jelaskan mengenai piagam jakarta – Piagam Jakarta adalah sebuah perjanjian antara lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Piagam ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 1976 di Jakarta, Indonesia. Piagam Jakarta bertujuan untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Piagam Jakarta lahir sebagai tanggapan terhadap kondisi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Pada masa itu, kawasan ini diwarnai oleh konflik dan persaingan antara negara-negara di dalamnya. Kondisi ini sangat mempengaruhi stabilitas di kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial.
Dalam konteks tersebut, Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara. Usulan ini kemudian mendapat dukungan dari negara-negara lain di kawasan, dan pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta terdiri dari lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya. Prinsip pertama adalah menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing. Prinsip kedua adalah saling menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia. Prinsip ketiga adalah tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan. Prinsip keempat adalah menghormati prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prinsip kelima adalah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Salah satu dampak utama dari Piagam Jakarta adalah meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Hal ini tercermin dalam berbagai bentuk kerjasama, seperti kerjasama ekonomi, sosial, dan keamanan. Misalnya, negara-negara anggota Piagam Jakarta membentuk ASEAN, sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memajukan kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan.
Namun, Piagam Jakarta juga memiliki beberapa kritik dan tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya. Beberapa negara anggota masih terlibat dalam permasalahan keamanan dan konflik di kawasan, dan seringkali melanggar prinsip non-intervensi dan penggunaan kekerasan. Selain itu, beberapa kritikus menilai bahwa Piagam Jakarta lebih menekankan pada stabilitas politik dan keamanan daripada pada hak asasi manusia dan demokratisasi.
Meskipun terdapat tantangan dan kritik, Piagam Jakarta masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam ini menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan, dan membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan. Sebagai negara anggota Piagam Jakarta, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip dasarnya dipegang teguh oleh negara-negara anggotanya.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan mengenai piagam jakarta
1. Piagam Jakarta adalah sebuah perjanjian antara lima negara Asia Tenggara
Piagam Jakarta adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Piagam ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 1976 di Jakarta, Indonesia. Piagam Jakarta merupakan sebuah kesepakatan yang bertujuan untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Piagam Jakarta lahir sebagai tanggapan terhadap kondisi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Pada masa itu, kawasan ini diwarnai oleh konflik dan persaingan antara negara-negara di dalamnya. Kondisi ini sangat mempengaruhi stabilitas di kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial.
Dalam konteks tersebut, Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara. Usulan ini kemudian mendapat dukungan dari negara-negara lain di kawasan, dan pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta.
Piagam Jakarta terdiri dari lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya. Prinsip pertama adalah menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing. Prinsip kedua adalah saling menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia. Prinsip ketiga adalah tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan. Prinsip keempat adalah menghormati prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prinsip kelima adalah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Salah satu dampak utama dari Piagam Jakarta adalah meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Hal ini tercermin dalam berbagai bentuk kerjasama, seperti kerjasama ekonomi, sosial, dan keamanan. Misalnya, negara-negara anggota Piagam Jakarta membentuk ASEAN, sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memajukan kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan.
Namun, Piagam Jakarta juga memiliki beberapa kritik dan tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya. Beberapa negara anggota masih terlibat dalam permasalahan keamanan dan konflik di kawasan, dan seringkali melanggar prinsip non-intervensi dan penggunaan kekerasan. Selain itu, beberapa kritikus menilai bahwa Piagam Jakarta lebih menekankan pada stabilitas politik dan keamanan daripada pada hak asasi manusia dan demokratisasi.
Meskipun terdapat tantangan dan kritik, Piagam Jakarta masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam ini menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan, dan membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan. Sebagai negara anggota Piagam Jakarta, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip dasarnya dipegang teguh oleh negara-negara anggotanya.
2. Tujuan dari Piagam Jakarta adalah untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara
Piagam Jakarta adalah sebuah perjanjian antara lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Diadopsi pada tanggal 24 Februari 1976 di Jakarta, Indonesia, piagam ini bertujuan untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Piagam Jakarta lahir sebagai respons terhadap kondisi politik dan keamanan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Saat itu, kawasan ini diwarnai oleh konflik dan persaingan di antara negara-negara di dalamnya, seperti konflik di Vietnam, Krisis Malaysia, dan konflik di Timor Leste. Kondisi ini sangat mempengaruhi stabilitas di kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial.
