mengapa bm diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi –
BM Diah adalah seorang penggiat budaya yang sangat antusias. Ia tahu bahwa pembacaan teks Proklamasi adalah salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia. Ia berharap dapat menyaksikan langsung kejadian tersebut di Istana Negara. Namun, ia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi.
Hal ini disebabkan karena BM Diah sedang berada di daerah terpencil di utara Sumatera. Sebelum kejadian tersebut, ia telah menetap di daerah tersebut selama lebih dari setahun. Selama itu ia telah melakukan berbagai kegiatan budaya. Ia telah mengunjungi berbagai tempat untuk mengumpulkan informasi, berbagi pengalaman, dan mempromosikan budaya daerahnya. Ia juga telah banyak mengajar kepada anak-anak di daerah tersebut tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Pada saat pembacaan teks Proklamasi, BM Diah sedang mengajar di salah satu desa di daerah tersebut. Ia tidak bisa meninggalkan desa tersebut karena ia belum selesai mengajar. Ia juga tidak bisa meninggalkan desa tersebut karena ia tidak ingin meninggalkan para siswanya yang masih belajar tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Selain itu, BM Diah juga menghadapi kesulitan transportasi. Pada saat itu, sarana transportasi di daerah tersebut sangat terbatas. Tidak ada kendaraan umum yang tersedia, sehingga ia harus menggunakan sepeda untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu, ia tidak bisa sampai ke Istana Negara untuk menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi.
Walaupun BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, ia tetap merasa bangga dan bersyukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Ia juga merasa bangga atas semua pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia merasa bahwa ia telah menyumbangkan sebagian kecil dari pengorbanan para pahlawan tersebut dengan mengajarkan sejarah dan budaya Indonesia di daerah terpencil di utara Sumatera.
BM Diah telah berkontribusi untuk memperkaya budaya dan sejarah Indonesia. Ia telah menjadikan pembacaan teks Proklamasi sebagai inspirasi untuk terus mencintai dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia juga berharap agar generasi muda Indonesia tidak melupakan pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: mengapa bm diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi
– BM Diah adalah seorang penggiat budaya yang antusias.
BM Diah adalah seorang penggiat budaya yang antusias. Dia selalu bersemangat untuk menikmati setiap momen budaya dan seni di Indonesia. Namun, dia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan.
Pertama, BM Diah berada di luar negeri saat pembacaan teks proklamasi berlangsung. Pada saat itu, BM Diah sedang berada di Amerika Serikat untuk menghadiri sebuah seminar seni di sana. Karena keterbatasan waktu, BM Diah tidak dapat menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung.
Kedua, BM Diah tidak memiliki akses internet yang cukup baik. Pada saat itu, akses internet belum begitu berkembang di Amerika Serikat. Hal ini berarti BM Diah tidak dapat mengakses televisi atau radio untuk menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung.
Ketiga, BM Diah tidak memiliki akses untuk menonton video dari pembacaan teks proklamasi. Pada saat itu, teknologi video baru saja muncul dan belum banyak orang yang menggunakannya. Hal ini berarti BM Diah tidak dapat menonton video dari pembacaan teks proklamasi secara langsung.
Keempat, BM Diah tidak memiliki orang yang dapat mengirimkan informasi tentang pembacaan teks proklamasi. Pada saat itu, BM Diah tidak memiliki kerabat di Indonesia yang dapat memberinya informasi tentang pembacaan teks proklamasi. Hal ini berarti BM Diah tidak dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di Indonesia.
Kelima, BM Diah tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung. Pada saat itu, BM Diah tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang di Indonesia yang menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung. Hal ini berarti BM Diah tidak dapat mendapatkan informasi yang akurat tentang pembacaan teks proklamasi.
Karena alasan-alasan di atas, BM Diah tidak dapat menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung. Meskipun BM Diah bersemangat untuk menikmati setiap momen budaya dan seni di Indonesia, keterbatasan waktu dan akses informasi yang dimilikinya membuatnya tidak dapat menyaksikan pembacaan teks proklamasi secara langsung.
– Ia telah menetap di daerah utara Sumatera selama lebih dari setahun.
Mengapa BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi? Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ia telah menetap di daerah utara Sumatera selama lebih dari satu tahun.
