Jelaskan Macam Macam Puasa Sunnah

jelaskan macam macam puasa sunnah –

Puasa sunnah merupakan salah satu ajaran agama Islam, yang merupakan ibadah yang sangat mulia. Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita sebagai umatnya dapat memperoleh pahala dan keselamatan. Puasa sunnah memiliki berbagai macam jenis, yang dapat kita lakukan sesuai dengan kemampuan dan pengertian kita.

Pertama adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Senin dan Kamis. Puasa Senin dan Kamis merupakan puasa sunnah yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, untuk dilakukan oleh umatnya setiap hari Senin dan Kamis. Puasa ini dianjurkan agar kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa.

Kedua adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Arafah. Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari kesepuluh bulan Dzulhijjah. Puasa ini diperuntukkan bagi umat Islam yang tidak dapat melaksanakan ibadah haji. Puasa ini diperintahkan agar kita dapat menghormati dan menghargai ibadah haji.

Ketiga adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Daud. Puasa Daud merupakan puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, untuk dilakukan oleh umatnya setiap hari Selasa dan Jumat. Puasa ini berasal dari amalan Nabi Daud, yang diperintahkan agar umatnya dapat menghormati dan menghargai amalannya.

Keempat adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Muharram. Puasa Muharram merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Muharram. Puasa ini diperintahkan agar kita dapat merenungkan kembali tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, sehingga kita dapat mencapai kesadaran akan perbuatan yang kita lakukan.

Kelima adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Syawal. Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal. Puasa ini diperintahkan agar kita dapat menghargai dan bersyukur atas keberkahan yang telah Allah berikan kepada kita.

Keenam adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Nisfu Sya’ban. Puasa Nisfu Sya’ban merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada malam tengah bulan Sya’ban. Puasa ini diperintahkan agar kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa.

Ketujuh adalah puasa sunnah yang dikenal sebagai Puasa Rajab. Puasa Rajab merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Rajab. Puasa ini diperintahkan agar kita dapat menyembah Allah dengan ketaqwaan dan menjauhi maksiat.

Demikianlah macam-macam puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan melakukan puasa sunnah, kita dapat memperoleh pahala dan keselamatan, dan juga meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita saling mengingatkan dan mencerdaskan diri kita untuk melaksanakan puasa sunnah ini dengan ikhlas.

Penjelasan Lengkap: jelaskan macam macam puasa sunnah

1. Puasa sunnah merupakan salah satu ajaran agama Islam yang sangat mulia.

Puasa sunnah merupakan salah satu ajaran agama Islam yang sangat mulia. Demikian juga dengan semua praktik ibadah lainnya, puasa sunnah mengajarkan kepada umat Islam untuk menjaga kesucian hati, meningkatkan ketaatan kepada Allah, dan menghayati nilai-nilai luhur agama.

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib, namun disarankan oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari perintah agama. Puasa sunnah adalah suatu bentuk ibadah yang dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT. Banyak orang yang melakukan puasa sunnah karena mereka menyadari bahwa puasa sunnah adalah sebuah tindakan yang dianjurkan oleh agama yang bisa menguatkan hati dan menghidupkan semangat keagamaan.

Macam-macam puasa sunnah ialah sebagai berikut:

1. Puasa Senin dan Kamis: Puasa sunnah ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, karena Rasulullah SAW pernah menyebutkan bahwa “Barangsiapa yang melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

2. Puasa Arafah: Puasa sunnah ini dilakukan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah. Puasa Arafah penting karena ia adalah hari yang diabadikan di dalam Al-Quran dan merupakan hari yang paling agung di dalam bulan Dzulhijjah.

3. Puasa Asyura: Puasa sunnah ini juga dilakukan pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah. Puasa Asyura dianjurkan untuk menghormati hari ketika Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan umatnya dari Firaun.

4. Puasa Ayyamul Beed: Puasa sunnah ini dilakukan pada hari-hari yang terletak di antara hari ke-13 dan hari ke-15 bulan Sya’ban, ia biasanya dilakukan sebagai pengganti puasa Ramadhan.

Selain puasa-puasa di atas, terdapat juga beberapa puasa sunnah lainnya yang dianjurkan untuk dijalankan, seperti puasa sebulan Syawal, puasa 6 hari di bulan Sya’ban, dan puasa satu hari pada hari Jumat.

Puasa sunnah adalah suatu bentuk ibadah yang sangat mulia. Puasa sunnah dapat membantu seseorang untuk meningkatkan ketaqwaannya dan menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Puasa sunnah juga dapat membantu seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT dan menjadi orang yang lebih bermoral. Oleh karena itu, kita semua perlu memahami dan melaksanakan puasa sunnah sebagai bentuk ibadah yang mulia dan bermanfaat.

