sebutkan 3 ajaran martin luther – Martin Luther adalah seorang teolog dan reformator agama yang lahir pada tahun 1483 di Eisleben, Jerman. Ia dikenal sebagai tokoh yang memimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16. Luther memiliki tiga ajaran yang sangat penting dalam reformasinya, yaitu sola scriptura, sola fide, dan sola gratia.
Sola scriptura adalah ajaran bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Menurut Luther, gereja Katolik pada saat itu telah mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia. Oleh karena itu, ia mengajarkan bahwa umat Kristen harus kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Luther percaya bahwa setiap orang harus membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Dalam hal ini, ia menekankan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas dalam urusan iman dan praktik keagamaan.
Sola fide adalah ajaran bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Menurut Luther, keimanan yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah kunci utama untuk mendapatkan keselamatan. Ia menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih dengan melakukan perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Bagi Luther, keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus.
Sola gratia adalah ajaran bahwa keselamatan hanya dicapai melalui kasih karunia Tuhan semata. Luther mengajarkan bahwa manusia tidak bisa memperoleh keselamatan dengan usaha dan kebaikan sendiri, melainkan hanya dengan anugerah dan belas kasih Tuhan. Ia menolak ajaran Katolik yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui jasa-jasa gereja. Luther percaya bahwa hanya dengan kasih karunia Tuhan, manusia dapat mendapatkan keselamatan. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk tidak terikat dengan kebiasaan-kebiasaan gereja yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.
Dalam ajaran-ajarannya tersebut, Luther menekankan pentingnya kebebasan dalam beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni. Ia mengajarkan bahwa umat Kristen harus memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan tidak tergantung pada interpretasi gereja. Ajaran-ajaran ini sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini. Melalui ajaran-ajarannya, Martin Luther berhasil mengubah wajah gereja pada zamannya dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan agama Kristen di seluruh dunia.
Rangkuman:
Penjelasan: sebutkan 3 ajaran martin luther
1. Ajaran pertama Martin Luther adalah sola scriptura, yang mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama.
Ajaran pertama Martin Luther adalah sola scriptura, yang mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Luther percaya bahwa gereja Katolik pada saat itu telah mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia. Oleh karena itu, ia mengajarkan bahwa umat Kristen harus kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Dalam hal ini, ia menekankan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas dalam urusan iman dan praktik keagamaan. Dengan demikian, ajaran sola scriptura Luther menekankan pentingnya kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni dan menolak pemahaman agama yang tercemar oleh tradisi-tradisi manusia.
Ketika Luther menolak otoritas gereja dalam interpretasi Alkitab, ia juga membuka jalan bagi interpretasi pribadi yang beragam dan seringkali bertentangan satu sama lain. Namun, ajaran sola scriptura tetap menjadi prinsip penting dalam gereja Protestan dan mendorong orang untuk membaca dan memahami Alkitab dengan lebih mendalam. Ajaran ini juga menjadi dasar bagi pengembangan teologi Protestan yang lebih bebas dan lebih terbuka terhadap perubahan zaman.
Dalam sumbangan teologisnya, Luther memperjuangkan kebebasan beragama dan kembali kepada ajaran Alkitab. Dalam ajaran sola scriptura, ia menegaskan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama dan bahwa umat Kristen harus kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Ajaran ini menjadi dasar bagi gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan tetap relevan hingga saat ini.
2. Ajaran kedua Martin Luther adalah sola fide, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata.
Ajaran kedua Martin Luther adalah sola fide, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Luther memandang bahwa keselamatan tidak dapat dicapai melalui perbuatan baik atau jasa gereja, melainkan hanya melalui iman pada Yesus Kristus. Menurut Luther, manusia hanya bisa diselamatkan melalui iman semata karena keselamatan itu merupakan anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma.
Luther mengkritik keras praktik gereja Katolik pada saat itu yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui perbuatan baik dan sakramen-sakramen gereja. Ia menekankan bahwa keselamatan adalah hasil dari iman yang diberikan oleh Tuhan, bukan hasil dari usaha manusia. Ia juga percaya bahwa keselamatan hanya bisa ditemukan melalui iman pada Yesus Kristus, bukan melalui jasa-jasa gereja atau upaya manusia.
