Sebutkan Jenis Pengendalian Sosial Berdasarkan Pengembangannya

sebutkan jenis pengendalian sosial berdasarkan pengembangannya – Pengendalian sosial merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Proses pengendalian sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang bersifat formal maupun informal. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis pengendalian sosial berdasarkan pengembangannya.

1. Pengendalian Sosial Formal

Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Contoh pengendalian sosial formal adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah.

Hukum adalah salah satu bentuk pengendalian sosial formal yang paling umum digunakan. Hukum memuat aturan-aturan yang harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat, dengan sanksi yang diberikan apabila aturan tersebut dilanggar. Contoh sanksi yang diberikan dalam hukum adalah pidana, denda, atau tindakan lain yang diperlukan untuk menghukum pelaku yang telah melanggar aturan.

2. Pengendalian Sosial Informal

Pengendalian sosial informal dilakukan tanpa menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Contoh norma-norma sosial adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum.

Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dan adat istiadat ini memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Contoh budaya dan adat istiadat yang dilakukan dalam masyarakat adalah upacara adat, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.

3. Pengendalian Sosial Individual

Pengendalian sosial individual adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri. Pengendalian sosial individual biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi. Contoh pengendalian sosial individual adalah etika, moral, dan self-control.

Etika dan moral adalah nilai-nilai yang dipegang oleh individu dalam menjalankan hidupnya. Etika dan moral ini berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dianggap benar dan salah oleh seseorang. Contoh etika dan moral yang dilakukan oleh individu adalah tidak berbohong, tidak mencuri, dan tidak berbuat kekerasan.

Self-control adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri dalam berperilaku. Self-control berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi dan tindakan yang dilakukan. Contoh self-control yang dilakukan oleh individu adalah tidak mengambil keputusan terburu-buru, tidak membalas dendam, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Pengendalian sosial memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Pengendalian sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang bersifat formal maupun informal. Jenis-jenis pengendalian sosial yang telah dijelaskan di atas bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Oleh karena itu, pengendalian sosial harus dilakukan secara baik dan benar agar masyarakat dapat hidup dengan aman dan sejahtera.

Penjelasan: sebutkan jenis pengendalian sosial berdasarkan pengembangannya

1. Pengendalian sosial formal dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya.

Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Pengendalian sosial formal biasanya dilakukan untuk mengendalikan perilaku yang dianggap merusak atau membahayakan masyarakat secara umum.

Contoh pengendalian sosial formal yang paling umum adalah hukum. Hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan disahkan oleh lembaga legislatif. Hukum memiliki sanksi atau hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggarnya. Hukum dibuat untuk memastikan bahwa setiap orang di dalam masyarakat mengikuti aturan yang sama dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Selain hukum, pengendalian sosial formal juga dapat dilakukan melalui peraturan dan sanksi yang diberikan oleh lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah. Contohnya adalah peraturan lalu lintas, yang diberlakukan untuk mengendalikan perilaku mengemudi di jalan raya. Peraturan lalu lintas ini dibuat oleh pemerintah dan diberlakukan oleh kepolisian melalui penegakan hukum.

Pengendalian sosial formal juga dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga resmi seperti pengadilan. Pengadilan adalah lembaga yang bertugas untuk menyelesaikan sengketa dan memberikan hukuman kepada pelaku kejahatan. Pengadilan bekerja berdasarkan hukum dan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah juga dapat menggunakan sanksi dalam bentuk denda atau tindakan lainnya untuk mengendalikan perilaku masyarakat. Contohnya adalah sanksi yang diberikan kepada perusahaan yang melanggar peraturan lingkungan hidup. Perusahaan tersebut dapat dikenakan denda atau sanksi lainnya sebagai bentuk pengendalian sosial formal.

Dalam pengendalian sosial formal, peran pemerintah dan lembaga-lembaga resmi lainnya sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Namun, pengendalian sosial formal juga dapat menimbulkan kritik dari masyarakat jika aturan yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Oleh karena itu, pengendalian sosial formal harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan kepentingan masyarakat secara umum.