Sebelum peristiwa pembacaan teks Proklamasi, BM Diah menetap di daerah utara Sumatera sejak tahun 1945. Pada saat itu, Perang Pasifik yang melibatkan Jepang dan Sekutu sedang berlangsung. Sejak saat itu, BM Diah telah menetap di daerah utara Sumatera dan terlibat dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran nasional di kalangan masyarakat. Ia juga terlibat dalam berbagai aktivitas politik yang berkaitan dengan pembebasan Indonesia dari Jepang.
Ketika pembacaan teks Proklamasi berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945, BM Diah berada di daerah utara Sumatera. Karena jarak yang jauh, ia tidak mampu sampai ke Jakarta pada waktu itu. Jadi, ia tidak bisa menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi. Namun, ia bersama dengan banyak orang lain di daerah utara Sumatera berjuang untuk mencapai tujuan yang sama seperti yang diusung oleh para pahlawan proklamasi, yaitu pembebasan Indonesia.
BM Diah akhirnya kembali ke Jakarta pada bulan September 1945. Ia menyaksikan langsung banyak kegiatan yang terjadi di Jakarta sejak saat itu, termasuk pertemuan antara para pahlawan proklamasi dan berbagai kegiatan pembebasan. Ia juga menjadi salah satu anggota dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang didirikan pada bulan Oktober 1945.
Kesimpulannya, BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi karena ia telah menetap di daerah utara Sumatera selama lebih dari setahun. Ia berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan politik yang berkaitan dengan pembebasan Indonesia dan berjuang untuk mencapai tujuan yang sama seperti yang diusung oleh para pahlawan proklamasi. Ia kemudian kembali ke Jakarta pada bulan September 1945 dan menjadi salah satu anggota dari KNIP.
– Ia telah melakukan berbagai kegiatan budaya seperti mengumpulkan informasi, berbagi pengalaman, dan mempromosikan budaya daerahnya.
Mengapa BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung Pembacaan Teks Proklamasi? Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai kegiatan budaya yang telah ia lakukan. BM Diah adalah seorang tokoh budaya yang telah berdedikasi untuk mempromosikan budaya daerahnya. Ia telah melakukan berbagai kegiatan budaya seperti mengumpulkan informasi, berbagi pengalaman, dan mempromosikan budaya daerahnya.
Dia juga telah melakukan berbagai penelitian mengenai budaya daerahnya, meskipun dia tidak pernah berada di sana pada saat itu. Dia telah mengunjungi berbagai tempat yang terkenal dengan budayanya. Dia juga telah mengunjungi berbagai komunitas lokal untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang budaya daerahnya.
BM Diah juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk mempromosikan budaya daerahnya. Hal ini termasuk menyebarkan informasi tentang budaya daerahnya melalui media sosial, membangun keanggotaan di komunitas budaya, dan mengadakan berbagai acara untuk mempromosikan budaya daerahnya.
Hal ini menyebabkan BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung Pembacaan Teks Proklamasi. Dia terlalu sibuk melakukan kegiatan budaya yang telah ia lakukan. Dia telah berada di berbagai tempat untuk mendapatkan informasi, mempromosikan budaya daerahnya, dan berbagi pengalaman.
Karena ia terlalu sibuk melakukan berbagai kegiatan budaya, BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung Pembacaan Teks Proklamasi. Hal ini menunjukkan bahwa ia telah menggunakan waktunya dengan bijak untuk mempromosikan budaya daerahnya dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
– Ia juga telah banyak mengajar kepada anak-anak di daerah tersebut tentang sejarah dan budaya Indonesia.
BM Diah adalah salah satu penyumbang penting untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah salah satu dari sekian banyak tokoh yang telah berjuang untuk berdiri tegak dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Namun, ia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi. Hal ini dikarenakan ia telah banyak mengajar kepada anak-anak di daerah tersebut tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Pada saat itu, teks proklamasi di baca di kota Yogyakarta. Namun, BM Diah tidak bisa hadir karena pada saat itu ia sedang memberikan bimbingan kepada anak-anak di daerah tersebut tentang sejarah dan budaya Indonesia. Ia menyadari bahwa anak-anak yang ada di daerah itu membutuhkan pengetahuan tentang sejarah Indonesia yang sebenarnya sehingga mereka dapat memahami proses yang terjadi.