Dalam pandangan Luther, iman adalah kunci utama untuk mendapatkan keselamatan. Iman yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah hal yang sangat penting bagi seorang Kristen. Menurutnya, orang yang memiliki iman yang tulus akan mendapatkan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan sebagai anugerah.
Ajaran sola fide juga mengajarkan bahwa seorang Kristen tidak perlu merasa cemas atau takut terhadap dosa, karena keselamatan sudah diberikan oleh Tuhan melalui iman pada Yesus Kristus. Hal ini membebaskan manusia dari rasa takut dan kekhawatiran karena mereka yakin bahwa keselamatan hanya bisa ditemukan melalui iman yang tulus dan sungguh-sungguh pada Tuhan.
Dalam hal ini, Luther memberikan pandangan baru dalam ajaran agama Kristen yang sebelumnya lebih mengutamakan perbuatan baik dan jasa gereja dalam mencapai keselamatan. Ajaran sola fide Luther menekankan pentingnya iman dan anugerah Tuhan dalam keselamatan manusia, dan membebaskan umat Kristen dari rasa takut dan kekhawatiran yang selama ini mereka rasakan.
3. Ajaran ketiga Martin Luther adalah sola gratia, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui kasih karunia Tuhan semata.
Ajaran kedua Martin Luther adalah sola fide, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Luther menolak ajaran Katolik pada saat itu yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Bagi Luther, keselamatan hanya dapat dicapai melalui iman yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus Kristus.
Menurut Luther, iman adalah kunci utama untuk mendapatkan keselamatan. Ia percaya bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia atau perbuatan baik, melainkan hanya anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, ia mengajarkan bahwa umat Kristen harus mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus.
Ajaran sola fide sangat berbeda dengan ajaran Katolik pada saat itu yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau jasa-jasa gereja. Luther menekankan bahwa keselamatan hanya dapat diraih melalui iman semata, tanpa harus melalui upaya manusia atau perbuatan baik. Ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus, tanpa harus terikat pada interpretasi gereja atau tradisi-tradisi manusia.
Ajaran sola fide masih menjadi ajaran penting dalam agama Kristen hingga saat ini. Melalui ajaran ini, Luther berhasil mengubah pandangan banyak orang tentang keselamatan dan memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus. Ajaran sola fide juga mencerminkan pentingnya kepercayaan dan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam kehidupan beragama.
4. Luther percaya bahwa gereja Katolik pada saat itu mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia.
Martin Luther percaya bahwa gereja Katolik pada saat itu telah mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab. Menurutnya, gereja lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia daripada ajaran-ajaran Alkitab yang murni. Luther mengkritik keras praktik-praktik gereja yang dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Alkitab, seperti penjualan indulgensi dan penggunaan bahasa Latin dalam ibadah, sehingga umat Kristen tidak dapat memahami makna sebenarnya dari ajaran-ajaran gereja.
Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Ia menekankan pentingnya Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Luther juga menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Baginya, keselamatan hanya dapat dicapai melalui iman semata.
Luther juga mengkritik sistem hierarki gereja yang ada pada saat itu. Ia menolak kekuasaan paus sebagai satu-satunya pemimpin gereja dan memperjuangkan prinsip-pinsip demokrasi dalam organisasi gereja. Hal ini menyebabkan gereja Katolik menganggap Luther sebagai seorang pengacau dan memberlakukan hukuman ekskomunikasi terhadapnya.
Ajaran-ajaran Luther tentang kebebasan beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16. Ia berhasil mengubah wajah gereja pada zamannya dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan agama Kristen di seluruh dunia.
5. Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja.
Ajaran pertama Martin Luther adalah sola scriptura, yang mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Ajaran kedua adalah sola fide, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Ajaran ketiga adalah sola gratia, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui kasih karunia Tuhan semata.
Pada poin kelima, Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Ia percaya bahwa Alkitab harus menjadi sumber kebenaran dan otoritas dalam kehidupan beragama, bukan tradisi gereja atau interpretasi pemimpin gereja. Hal ini juga berarti bahwa setiap orang harus memiliki hak untuk memahami dan menafsirkan Alkitab sesuai dengan pemahamannya masing-masing.
