jelaskan sistematika penulisan resensi – Resensi adalah sebuah tulisan yang memberikan ringkasan dan penilaian atas sebuah karya seperti buku, film, atau musik. Penulisan resensi memiliki sistematika yang berbeda-beda tergantung jenis karya yang diresensi. Namun, secara umum, ada beberapa aspek penting yang harus dipenuhi dalam penulisan resensi.
Pertama, resensi harus memuat informasi mengenai karya yang diresensi. Informasi ini meliputi judul, nama pengarang atau pembuat karya, penerbit atau produser, serta tahun terbit atau dirilisnya karya tersebut. Selain itu, resensi juga harus memberikan gambaran umum tentang isi karya, seperti tema, plot, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang atau pembuat karya.
Kedua, resensi harus mengandung penilaian atau evaluasi atas karya yang diresensi. Penilaian ini bisa berupa analisis kelebihan dan kekurangan karya, serta apakah karya tersebut berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pengarang atau pembuatnya. Sebagai resensi, penilaian harus objektif dan didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya itu sendiri.
Ketiga, resensi harus memuat pandangan atau opini dari penulis resensi. Opini ini bisa berupa tanggapan atau kesan pribadi penulis terhadap karya yang diresensi, serta apakah karya tersebut memiliki nilai atau manfaat bagi pembaca atau penontonnya. Pandangan ini juga harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya, sehingga opini yang diberikan tidak bersifat subjektif semata.
Keempat, resensi harus memuat referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi. Referensi ini bisa berupa kutipan langsung atau tidak langsung dari karya yang diresensi, serta sumber-sumber lain yang membantu penulis dalam menyusun resensi. Referensi ini penting untuk memperkuat argumen yang diberikan dalam resensi, serta memberikan penghargaan pada karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan.
Kelima, resensi harus memuat keterangan tentang penulis resensi. Keterangan ini meliputi nama penulis, latar belakang atau keahlian penulis dalam bidang yang diresensi, serta informasi kontak yang bisa digunakan oleh pembaca untuk menghubungi penulis. Keterangan ini penting untuk memperkenalkan penulis resensi kepada pembaca, serta memberikan informasi mengenai kredibilitas dan keahlian penulis dalam menulis resensi.
Dalam penulisan resensi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik. Hal ini meliputi membaca, menonton, atau mendengarkan karya tersebut secara keseluruhan, serta memahami konteks dan tujuan dibuatnya karya tersebut.
Kedua, penulis harus memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik. Hal ini meliputi kemampuan untuk mengenalisis isi karya, menilai kelebihan dan kekurangan karya, serta memberikan pandangan atau opini yang objektif.
Ketiga, penulis harus memiliki kemampuan menyusun tulisan yang baik dan menarik. Hal ini meliputi kemampuan mengorganisasi informasi dengan baik, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca, serta menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan tidak membosankan.
Keempat, penulis harus memiliki kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan. Hal ini meliputi kemampuan untuk mencari sumber-sumber yang berkualitas, memilih sumber-sumber yang relevan dengan karya yang diresensi, serta menggunakan sumber-sumber dengan cara yang benar dan menghargai hak cipta.
Kelima, penulis harus memiliki kemampuan untuk menulis dengan etika yang baik. Hal ini meliputi kemampuan untuk tidak menyalin atau menjiplak tulisan orang lain, tidak melakukan plagiat, serta menghargai hak cipta dan kekayaan intelektual dari karya yang diresensi.
Dalam kesimpulannya, penulisan resensi memiliki sistematika yang berbeda-beda tergantung jenis karya yang diresensi. Namun, secara umum, resensi harus memuat informasi mengenai karya, penilaian atau evaluasi atas karya, pandangan atau opini dari penulis, referensi atau sumber-sumber yang digunakan, serta keterangan tentang penulis resensi. Dalam penulisan resensi, penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik, memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik, kemampuan menyusun tulisan yang baik dan menarik, kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan, serta kemampuan untuk menulis dengan etika yang baik.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan sistematika penulisan resensi
1. Resensi harus memuat informasi mengenai karya yang diresensi.
Poin pertama dalam sistematika penulisan resensi adalah resensi harus memuat informasi mengenai karya yang diresensi. Informasi ini meliputi judul, nama pengarang atau pembuat karya, penerbit atau produser, serta tahun terbit atau dirilisnya karya tersebut.