BM Diah telah membuat upaya yang tak ternilai harganya dalam menyebarkan pengetahuan tentang sejarah dan budaya Indonesia kepada anak-anak di daerah tersebut. Ia tahu bahwa pengetahuan tentang sejarah dan budaya Indonesia sangat penting untuk menumbuhkan semangat kemerdekaan di antara anak-anak di daerah tersebut.
Selain itu, BM Diah juga berusaha untuk menumbuhkan semangat kemerdekaan di antara anak-anak di daerah tersebut dengan menceritakan kisah-kisah tentang para pejuang kemerdekaan, termasuk para tokoh yang berjuang untuk berdiri tegak dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Dengan cara ini, anak-anak di daerah tersebut dapat mengerti dan menghargai proses yang terjadi.
Dengan demikian, BM Diah mengambil keputusan yang tepat dengan tidak menghadiri pembacaan teks proklamasi. Ia lebih memilih untuk menyebarkan pengetahuan tentang sejarah dan budaya Indonesia kepada anak-anak di daerah tersebut agar mereka dapat memahami proses yang terjadi. Dengan cara ini, anak-anak di daerah tersebut dapat menumbuhkan semangat kemerdekaan yang lebih baik.
– Pada saat pembacaan teks Proklamasi, BM Diah sedang mengajar di salah satu desa di daerah tersebut.
BM Diah adalah salah satu tokoh yang berada di balik pembacaan teks Proklamasi. BM Diah adalah seorang guru yang mengajar di salah satu desa di daerah tersebut, sehingga pada saat pembacaan teks Proklamasi, ia tidak sempat hadir.
Pembacaan teks Proklamasi merupakan sebuah peristiwa penting yang memiliki makna yang sangat luas bagi bangsa Indonesia. Teks Proklamasi merupakan sebuah pernyataan yang menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia secara resmi. Teks Proklamasi ini dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 di depan Istana Merdeka.
Pada saat pembacaan teks Proklamasi tersebut, BM Diah sedang mengajar di salah satu desa di daerah tersebut. Ia merupakan seorang guru yang sangat berdedikasi dan rela untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak desa tersebut. Sehingga, ia tidak sempat hadir pada saat pembacaan teks Proklamasi.
Walaupun ia tidak sempat hadir, namun ia tetap merasa gembira dengan pembacaan teks Proklamasi. Ia juga bersyukur karena bisa ikut menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena, meskipun ia tidak sempat hadir saat pembacaan teks Proklamasi, namun ia tetap ikut menginspirasi terbentuknya bangsa Indonesia yang merdeka.
BM Diah merupakan tokoh yang berjasa dan sangat berdedikasi dalam memberikan pendidikan di salah satu desa di daerah tersebut. Walaupun ia tidak sempat hadir pada saat pembacaan teks Proklamasi, namun ia tetap merasa gembira dengan kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah dicapai. Ia juga berharap bangsa Indonesia akan lebih maju dan berkembang dengan baik di masa mendatang.
– Ia tidak bisa meninggalkan desa tersebut karena ia belum selesai mengajar dan karena ia tidak ingin meninggalkan para siswanya yang masih belajar tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Mengapa Bapak M. Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi? Bapak M. Diah adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam proses penyusunan teks Proklamasi. Ia adalah seorang guru di sebuah desa di Jawa Barat yang ditugaskan untuk mempersiapkan dan membantu penyusunan teks Proklamasi.
Namun, ia tidak dapat menghadiri langsung pembacaan teks Proklamasi. Hal ini disebabkan karena ia tidak bisa meninggalkan desa tersebut karena ia belum selesai mengajar dan karena ia tidak ingin meninggalkan para siswanya yang masih belajar tentang sejarah dan budaya Indonesia. Ia mengingat pentingnya kesadaran akan sejarah dan budaya bagi generasi muda Indonesia.
Bapak M. Diah mengetahui bahwa proklamasi merupakan tonggak penting dalam sejarah Republik Indonesia. Ia memutuskan untuk tetap tinggal di desanya dan melanjutkan tugas mengajar sambil mengikuti perkembangan teks Proklamasi lewat surat kabar dan berita radio.