2. Contoh pengendalian sosial formal adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah.

Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Pengendalian sosial formal ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

Contoh pengendalian sosial formal adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah. Hukum adalah salah satu bentuk pengendalian sosial formal yang paling umum digunakan, dan memuat aturan-aturan yang harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat, dengan sanksi yang diberikan apabila aturan tersebut dilanggar.

Peraturan juga merupakan bagian dari pengendalian sosial formal, dan biasanya digunakan untuk mengatur perilaku di dalam suatu organisasi atau institusi. Contohnya adalah peraturan di tempat kerja atau di sekolah.

Sanksi adalah konsekuensi yang diberikan apabila seseorang melanggar aturan atau norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Sanksi dapat berupa pidana, denda, atau tindakan lain yang diperlukan untuk menghukum pelaku yang telah melanggar aturan.

Dalam pengendalian sosial formal, lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah memegang peran yang sangat penting. Lembaga-lembaga ini memiliki kewenangan untuk menegakkan aturan dan norma yang telah disahkan, dan memberikan sanksi kepada pelaku yang telah melanggar aturan.

Pengendalian sosial formal memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Namun, pengendalian sosial formal juga dapat memiliki kelemahan, seperti birokrasi yang berlebihan atau kurangnya keberpihakan terhadap masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu, pengendalian sosial informal dan individual juga perlu diperhatikan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

3. Pengendalian sosial informal dilakukan tanpa menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya.

Pengendalian sosial informal adalah bentuk pengendalian sosial yang tidak resmi dan tidak menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Pengendalian sosial informal dilakukan oleh kelompok atau masyarakat secara sukarela, dengan tujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan dalam lingkungan sosial tertentu.

Contohnya adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat. Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Contoh norma-norma sosial adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum.

Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dan adat istiadat ini memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Contoh budaya dan adat istiadat yang dilakukan dalam masyarakat adalah upacara adat, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.

Pengendalian sosial informal tidak memiliki sanksi yang jelas seperti dalam pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal memiliki kekuatan yang besar dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat karena didasarkan pada kesepakatan bersama dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat.

4. Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat.

Pengendalian sosial informal dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Kelompok-kelompok ini dapat terbentuk secara spontan atau melalui proses yang panjang. Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan dengan cara yang tidak formal dan tidak resmi, seperti aturan-aturan yang dikembangkan oleh kelompok tertentu atau norma-norma sosial yang tumbuh secara alami di dalam masyarakat.

Contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat. Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Contoh norma-norma sosial adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum.

Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dan adat istiadat ini memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Contoh budaya dan adat istiadat yang dilakukan dalam masyarakat adalah upacara adat, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.

Pengendalian sosial informal juga dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Kelompok-kelompok ini dapat terdiri dari berbagai macam elemen, seperti kelompok suku, kelompok agama, atau kelompok profesi. Kelompok-kelompok ini dapat membuat aturan-aturan atau norma-norma sosial yang membantu menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

Meskipun pengendalian sosial informal dilakukan secara tidak resmi, namun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal juga membantu mengurangi beban pemerintah dalam melakukan pengendalian sosial yang bersifat formal. Oleh karena itu, pengendalian sosial informal harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik agar masyarakat dapat hidup dengan aman dan sejahtera.

5. Contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Pengendalian sosial informal dilakukan tanpa menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Jenis pengendalian sosial ini biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Salah satu contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Contoh norma-norma sosial yang umum ditemukan dalam masyarakat adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum. Norma-norma sosial ini dipegang oleh masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak resmi.

Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dan adat istiadat ini memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Budaya dan adat istiadat ini juga memiliki peran dalam menjaga keberagaman dan keharmonisan dalam masyarakat. Contoh budaya dan adat istiadat yang dilakukan dalam masyarakat adalah upacara adat, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.