Dalam memuat informasi mengenai karya yang diresensi, penulis harus memastikan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat mengenali karya yang diresensi dengan baik dan memperoleh informasi yang benar mengenai karya tersebut.
Selain informasi dasar seperti judul, nama pengarang atau pembuat karya, penerbit atau produser, serta tahun terbit atau dirilisnya karya, informasi lain yang harus disertakan dalam resensi adalah informasi mengenai isi karya. Ini meliputi tema, plot, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang atau pembuat karya.
Penulis harus mampu menggambarkan secara jelas dan singkat mengenai isi karya, sehingga pembaca dapat memahami secara umum tentang karya yang diresensi. Dalam poin ini, penulis juga harus memperhatikan gaya penulisan yang digunakan, sehingga pembaca dapat merasakan atmosfer dari karya tersebut.
Dalam hal ini, penulis juga perlu memperhatikan target pembaca. Jika resensi ditujukan untuk pembaca umum, maka penulis harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak terlalu teknis. Namun, jika resensi ditujukan untuk pembaca yang ahli dalam bidang karya tersebut, maka penulis dapat menggunakan bahasa yang lebih teknis dan mendalam.
Dalam kesimpulannya, poin pertama dalam sistematika penulisan resensi adalah memuat informasi mengenai karya yang diresensi. Penulis harus memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan lengkap, serta mampu menggambarkan secara jelas dan singkat mengenai isi karya. Penulis juga harus memperhatikan target pembaca dan gaya penulisan yang digunakan.
2. Resensi harus mengandung penilaian atau evaluasi atas karya yang diresensi.
Poin kedua dari sistematika penulisan resensi adalah bahwa resensi harus mengandung penilaian atau evaluasi atas karya yang diresensi. Evaluasi ini mencakup analisis kelebihan dan kekurangan karya, serta apakah karya tersebut berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pengarang atau pembuatnya. Evaluasi yang diberikan harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut.
Penilaian atau evaluasi dalam resensi harus objektif dan tidak bersifat subjektif semata. Oleh karena itu, penulis harus memperhatikan beberapa hal saat memberikan penilaian atau evaluasi, antara lain:
1. Analisis kelebihan dan kekurangan karya. Penulis harus memperhatikan segala aspek karya, mulai dari konten, gaya penulisan, alur, karakter, hingga pesan yang ingin disampaikan. Setelah itu, penulis dapat mengevaluasi apa saja kelebihan dan kekurangan karya tersebut.
2. Analisis apakah karya berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pengarang atau pembuatnya. Penulis harus memahami tujuan utama dari karya tersebut, apakah itu untuk menghibur, memberikan informasi, atau menyampaikan pesan moral. Kemudian, penulis dapat mengevaluasi apakah karya tersebut berhasil mencapai tujuan tersebut atau tidak.
3. Evaluasi yang didasarkan pada fakta-fakta dalam karya. Penulis harus menghindari memberikan evaluasi yang bersifat subjektif semata, seperti berdasarkan selera pribadi. Sebaliknya, evaluasi harus didasarkan pada fakta-fakta dalam karya itu sendiri.
Penilaian atau evaluasi yang diberikan dalam resensi harus disajikan secara jelas dan mendalam. Hal ini akan membantu pembaca dalam memahami karya yang diresensi dan menilai apakah karya tersebut sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Selain itu, evaluasi yang disajikan dengan baik dapat membantu pengarang atau pembuat karya untuk meningkatkan kualitas karya mereka di masa depan.
Dalam kesimpulannya, poin kedua dari sistematika penulisan resensi adalah bahwa resensi harus mengandung penilaian atau evaluasi atas karya yang diresensi. Evaluasi ini harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut dan harus disajikan secara jelas dan mendalam. Penilaian atau evaluasi yang objektif dan didasarkan pada fakta-fakta dalam karya dapat membantu pembaca dalam memahami karya yang diresensi dan membantu pengarang atau pembuat karya untuk meningkatkan kualitas karya mereka.