Bapak M. Diah berusaha untuk membuat para siswanya lebih paham tentang pentingnya sejarah dan budaya Indonesia. Ia mengajarkan para siswa tentang perjuangan para pahlawan, sejarah kemerdekaan, dan tentang teks Proklamasi. Ia juga mengajarkan mereka tentang arti penting dari kemerdekaan dan bagaimana menghargai dan menghormati hari kemerdekaan.
Meskipun Bapak M. Diah tidak dapat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, ia tetap mengajarkan para siswanya tentang kemerdekaan Indonesia dan arti penting dari teks Proklamasi. Ia berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan sejarah dan budaya Indonesia di antara para siswa agar generasi muda memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Indonesia.
Dengan demikian, Bapak M. Diah tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru dengan baik dan berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan budaya Indonesia di kalangan para siswa. Ia ingin para siswa memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sebelumnya.
– Ia juga menghadapi kesulitan transportasi karena tidak ada kendaraan umum yang tersedia di daerah tersebut.
BM Diah adalah salah satu orang yang berada di daerah yang berjarak jauh dari tempat pembacaan teks proklamasi. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa ia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi. Ia juga menghadapi kesulitan transportasi karena tidak ada kendaraan umum yang tersedia di daerah tersebut.
Kesulitan transportasi yang dihadapi BM Diah dikarenakan pada saat itu, belum tersedia transportasi umum yang dapat mengantarkannya ke tempat pembacaan teks proklamasi. Pada waktu itu, jalan-jalan di Indonesia masih belum berkembang secara signifikan. Pengembangan jalan belum menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia, termasuk daerah di mana BM Diah tinggal. Ia tidak memiliki kendaraan sendiri untuk bisa sampai ke tempat pembacaan teks proklamasi.
Kesulitan transportasi yang dihadapi oleh BM Diah juga disebabkan oleh jarak yang jauh antara tempat tinggalnya dengan tempat pembacaan teks proklamasi. Pada saat itu, terdapat banyak daerah di Indonesia yang masih berada dalam kondisi yang tidak dijangkau oleh transportasi umum. Bahkan, jika ada transportasi umum yang tersedia, mereka belum tentu tepat waktu. Jalan-jalan masih belum dikembangkan secara signifikan, sehingga jarak antara daerah-daerah masih cukup jauh.
Kesulitan transportasi yang dihadapi oleh BM Diah juga disebabkan karena adanya kekurangan sumber daya yang tersedia pada saat itu. Pada saat itu, sumber daya yang tersedia di Indonesia belum terdistribusi secara merata. Transportasi umum masih belum tersedia di semua daerah, sehingga masih ada daerah yang belum terjangkau oleh jenis transportasi tersebut. Hal ini menyebabkan BM Diah tidak bisa menemukan transportasi yang dapat membawanya ke tempat pembacaan teks proklamasi.
Kesulitan transportasi ini juga disebabkan oleh masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat pada saat itu. Pada saat itu, masyarakat belum memiliki cukup uang untuk membeli tiket transportasi umum. Selain itu, orang-orang juga belum memiliki kendaraan pribadi untuk dapat mencapai tempat pembacaan teks proklamasi.
Karena kesulitan transportasi yang dihadapi BM Diah, ia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi. Ia juga menghadapi kesulitan transportasi karena tidak ada kendaraan umum yang tersedia di daerah tersebut. Kondisi ini disebabkan oleh jarak yang jauh antara tempat tinggalnya dengan tempat pembacaan teks proklamasi, kekurangan sumber daya yang tersedia pada saat itu, dan masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat pada saat itu.
– Walaupun BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, ia tetap merasa bangga dan bersyukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, BM Diah yang merupakan salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Meskipun ia tidak menyaksikan langsung, ia tetap merasa bangga dan bersyukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.
BM Diah adalah salah satu tokoh yang berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Ia bersama para pemuda dan pemudi lainnya berusaha mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam perjuangan memerdekakan Indonesia. Walaupun tidak sempat hadir saat pembacaan teks Proklamasi, ia tetap memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
BM Diah sangat menyadari pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan adalah suatu kebebasan bagi suatu bangsa untuk mandiri dari cengkraman pihak asing. Kemerdekaan berarti menjadi bangsa yang independen dan mampu menjalankan pemerintahan yang berdasarkan atas ketauhidan dan keadilan.
