Sebutkan Perubahan Psikis Yang Dialami Pada Masa Pubertas

sebutkan perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas – Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Masa pubertas dimulai pada usia sekitar 9-14 tahun pada remaja laki-laki dan 8-13 tahun pada remaja perempuan. Selama masa pubertas, tubuh mengalami perubahan fisik yang signifikan. Namun, tidak hanya perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, tetapi juga terjadi perubahan psikis pada remaja. Perubahan psikis ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir remaja.

Perubahan psikis pertama yang dialami pada masa pubertas adalah adanya perubahan emosional. Remaja dapat merasa lebih sensitif terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain. Mereka dapat menjadi lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas. Perubahan emosional ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja. Hormon yang meningkat selama masa pubertas dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja.

Selain perubahan emosional, remaja juga mengalami perubahan kognitif pada masa pubertas. Remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis. Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko dapat belum matang secara penuh. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan remaja untuk melakukan perilaku impulsif dan risiko.

Perubahan sosial juga terjadi pada masa pubertas. Remaja mulai mencari identitas mereka sendiri dan mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri. Remaja juga mulai memperluas lingkaran sosial mereka dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks dengan teman sebaya mereka. Pada saat yang sama, remaja juga mulai merasa tertarik pada lawan jenis dan dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka.

Perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja. Sebagai contoh, perubahan emosional dapat menyebabkan remaja merasa lebih mudah tersinggung atau marah. Hal ini dapat menyebabkan remaja menjadi lebih sulit untuk diatur dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua dan teman sebaya mereka. Perubahan kognitif dapat menyebabkan remaja menjadi lebih mampu untuk berpikir analitis dan logis, tetapi juga dapat menyebabkan mereka melakukan perilaku impulsif dan risiko. Perubahan sosial dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri, tetapi juga dapat memperluas lingkaran sosial mereka dan membantu mereka membangun hubungan interpersonal yang lebih kompleks.

Dalam rangka membantu remaja mengatasi perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas, orang tua dan guru dapat memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dapat memberikan lingkungan yang aman dan mendukung, serta membantu remaja mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Guru dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta memberikan dukungan sosial dan emosional di sekolah. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.

Penjelasan: sebutkan perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas

1. Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa.

1. Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Pada masa ini, terjadi banyak perubahan dan perkembangan yang signifikan pada tubuh dan pikiran remaja. Pada masa pubertas, remaja mengalami perubahan fisik yang sangat cepat dan dramatis. Selain perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan psikis yang signifikan, yang dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir mereka.

Perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi emosi, kognisi, dan sosial remaja. Dalam hal emosi, remaja dapat merasa lebih sensitif terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain. Mereka dapat menjadi lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja. Hormon yang meningkat selama masa pubertas dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja.

Perubahan kognitif juga terjadi pada masa pubertas. Remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis. Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko dapat belum matang secara penuh. Pada saat ini, remaja dapat melakukan perilaku impulsif dan risiko.

Perubahan sosial juga terjadi pada masa pubertas. Remaja mulai mencari identitas mereka sendiri dan mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri. Remaja juga mulai memperluas lingkaran sosial mereka dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks dengan teman sebaya mereka. Pada saat yang sama, remaja juga mulai tertarik pada lawan jenis dan dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka.

Perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja. Sebagai contoh, perubahan emosional dapat menyebabkan remaja merasa lebih mudah tersinggung atau marah. Hal ini dapat menyebabkan remaja menjadi lebih sulit untuk diatur dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua dan teman sebaya mereka. Perubahan kognitif dapat menyebabkan remaja menjadi lebih mampu untuk berpikir analitis dan logis, tetapi juga dapat menyebabkan mereka melakukan perilaku impulsif dan risiko. Perubahan sosial dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri, tetapi juga dapat memperluas lingkaran sosial mereka dan membantu mereka membangun hubungan interpersonal yang lebih kompleks.

2. Selama masa pubertas, tubuh mengalami perubahan fisik yang signifikan.

Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Selama masa pubertas, tubuh mengalami perubahan fisik yang signifikan. Perubahan fisik ini meliputi pertumbuhan rambut di area tertentu, perubahan suara, pertumbuhan payudara pada perempuan dan pertumbuhan testis pada laki-laki. Selain itu, tubuh remaja juga mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang signifikan.