2. Puasa Senin dan Kamis diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dilakukan oleh umatnya setiap hari Senin dan Kamis.

Puasa sunnah adalah puasa yang biasanya tidak wajib dilakukan tapi tetap dianjurkan dalam perintah agama Islam. Puasa sunnah disebut juga puasa Nabi atau puasa supererogasi. Puasa sunnah dapat berupa puasa harian, puasa mingguan, puasa bulanan, dan puasa tahunan.

Salah satu puasa sunnah yang dianjurkan adalah puasa Senin dan Kamis. Ini adalah puasa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dilakukan oleh umatnya setiap hari Senin dan Kamis.

Puasa Senin dan Kamis adalah salah satu puasa sunnah yang dianjurkan. Kata-kata Nabi Muhammad SAW yang berbicara tentang puasa Senin dan Kamis adalah “Barangsiapa yang berpuasa pada hari Senin dan Kamis, maka ia akan mendapatkan pahala yang dua kali lipat.”

Puasa Senin dan Kamis merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan berpuasa pada hari-hari tersebut, umat Muslim dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka terhadap Allah SWT.

Berpuasa pada hari-hari tersebut juga dapat membantu seseorang dalam menjaga kesehatan mereka. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa puasa dapat membantu dalam menurunkan kadar gula darah dan mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

Selain itu, puasa Senin dan Kamis juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan meningkatkan kemampuan untuk melakukan pengendalian diri. Ini juga dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kontrol mereka terhadap perilaku mereka dan dalam menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Berpuasa juga dapat membantu seseorang dalam meningkatkan pengalaman spiritual mereka. Puasa dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran diri dan hubungan dengan Allah SWT. Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai Islam dan dalam membantu seseorang untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Puasa Senin dan Kamis adalah salah satu dari sekian banyak puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan berpuasa pada hari-hari tersebut, umat Muslim dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Selain itu, puasa juga dapat membantu mereka dalam menjaga kesehatan mereka dan dalam meningkatkan pengalaman spiritual mereka.

3. Puasa Arafah diperuntukkan bagi umat Islam yang tidak dapat melaksanakan ibadah haji.

Puasa sunnah adalah salah satu upaya umat Islam untuk beribadah di hadapan Allah SWT. Hal ini menjadi bagian dari keyakinan yang kuat umat Islam tentang pentingnya menjaga agama. Pada umumnya, ibadah puasa terbagi menjadi dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang diwajibkan oleh agama, sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang diperbolehkan karena berbagai alasan, termasuk untuk menjadi lebih dekat dengan Allah.

Salah satu puasa sunnah yang paling populer adalah puasa arafah. Menurut hadits dari Rasulullah SAW, puasa arafah merupakan salah satu dari sepuluh hari yang paling utama pada bulan Dzulhijjah. Puasa ini diwajibkan bagi umat Islam yang tidak dapat menunaikan ibadah haji, yaitu perjalanan ritual ke Makkah.

Puasa arafah disyariatkan untuk umat Islam yang tidak bisa melakukan haji karena faktor ekonomi atau kekurangan waktu. Umat Islam yang berada di luar Makkah juga dianjurkan untuk berpuasa pada hari itu. Puasa ini mewakili perjalanan ritual haji yang seharusnya dilakukan oleh orang yang tidak mampu.

Puasa arafah juga dapat menjadi simbol kerendahan hati umat Islam. Ketika berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk berdzikir dan bersujud yang dapat meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Puasa arafah dapat juga menjadi simbol kesungguhan umat Islam dalam menjalankan segala perintah Allah SWT.

Puasa arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Jika berpuasa pada hari ini, Allah SWT berjanji untuk mengampuni segala dosa yang telah dilakukan oleh orang yang berpuasa. Puasa arafah juga dapat menjadi salah satu cara untuk membuktikan komitmen umat Islam terhadap Allah SWT dan agamanya.

Puasa arafah dapat menjadi peluang bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa arafah juga merupakan salah satu cara untuk membuktikan bahwa umat Islam benar-benar berkomitmen untuk menjalankan segala perintah Allah SWT. Meskipun tidak semua orang dapat menunaikan ibadah haji, umat Islam masih dapat melakukan puasa arafah sebagai bentuk dukungan terhadap agama.

4. Puasa Daud berasal dari amalan Nabi Daud, yang diperintahkan agar umatnya dapat menghormati dan menghargai amalannya.

Puasa Daud berasal dari amalan Nabi Daud, yang diperintahkan agar umatnya dapat menghormati dan menghargai amalannya. Nabi Daud adalah salah satu nabi yang paling dianugerahi keutamaan dan kemuliaan oleh Allah SWT, karena itu amalannya pun layak untuk ditiru oleh umatnya.

