melik.

Sayuti Melik adalah seorang seniman dan budayawan yang juga merupakan anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP). Ia dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk mengetik ulang teks proklamasi yang asli, karena teks asli proklamasi yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan agak sulit dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Namun, saat Sayuti Melik mengetik ulang teks proklamasi tersebut, ia melakukan beberapa perubahan kecil. Perubahan pertama terkait dengan penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua.

Perubahan kedua terkait dengan penulisan kata “Atas nama”. Pada teks asli proklamasi, kata “Atas nama” ditulis dengan huruf A dan N yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua.

Perubahan ketiga terkait dengan penulisan kata “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Negara Indonesia” ditulis dengan huruf N dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Sementara itu, perubahan keempat terkait dengan penulisan tanggal proklamasi. Pada teks asli proklamasi, tanggal proklamasi ditulis dengan angka romawi, yaitu “hari tanggal sebelas bulan dua belas tahun lima belas”. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab, yaitu “hari Jum’at tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi”.

Perubahan terakhir adalah penambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan agar kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas.

Meskipun teks proklamasi mengalami beberapa perubahan kecil saat diketik oleh Sayuti Melik, namun makna dan esensi dari teks tersebut tetap sama. Proklamasi kemerdekaan Indonesia tetap diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta, dan menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sayuti Melik juga memiliki peran yang sangat penting. Ia bukan hanya sebagai pengganti Soekarno dalam mengetik ulang teks proklamasi, tetapi juga sebagai salah satu tokoh penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu sumbangannya adalah dengan membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya yang hingga kini masih menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Dalam kesimpulannya, perubahan-perubahan teks proklamasi yang dilakukan oleh Sayuti Melik pada saat mengetik ulang teks tersebut tidak mengubah makna atau esensi dari teks proklamasi. Namun, perubahan tersebut dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Sayuti Melik sendiri juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

Penjelasan: sebutkan perubahan teks proklamasi yang diketik oleh sayuti melik

1. Sayuti Melik mengetik ulang teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang asli yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan.

Pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno dan Hatta merupakan hasil tulisan tangan Soekarno. Namun, teks asli proklamasi yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan cukup sulit dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Oleh karena itu, Sayuti Melik, seorang seniman dan budayawan yang juga merupakan anggota BP KNIP, dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk mengetik ulang teks proklamasi yang asli.

Pada saat mengetik ulang teks proklamasi tersebut, Sayuti Melik melakukan beberapa perubahan kecil. Perubahan pertama adalah pada penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Perubahan ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Selain itu, Sayuti Melik juga melakukan perubahan pada penulisan kata “Atas nama”. Pada teks asli proklamasi, kata “Atas nama” ditulis dengan huruf A dan N yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Perubahan ini juga dilakukan untuk memudahkan pembacaan teks proklamasi.

Perubahan ketiga adalah pada penulisan kata “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Negara Indonesia” ditulis dengan huruf N dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Tujuan dari perubahan ini adalah untuk membuat teks proklamasi lebih mudah dipahami dan dibaca.

Perubahan keempat terkait dengan penulisan tanggal proklamasi. Pada teks asli proklamasi, tanggal proklamasi ditulis dengan angka romawi, yaitu “hari tanggal sebelas bulan dua belas tahun lima belas”. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab, yaitu “hari Jum’at tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi”. Perubahan ini dilakukan agar penulisan tanggal lebih jelas dan mudah dipahami.

Perubahan terakhir yang dilakukan oleh Sayuti Melik adalah penambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan untuk membuat kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas.

Meskipun mengalami beberapa perubahan kecil, makna dan esensi dari teks proklamasi tetap sama dan menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Sayuti Melik sendiri juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

2. Sayuti Melik melakukan beberapa perubahan kecil pada saat mengetik ulang teks proklamasi.

Sayuti Melik merupakan seorang seniman dan budayawan yang juga merupakan anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP). Ia dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk mengetik ulang teks proklamasi yang asli, karena teks asli proklamasi yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan agak sulit dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Sayuti Melik melakukan beberapa perubahan kecil pada saat mengetik ulang teks proklamasi tersebut. Perubahan tersebut dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Meskipun perubahan yang dilakukan Sayuti Melik tergolong kecil, namun hal ini cukup penting untuk memastikan bahwa teks proklamasi dapat disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami.