Luther sangat menentang adanya monopoli interpretasi Alkitab oleh gereja atau pemimpin gereja. Ia percaya bahwa setiap orang harus memiliki akses ke Alkitab dan bebas untuk mempelajarinya, mengerti, dan menafsirkan pesan-pesan di dalamnya. Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam beragama dan bahwa setiap orang harus memiliki hak untuk mengambil keputusan sendiri dalam keyakinannya tanpa harus terikat pada apa yang dikatakan oleh pemimpin gereja.
Dalam pandangan Luther, kebebasan membaca dan memahami Alkitab merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperjuangkan. Kebebasan ini juga berlaku untuk umat Kristen yang sebelumnya terbatas dalam hak-haknya dalam beragama oleh gereja Katolik pada saat itu. Ia percaya bahwa ketika seseorang memahami Alkitab dengan benar, maka ia akan menemukan jalan yang benar dalam hidupnya dan mendapatkan keselamatan yang sesuai dengan kepercayaannya.
Dalam hal ini, Luther mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas dalam urusan iman dan praktik keagamaan. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Hal ini mengubah wajah gereja pada zamannya dan menjadi dasar dari gerakan reformasi gereja yang dipimpin oleh Luther.
6. Luther menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih dengan melakukan perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja.
Ajaran kedua Martin Luther adalah sola fide, yang mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Luther menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih dengan melakukan perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Bagi Luther, keselamatan hanya dicapai melalui iman yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Ia menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
Luther menekankan bahwa keimanan yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah kunci utama untuk mendapatkan keselamatan. Ia percaya bahwa keimanan yang tulus dan sungguh-sungguh tidak dapat dibeli dengan perbuatan baik, karena keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada mereka yang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai juru selamat mereka. Oleh karena itu, Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus.
Luther juga menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih melalui sakramen-sakramen gereja, seperti sakramen pengakuan dosa atau ekaristi. Menurut Luther, sakramen-sakramen gereja hanya merupakan simbol dan peringatan atas keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan melalui iman. Ia menekankan bahwa sakramen-sakramen tersebut tidak dapat memberikan keselamatan kepada umat Kristen, melainkan hanya merupakan tanda dari keselamatan yang telah diterima melalui iman semata.
Dalam ajaran sola fide, Luther menekankan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Ia percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk tidak terikat dengan ajaran-ajaran Katolik yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Ajaran ini sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini.
7. Luther menekankan pentingnya kebebasan dalam beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni.
Ajaran ketujuh dari Martin Luther adalah bahwa ia menekankan pentingnya kebebasan dalam beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni. Luther berpendapat bahwa gereja Katolik saat itu telah jauh terlepas dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristiani untuk membaca, memahami, dan mengikuti ajaran-ajaran Alkitab yang murni.
Luther percaya bahwa umat Kristen harus memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan tidak tergantung pada interpretasi gereja. Dalam pandangannya, Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama, dan setiap orang harus dapat membaca dan memahami kitab suci dengan sendirinya. Ia menolak pandangan Katolik bahwa gereja adalah satu-satunya otoritas dalam urusan iman dan praktik keagamaan, dan memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk tidak terikat dengan kebiasaan-kebiasaan gereja yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.
Luther juga menekankan bahwa kebebasan beragama harus dipertahankan dengan cara yang damai dan tidak kekerasan. Ia menyerukan agar umat Kristen dapat bebas memilih agama dan keyakinan mereka tanpa takut akan penganiayaan atau tekanan dari pihak lain. Ia mengajarkan bahwa kebebasan beragama adalah hak yang harus dihormati dan dipertahankan, dan bahwa setiap orang harus memiliki hak untuk memilih agamanya sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain.
Melalui ajaran-ajarannya tentang kebebasan beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni, Martin Luther berhasil memperjuangkan kebebasan spiritual umat Kristen dan membawa perubahan besar dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16. Pandangan-pandangannya tentang kebebasan beragama dan interpretasi Alkitab yang bebas telah mempengaruhi pemikiran agama Kristen hingga saat ini.