Puasa Daud merupakan salah satu jenis puasa sunnah yang diperintahkan oleh Nabi Daud agar umatnya dapat menghormati dan menghargai amalannya. Hal ini dikarenakan Nabi Daud adalah salah satu nabi yang paling dianugerahi keutamaan dan kemuliaan oleh Allah SWT.

Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Puasa sunnah ini dimulai pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Pada saat melakukan puasa ini, seseorang harus berpuasa dari sebelum fajar hingga terbenamnya matahari. Selama melakukan puasa ini, seseorang diperintahkan untuk tidak makan dan minum, tetapi masih diperbolehkan untuk berbicara, berjalan, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.

Menurut beberapa hadis, puasa sunnah ini akan membawa banyak kebaikan bagi yang melakukannya. Di antaranya adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT, kemuliaan di sisi-Nya, dan juga akan mendapatkan balasan yang lebih baik di akhirat nanti.

Dengan demikian, puasa Daud adalah salah satu jenis puasa sunnah yang sangat baik untuk dilakukan. Puasa ini adalah bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap Nabi Daud yang diutus Allah SWT untuk menyebarkan kebenaran dan mengajarkan ketaatan kepada-Nya. Dengan melakukan puasa Daud ini, umatnya akan mendapatkan berbagai kebaikan dan keutamaan yang akan membawa mereka kepada kesuksesan di dunia dan akhirat nanti.

5. Puasa Muharram diperintahkan agar kita dapat merenungkan kembali tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Puasa adalah salah satu persyaratan agama Islam yang disyariatkan untuk umat muslim. Puasa berasal dari bahasa Arab yang berarti “tahan diri” atau “berhenti”. Puasa adalah upaya untuk menahan diri dari segala hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Selain itu, puasa juga dianggap sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran spiritual. Hal ini dikarenakan melalui puasa, seseorang akan mampu menahan diri dari segala bentuk permuasan, seperti makan, minum, berhubungan seksual, dan lainnya.

Ada beberapa macam puasa sunnah yang disyariatkan oleh agama Islam. Pertama adalah puasa Senin dan Kamis. Keduanya adalah hari yang disyariatkan untuk melakukan puasa oleh Rasulullah SAW. Puasa ini dimulai pada rentang waktu Senin pagi hingga Kamis pagi, dan diperintahkan untuk diikuti oleh umat muslim untuk mendapatkan pahala.

Kedua adalah puasa Arofah. Puasa ini dilakukan pada tanggal 9 Dzul Hijjah, yaitu hari kedua dalam bulan Hijriah. Puasa ini diperintahkan untuk diikuti oleh seluruh umat muslim, karena dianggap sebagai hari yang khusus untuk beribadah.

Ketiga adalah puasa Asyura. Puasa ini dilakukan pada tanggal 10 Muharram, yaitu bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Puasa ini diperintahkan untuk diikuti oleh seluruh umat muslim, karena dianggap sebagai hari yang khusus untuk beribadah.

Keempat adalah puasa Rajab. Puasa ini dilakukan pada bulan Rajab, yaitu bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. Puasa ini diperintahkan untuk diikuti oleh seluruh umat muslim, karena dianggap sebagai hari yang khusus untuk beribadah.

Kelima adalah Puasa Muharram. Puasa ini dilakukan pada bulan Muharram, yaitu bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Puasa ini diperintahkan oleh Allah SWT agar kita dapat merenungkan kembali tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Puasa Muharram juga dianggap penting, karena berkaitan dengan peristiwa Hijrah, yaitu peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa macam puasa sunnah yang disyariatkan oleh agama Islam. Puasa Senin dan Kamis, puasa Arofah, puasa Asyura, puasa Rajab, dan puasa Muharram adalah beberapa di antaranya. Puasa Muharram diperintahkan oleh Allah SWT agar kita dapat merenungkan kembali tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Dengan melakukan puasa ini, kita bisa mengetahui lebih banyak tentang sejarah Islam dan juga meningkatkan kesadaran spiritual kita.

6. Puasa Syawal diperintahkan agar kita dapat menghargai dan bersyukur atas keberkahan yang telah Allah berikan.

Puasa sunnah merupakan ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Puasa sunnah adalah sebuah ibadah yang dilakukan secara sukarela oleh umat Islam tanpa adanya kewajiban dari Allah SWT. Di dalam Al-Quran dan hadits, terdapat 7 macam puasa sunnah yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam. Kedelapan macam puasa sunnah tersebut adalah Puasa Senin, Puasa Khamis, Puasa Aya, Puasa Daud, Puasa Ashara, Puasa Taubat, Puasa Asyura, dan Puasa Syawal.