Indonesia, sebagai negara terbesar di kawasan, memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara. Usulan ini kemudian mendapat dukungan dari negara-negara lain di kawasan, dan pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta.
Tujuan dari Piagam Jakarta adalah untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara melalui kerjasama antara negara-negara anggota. Piagam ini mencakup lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya, yaitu menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing, saling menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan, menghormati prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Melalui piagam ini, negara-negara anggota diharapkan dapat meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan keamanan, serta mengatasi permasalahan keamanan dan politik di kawasan. Salah satu dampak utama dari Piagam Jakarta adalah meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Hal ini tercermin dalam berbagai bentuk kerjasama, seperti kerjasama ekonomi, sosial, dan keamanan. Misalnya, negara-negara anggota Piagam Jakarta membentuk ASEAN, sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memajukan kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan.
Namun, Piagam Jakarta juga memiliki beberapa kritik dan tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya. Beberapa negara anggota masih terlibat dalam permasalahan keamanan dan konflik di kawasan, dan seringkali melanggar prinsip non-intervensi dan penggunaan kekerasan. Selain itu, beberapa kritikus menilai bahwa Piagam Jakarta lebih menekankan pada stabilitas politik dan keamanan daripada pada hak asasi manusia dan demokratisasi.
Meskipun terdapat tantangan dan kritik, Piagam Jakarta masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam ini menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan, dan membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan. Sebagai negara anggota Piagam Jakarta, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip dasarnya dipegang teguh oleh negara-negara anggotanya.
3. Piagam Jakarta lahir sebagai tanggapan terhadap kondisi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an
Poin ketiga dalam penjelasan mengenai Piagam Jakarta menjelaskan bahwa piagam tersebut lahir sebagai tanggapan terhadap kondisi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Pada masa itu, kawasan Asia Tenggara diwarnai oleh konflik dan persaingan antara negara-negara di dalamnya. Kondisi ini sangat mempengaruhi stabilitas di kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial.
Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara. Usulan ini kemudian mendapat dukungan dari negara-negara lain di kawasan, dan pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta.
Adanya piagam ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, sehingga dapat memperkuat kerjasama dan meningkatkan kemajuan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut. Dalam konteks ini, Piagam Jakarta dianggap sebagai sebuah upaya untuk menciptakan kawasan yang lebih aman dan damai bagi negara-negara Asia Tenggara.
4. Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara
Poin keempat dari tema “jelaskan mengenai Piagam Jakarta” adalah Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara.
Pada tahun 1970-an, situasi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara sangat tidak stabil. Persaingan dan konflik antara negara-negara di kawasan menjadi hal yang umum terjadi. Hal ini mempengaruhi stabilitas kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial.
Di tengah kondisi tersebut, Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama antar negara Asia Tenggara dan mengatasi permasalahan keamanan di kawasan. Inisiatif ini didukung oleh Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Negara-negara anggota kemudian bertemu di Jakarta pada tanggal 24 Februari 1976 untuk menandatangani perjanjian tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Piagam ini memiliki tujuan utama untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia merasa bahwa perlu adanya kerjasama antar negara di kawasan Asia Tenggara untuk mengatasi permasalahan keamanan dan stabilitas. Hal ini dianggap penting karena negara-negara di kawasan tersebut memiliki banyak kesamaan dalam hal budaya, sejarah, dan geopolitik.
Dalam rangka merancang Piagam Jakarta, Indonesia memainkan peran penting dalam memfasilitasi dialog dan negosiasi antar negara anggota. Indonesia juga memastikan bahwa tujuan utama dari Piagam Jakarta adalah untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Dengan Indonesia sebagai pemimpin inisiatif, Piagam Jakarta kemudian menjadi tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam ini berhasil menciptakan kerjasama yang erat antara negara-negara anggotanya dan membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan.