Walaupun BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, ia tetap merasa bangga dan bersyukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Ia tahu bahwa kemerdekaan bukanlah sebuah keniscayaan yang bisa dicapai dengan mudah. Ia sadar bahwa perjuangan selama ini yang dilakukan oleh para pejuang membuahkan hasil yang luar biasa.
BM Diah juga menyadari betapa beratnya perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hingga akhirnya kemerdekaan dapat diraih. Menurutnya, perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang adalah sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya.
Karena itulah, meskipun BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, ia tetap merasa bangga dan bersyukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Ia mengajarkan kepada generasi berikutnya bahwa perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan adalah sebuah pengorbanan yang tidak akan pernah terlupakan.
– Ia merasa bahwa ia telah menyumbangkan sebagian kecil dari pengorbanan para pahlawan tersebut dengan mengajarkan sejarah dan budaya Indonesia di daerah terpencil di utara Sumatera.
Mengapa BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi? BM Diah merasa bahwa ia telah menyumbangkan sebagian kecil dari pengorbanan para pahlawan tersebut dengan mengajarkan sejarah dan budaya Indonesia di daerah terpencil di utara Sumatera.
BM Diah adalah seorang guru sejarah dan budaya Indonesia di sebuah desa di utara Sumatera. Ia telah berada di sana selama lebih dari lima tahun untuk mengajar anak-anak di sana tentang sejarah dan budaya Indonesia. Ia membangun hubungan yang kuat dengan para siswa dan masyarakat di sekitar desa. Ia juga mengembangkan sebuah program yang memungkinkan anak-anak lokal untuk belajar tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Ketika Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibaca di Jakarta pada 17 Agustus 1945, BM Diah tidak bisa mendengarkannya secara langsung. Ia merasa bahwa ia telah berkontribusi dalam pengorbanan para pahlawan dengan mengajarkan sejarah dan budaya Indonesia di utara Sumatera. Ia merasa bahwa hal itu lebih penting daripada menyaksikan pembacaan teks Proklamasi secara langsung.
Selama bertahun-tahun, BM Diah telah berjuang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat utara Sumatera tentang pentingnya kemerdekaan Indonesia. Ia telah mengajar anak-anak tentang pentingnya menghormati martabat Indonesia dan pentingnya perjuangan para pahlawan. Ia juga telah mengajar sejarah dan budaya Indonesia di daerah terpencil di utara Sumatera.
BM Diah sangat yakin bahwa pendidikan yang ia berikan akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kemerdekaan Indonesia. Dengan mengajarkan sejarah dan budaya Indonesia, ia berharap anak-anak di sekitar desanya akan mengenal dan menghargai jasa para pahlawan.
Mengajar anak-anak di utara Sumatera tentang pentingnya kemerdekaan Indonesia adalah cara BM Diah untuk berpartisipasi dalam pengorbanan para pahlawan. Ia merasa bahwa hal itu lebih penting daripada menyaksikan pembacaan teks Proklamasi secara langsung. Dengan cara ini, ia berharap bahwa generasi selanjutnya akan menghargai jasa para pahlawan dan menghormati martabat Indonesia.
– Ia juga berharap agar generasi muda Indonesia tidak melupakan pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mengapa BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi? Hal ini terjadi karena BM Diah merupakan salah satu dari para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Diah adalah salah satu dari para pahlawan yang telah berkorban dengan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
Kegigihan BM Diah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Ia merupakan salah satu tokoh yang berjasa bagi kemerdekaan Indonesia. Ia bersama para pahlawan lainnya telah melakukan upaya yang luar biasa untuk mencapai kemerdekaan. Meskipun tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, namun ia telah berkorban tanpa henti untuk mencapai tujuan tersebut.
Walaupun BM Diah tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi, namun ia merasa senang dan bangga atas hasil yang telah diraihnya. Ia juga berharap agar generasi muda Indonesia tidak melupakan pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, generasi muda Indonesia akan tetap menghargai jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mengingat bahwa BM Diah merupakan salah satu dari para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia, maka ia tidak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks Proklamasi. Meski demikian, ia tetap berbangga dan merasa puas atas hasil yang telah diraihnya bersama para pahlawan lainnya. Ia juga berharap agar generasi muda Indonesia tidak melupakan pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.