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi perasaan dan emosi remaja. Perubahan fisik tersebut dapat membuat remaja merasa tidak percaya diri atau tidak nyaman dengan tubuh mereka. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan diri dan kesehatan mental remaja. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi remaja selama masa pubertas.

Selain itu, perubahan fisik juga dapat memengaruhi hubungan sosial remaja. Remaja mungkin merasa tertekan atau tidak nyaman dalam berinteraksi dengan teman sebaya mereka yang telah mengalami perubahan fisik yang sama atau berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi pola hubungan sosial mereka dan mungkin menyebabkan isolasi sosial.

Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memahami bahwa perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas normal dan alami. Remaja juga perlu didukung oleh keluarga dan teman sebaya mereka agar dapat mengeksplorasi dan merayakan identitas mereka yang baru. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.

3. Terdapat perubahan psikis pada remaja selama masa pubertas.

Poin ketiga dalam tema “sebutkan perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas” adalah terdapat perubahan psikis pada remaja selama masa pubertas. Ini berarti selain perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan psikis yang signifikan pada masa pubertas.

Perubahan psikis pada masa pubertas dapat terjadi dalam beberapa aspek, antara lain emosi, kognitif, dan sosial. Pada aspek emosi, remaja dapat mengalami perubahan suasana hati yang lebih sering dan intens, seperti mudah marah, sedih, atau cemas. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja. Hormon yang meningkat selama masa pubertas dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja.

Pada aspek kognitif, remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis, serta memahami konsep-konsep yang lebih kompleks seperti moralitas, politik, dan agama. Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko dapat belum matang secara penuh. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan remaja untuk melakukan perilaku impulsif dan risiko.

Pada aspek sosial, remaja mulai mencari identitas mereka sendiri dan mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri. Remaja juga mulai memperluas lingkaran sosial mereka dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks dengan teman sebaya mereka. Pada saat yang sama, remaja juga mulai merasa tertarik pada lawan jenis dan dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka.

Perubahan psikis pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja. Sebagai contoh, perubahan emosional dapat menyebabkan remaja merasa lebih mudah tersinggung atau marah, yang dapat mempengaruhi hubungan sosial mereka. Perubahan kognitif dapat menyebabkan remaja melakukan perilaku impulsif dan risiko, yang juga dapat mempengaruhi perilaku mereka. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan psikis pada masa pubertas memiliki dampak yang signifikan pada remaja, dan perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari lingkungan mereka, seperti orang tua, guru, dan teman.

4. Perubahan emosional terjadi pada remaja pada masa pubertas.

Pada masa pubertas, terjadi perubahan emosional yang signifikan pada remaja. Remaja dapat merasa lebih sensitif terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain. Mereka dapat menjadi lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas. Perubahan emosional ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja. Hormon yang meningkat selama masa pubertas dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja.

Selain itu, remaja juga dapat mengalami perasaan cemas, sedih atau khawatir pada masa pubertas. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada tubuh mereka, seperti perubahan suara pada laki-laki atau pertumbuhan payudara pada perempuan yang dapat membuat remaja merasa tidak nyaman atau malu. Selain itu, perubahan emosi juga dapat disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan sosial remaja, seperti konflik dengan teman sebaya atau tekanan akademik.

Perubahan emosional pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja. Remaja mungkin menjadi lebih sulit untuk diatur dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua dan teman sebaya mereka. Orang tua dan guru dapat membantu remaja mengatasi perubahan emosional pada masa pubertas dengan memberikan dukungan dan pengertian. Remaja dapat diajak berbicara mengenai perasaan mereka dan diberikan cara-cara untuk mengatasi stres dan emosi negatif.

Perubahan emosional yang terjadi pada masa pubertas juga dapat memberikan dampak positif pada remaja. Remaja dapat mengembangkan empati dan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Mereka juga dapat memperkuat hubungan interpersonal mereka dengan teman sebaya dan keluarga.

Dalam kesimpulannya, perubahan emosional yang terjadi pada masa pubertas adalah normal dan dapat mempengaruhi perilaku remaja. Orang tua dan guru dapat membantu remaja mengatasi perubahan emosional dengan memberikan dukungan dan pengertian. Perubahan emosional juga dapat memberikan dampak positif pada remaja, seperti mengembangkan empati dan memperkuat hubungan interpersonal.