Pengendalian sosial informal ini menjadi sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Meskipun tidak memiliki kekuatan hukum, pengendalian sosial informal ini dianggap lebih efektif karena dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Oleh karena itu, norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat harus dijaga dan dilestarikan agar dapat membantu dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

6. Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal.

Poin keenam dalam pembahasan jenis pengendalian sosial berdasarkan pengembangannya adalah norma-norma sosial. Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial diciptakan oleh masyarakat dan dipertahankan oleh masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

Norma-norma sosial biasanya berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Norma-norma sosial ini tidak ditetapkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Contoh dari norma-norma sosial ini adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum.

Norma-norma sosial dapat berbeda-beda di setiap masyarakat atau kelompok masyarakat yang berbeda. Misalnya, di beberapa masyarakat, norma sopan santun dapat dinyatakan dengan cara berbicara yang lembut dan menghindari kata-kata kasar. Namun, di masyarakat lain, norma sopan santun dapat dinyatakan dengan cara bersalaman dan memberi salam pada orang yang ditemui.

Norma-norma sosial juga dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan masyarakat. Sebagai contoh, norma-norma sosial terkait dengan perkawinan di beberapa masyarakat mungkin berbeda dengan norma-norma sosial di masyarakat lain. Dalam masyarakat yang modern, norma-norma sosial mungkin lebih longgar daripada di masyarakat yang lebih tradisional.

Norma-norma sosial dapat diterapkan di berbagai lingkungan, seperti di sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosial lainnya. Norma-norma sosial ini dapat membantu dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam lingkungan tersebut.

Dalam pengendalian sosial, norma-norma sosial dapat digunakan sebagai alat pengendalian sosial informal yang efektif. Norma-norma sosial ini dipertahankan oleh masyarakat dan dipatuhi secara sukarela oleh sebagian besar anggota masyarakat. Jika salah satu anggota masyarakat melanggar norma-norma sosial, maka ia dapat dianggap sebagai orang yang tidak sopan dan diasingkan dari masyarakat.

Dalam kesimpulannya, norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial ini dipertahankan oleh masyarakat dan dipatuhi secara sukarela oleh sebagian besar anggota masyarakat. Norma-norma sosial dapat digunakan sebagai alat pengendalian sosial informal yang efektif dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

7. Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal.

Pengendalian sosial informal dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bentuk pengendalian sosial ini sangat erat kaitannya dengan adat dan tradisi yang berkembang di masyarakat. Budaya dan adat istiadat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat.

Budaya dan adat istiadat di dalam suatu masyarakat dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor geografis, sejarah, dan agama. Misalnya, di Indonesia, budaya dan adat istiadat yang berkembang di setiap daerah berbeda-beda. Ada daerah yang memiliki budaya dan adat istiadat yang sangat kental, seperti Bali, Jawa, dan Sumatera, sementara ada daerah lain yang kurang memiliki budaya dan adat istiadat yang kuat.

Budaya dan adat istiadat ini dapat menjadi bentuk pengendalian sosial yang efektif karena masyarakat di dalamnya memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan budaya dan adat istiadat tersebut. Masyarakat yang menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat cenderung memiliki perilaku yang lebih baik dan patuh terhadap norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat tersebut.

Namun, meskipun budaya dan adat istiadat dapat menjadi bentuk pengendalian sosial yang efektif, namun kadang-kadang juga dapat menjadi penghambat bagi perkembangan masyarakat. Terkadang, budaya dan adat istiadat yang dipertahankan secara konservatif dapat menghambat perubahan dan inovasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penyeimbangan antara mempertahankan budaya dan adat istiadat dengan perkembangan dan inovasi dalam masyarakat.

Dalam konteks yang lebih luas, pengendalian sosial informal melalui budaya dan adat istiadat dapat menjadi sarana untuk memperkuat identitas suatu bangsa atau masyarakat. Dengan menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat, suatu masyarakat dapat memperkuat jati dirinya dan meningkatkan keberagaman budaya yang ada di dalamnya. Hal ini dapat memperkaya kehidupan sosial dan budaya masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang lebih beradab dan berkualitas.

