jelaskan pengertian dari metagenesis – Metagenesis atau disebut juga sebagai siklus hidup bergantian merupakan sebuah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Dalam metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut.
Metagenesis merupakan suatu siklus hidup yang kompleks dan rumit, sehingga tidak semua jenis hewan mengalaminya. Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis antara lain adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu. Pada fase aseksual, hewan tersebut mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Sedangkan pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio.
Pada ubur-ubur, fase aseksualnya dimulai dari tahap planula yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air. Setelah itu, planula akan berkembang menjadi polip. Polip ini memiliki bentuk menyerupai bunga yang menempel pada permukaan laut. Polip akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, polip akan mengalami transformasi menjadi medusa atau ubur-ubur yang merupakan fase seksualnya. Medusa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Pada kepiting, fase aseksualnya dimulai dari tahap zoea yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air laut. Setelah itu, zoea akan berkembang menjadi megalopa. Megalopa ini memiliki bentuk menyerupai kepiting kecil. Megalopa akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, megalopa akan mengalami transformasi menjadi kepiting dewasa yang merupakan fase seksualnya. Kepiting dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Pada belatung, fase aseksualnya dimulai dari tahap telur yang akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami beberapa tahap perkembangan sebelum akhirnya menjadi belatung dewasa. Belatung dewasa akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, belatung dewasa akan mengalami transformasi menjadi lalat dewasa yang merupakan fase seksualnya. Lalat dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Pada kupu-kupu, fase aseksualnya dimulai dari tahap telur yang akan menetas menjadi ulat. Ulat akan mengalami beberapa tahap perkembangan sebelum akhirnya menjadi kepompong. Kepompong merupakan fase transisi antara fase aseksual dan fase seksual. Setelah beberapa waktu, kepompong akan mengalami transformasi menjadi kupu-kupu dewasa yang merupakan fase seksualnya. Kupu-kupu dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Dalam metagenesis, terdapat pola hidup yang berkaitan dengan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan pengertian dari metagenesis
1. Metagenesis merupakan proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya.
Metagenesis adalah sebuah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Proses ini terjadi ketika hewan mengalami perubahan dalam struktur tubuhnya, baik bentuk, ukuran, maupun fungsinya. Proses metagenesis ini terjadi pada hewan-hewan yang memiliki siklus hidup yang kompleks dan melibatkan dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual.
Pada fase aseksual, hewan tersebut mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Pada fase ini, hewan berkembang biak tanpa melibatkan sel kelamin. Dalam fase aseksual, hewan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga mencapai tahap dewasa. Pada tahap ini, hewan akan memasuki fase seksual.
Pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Pada fase ini, hewan akan memproduksi sel kelamin yang akan digunakan untuk memperbanyak diri. Dalam fase seksual, hewan akan mengalami transformasi dari bentuk aseksual menjadi bentuk seksual. Proses ini melibatkan perubahan yang signifikan dalam struktur tubuh dan perilaku hewan. Setelah fase seksual selesai, hewan akan kembali ke fase aseksual dan memulai siklus hidupnya kembali.
Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis antara lain adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu. Pada ubur-ubur, fase aseksualnya dimulai dari tahap planula yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air. Setelah itu, planula akan berkembang menjadi polip. Polip ini memiliki bentuk menyerupai bunga yang menempel pada permukaan laut. Polip akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, polip akan mengalami transformasi menjadi medusa atau ubur-ubur yang merupakan fase seksualnya.
Dalam metagenesis, terdapat pola hidup yang berkaitan dengan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan.
2. Dalam metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual.
Metagenesis adalah sebuah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Proses ini disebut juga siklus hidup bergantian karena terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual.
Pada fase aseksual, terjadi perkembangan pada hewan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Pada fase ini, hewan tidak melakukan pembuahan dan tidak melibatkan peran dari sel kelamin. Contohnya, pada ubur-ubur, fase aseksual dimulai dari tahap planula yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air. Setelah itu, planula akan berkembang menjadi polip. Polip ini memiliki bentuk menyerupai bunga yang menempel pada permukaan laut. Polip akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, polip akan mengalami transformasi menjadi medusa atau ubur-ubur yang merupakan fase seksualnya.
Pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Pada fase ini, hewan melakukan pembuahan dan melibatkan peran dari sel kelamin. Contohnya, pada kepiting, fase aseksual dimulai dari tahap zoea yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air laut. Setelah itu, zoea akan berkembang menjadi megalopa. Megalopa ini memiliki bentuk menyerupai kepiting kecil. Megalopa akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, megalopa akan mengalami transformasi menjadi kepiting dewasa yang merupakan fase seksualnya.
Metagenesis terjadi pada beberapa jenis hewan, seperti ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu. Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan.
3. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut.
Metagenesis adalah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Pada metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut.
Fase aseksual pada metagenesis dimulai dari tahap telur atau larva yang akan berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks atau dewasa. Pada fase ini, hewan mengalami perkembangan melalui proses mitosis, yaitu pembelahan sel. Selama fase aseksual, hewan akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Pada fase ini, hewan tidak memiliki organ reproduksi dan tidak memerlukan pasangan untuk berkembang biak.
Sedangkan pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Pada fase ini, hewan memiliki organ reproduksi dan memerlukan pasangan untuk berkembang biak. Fase seksual pada metagenesis dimulai dari tahap embrio yang akan berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks atau dewasa.
Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan. Pada fase aseksual, hewan memiliki bentuk yang sederhana dan tidak memiliki organ reproduksi. Fase aseksual bertujuan untuk memperbanyak jumlah individu dalam populasi dan mempertahankan kelangsungan hidup spesies. Sedangkan pada fase seksual, hewan memiliki bentuk yang lebih kompleks dan memiliki organ reproduksi. Fase seksual bertujuan untuk memperbanyak variasi genetik dan memperbaiki ketahanan spesies terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, setiap fase pada metagenesis memiliki peran yang sangat penting dalam siklus hidup hewan. Kehadiran kedua fase hidup ini memungkinkan hewan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Melalui metagenesis, hewan dapat berkembang biak dan memperbaiki ketahanannya terhadap lingkungan dengan cara yang lebih efektif.
4. Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu.
Metagenesis merupakan proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Dalam proses metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis antara lain adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu.
Ubur-ubur adalah salah satu hewan yang mengalami metagenesis. Fase aseksualnya dimulai dari tahap planula yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air. Setelah itu, planula akan berkembang menjadi polip. Polip ini memiliki bentuk menyerupai bunga yang menempel pada permukaan laut. Polip akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, polip akan mengalami transformasi menjadi medusa atau ubur-ubur yang merupakan fase seksualnya. Medusa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Kepiting juga mengalami metagenesis. Fase aseksualnya dimulai dari tahap zoea yang merupakan larva yang berenang bebas di dalam air laut. Setelah itu, zoea akan berkembang menjadi megalopa. Megalopa ini memiliki bentuk menyerupai kepiting kecil. Megalopa akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, megalopa akan mengalami transformasi menjadi kepiting dewasa yang merupakan fase seksualnya. Kepiting dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Belatung juga mengalami metagenesis. Fase aseksualnya dimulai dari tahap telur yang akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami beberapa tahap perkembangan sebelum akhirnya menjadi belatung dewasa. Belatung dewasa akan memperbanyak diri dengan cara berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan sel. Kemudian, belatung dewasa akan mengalami transformasi menjadi lalat dewasa yang merupakan fase seksualnya. Lalat dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Kupu-kupu juga mengalami metagenesis. Fase aseksualnya dimulai dari tahap telur yang akan menetas menjadi ulat. Ulat akan mengalami beberapa tahap perkembangan sebelum akhirnya menjadi kepompong. Kepompong merupakan fase transisi antara fase aseksual dan fase seksual. Setelah beberapa waktu, kepompong akan mengalami transformasi menjadi kupu-kupu dewasa yang merupakan fase seksualnya. Kupu-kupu dewasa akan memperbanyak diri secara seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.