5. Hormon yang meningkat selama masa pubertas dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja.

Pada masa pubertas, terjadi perubahan hormonal yang signifikan di dalam tubuh remaja. Hormon seks seperti testosteron dan estrogen mulai diproduksi dan meningkat dalam jumlah besar, sehingga mempengaruhi suasana hati dan emosi remaja. Hormon tersebut akan memengaruhi kelenjar pituitari di otak, yang kemudian menghasilkan hormon yang memicu perubahan fisik dan emosional pada tubuh.

Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan perubahan emosional pada remaja. Remaja dapat merasa lebih sensitif terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain. Mereka dapat menjadi lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas. Perubahan emosional ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja.

Selain itu, peningkatan hormon pada masa pubertas juga dapat memengaruhi suasana hati remaja. Pada beberapa remaja, perubahan hormonal dapat menyebabkan perasaan sedih, kecemasan, dan depresi. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental remaja dan membutuhkan dukungan dan perawatan dari ahli kesehatan mental.

Dalam rangka membantu remaja mengatasi perubahan emosional yang terjadi pada masa pubertas, orang tua dan guru dapat memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta membantu remaja mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Guru dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta memberikan dukungan sosial dan emosional di sekolah. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan emosional yang terjadi pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.

6. Perubahan kognitif juga terjadi pada remaja pada masa pubertas.

Pada poin ke-6, disebutkan bahwa terjadi perubahan kognitif pada remaja selama masa pubertas. Perubahan kognitif ini meliputi kemampuan berpikir dan memproses informasi. Pada masa pubertas, remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis. Namun, meskipun kemampuan berpikir mereka semakin matang, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko belum matang secara penuh.

Peningkatan kemampuan kognitif pada masa pubertas mendorong remaja untuk mulai memikirkan tentang masa depan dan mengembangkan rencana jangka panjang. Namun, kemampuan mereka dalam memproses informasi masih terbatas, sehingga mereka cenderung berpikir secara impulsif dan tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka.

Perubahan kognitif pada masa pubertas juga dapat mempengaruhi cara remaja memandang diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain dan mencari identitas mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri.

Untuk membantu remaja mengatasi perubahan kognitif pada masa pubertas, orang tua dan guru dapat memberikan dukungan dan panduan. Orang tua dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, serta memberikan lingkungan yang aman dan mendukung. Guru dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta memberikan dukungan sosial dan emosional di sekolah. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan kognitif pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.

7. Kemampuan remaja dalam mengambil keputusan dan menilai risiko dapat belum matang secara penuh pada masa pubertas.

Pada masa pubertas, terjadi perubahan kognitif yang signifikan pada remaja. Secara umum, remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak, serta mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis. Namun, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko belum matang secara penuh pada masa pubertas.

Hal ini disebabkan oleh perkembangan otak yang belum sepenuhnya selesai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, otak remaja mengalami perubahan struktural yang signifikan, termasuk peningkatan jumlah dan kepadatan sinapsis. Namun, area otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan penilaian risiko, yaitu korteks prefrontal, belum sepenuhnya matang pada masa pubertas.

Akibatnya, remaja dapat mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat dan menilai risiko dengan benar. Mereka cenderung lebih impulsif dan mudah tergoda untuk melakukan perilaku yang berisiko. Misalnya, remaja dapat melakukan tindakan yang tidak aman seperti mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan dukungan dan bimbingan dalam membantu remaja mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan penilaian risiko yang matang. Pendidik dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta memberikan pengalaman belajar yang memungkinkan remaja untuk mempraktikkan kemampuan pengambilan keputusan dan penilaian risiko yang aman. Orang tua juga dapat membantu remaja dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan memberikan informasi dan dukungan emosional.

8. Perubahan sosial juga terjadi pada masa pubertas.

Poin ke-8 dalam tema “sebutkan perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas” adalah perubahan sosial yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini, remaja mulai memperluas lingkaran sosial mereka dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks dengan teman sebayanya. Selain itu, remaja juga mulai merasa tertarik pada lawan jenis dan dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka.

Remaja pada masa pubertas mulai mengembangkan identitas sosial mereka. Mereka lebih memperhatikan bagaimana orang lain memandang mereka dan mencoba untuk disukai oleh teman-temannya. Remaja juga mulai mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka dengan teman sebayanya. Mereka mulai membentuk kelompok yang lebih kecil dan mulai memiliki teman yang lebih dekat. Selain itu, remaja juga mulai merasa tertarik pada lawan jenis dan mulai mengeksplorasi hubungan romantis.