8. Pengendalian sosial individual adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri.

Jenis pengendalian sosial berdasarkan pengembangannya yang kedelapan adalah pengendalian sosial individual. Pengendalian sosial individual adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri untuk mengendalikan perilaku mereka di dalam masyarakat. Bentuk pengendalian sosial ini berdasarkan pada tanggung jawab dan moralitas individu yang tinggi.

Pengendalian sosial individual didasarkan pada nilai-nilai etika dan moral yang dipegang oleh individu. Etika dan moral ini berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dianggap benar dan salah oleh seseorang. Contohnya, individu akan menghindari perilaku yang dianggap tidak baik seperti berbohong, mencuri, dan melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Selain itu, pengendalian sosial individual juga dapat dilakukan melalui self-control. Self-control berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya sendiri dalam berperilaku. Contohnya, individu dapat mengontrol emosinya dan tidak bertindak terburu-buru. Self-control juga dapat membantu individu untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Pengendalian sosial individual sangat penting dalam membangun masyarakat yang baik dan harmonis. Individu yang memiliki kemampuan pengendalian sosial yang baik akan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan membawa contoh yang baik bagi orang lain. Oleh karena itu, pengendalian sosial individual harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan dan pembinaan karakter yang baik.

Dalam kesimpulannya, pengendalian sosial individual adalah bentuk pengendalian sosial yang sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Bentuk pengendalian sosial ini dilakukan oleh individu secara mandiri berdasarkan pada tanggung jawab dan moralitas yang tinggi. Pengendalian sosial individual dapat dilakukan melalui nilai-nilai etika dan moral, serta self-control. Oleh karena itu, pengendalian sosial individual harus ditanamkan sejak dini agar tercipta masyarakat yang baik dan harmonis.

9. Pengendalian sosial individual biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi.

Pengendalian sosial individual adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri. Individu yang melakukan pengendalian sosial individual biasanya memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi. Hal ini karena pengendalian sosial individual dilakukan secara mandiri, tanpa adanya aturan atau norma yang mengatur. Oleh karena itu, individu yang melakukan pengendalian sosial individual harus memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengendalikan perilaku dirinya sendiri.

Contoh pengendalian sosial individual adalah etika, moral, dan self-control. Etika dan moral adalah nilai-nilai yang dipegang oleh individu dalam menjalankan hidupnya. Etika dan moral ini berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dianggap benar dan salah oleh seseorang. Contoh etika dan moral yang dilakukan oleh individu adalah tidak berbohong, tidak mencuri, dan tidak berbuat kekerasan.

Selain itu, self-control juga merupakan bentuk pengendalian sosial individual. Self-control berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi dan tindakan yang dilakukan. Contoh self-control yang dilakukan oleh individu adalah tidak mengambil keputusan terburu-buru, tidak membalas dendam, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Pengendalian sosial individual sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Individu yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengendalian sosial individual akan mampu mengendalikan dirinya sendiri dengan baik. Hal ini akan membantu menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memiliki kemampuan dalam melakukan pengendalian sosial individual.

10. Contoh pengendalian sosial individual adalah etika, moral, dan self-control.

Poin 1. Pengendalian sosial formal dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya.

Pengendalian sosial formal adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Contoh pengendalian sosial formal yang paling umum adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah.

Pengendalian sosial formal ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Aturan dan norma yang disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya ini dianggap sebagai bentuk pengendalian sosial yang paling kuat dan efektif. Karena memiliki sanksi yang jelas dan tegas jika melanggar aturan tersebut.

Poin 2. Contoh pengendalian sosial formal adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah.

