Jelaskan Yang Dimaksud Nasionalisme

jelaskan yang dimaksud nasionalisme – Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang sangat penting dalam dunia politik modern. Pada dasarnya, nasionalisme adalah sebuah pandangan bahwa negara-negara harus mementingkan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Nasionalisme juga sering dikaitkan dengan rasa bangga terhadap negara, dan keyakinan bahwa negara tersebut merupakan yang terbaik dari yang lain.

Nasionalisme dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu nasionalisme etnis dan nasionalisme kewarganegaraan. Nasionalisme etnis adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama. Sedangkan, nasionalisme kewarganegaraan adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari warga negara yang memiliki kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara tersebut.

Nasionalisme etnis sangat umum terjadi di Eropa pada abad ke-19 dan 20, ketika banyak negara baru didirikan di benua tersebut. Negara-negara seperti Jerman, Italia, dan Yunani dibentuk berdasarkan ide bahwa mereka terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang homogen. Namun, pandangan ini seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara.

Di sisi lain, nasionalisme kewarganegaraan sering dikaitkan dengan negara-negara yang beragam secara etnis dan rasial. Amerika Serikat dan Kanada, misalnya, merupakan negara-negara yang terdiri dari warga negara yang berasal dari berbagai latar belakang etnis dan rasial. Nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu.

Namun, nasionalisme juga dapat memiliki sisi yang negatif. Terkadang, nasionalisme dapat menjadi ekstrem dan menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas. Dalam kasus yang ekstrem, nasionalisme bahkan dapat memicu konflik dan perang.

Contoh yang paling jelas dari nasionalisme yang berbahaya adalah Jerman Nazi pada masa Perang Dunia II. Adolf Hitler dan Partai Nazi memperjuangkan konsep “Jermanisme” atau “kebangsaan Jerman”. Mereka percaya bahwa Jerman harus menjadi negara yang paling kuat dan unggul di dunia, dan bahwa kelompok etnis Jerman adalah ras yang paling superior. Pandangan ini kemudian memicu perang yang merusak dunia dan membawa kematian bagi jutaan orang.

Sementara itu, nasionalisme yang positif dapat memberikan rasa kebanggaan dan solidaritas bagi warga negara. Nasionalisme yang moderat dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik. Kebanggaan akan budaya dan sejarah nasional juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan budaya dan seni.

Namun, nasionalisme harus selalu diimbangi dengan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Negara yang terlalu terobsesi dengan nasionalisme dapat menimbulkan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap kelompok minoritas. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk mempertahankan keseimbangan antara nasionalisme dan keberagaman.

Dalam kesimpulan, nasionalisme adalah pandangan yang kompleks dan dapat memiliki sisi positif dan negatif. Nasionalisme dapat memberikan rasa kebanggaan dan solidaritas bagi warga negara, namun juga dapat menimbulkan diskriminasi dan konflik. Oleh karena itu, negara-negara harus selalu mempertahankan keseimbangan antara nasionalisme dan keberagaman untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

Penjelasan: jelaskan yang dimaksud nasionalisme

1. Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang penting dalam dunia politik modern.

Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang penting dalam dunia politik modern karena hal ini berkaitan dengan identitas, kebanggaan, dan kesatuan suatu negara. Nasionalisme membawa pandangan bahwa negara harus memprioritaskan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Hal ini dapat menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan politik, ekonomi, sosial, dan budaya suatu negara.

Ideologi nasionalisme dikenal luas pada abad ke-19 dan ke-20 ketika banyak negara baru didirikan di Eropa. Namun, ideologi ini masih relevan hingga saat ini. Nasionalisme dapat mendorong persatuan dan integrasi suatu negara, memperkuat identitas nasional, dan memperkuat patriotisme warga negara. Namun, nasionalisme juga dapat menjadi sumber konflik dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara nasionalisme dan keberagaman dalam masyarakat mereka. Negara harus mampu mempertahankan rasa kebanggaan dan solidaritas nasional, tetapi juga harus menghargai keberagaman yang ada di dalam masyarakat mereka dan mendorong persatuan melalui kerja sama dan toleransi.