Perubahan pertama yang dilakukan Sayuti Melik terkait dengan penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Perubahan ini dilakukan agar kata “Bangsa Indonesia” terlihat lebih sederhana dan mudah dibaca.

Perubahan kedua terkait dengan penulisan kata “Atas nama”. Pada teks asli proklamasi, kata “Atas nama” ditulis dengan huruf A dan N yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Perubahan ini dilakukan untuk memudahkan pembaca dalam membaca kata “Atas nama”.

Perubahan ketiga terkait dengan penulisan kata “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Negara Indonesia” ditulis dengan huruf N dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar kata “Negara Indonesia” terlihat lebih sederhana dan mudah dibaca.

Perubahan keempat terkait dengan penulisan tanggal proklamasi. Pada teks asli proklamasi, tanggal proklamasi ditulis dengan angka romawi, yaitu “hari tanggal sebelas bulan dua belas tahun lima belas”. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab, yaitu “hari Jum’at tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi”. Perubahan ini dilakukan agar tanggal proklamasi terlihat lebih jelas dan mudah dipahami.

Perubahan terakhir adalah penambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan agar kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas.

Meskipun perubahan yang dilakukan Sayuti Melik tergolong kecil, namun hal ini cukup penting untuk memastikan bahwa teks proklamasi dapat disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh banyak orang. Sehingga, perubahan-perubahan yang dilakukan Sayuti Melik pada saat mengetik ulang teks proklamasi menjadi hal yang penting dan mengesankan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

3. Perubahan pertama terkait dengan penulisan kata “Bangsa Indonesia” menjadi huruf kecil semua.

Perubahan pertama yang dilakukan oleh Sayuti Melik pada saat mengetik ulang teks proklamasi adalah terkait dengan penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua.

Perubahan ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Dengan mengubah penulisan kata “Bangsa Indonesia” menjadi huruf kecil semua, maka kalimat tersebut terlihat lebih sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Meskipun hanya merupakan perubahan kecil, namun perubahan ini sangat penting karena teks proklamasi merupakan dokumen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Perubahan ini juga menunjukkan bahwa Sayuti Melik sangat memperhatikan tata bahasa dan kaidah penulisan yang baik dan benar sehingga teks proklamasi menjadi lebih mudah dipahami dan berkualitas tinggi.

Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya tata bahasa dan kaidah penulisan yang baik dan benar dalam sebuah dokumen resmi seperti teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perubahan kecil seperti ini dapat memberikan dampak besar dalam memudahkan masyarakat untuk memahami dokumen penting tersebut.

4. Perubahan kedua terkait dengan penulisan kata “Atas nama” menjadi huruf kecil semua.

Perubahan kedua pada teks proklamasi yang dilakukan oleh Sayuti Melik terkait dengan penulisan kata “Atas nama”. Pada teks asli proklamasi yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan, kata “Atas nama” ditulis dengan huruf A dan N yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua.

Perubahan ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Dengan penulisan huruf kecil, kata “Atas nama” menjadi lebih merata dengan kata-kata lain pada teks proklamasi. Hal ini juga membuat teks proklamasi lebih enak dibaca dan tidak terlihat terlalu formal.

Meskipun perubahan ini kecil, namun penting untuk membuat teks proklamasi lebih mudah dipahami oleh banyak orang dan menjadi simbol penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perubahan ini juga menunjukkan kepiawaian Sayuti Melik dalam mengetik ulang teks proklamasi dan memperlihatkan bahwa setiap detail dalam teks proklamasi memiliki arti penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

5. Perubahan ketiga terkait dengan penulisan kata “Negara Indonesia” menjadi huruf kecil semua.

Perubahan ketiga yang dilakukan Sayuti Melik saat mengetik ulang teks proklamasi adalah mengenai penulisan kata “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Negara Indonesia” ditulis dengan huruf N dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua.