5. Piagam Jakarta terdiri dari lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya
Poin kelima dari penjelasan mengenai Piagam Jakarta adalah bahwa perjanjian ini terdiri dari lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan kerjasama, perdamaian, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Prinsip pertama adalah menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing. Hal ini berarti bahwa setiap negara anggota Piagam Jakarta harus menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, serta tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
Prinsip kedua adalah saling menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara anggota Piagam Jakarta harus menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, seperti hak atas kebebasan berbicara, beragama, dan berasosiasi.
Prinsip ketiga adalah tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap negara anggota harus menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
Prinsip keempat adalah menghormati prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara anggota Piagam Jakarta harus menghormati prinsip-prinsip dasar PBB, seperti perdamaian, keamanan, dan kerjasama internasional.
Prinsip kelima adalah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara anggota Piagam Jakarta harus bekerja sama dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan keamanan, untuk mencapai tujuan perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan ini, Piagam Jakarta juga menetapkan berbagai mekanisme kerjasama, seperti pertemuan tingkat tinggi, pertemuan menteri-menteri luar negeri, dan pertemuan para ahli. Mekanisme ini bertujuan untuk memfasilitasi kerjasama antara negara-negara anggota dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam Piagam Jakarta.
Dengan demikian, prinsip-prinsip dasar Piagam Jakarta menunjukkan bahwa negara-negara anggota harus bekerja sama dalam memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara. Melalui kerjasama dan implementasi prinsip-prinsip dasar yang telah disepakati, diharapkan bahwa kawasan ini dapat menjadi lebih stabil, damai, dan sejahtera di masa depan.
6. Dampak utama dari Piagam Jakarta adalah meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya
Poin keenam pada penjelasan mengenai Piagam Jakarta adalah dampak utama dari perjanjian ini, yaitu meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Piagam Jakarta berhasil menciptakan suatu kerangka kerja yang memungkinkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk lebih erat berkoordinasi dan bekerja sama.
Dalam konteks Piagam Jakarta, negara-negara anggota sepakat untuk menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing. Hal ini membantu menciptakan kepercayaan dan mengurangi ketegangan antara negara-negara anggota.
Selain itu, Piagam Jakarta juga mendorong kerjasama antara negara-negara anggotanya dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, dan investasi. Melalui kerjasama ini, negara-negara anggota dapat memperkuat integrasi ekonomi dan meningkatkan kemakmuran di kawasan.
Piagam Jakarta juga menciptakan prinsip-prinsip dan mekanisme untuk menyelesaikan perselisihan antara negara-negara anggotanya secara damai. Hal ini membantu mengurangi potensi konflik dan meningkatkan stabilitas di kawasan.
Selain itu, negara-negara anggota Piagam Jakarta juga lebih mudah untuk berkoordinasi dan mengambil tindakan bersama dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang muncul di kawasan. Misalnya, dalam hal keamanan, negara-negara anggota dapat lebih mudah untuk bekerja sama dalam menghadapi terorisme, perompakan, dan kejahatan lintas batas.
Dalam kesimpulannya, Piagam Jakarta berhasil menciptakan suatu kerangka kerja yang memungkinkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk lebih erat berkoordinasi dan bekerja sama. Melalui perjanjian ini, negara-negara anggota dapat memperkuat integrasi ekonomi, meningkatkan stabilitas dan perdamaian di kawasan, serta menghadapi tantangan dan ancaman yang muncul secara bersama-sama.
7. Salah satu tantangan utamanya adalah implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya
Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan Piagam Jakarta adalah implementasi prinsip-prinsip dasarnya oleh negara-negara anggotanya. Walaupun prinsip-prinsip tersebut sudah diatur dalam perjanjian, tetapi masih banyak negara anggota yang belum sepenuhnya menerapkannya dalam praktiknya.
Salah satu contoh implementasi prinsip dasar yang masih menjadi tantangan adalah prinsip non-intervensi. Beberapa negara masih terlibat dalam permasalahan keamanan dan konflik di kawasan, dan seringkali melanggar prinsip non-intervensi dan penggunaan kekerasan. Selain itu, masih banyak negara yang belum sepenuhnya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, yang menjadi salah satu prinsip dasar dalam Piagam Jakarta.