Pada dasarnya, ideologi nasionalisme dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan di negara mana pun, baik itu dalam hal kebijakan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Namun, penting untuk diingat bahwa nasionalisme harus selalu diimbangi dengan keberagaman dan toleransi untuk menciptakan kemajuan yang berkelanjutan dan perdamaian di seluruh dunia.

2. Nasionalisme adalah pandangan bahwa negara-negara harus mementingkan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan individu atau kelompok kecil.

Poin kedua dari tema “jelaskan yang dimaksud nasionalisme” adalah bahwa nasionalisme adalah pandangan bahwa negara-negara harus mementingkan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme memandang bahwa kepentingan negara sebagai sebuah kesatuan harus diprioritaskan di atas kepentingan individu atau kelompok kecil yang ada di dalamnya.

Pandangan nasionalisme ini seringkali muncul dalam situasi di mana negara-negara merasa terancam oleh kekuatan luar atau ketika terjadi persaingan di antara negara-negara dalam memperebutkan sumber daya atau kekuasaan. Dalam situasi seperti itu, nasionalisme dapat menjadi alat untuk mengumpulkan dukungan dari warga negara dan memperkuat posisi negara dalam persaingan global.

Namun, pandangan nasionalisme juga dapat menimbulkan konsekuensi yang negatif. Ketika kepentingan nasional diprioritaskan di atas kepentingan individu atau kelompok kecil, hal tersebut dapat mengabaikan hak asasi manusia atau kebebasan individu. Selain itu, pandangan nasionalisme juga dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang dianggap tidak sesuai dengan identitas nasional yang dijunjung tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa meskipun penting untuk mempertahankan kepentingan nasional, negara-negara juga harus memperhatikan hak asasi manusia dan kebebasan individu. Negara-negara juga harus mempertahankan keseimbangan antara nasionalisme dan keberagaman untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

3. Nasionalisme dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu nasionalisme etnis dan nasionalisme kewarganegaraan.

Poin ketiga dalam tema ‘jelaskan yang dimaksud nasionalisme’ menjelaskan bahwa nasionalisme dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu nasionalisme etnis dan nasionalisme kewarganegaraan.

Nasionalisme etnis adalah sebuah pandangan yang menekankan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama. Ini berarti bahwa orang-orang yang memiliki latar belakang etnis atau ras yang berbeda tidak dianggap sebagai bagian dari negara tersebut. Pandangan ini seringkali muncul pada negara-negara yang baru didirikan, di mana kelompok etnis yang dominan ingin mempertahankan kebudayaan, bahasa, dan identitas nasional mereka. Namun, nasionalisme etnis dapat menjadi sumber konflik dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

Sementara itu, nasionalisme kewarganegaraan adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari warga negara yang memiliki kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara tersebut. Ini berarti bahwa orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan ras dapat menjadi bagian dari negara tersebut. Pandangan ini seringkali muncul pada negara-negara yang beragam secara etnis dan rasial, seperti Amerika Serikat dan Kanada. Nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu.

Pemahaman mengenai perbedaan antara nasionalisme etnis dan kewarganegaraan penting dalam memahami dinamika politik suatu negara. Nasionalisme etnis dapat memicu konflik dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas, sementara nasionalisme kewarganegaraan dapat memperkuat semangat kebersamaan dan kebanggaan nasional tanpa mengorbankan hak-hak kelompok minoritas. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada konteks dan situasi politik suatu negara.

4. Nasionalisme etnis adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama.

Nasionalisme etnis adalah sebuah pandangan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama. Artinya, orang-orang yang tinggal di dalam negara tersebut harus memiliki latar belakang etnis atau ras yang sama. Pandangan ini seringkali muncul dalam konteks sejarah, di mana negara-negara seringkali dibentuk berdasarkan identitas etnis atau ras tertentu.