Dalam metagenesis, setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Fase aseksual biasanya bertujuan untuk memperbanyak jumlah individu, sedangkan fase seksual bertujuan untuk melakukan reproduksi yang lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan.
5. Pada fase aseksual, hewan tersebut mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel.
Metagenesis adalah suatu proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Dalam metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut.
Pada fase aseksual, hewan mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Selama fase aseksual ini, hewan akan memperbanyak diri secara vegetatif. Proses ini terjadi pada tahap-tahap hidup awal hewan, seperti telur, larva, atau ulat. Dalam fase aseksual, hewan dapat berkembang biak dengan cepat karena tidak memerlukan waktu untuk mencari pasangan dan memproduksi sel kelamin.
Pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Fase seksual ini terjadi pada tahap-tahap hidup yang lebih matang, seperti kepiting dewasa, ubur-ubur dewasa, lalat dewasa, dan kupu-kupu dewasa. Fase seksual ini terjadi ketika hewan mencapai kedewasaannya dan memerlukan pasangan untuk berkembang biak.
Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Pada fase aseksual, hewan berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, sedangkan pada fase seksual, hewan berfokus pada reproduksi dan perkembangan embrio. Metagenesis memungkinkan hewan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis antara lain adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu. Ubur-ubur mengalami metagenesis dari tahap planula menjadi polip dan kemudian menjadi medusa. Kepiting mengalami metagenesis dari tahap zoea menjadi megalopa dan kemudian menjadi kepiting dewasa. Belatung mengalami metagenesis dari tahap telur menjadi ulat dan kemudian menjadi belatung dewasa. Kupu-kupu mengalami metagenesis dari tahap telur menjadi ulat dan kemudian menjadi kepompong, yang merupakan fase transisi antara fase aseksual dan fase seksual.
Pada fase aseksual, hewan mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Perkembangan ini terjadi untuk memperbanyak jumlah individu dan memperkuat spesies. Selama fase aseksual, hewan dapat berkembang biak dengan cepat dan memperbanyak jumlah individunya. Oleh karena itu, fase aseksual sangat penting bagi kelangsungan hidup hewan.
6. Pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio.
Poin keenam dari tema “jelaskan pengertian dari metagenesis” adalah “pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio”.
Fase seksual merupakan salah satu fase dalam metagenesis dimana terjadi pembuahan antara sel sperma dan sel telur, sehingga terbentuklah embrio. Dalam fase ini, terdapat perbedaan dalam peran dan karakteristik antara hewan jantan dan betina.
Pada fase seksual, hewan jantan akan memproduksi sel sperma dan mengeluarkannya ke lingkungan sekitarnya. Sel sperma ini akan bergerak menuju sel telur yang dihasilkan oleh hewan betina. Jika sel sperma berhasil membuahi sel telur, maka terbentuklah embrio yang akan berkembang menjadi hewan baru.
Pada beberapa jenis hewan, pembuahan dapat terjadi di dalam tubuh hewan betina, seperti pada manusia dan beberapa jenis hewan lainnya. Namun, pada beberapa jenis hewan, pembuahan terjadi di luar tubuh, seperti pada ikan dan beberapa jenis hewan laut lainnya.
Setiap fase seksual pada metagenesis memiliki karakteristik dan mekanisme yang berbeda-beda, tergantung pada jenis hewan yang mengalaminya. Misalnya, pada ubur-ubur, fase seksualnya terjadi pada medusa yang memproduksi sel telur dan sperma. Pada kepiting, fase seksualnya terjadi pada kepiting dewasa yang memproduksi sel telur dan sperma. Pada belatung, fase seksualnya terjadi pada lalat dewasa yang memproduksi sel telur dan sperma. Sedangkan pada kupu-kupu, fase seksualnya terjadi pada kupu-kupu dewasa yang memproduksi sel telur dan sperma.