3. Resensi harus memuat pandangan atau opini dari penulis resensi.
Poin ketiga dari sistematika penulisan resensi adalah resensi harus memuat pandangan atau opini dari penulis resensi. Pandangan atau opini ini berupa tanggapan atau kesan pribadi penulis terhadap karya yang diresensi, serta apakah karya tersebut memiliki nilai atau manfaat bagi pembaca atau penontonnya. Pandangan ini juga harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya, sehingga opini yang diberikan tidak bersifat subjektif semata.
Pada poin ini, penulis resensi memiliki kebebasan untuk memberikan pandangan atau opini yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan pengalaman pribadi masing-masing. Namun, opini yang diberikan harus disampaikan dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut.
Pada saat memberikan pandangan atau opini, penulis harus mempertimbangkan beberapa hal seperti apakah karya tersebut memiliki keunggulan dalam hal plot atau karakter, apakah karya tersebut berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pengarang atau pembuatnya, serta apakah karya tersebut memiliki pesan moral atau pesan yang dapat diambil oleh pembaca atau penonton.
Penulis juga harus mempertimbangkan audiens atau pembaca yang dituju. Pandangan atau opini yang disampaikan harus mudah dipahami dan relevan bagi pembaca yang berbeda-beda. Selain itu, pandangan atau opini yang disampaikan harus disampaikan dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pengarang karya yang diresensi.
Dalam kesimpulannya, poin ketiga dari sistematika penulisan resensi adalah resensi harus memuat pandangan atau opini dari penulis resensi. Pandangan atau opini yang diberikan harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya, serta disampaikan dengan mempertimbangkan audiens atau pembaca yang dituju. Pandangan atau opini yang disampaikan juga harus disampaikan dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pengarang karya yang diresensi.
4. Resensi harus memuat referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi.
Resensi adalah sebuah tulisan yang memberikan ringkasan dan penilaian atas sebuah karya seperti buku, film, atau musik. Penulisan resensi memiliki beberapa poin penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah poin nomor 4, yaitu resensi harus memuat referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi.
Referensi atau sumber-sumber yang dimaksud adalah kutipan langsung atau tidak langsung dari karya yang diresensi, serta sumber-sumber lain yang membantu penulis dalam menyusun resensi. Referensi ini penting untuk memperkuat argumen yang diberikan dalam resensi, serta memberikan penghargaan pada karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan.
Dalam penulisan resensi, referensi atau sumber-sumber yang digunakan harus relevan dengan karya yang diresensi dan tidak boleh sembarangan. Penulis harus memilih sumber-sumber yang berkualitas dan memiliki kredibilitas yang baik. Sumber-sumber yang bisa digunakan dalam penulisan resensi adalah buku, jurnal, artikel, atau sumber online seperti blog atau forum diskusi.
Selain itu, penulis juga harus memastikan bahwa penggunaan referensi atau sumber-sumber tersebut memenuhi etika penulisan, seperti tidak melakukan plagiat atau menjiplak tulisan orang lain serta menghargai hak cipta dan kekayaan intelektual dari karya yang diresensi.
Penulis harus mencantumkan referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam resensi secara jelas dan lengkap. Hal ini penting untuk memberikan penghargaan pada karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan, serta memudahkan pembaca untuk melakukan pengecekan atau membaca sumber-sumber yang digunakan oleh penulis.
Dalam kesimpulannya, poin nomor 4 dalam penulisan resensi menekankan pentingnya referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi. Referensi atau sumber-sumber tersebut harus relevan dengan karya yang diresensi, berkualitas, dan memenuhi etika penulisan. Penulis harus mencantumkan referensi atau sumber-sumber yang digunakan dengan jelas dan lengkap untuk memberikan penghargaan pada karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan serta memudahkan pembaca untuk melakukan pengecekan atau membaca sumber-sumber yang digunakan oleh penulis.
5. Resensi harus memuat keterangan tentang penulis resensi.
Poin kelima pada tema “jelaskan sistematika penulisan resensi” adalah “resensi harus memuat keterangan tentang penulis resensi.” Keterangan ini meliputi nama penulis, latar belakang atau keahlian penulis dalam bidang yang diresensi, serta informasi kontak yang bisa digunakan oleh pembaca untuk menghubungi penulis.