Namun, pandangan nasionalisme etnis ini seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara. Hal ini dapat terjadi karena pandangan nasionalisme etnis cenderung mengabaikan keberagaman dan pluralitas dalam masyarakat. Negara yang menganut pandangan nasionalisme etnis cenderung mengeksploitasi kelompok etnis minoritas dan menekan kebebasan individu.

Contohnya adalah Jerman Nazi pada masa Perang Dunia II. Adolf Hitler dan Partai Nazi memperjuangkan konsep “Jermanisme” atau “kebangsaan Jerman”. Mereka percaya bahwa Jerman harus menjadi negara yang paling kuat dan unggul di dunia, dan bahwa kelompok etnis Jerman adalah ras yang paling superior. Pandangan ini kemudian memicu perang yang merusak dunia dan membawa kematian bagi jutaan orang.

Oleh karena itu, banyak negara saat ini lebih memilih untuk menganut pandangan nasionalisme kewarganegaraan yang menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu. Pandangan ini memungkinkan negara untuk menerima keberagaman etnis dan ras, serta mempromosikan kesetaraan dan keadilan bagi semua warga negara.

5. Nasionalisme kewarganegaraan adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari warga negara yang memiliki kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara tersebut.

Nasionalisme kewarganegaraan adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari warga negara yang memiliki kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara tersebut. Konsep ini mengedepankan kepentingan nasional sebagai sesuatu yang harus diprioritaskan di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Namun, bedanya dengan nasionalisme etnis, nasionalisme kewarganegaraan lebih menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara yang sama.

Nasionalisme kewarganegaraan seringkali dikaitkan dengan negara-negara yang beragam secara etnis dan rasial, seperti Amerika Serikat, Kanada, atau Australia. Meskipun terdiri dari berbagai latar belakang etnis dan rasial, negara-negara ini menyatukan warga negaranya dengan kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara.

Konsep nasionalisme kewarganegaraan juga sering dihubungkan dengan konsep negara bangsa, yaitu negara yang terdiri dari satu bangsa atau kelompok bangsa yang sama, namun bukan selalu harus demikian. Dalam hal ini, nasionalisme kewarganegaraan memandang bahwa negara harus menjadi tempat di mana warga negara dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan budaya dapat hidup bersama secara harmonis.

Di satu sisi, nasionalisme kewarganegaraan dapat memberikan rasa kebersamaan dan solidaritas bagi warga negara. Hal ini dapat memperkuat persatuan dan kesatuan negara, serta meningkatkan semangat untuk membangun negara yang lebih kuat dan maju. Namun, di sisi lain, nasionalisme kewarganegaraan juga dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang dianggap tidak memiliki kesetiaan yang sama terhadap negara.

Oleh karena itu, negara-negara yang menganut nasionalisme kewarganegaraan harus memastikan bahwa seluruh warga negaranya mendapatkan perlakuan yang sama dan adil, tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau budaya. Terdapat konflik yang muncul dalam pengaplikasian konsep nasionalisme kewarganegaraan, seperti perbedaan dalam pandangan tentang identitas nasional, atau perselisihan hak-hak minoritas.

Secara keseluruhan, nasionalisme kewarganegaraan merupakan pandangan yang mengutamakan kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara sebagai suatu kesatuan, namun harus diimbangi dengan penghargaan dan toleransi terhadap keberagaman warga negara.

6. Nasionalisme etnis seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara.

Poin keenam dari penjelasan mengenai nasionalisme adalah bahwa nasionalisme etnis seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara.

Nasionalisme etnis adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama. Namun, pandangan ini seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara. Ketika satu kelompok etnis merasa lebih unggul atau lebih berhak atas negara tersebut, hal ini dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok etnis lainnya. Konflik antar kelompok etnis ini dapat berupa tindakan kekerasan, diskriminasi, atau bahkan perang saudara.

Contohnya dapat dilihat dari sejarah Eropa pada abad ke-19 dan 20, ketika banyak negara baru didirikan di benua tersebut. Negara-negara seperti Jerman, Italia, dan Yunani dibentuk berdasarkan ide bahwa mereka terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang homogen. Namun, pandangan ini seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara.