Perubahan ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Dengan penulisan huruf kecil, kata “Negara Indonesia” terlihat lebih ringan dan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan kata “Bangsa Indonesia” yang digarisbawahi pada teks asli proklamasi.

Meskipun hanya perubahan kecil, penulisan kata “Negara Indonesia” yang diubah menjadi huruf kecil semua ini menunjukkan betapa pentingnya kejelasan dan kemudahan dalam memahami teks proklamasi. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi dokumen penting dalam sejarah bangsa Indonesia, dan perubahan kecil yang dilakukan Sayuti Melik menjadi salah satu faktor penting dalam memperjelas makna teks proklamasi tersebut.

6. Perubahan keempat terkait dengan penulisan tanggal proklamasi menjadi angka Arab.

Poin keenam dari tema “sebutkan perubahan teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik” mengenai perubahan keempat yang dilakukan oleh Sayuti Melik dalam pengetikan ulang teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perubahan ini terkait dengan penulisan tanggal proklamasi.

Pada teks asli proklamasi yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan, tanggal proklamasi ditulis dengan angka romawi, yaitu “hari tanggal sebelas bulan dua belas tahun lima belas”. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab, yaitu “hari Jum’at tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi”.

Perubahan ini dilakukan oleh Sayuti Melik agar teks proklamasi lebih mudah dipahami dan jelas bagi banyak orang. Penulisan tanggal dengan angka Arab lebih familiar bagi kebanyakan orang Indonesia, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diingat. Selain itu, penulisan tanggal dengan angka Arab juga lebih umum digunakan dalam dokumen resmi.

Perubahan ini tidak mengubah makna dari teks proklamasi, tetapi justru memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap teks proklamasi. Teks proklamasi tetap menyatakan bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan perubahan penulisan tanggal tersebut tidak merubah fakta sejarah tersebut.

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, perubahan ini menjadi salah satu bagian penting dalam memperkuat makna dan arti dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selain itu, perubahan ini juga menunjukkan bahwa Sayuti Melik bukan hanya sekadar mengetik ulang teks proklamasi, tetapi juga menambahkan nilai-nilai yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

7. Perubahan terakhir adalah penambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”.

Pada poin ke-7, perubahan terakhir yang dilakukan oleh Sayuti Melik pada teks proklamasi adalah menambahkan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan agar kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas.

Sebelum perubahan ini dilakukan, kalimat tersebut hanya diakhiri dengan tanda titik, sehingga terkesan kurang formal. Dengan menambahkan tanda baca titik dua (:), kalimat tersebut menjadi lebih terstruktur dan jelas bahwa kalimat tersebut merupakan pernyataan resmi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tanda baca titik dua (:) merupakan salah satu tanda baca yang digunakan untuk menandai awal dari sebuah pernyataan atau pernyataan resmi. Dalam teks proklamasi, penggunaan tanda baca titik dua (:) pada kalimat terakhir tersebut menunjukkan bahwa pernyataan tersebut merupakan pernyataan resmi dan penting.

Perubahan ini mungkin terlihat kecil dan sepele, namun memiliki dampak yang cukup signifikan dalam memberikan kesan formal dan pentingnya pernyataan proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut. Dengan tambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat, teks proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi lebih jelas dan terstruktur sehingga mudah dipahami oleh banyak orang.