Keterangan tentang penulis resensi penting karena memberikan informasi tentang siapa yang menulis resensi tersebut. Dengan mengetahui nama penulis dan latar belakang atau keahlian penulis, pembaca bisa menilai kredibilitas dan keahlian penulis dalam menulis resensi. Misalnya, jika penulis resensi adalah seorang ahli dalam bidang yang diresensi, maka resensi tersebut akan dianggap lebih kredibel dan berbobot.
Selain itu, informasi kontak yang disertakan dalam resensi juga penting karena memungkinkan pembaca untuk menghubungi penulis jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut atau memberikan tanggapan atas resensi yang ditulis. Informasi kontak ini bisa berupa alamat email atau nomor telepon yang bisa dihubungi oleh pembaca.
Dalam hal ini, penulis resensi juga harus memberikan informasi yang akurat dan jelas tentang dirinya. Informasi tersebut harus relevan dengan karya yang diresensi dan tidak memberikan kesan yang menyesatkan atau tidak akurat.
Dengan demikian, keterangan tentang penulis resensi merupakan salah satu bagian penting dalam penulisan resensi. Keterangan ini memberikan informasi tentang siapa yang menulis resensi, kredibilitas dan keahlian penulis dalam menulis resensi, serta informasi kontak yang bisa digunakan oleh pembaca untuk menghubungi penulis jika diperlukan.
6. Penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik.
Poin keenam dari tema “jelaskan sistematika penulisan resensi” adalah bahwa penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik. Hal ini sangat penting karena tanpa pemahaman yang baik, penulis tidak akan dapat memberikan resensi yang akurat dan informatif tentang karya tersebut.
Untuk memahami karya yang akan diresensi, penulis harus membaca, menonton, atau mendengarkan karya tersebut secara keseluruhan. Selain itu, penulis juga harus memahami konteks dan tujuan dibuatnya karya tersebut. Apabila karya yang akan diresensi adalah buku, maka penulis harus membaca buku tersebut dari awal hingga akhir dengan seksama.
Dalam memahami karya yang akan diresensi, penulis juga harus memperhatikan hal-hal seperti tema, plot, karakter, pesan yang ingin disampaikan, serta gaya penulisan atau penyampaian yang digunakan oleh pengarang atau pembuat karya. Dengan memahami hal-hal ini, penulis akan dapat memberikan resensi yang lebih akurat dan informatif.
Selain itu, penulis juga harus memperhatikan aspek-aspek lain yang terkait dengan karya tersebut, seperti latar belakang pengarang atau pembuat karya, konteks sosial, budaya, atau sejarah di mana karya tersebut dibuat, serta pengaruh atau dampak karya tersebut terhadap pembaca atau penontonnya.
Dalam kesimpulannya, untuk membuat resensi yang baik dan akurat, penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca, menonton, atau mendengarkan karya secara keseluruhan, memahami konteks dan tujuan dibuatnya karya, memperhatikan tema, plot, karakter, pesan, serta gaya penulisan atau penyampaian yang digunakan oleh pengarang atau pembuat karya. Penulis juga harus memperhatikan aspek-aspek lain yang terkait dengan karya tersebut, seperti latar belakang pengarang atau pembuat karya, konteks sosial, budaya, atau sejarah di mana karya tersebut dibuat, serta pengaruh atau dampak karya tersebut terhadap pembaca atau penontonnya.
7. Penulis harus memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik.
Poin ke-7 dalam sistematika penulisan resensi adalah penulis harus memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik. Kemampuan analisis dan evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan dari karya yang diresensi, serta kemampuan untuk memberikan penilaian atau evaluasi yang objektif.
Analisis karya yang diresensi meliputi kemampuan untuk memahami isi karya, seperti tema, plot, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang atau pembuat karya. Analisis tersebut harus dilakukan dengan cermat dan teliti, sehingga penulis dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai karya yang diresensi.
Selain itu, penulis juga harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi karya yang diresensi. Evaluasi ini meliputi penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan karya, serta apakah karya tersebut berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pengarang atau pembuatnya. Penilaian yang diberikan harus objektif dan didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut.
Selain itu, penulis juga harus memiliki kemampuan untuk memberikan pandangan atau opini yang objektif mengenai karya yang diresensi. Pandangan atau opini yang diberikan harus didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut, sehingga opini yang diberikan tidak bersifat subjektif semata.