Dalam fase seksual, terdapat peran penting dari faktor lingkungan dalam pengaturan siklus hidup hewan. Misalnya, suhu, cahaya, dan ketersediaan makanan dapat mempengaruhi perkembangan hewan pada fase seksual. Hal ini karena faktor lingkungan dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh hewan untuk berkembang biak.
Dalam metagenesis, fase seksual memiliki peran penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies. Dengan adanya fase seksual, hewan dapat memperbanyak jumlah keturunan dan memperbaiki keragaman genetik suatu spesies. Oleh karena itu, fase seksual pada metagenesis merupakan proses yang sangat penting dalam siklus hidup hewan.
7. Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Metagenesis adalah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Dalam metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis adalah ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu.
Setiap fase dalam metagenesis memiliki karakteristik dan peran yang berbeda. Pada fase aseksual, hewan mengalami perkembangan melalui proses mitosis sehingga terjadi pembelahan sel. Pada fase ini, hewan tidak melakukan pembuahan sel dan tidak terjadi percampuran genetik antara induk dan keturunannya. Pembelahan sel ini berlangsung secara terus-menerus hingga membentuk individu baru yang serupa dengan induknya.
Pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Pada fase ini, induk jantan dan betina melakukan reproduksi dengan cara memproduksi sel gamet yang berbeda, yaitu sel telur dan sperma. Sel-sel gamet ini kemudian bertemu dan terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, membentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Pada fase ini, terjadi percampuran genetik antara induk dan keturunannya sehingga terjadi variasi genetik pada individu baru yang dihasilkan.
Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kondisi lingkungan yang berbeda-beda, hewan dapat memilih strategi reproduksi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Misalnya, pada kondisi lingkungan yang stabil dan menguntungkan, hewan cenderung melakukan reproduksi secara aseksual. Namun, jika kondisi lingkungan tidak stabil, hewan akan melakukan reproduksi secara seksual untuk menghasilkan variasi genetik dan meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Dalam kesimpulannya, metagenesis adalah proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Metagenesis terdiri dari dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual dengan karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut. Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
8. Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan.
Metagenesis merupakan suatu proses perkembangan pada beberapa jenis hewan yang melibatkan perubahan bentuk atau fase pada tahap-tahap hidupnya. Dalam metagenesis, terdapat dua fase hidup yang bergantian, yaitu fase aseksual dan fase seksual. Setiap fase memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam siklus hidup hewan tersebut.
Pada fase aseksual, hewan tersebut mengalami perkembangan melalui proses mitosis, sehingga terjadi pembelahan sel. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak diri tanpa harus melalui pembuahan dengan sel lain. Selama fase aseksual, hewan cenderung memiliki bentuk yang sederhana dan kurang kompleks dibandingkan dengan fase seksual.
Sementara itu, pada fase seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, sehingga terjadi pembentukan embrio. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak keturunan dengan kombinasi gen yang berbeda dan lebih baik. Selama fase seksual, hewan cenderung memiliki bentuk yang lebih kompleks dan beragam, sehingga memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
Beberapa jenis hewan yang mengalami metagenesis antara lain ubur-ubur, kepiting, belatung, dan kupu-kupu. Setiap jenis hewan memiliki siklus hidup yang berbeda-beda, tergantung pada karakteristik dan perannya dalam ekosistem.
Melalui metagenesis, hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam fase aseksual, hewan dapat memperbanyak diri dengan lebih cepat dan efisien, sehingga dapat mengisi populasi hewan tersebut dengan cepat. Sementara itu, fase seksual memberikan keuntungan dalam hal variasi genetik dan kemampuan hewan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
Oleh karena itu, metagenesis merupakan proses yang penting dalam siklus hidup hewan. Dengan mengalami perubahan bentuk dan fase pada tahap-tahap hidupnya, hewan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Hal ini juga berdampak pada ekosistem secara keseluruhan, di mana keberlangsungan hidup hewan juga memengaruhi ekosistem dan keberlangsungan hidup makhluk lainnya dalam lingkungan tersebut.