Dalam kesimpulannya, perubahan terakhir yang dilakukan oleh Sayuti Melik pada teks proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah menambahkan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan agar kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas sebagai pernyataan resmi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

8. Meskipun mengalami beberapa perubahan kecil, makna dan esensi dari teks proklamasi tetap sama dan menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Perubahan teks proklamasi yang dilakukan oleh Sayuti Melik saat mengetik ulang teks proklamasi asli tidak mengubah makna dan esensi dari teks proklamasi tersebut. Teknik mengetik yang dilakukan oleh Sayuti Melik pada teks proklamasi tersebut bertujuan untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman teks proklamasi oleh masyarakat luas. Meskipun terdapat perubahan pada penulisan beberapa kata dan tanggal proklamasi, namun teks proklamasi yang diketik ulang oleh Sayuti Melik tetap menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Teks proklamasi yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta ini merupakan dokumen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Teks proklamasi ini memuat pernyataan kemerdekaan Indonesia serta menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka dan berdaulat. Selain itu, teks proklamasi ini juga menyatakan bahwa bangsa Indonesia akan melakukan segala usaha untuk mencapai tujuan nasional yang telah ditetapkan.

Dalam proses pengetikan ulang teks proklamasi oleh Sayuti Melik, terdapat beberapa perubahan kecil yang dilakukan. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah pada penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Perubahan lainnya adalah pada penulisan kata “Atas nama” dan “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata-kata tersebut ditulis dengan huruf A, N, dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata-kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Tujuannya adalah untuk membuat teks proklamasi lebih sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Perubahan lainnya adalah pada penulisan tanggal proklamasi. Pada teks asli proklamasi, tanggal proklamasi ditulis dengan menggunakan angka romawi. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas. Selain itu, Sayuti Melik juga menambahkan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia” untuk memberikan kesan formal dan jelas pada teks proklamasi.

Meskipun mengalami beberapa perubahan kecil, namun makna dan esensi dari teks proklamasi tetap sama. Teks proklamasi yang diketik ulang oleh Sayuti Melik tetap menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Sayuti Melik juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

9. Sayuti Melik juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

Sayuti Melik adalah seorang seniman dan budayawan yang dipercaya oleh Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mengetik ulang teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang asli, yang ditulis oleh Soekarno dengan tangan. Saat mengetik ulang teks proklamasi, Sayuti Melik melakukan beberapa perubahan kecil pada teks asli proklamasi.

Perubahan pertama yang dilakukan Sayuti Melik terkait dengan penulisan kata “Bangsa Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Bangsa Indonesia” ditulis dengan huruf B dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Perubahan kedua yang dilakukan Sayuti Melik terkait dengan penulisan kata “Atas nama”. Pada teks asli proklamasi, kata “Atas nama” ditulis dengan huruf A dan N yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi terlihat lebih rapi dan mudah dibaca.

Perubahan ketiga terkait dengan penulisan kata “Negara Indonesia”. Pada teks asli proklamasi, kata “Negara Indonesia” ditulis dengan huruf N dan I yang besar. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan kata tersebut menjadi huruf kecil semua. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dibaca dan dipahami oleh banyak orang.

Perubahan keempat yang dilakukan Sayuti Melik terkait dengan penulisan tanggal proklamasi. Pada teks asli proklamasi, tanggal proklamasi ditulis dengan angka romawi, yaitu “hari tanggal sebelas bulan dua belas tahun lima belas”. Namun, Sayuti Melik mengubah penulisan tanggal tersebut menjadi angka Arab, yaitu “hari Jum’at tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi”. Hal ini dilakukan agar teks proklamasi lebih mudah dipahami dan jelas.

Perubahan terakhir yang dilakukan Sayuti Melik adalah penambahan tanda baca titik dua (:) pada akhir kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia”. Hal ini dilakukan agar kalimat tersebut terlihat lebih formal dan jelas.

Meskipun teks proklamasi mengalami beberapa perubahan kecil oleh Sayuti Melik, namun makna dan esensi dari teks tersebut tetap sama. Proklamasi kemerdekaan Indonesia tetap diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta, dan menjadi awal dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Meskipun begitu, Sayuti Melik juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Ia bukan hanya sebagai pengganti Soekarno dalam mengetik ulang teks proklamasi, tetapi juga sebagai salah satu tokoh penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu sumbangannya adalah dengan membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya yang hingga kini masih menjadi lagu kebangsaan Indonesia.