Contoh pengendalian sosial formal yang paling umum adalah hukum, peraturan, dan sanksi yang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi seperti kepolisian, pengadilan, dan pemerintah. Hukum memuat aturan-aturan yang harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat, dengan sanksi yang diberikan apabila aturan tersebut dilanggar. Contoh sanksi yang diberikan dalam hukum adalah pidana, denda, atau tindakan lain yang diperlukan untuk menghukum pelaku yang telah melanggar aturan.

Pengendalian sosial formal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Aturan dan norma yang disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya ini dianggap sebagai bentuk pengendalian sosial yang paling kuat dan efektif karena memiliki sanksi yang jelas dan tegas jika melanggar aturan tersebut.

Poin 3. Pengendalian sosial informal dilakukan tanpa menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya.

Pengendalian sosial informal dilakukan tanpa menggunakan aturan dan norma yang telah disahkan oleh pemerintah atau institusi resmi lainnya. Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Pengendalian sosial informal ini seringkali dilakukan dalam bentuk kebiasaan atau aturan yang telah menjadi tradisi di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal ini tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas seperti pada pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal ini dianggap sangat efektif karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

Poin 4. Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat.

Pengendalian sosial informal biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama dalam masyarakat. Kelompok-kelompok ini seringkali memiliki nilai-nilai, norma, dan aturan yang berbeda dengan kelompok lain di dalam masyarakat. Contoh pengendalian sosial informal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ini adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Pengendalian sosial informal ini seringkali dilakukan dalam bentuk kebiasaan atau aturan yang telah menjadi tradisi di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal ini tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas seperti pada pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal ini dianggap sangat efektif karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

Poin 5. Contoh pengendalian sosial informal adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat.

Contoh pengendalian sosial informal yang paling umum adalah norma-norma sosial, budaya, dan adat istiadat. Norma-norma sosial merupakan aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Pengendalian sosial informal ini seringkali dilakukan dalam bentuk kebiasaan atau aturan yang telah menjadi tradisi di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal ini tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas seperti pada pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal ini dianggap sangat efektif karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

Poin 6. Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal.

Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang tercipta di dalam masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial yang tidak formal. Norma-norma sosial berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar dan salah oleh masyarakat. Contoh norma-norma sosial adalah sopan santun, menghormati orang tua, dan tidak merusak fasilitas umum.

Pengendalian sosial informal ini seringkali dilakukan dalam bentuk kebiasaan atau aturan yang telah menjadi tradisi di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal ini tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas seperti pada pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal ini dianggap sangat efektif karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

Poin 7. Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal.

Budaya dan adat istiadat juga merupakan bentuk pengendalian sosial informal. Budaya dan adat istiadat merupakan warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dan adat istiadat ini memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat. Contoh budaya dan adat istiadat yang dilakukan dalam masyarakat adalah upacara adat, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan.

Pengendalian sosial informal ini seringkali dilakukan dalam bentuk kebiasaan atau aturan yang telah menjadi tradisi di dalam masyarakat. Pengendalian sosial informal ini tidak memiliki sanksi yang jelas dan tegas seperti pada pengendalian sosial formal. Namun, pengendalian sosial informal ini dianggap sangat efektif karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.

Poin 8. Pengendalian sosial individual adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri.

Pengendalian sosial individual adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu secara mandiri. Pengendalian sosial individual biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi. Contoh pengendalian sosial individual adalah etika, moral, dan self-control.

Pengendalian sosial individual ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat melalui perilaku individu yang bertanggung jawab dan memiliki moralitas yang tinggi. Individu yang terbiasa melakukan pengendalian sosial individual ini seringkali mempunyai nilai-nilai yang baik dan bertanggung jawab dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Poin 9. Pengendalian sosial individual biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi.

Pengendalian sosial individual biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki tanggung jawab dan moralitas yang tinggi. Individu ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku dan tindakan yang dilakukan agar sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.

Pengendalian sosial individual ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di dalam masyarakat melalui perilaku individu