Kemampuan analisis dan evaluasi yang baik sangat penting dalam penulisan resensi, karena hal ini akan mempengaruhi kredibilitas resensi yang ditulis. Resensi yang memiliki analisis dan evaluasi yang baik akan lebih dihargai oleh pembaca, dan akan membantu pembaca dalam memahami karya yang diresensi dengan baik.
Oleh karena itu, penulis harus memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik dalam menulis resensi. Penulis harus dapat mengenalisi karya dengan baik, menilai kelebihan dan kekurangan karya secara objektif, serta memberikan pandangan atau opini yang didasarkan pada fakta-fakta yang ada dalam karya tersebut. Kemampuan ini akan menjadikan resensi yang ditulis lebih berkualitas dan dapat diandalkan.
8. Penulis harus memiliki kemampuan menyusun tulisan yang baik dan menarik.
Poin ke-8 pada tema “jelaskan sistematika penulisan resensi” adalah penulis harus memiliki kemampuan menyusun tulisan yang baik dan menarik. Hal ini sangat penting karena resensi yang disusun dengan baik dan menarik akan lebih mudah dipahami dan diikuti oleh pembaca.
Untuk menyusun tulisan yang baik dan menarik, penulis harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, penulis harus memperhatikan struktur tulisan dengan baik. Struktur tulisan yang baik harus memiliki pendahuluan yang jelas, isi yang terstruktur dengan baik, dan kesimpulan yang ringkas namun padat.
Kedua, penulis harus memilih kata-kata yang tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Penggunaan bahasa yang sederhana dan lugas akan memudahkan pembaca dalam memahami isi resensi.
Ketiga, penulis harus menggunakan gaya penulisan yang menarik dan mudah dibaca. Penggunaan gaya penulisan yang monoton dan membosankan akan membuat pembaca cepat bosan dan kehilangan minat untuk membaca seluruh tulisan.
Keempat, penulis harus memperhatikan penggunaan tanda baca dengan benar. Penggunaan tanda baca yang salah dapat mengubah arti kalimat dan membingungkan pembaca.
Kelima, penulis harus memperhatikan penggunaan paragraf yang baik dan benar. Penggunaan paragraf yang baik dan benar akan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan.
Oleh karena itu, penulis harus memiliki kemampuan untuk menyusun tulisan yang baik dan menarik agar resensi yang disusun dapat mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.
9. Penulis harus memiliki kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan.
Poin kesembilan dari sistematika penulisan resensi adalah penulis harus memiliki kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan. Dalam penulisan resensi, sumber-sumber yang digunakan sangat penting untuk memperkuat argumen dan opini yang diberikan penulis. Oleh karena itu, penulis harus memiliki kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan dengan karya yang diresensi.
Pertama, penulis harus mencari sumber-sumber yang berkualitas. Sumber-sumber yang berkualitas adalah sumber-sumber yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi yang baik di bidangnya. Sumber-sumber seperti buku, jurnal, atau artikel dari media massa yang terpercaya dapat menjadi referensi yang baik untuk penulis resensi.
Kedua, penulis harus memilih sumber-sumber yang relevan dengan karya yang diresensi. Hal ini memerlukan pemahaman yang baik tentang karya yang diresensi dan topik yang dibahas dalam karya tersebut. Dengan memilih sumber-sumber yang relevan, penulis dapat memberikan konteks dan informasi yang lebih baik dalam penulisan resensi.
Ketiga, penulis harus menggunakan sumber-sumber dengan cara yang benar dan menghargai hak cipta. Penulis harus memastikan bahwa sumber-sumber yang digunakan diakui dan dikutip dengan benar dalam penulisan resensi. Hal ini dapat dilakukan dengan mencantumkan sumber-sumber dalam daftar referensi atau footnote, serta memastikan bahwa penggunaan sumber-sumber tidak melanggar hak cipta atau kekayaan intelektual.
Dalam memilih sumber-sumber, penulis juga perlu memperhatikan keberagaman sumber-sumber yang digunakan. Sumber-sumber yang beragam dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan menambah keakuratan dan kredibilitas dalam penulisan resensi. Selain itu, penulis harus memperhatikan ketersediaan sumber-sumber yang digunakan, sehingga pembaca dapat mengecek dan memverifikasi sumber-sumber yang digunakan.