Konflik antar kelompok etnis ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial, dan bahkan dapat memicu perang saudara. Oleh karena itu, banyak negara modern yang beragam secara etnis dan rasial, memilih untuk menganut nasionalisme kewarganegaraan sebagai alternatif untuk menghindari konflik antar kelompok etnis.

Dalam nasionalisme kewarganegaraan, negara dianggap sebagai wilayah yang dihuni oleh warga negara dengan kesetiaan dan tanggung jawab yang sama terhadap negara tersebut. Hal ini dapat meminimalkan konflik antar kelompok etnis karena warga negara dianggap sama, tanpa memandang latar belakang etnis atau ras mereka. Namun, penting untuk dicatat bahwa bahkan nasionalisme kewarganegaraan dapat menimbulkan konflik jika kelompok minoritas merasa tidak diakui atau didiskriminasi.

Dalam kesimpulan, nasionalisme etnis seringkali menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk mempertimbangkan nasionalisme kewarganegaraan sebagai alternatif untuk menghindari konflik antar kelompok etnis. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa nasionalisme kewarganegaraan tidak menimbulkan diskriminasi atau ketidakadilan terhadap kelompok minoritas.

7. Nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu.

Poin ketujuh dari tema “jelaskan yang dimaksud nasionalisme” adalah bahwa nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu.

Nasionalisme kewarganegaraan menempatkan warga negara sebagai fokus utama, bukan kelompok etnis atau ras tertentu. Tidak seperti nasionalisme etnis yang menekankan pada kepentingan satu kelompok etnis atau ras, nasionalisme kewarganegaraan mempertahankan kesetiaan dan tanggung jawab pada negara sebagai entitas yang lebih besar.

Dalam nasionalisme kewarganegaraan, semua warga negara memiliki kesamaan dalam hak dan kewajiban terhadap negara. Mereka memiliki kesetiaan pada negara dan mempertahankan tanggung jawab untuk menjaga negara agar tetap stabil dan aman.

Nasionalisme kewarganegaraan dapat dilihat sebagai penekanan pada ideologi yang mempertahankan kesatuan nasional di mana semua warga negara memiliki hak yang sama, dan bukan hanya kelompok etnis atau ras tertentu. Hal ini sangat penting dalam negara-negara yang memiliki keragaman etnis atau ras.

Namun, nasionalisme kewarganegaraan juga dapat menimbulkan konflik dalam negara yang memiliki sejarah penindasan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu. Dalam hal ini, nasionalisme kewarganegaraan harus diterapkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada kelompok yang dirugikan atau diabaikan.

Dalam kesimpulannya, nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu. Dalam negara-negara yang memiliki keragaman etnis atau ras, nasionalisme kewarganegaraan dapat menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan kesatuan nasional dan menjaga stabilitas negara, asalkan diterapkan dengan hati-hati dan adil terhadap semua kelompok.

8. Nasionalisme yang ekstrem dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas dan bahkan memicu konflik dan perang.

Poin ke-8 menyatakan bahwa nasionalisme yang ekstrem dapat menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas dan bahkan memicu konflik dan perang. Hal ini terkait dengan fakta bahwa nasionalisme yang berlebihan seringkali menganggap bahwa kelompok etnis atau ras tertentu merupakan yang paling unggul dan superior dibanding kelompok lainnya.

Contohnya adalah Jerman Nazi pada masa Perang Dunia II. Pandangan mereka tentang “Jermanisme” atau “kebangsaan Jerman” menjadikan kelompok etnis Jerman sebagai ras yang paling superior dan menganggap bahwa mereka memiliki hak untuk menguasai dunia. Hal ini kemudian memicu perang yang merusak dunia dan membawa kematian bagi jutaan orang.

Pada tingkat yang lebih kecil, nasionalisme yang ekstrem juga dapat menimbulkan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas di dalam negara. Hal ini terjadi karena pandangan nasionalis yang mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan individu atau kelompok kecil.