8. Ajaran-ajaran Luther sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini.
Ajaran-ajaran Martin Luther, yang meliputi sola scriptura, sola fide, dan sola gratia, sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini.
Sola scriptura, ajaran pertama Luther, mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Luther percaya bahwa gereja Katolik pada saat itu telah mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja. Hal ini memungkinkan umat Kristen untuk memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan mempraktikkan ajaran Alkitab yang murni.
Sola fide, ajaran kedua Luther, mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Luther menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Bagi Luther, keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Dalam hal ini, Luther memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk tidak terikat dengan kebiasaan-kebiasaan gereja yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Konsep ini memungkinkan umat Kristen untuk mengalami kebebasan dalam beragama dan memperoleh keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus.
Sola gratia, ajaran ketiga Luther, mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui kasih karunia Tuhan semata. Luther mengajarkan bahwa manusia tidak bisa memperoleh keselamatan dengan usaha dan kebaikan sendiri, melainkan hanya dengan anugerah dan belas kasih Tuhan. Oleh karena itu, ia menolak ajaran Katolik yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui jasa-jasa gereja. Konsep ini memungkinkan umat Kristen untuk memahami bahwa keselamatan adalah suatu anugerah dari Tuhan dan bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan usaha manusia.
Dalam keseluruhan ajaran-ajarannya, Luther menekankan pentingnya kebebasan dalam beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni. Ajaran-ajaran ini sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini. Sebagai seorang reformator agama, Martin Luther berhasil mengubah wajah gereja pada zamannya dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan agama Kristen di seluruh dunia.
9. Luther berhasil mengubah wajah gereja pada zamannya dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan agama Kristen di seluruh dunia.
Martin Luther, seorang teolog dan reformator agama, memiliki tiga ajaran penting dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16. Ajaran-ajaran tersebut adalah sola scriptura, sola fide, dan sola gratia.
Sola scriptura mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas dalam kehidupan beragama. Luther percaya bahwa gereja Katolik pada saat itu telah mengalami penyimpangan dari ajaran-ajaran Alkitab dan lebih mementingkan tradisi-tradisi manusia. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab dengan sendirinya, tanpa harus melalui interpretasi gereja.
Sola fide mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui iman semata. Luther menolak ajaran Katolik bahwa keselamatan dapat diraih dengan melakukan perbuatan baik atau melalui sakramen-sakramen gereja. Bagi Luther, keselamatan adalah anugerah Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, ia memperjuangkan kebebasan umat Kristen untuk mempercayai dan mengakui keselamatan hanya melalui iman pada Yesus Kristus.
Sola gratia mengajarkan bahwa keselamatan hanya dicapai melalui kasih karunia Tuhan semata. Luther percaya bahwa manusia tidak bisa memperoleh keselamatan dengan usaha dan kebaikan sendiri, melainkan hanya dengan anugerah dan belas kasih Tuhan. Oleh karena itu, ia menolak ajaran Katolik yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diraih melalui perbuatan baik atau melalui jasa-jasa gereja.
Ajaran-ajaran Luther sangat berpengaruh dalam gerakan reformasi gereja pada abad ke-16 dan masih relevan hingga saat ini. Luther menekankan pentingnya kebebasan dalam beragama dan kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab yang murni. Melalui ajaran-ajarannya, ia berhasil mengubah wajah gereja pada zamannya dan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan agama Kristen di seluruh dunia. Dalam hal ini, Luther berhasil melahirkan gerakan Protestan yang sekarang menjadi salah satu denominasi Kristen terbesar di dunia.
Dalam menjalankan ajaran-ajarannya, Luther juga kerap dihadapkan pada konflik dengan gereja Katolik pada saat itu. Namun, Luther tidak gentar dan tetap memperjuangkan kebenaran ajarannya tanpa mengorbankan kebebasan umat Kristen dalam beragama. Oleh karena itu, Luther dianggap sebagai tokoh yang sangat berani dan berpengaruh dalam sejarah gereja.