Perubahan sosial pada masa pubertas dapat memengaruhi perilaku remaja. Remaja dapat menjadi lebih terbuka dan extrovert, tetapi juga dapat menjadi lebih tertutup dan introvert. Pada saat yang sama, remaja dapat mengalami stres sosial dan kecemasan karena tekanan dari teman sebaya dan kelompok sosial mereka. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kesejahteraan mental remaja.

Orang tua dan guru dapat membantu remaja mengatasi perubahan sosial pada masa pubertas dengan memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial dan memberikan dukungan emosional. Guru dapat membantu remaja dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan memberikan dukungan akademik. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan sosial pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.

9. Remaja mulai mencari identitas mereka sendiri pada masa pubertas.

Poin ke-9 dari tema “sebutkan perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas” adalah remaja mulai mencari identitas mereka sendiri pada masa pubertas. Pada masa ini, remaja mulai mempertanyakan siapa mereka dan siapa yang ingin mereka jadi. Mereka mencari tahu apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai. Hal ini dapat membuat remaja merasa cemas atau tidak percaya diri.

Pencarian identitas dapat mempengaruhi perilaku remaja, seperti mengubah gaya berpakaian atau mengekspresikan diri melalui seni atau musik. Remaja juga dapat mencari identitas mereka melalui hubungan sosial mereka, mencari teman yang memiliki minat dan nilai yang sama dengan mereka. Di sisi lain, remaja juga dapat merasa tertekan untuk mencari identitas yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh keluarga atau masyarakat mereka.

Pada masa pubertas, remaja mengalami banyak perubahan, dan mencari identitas mereka sendiri adalah salah satu perubahan yang signifikan secara psikologis. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung remaja dalam pencarian identitas mereka, dengan memberikan ruang bagi remaja untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri dan mendorong mereka untuk menjadi yang terbaik dari diri mereka sendiri.

10. Perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja.

Perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas adalah hal yang wajar terjadi pada remaja, mengingat pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Selama masa pubertas, remaja mengalami perubahan fisik yang signifikan, seperti pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak, perkembangan payudara pada perempuan, dan suara yang mulai berubah pada laki-laki.

Tidak hanya perubahan fisik, terdapat juga perubahan psikis yang dialami oleh remaja pada masa pubertas. Perubahan psikis dapat terlihat dari perubahan emosional yang mereka alami. Remaja cenderung lebih sensitif terhadap perasaan mereka sendiri dan orang lain. Mereka dapat menjadi lebih mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh remaja yang meningkat selama masa pubertas.

Selain perubahan emosional, remaja juga mengalami perubahan kognitif pada masa pubertas. Remaja mulai memikirkan konsep-konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis. Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan menilai risiko dapat belum matang secara penuh. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan remaja untuk melakukan perilaku impulsif dan risiko.

Perubahan sosial juga terjadi pada masa pubertas. Remaja mulai mencari identitas mereka sendiri dan mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri. Remaja juga mulai memperluas lingkaran sosial mereka dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih kompleks dengan teman sebaya mereka. Pada saat yang sama, remaja juga mulai merasa tertarik pada lawan jenis dan dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan mereka.

Perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dapat mempengaruhi perilaku remaja. Perubahan emosional dapat menyebabkan remaja merasa lebih mudah tersinggung atau marah. Hal ini dapat menyebabkan remaja menjadi lebih sulit untuk diatur dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua dan teman sebaya mereka. Perubahan kognitif dapat menyebabkan remaja menjadi lebih mampu untuk berpikir analitis dan logis, tetapi juga dapat menyebabkan mereka melakukan perilaku impulsif dan risiko. Perubahan sosial dapat menyebabkan remaja merasa cemas atau tidak percaya diri, tetapi juga dapat memperluas lingkaran sosial mereka dan membantu mereka membangun hubungan interpersonal yang lebih kompleks.

Dalam rangka membantu remaja mengatasi perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas, orang tua dan guru dapat memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dapat memberikan lingkungan yang aman dan mendukung, serta membantu remaja mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Guru dapat membantu remaja mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta memberikan dukungan sosial dan emosional di sekolah. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengatasi perubahan psikis yang terjadi pada masa pubertas dan berkembang menjadi dewasa yang sehat dan bahagia.