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk membatasi nasionalisme yang ekstrem dan memastikan bahwa hak-hak kelompok minoritas dihormati dan dilindungi. Dalam konteks global, negara-negara juga harus bekerja sama untuk mencegah konflik dan perang akibat nasionalisme yang ekstrem dan merusak dunia.

9. Nasionalisme yang moderat dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik.

Poin ke-9 dari tema “jelaskan yang dimaksud nasionalisme” menyatakan bahwa nasionalisme yang moderat dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik. Nasionalisme moderat ini dapat melibatkan rasa bangga terhadap negara, budaya, dan sejarah nasional, serta keinginan untuk memperbaiki kondisi negara dan meningkatkan kesejahteraan warga negara.

Semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik melalui nasionalisme moderat ini dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik. Misalnya, dalam bidang olahraga, semangat nasionalisme dapat mendorong para atlet untuk berprestasi dan memenangkan kejuaraan internasional untuk negara mereka. Di bidang seni dan budaya, nasionalisme dapat memicu pengembangan seni dan budaya nasional yang unik dan menginspirasi.

Di bidang politik, nasionalisme moderat dapat menghasilkan semangat patriotisme dan kesetiaan terhadap negara yang kuat, stabil, dan merdeka. Hal ini dapat mendorong partisipasi aktif warga negara dalam proses politik, termasuk pemilihan umum dan inisiatif warga. Nasionalisme moderat juga dapat memicu semangat kerja sama dan toleransi antar kelompok etnis dan agama dalam negara.

Namun, nasionalisme moderat harus diimbangi dengan penghargaan terhadap keberagaman dan hak asasi manusia. Nasionalisme yang berlebihan atau ekstrem dapat mengarah pada diskriminasi dan penindasan terhadap kelompok minoritas, serta menimbulkan konflik dan perang. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk mempromosikan nasionalisme moderat yang seimbang dengan nilai-nilai universal seperti demokrasi, kebebasan, dan keadilan.

Dalam kesimpulan, nasionalisme moderat dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik, serta mempromosikan prestasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik. Namun, nasionalisme moderat harus diimbangi dengan penghargaan terhadap keberagaman dan hak asasi manusia agar tidak menimbulkan diskriminasi, konflik, dan perang.

10. Negara-negara harus mempertahankan keseimbangan antara nasionalisme dan keberagaman untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.

Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang penting dalam dunia politik modern. Nasionalisme memiliki pandangan bahwa negara harus mementingkan kepentingan nasional mereka di atas kepentingan individu atau kelompok kecil. Selain itu, nasionalisme dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu nasionalisme etnis dan nasionalisme kewarganegaraan.

Nasionalisme etnis adalah pandangan bahwa negara harus terdiri dari satu kelompok etnis atau ras yang sama. Pandangan ini dapat menimbulkan konflik antar kelompok etnis yang berbeda di dalam negara. Contohnya adalah Yugoslavia, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis yang berbeda dan mengalami perpecahan pada tahun 1990-an.

Sementara itu, nasionalisme kewarganegaraan menekankan pada kesetiaan dan tanggung jawab terhadap negara, bukan pada kebanggaan terhadap kelompok etnis atau ras tertentu. Nasionalisme kewarganegaraan dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik.

Namun, nasionalisme juga dapat menjadi ekstrem dan menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Nasionalisme yang ekstrem dapat memicu konflik dan perang, seperti pada masa Perang Dunia II yang dipicu oleh nasionalisme Jerman Nazi.

Oleh karena itu, negara-negara harus mempertahankan keseimbangan antara nasionalisme dan keberagaman. Nasionalisme moderat dapat memicu semangat kebersamaan dan keinginan untuk membangun negara yang lebih baik, sementara keberagaman dapat mencegah diskriminasi dan konflik antar kelompok etnis atau ras. Dalam hal ini, negara-negara harus menciptakan kebijakan yang adil dan merata bagi seluruh warga negaranya, tanpa memandang latar belakang etnis atau ras mereka, untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.