Untuk mengatasi tantangan ini, negara-negara anggota harus mampu bekerja sama dan saling mendukung dalam implementasi prinsip-prinsip dasar Piagam Jakarta. Negara-negara anggota harus membuka diri terhadap kritik konstruktif dan bersedia memperbaiki kebijakan dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip dasar yang telah disepakati. Selain itu, penting juga bagi negara anggota untuk memperkuat mekanisme pengawasan dan penegakan hukum untuk menjamin pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Piagam Jakarta.
8. Piagam Jakarta masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara
Poin delapan dalam penjelasan mengenai Piagam Jakarta adalah bahwa perjanjian tersebut masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam Jakarta memainkan peran penting dalam membentuk kawasan yang lebih stabil, aman, dan sejahtera.
Sebagai perjanjian antara lima negara Asia Tenggara, Piagam Jakarta memperkuat kerjasama dan integrasi di kawasan. Perjanjian ini menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerjasama, seperti kerjasama ekonomi, sosial, dan keamanan. Piagam Jakarta juga menjadi landasan bagi pembentukan ASEAN, sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memajukan kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan.
Selama lebih dari empat dekade, Piagam Jakarta telah membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan. Selain itu, piagam ini telah membantu meningkatkan kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya.
Meskipun begitu, Piagam Jakarta masih memiliki tantangan dan kritik. Implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya masih menjadi tantangan bagi negara-negara anggota, dan beberapa kritikus menilai bahwa piagam ini lebih menekankan pada stabilitas politik dan keamanan daripada pada hak asasi manusia dan demokratisasi.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Piagam Jakarta memainkan peran penting dalam membentuk kawasan yang lebih stabil, aman, dan sejahtera. Sebagai negara anggota Piagam Jakarta, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip dasarnya dipegang teguh oleh negara-negara anggotanya.
9. Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini.
Piagam Jakarta adalah sebuah perjanjian antara lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Piagam ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 1976 di Jakarta, Indonesia. Tujuan dari Piagam Jakarta adalah untuk memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara.
Piagam Jakarta lahir sebagai tanggapan terhadap kondisi politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara pada tahun 1970-an. Pada masa itu, kawasan ini diwarnai oleh konflik dan persaingan antara negara-negara di dalamnya. Kondisi ini sangat mempengaruhi stabilitas di kawasan dan menghambat kemajuan ekonomi dan sosial. Indonesia memimpin inisiatif untuk merancang sebuah perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan mengatasi permasalahan keamanan di Asia Tenggara.
Piagam Jakarta terdiri dari lima prinsip dasar yang harus dipegang oleh negara-negara anggotanya. Prinsip pertama adalah menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing. Prinsip kedua adalah saling menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia. Prinsip ketiga adalah tidak menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan. Prinsip keempat adalah menghormati prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prinsip kelima adalah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Dampak utama dari Piagam Jakarta adalah meningkatnya kepercayaan dan kerjasama antara negara-negara anggotanya. Hal ini tercermin dalam berbagai bentuk kerjasama, seperti kerjasama ekonomi, sosial, dan keamanan. Misalnya, negara-negara anggota Piagam Jakarta membentuk ASEAN, sebuah organisasi regional yang bertujuan untuk memajukan kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan.
Namun, salah satu tantangan utama dari Piagam Jakarta adalah implementasi dari prinsip-prinsip dasarnya. Beberapa negara anggota masih terlibat dalam permasalahan keamanan dan konflik di kawasan, dan seringkali melanggar prinsip non-intervensi dan penggunaan kekerasan. Selain itu, beberapa kritikus menilai bahwa Piagam Jakarta lebih menekankan pada stabilitas politik dan keamanan daripada pada hak asasi manusia dan demokratisasi.
Meskipun terdapat tantangan dan kritik, Piagam Jakarta masih dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam sejarah kawasan Asia Tenggara. Piagam ini menjadi dasar bagi berbagai bentuk kerjasama dan integrasi ekonomi di kawasan, dan membantu menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang sebelumnya diwarnai oleh konflik dan persaingan. Sebagai negara anggota Piagam Jakarta, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memperkuat implementasi dan pengembangan piagam ini, serta memastikan bahwa prinsip-prinsip dasarnya dipegang teguh oleh negara-negara anggotanya.