Dalam kesimpulannya, kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan adalah salah satu keterampilan penting dalam penulisan resensi. Penulis harus mencari sumber-sumber yang berkualitas, memilih sumber-sumber yang relevan dengan karya yang diresensi, dan menggunakan sumber-sumber dengan cara yang benar dan menghargai hak cipta. Dengan memilih sumber-sumber yang baik dan relevan, penulis dapat memperkuat argumen dan opini yang diberikan dalam resensi, serta memberikan informasi yang lebih baik bagi pembaca.
10. Penulis harus memiliki kemampuan untuk menulis dengan etika yang baik.
Poin ke-1 hingga ke-5 dalam sistematika penulisan resensi menjelaskan bahwa resensi harus memuat informasi mengenai karya yang diresensi, mengandung penilaian atau evaluasi atas karya, memuat pandangan atau opini dari penulis, referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi, dan keterangan tentang penulis resensi. Poin ke-6 hingga ke-10 menjelaskan tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh penulis resensi dalam menyusun resensi yang baik dan benar.
Poin ke-4 menyebutkan bahwa resensi harus memuat referensi atau sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan resensi. Hal ini penting untuk memperkuat argumen atau opini yang disampaikan oleh penulis resensi, serta memberikan penghargaan pada karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan. Penulis resensi harus memilih sumber-sumber yang berkualitas dan relevan dengan karya yang diresensi, serta menggunakan sumber-sumber dengan cara yang benar dan menghargai hak cipta.
Poin ke-5 menyebutkan bahwa resensi harus memuat keterangan tentang penulis resensi. Keterangan ini meliputi nama penulis, latar belakang atau keahlian penulis dalam bidang yang diresensi, serta informasi kontak yang bisa digunakan oleh pembaca untuk menghubungi penulis. Keterangan ini penting untuk memperkenalkan penulis resensi kepada pembaca, serta memberikan informasi mengenai kredibilitas dan keahlian penulis dalam menulis resensi.
Poin ke-6 menyebutkan bahwa penulis harus memahami karya yang akan diresensi dengan baik. Hal ini meliputi membaca, menonton, atau mendengarkan karya tersebut secara keseluruhan, serta memahami konteks dan tujuan dibuatnya karya tersebut. Penulis harus memahami isi karya, tema, plot, karakter, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang atau pembuat karya. Dengan memahami karya yang akan diresensi dengan baik, penulis akan lebih mudah untuk memberikan penilaian atau evaluasi atas karya tersebut.
Poin ke-7 menyebutkan bahwa penulis harus memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang baik. Hal ini meliputi kemampuan untuk mengenalisis isi karya, menilai kelebihan dan kekurangan karya, serta memberikan pandangan atau opini yang objektif. Kemampuan analisis dan evaluasi yang baik akan membantu penulis untuk memberikan penilaian atau evaluasi yang objektif atas karya yang diresensi.
Poin ke-8 menyebutkan bahwa penulis harus memiliki kemampuan menyusun tulisan yang baik dan menarik. Hal ini meliputi kemampuan mengorganisasi informasi dengan baik, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca, serta menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan tidak membosankan. Penulis harus mampu menyusun tulisan yang mudah dipahami oleh pembaca, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.
Poin ke-9 menyebutkan bahwa penulis harus memiliki kemampuan untuk memilih sumber-sumber yang baik dan relevan. Hal ini meliputi kemampuan untuk mencari sumber-sumber yang berkualitas, memilih sumber-sumber yang relevan dengan karya yang diresensi, serta menggunakan sumber-sumber dengan cara yang benar dan menghargai hak cipta. Kemampuan ini akan membantu penulis untuk menyampaikan argumen atau opini yang lebih kuat dan terpercaya.
Poin ke-10 menyebutkan bahwa penulis harus memiliki kemampuan untuk menulis dengan etika yang baik. Hal ini meliputi kemampuan untuk tidak menyalin atau menjiplak tulisan orang lain, tidak melakukan plagiat, serta menghargai hak cipta dan kekayaan intelektual dari karya yang diresensi. Penulis harus menulis dengan etika yang baik, sehingga dapat menghargai hak cipta dari karya yang diresensi dan sumber-sumber yang digunakan, serta tidak merugikan pihak lain.