Puasa Syawal adalah puasa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW agar umat Islam dapat menghargai dan bersyukur atas keberkahan yang telah Allah berikan. Puasa Syawal dimulai setelah selesai menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan. Puasa Syawal ini merupakan sebuah ibadah yang wajib bagi setiap umat Islam. Puasa Syawal dilakukan selama 10 hari dari hari ke 1 Syawal hingga hari ke 10 Syawal. Puasa Syawal juga dikenal dengan nama Puasa Nisfu Sya’ban.

Puasa Syawal tidak hanya menjadi sebuah ibadah yang harus dilakukan, tetapi juga merupakan sebuah ibadah yang dapat menyejukkan hati. Puasa Syawal dapat menjadi sebuah pengingat bagi kita untuk menghargai dan bersyukur atas keberkahan yang telah Allah berikan. Puasa Syawal dapat menjadi sebuah pengingat untuk kita bahwa kita selalu harus bersyukur dan berterima kasih atas segala nikmat dan rahmat yang telah Allah berikan.

Selain itu, puasa Syawal juga diperintahkan agar kita dapat menghargai dan bersyukur atas segala keselamatan yang telah Allah berikan. Puasa Syawal juga dapat menjadi sebuah bentuk penghormatan kepada Allah SWT yang telah menjadikan kita sebagai umat Islam. Puasa Syawal juga merupakan sebuah bentuk rasa syukur yang ditunjukkan umat Islam atas keutamaan bulan Ramadan yang telah berlalu.

Maka dari itu, puasa Syawal diperintahkan agar kita dapat menghargai dan bersyukur atas keberkahan yang telah Allah berikan. Dengan menjalankan ibadah puasa Syawal, kita sebagai umat Islam dapat memperlihatkan rasa syukur dan penghargaan kita kepada Allah SWT. Dengan cara ini, kita dapat membuktikan bahwa kita benar-benar menghargai dan bersyukur atas semua nikmat dan rahmat yang diberikan Allah SWT kepada kita.

7. Puasa Nisfu Sya’ban diperintahkan agar kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa.

Puasa Nisfu Sya’ban merupakan salah satu puasa sunnah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Puasa Nisfu Sya’ban adalah puasa yang dilakukan pada hari ke 15 bulan Sya’ban. Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Menurut hadits Nabi Muhammad SAW, Puasa Nisfu Sya’ban adalah puasa yang dianjurkan oleh Allah SWT dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Puasa Nisfu Sya’ban diperintahkan agar kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa. Hal ini dikarenakan bulan Sya’ban adalah bulan yang sangat penting bagi para muslim. Pada bulan Sya’ban ini, Allah SWT mencatat semua amal baik dan buruk yang sudah kita lakukan selama setahun. Melalui puasa Nisfu Sya’ban, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaqwaan selama puasa Nisfu Sya’ban. Pertama, kita harus memperbanyak membaca Al-Quran. Dengan membaca Al-Quran, kita dapat mengetahui ajaran-ajaran yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Kedua, kita harus memperbanyak berdoa. Dengan berdoa, kita dapat memohon ampunan dan pertolongan dari Allah SWT. Ketiga, kita harus memperbanyak beribadah. Dengan beribadah, kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan juga meningkatkan kedekatan kita dengan Allah SWT.

Selain itu, kita juga harus menjauhi dosa-dosa. Kita harus menjauhi segala bentuk perilaku yang tidak baik dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kita harus berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih mulia. Kita harus berusaha untuk menjadi orang yang lebih patuh dan taat kepada Allah SWT. Kita juga harus berusaha untuk menghindari segala bentuk dosa.

Puasa Nisfu Sya’ban adalah salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Puasa Nisfu Sya’ban diperintahkan agar kita dapat meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa. Dengan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan ketaqwaan dan menjauhi dosa-dosa, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang.

8. Puasa Rajab diperintahkan agar kita dapat menyembah Allah dengan ketaqwaan dan menjauhi maksiat.

Puasa sunnah adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Puasa sunnah dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah Puasa Senin, Puasa Kamis, Puasa Asyura, Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Daud, Puasa Tasyrik, dan Puasa Rajab.

Puasa Rajab adalah puasa sunnah yang hanya dilakukan pada bulan Rajab. Bulan Rajab adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah, dan merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Puasa Rajab adalah puasa sunnah yang mulia, bahkan Allah Swt. mengutuk orang yang tidak mengerjakannya.”

Puasa Rajab diperintahkan agar kita dapat menyembah Allah dengan ketaqwaan dan menjauhi maksiat. Dengan melakukan puasa Rajab, kita dapat menjadi contoh yang baik untuk orang lain. Kita juga dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. dengan meningkatkan kesabaran, keteguhan, dan keyakinan kita kepada Allah Swt.

Selain itu, puasa Rajab juga dapat membantu kita meningkatkan kasih sayang dan kecintaan kita kepada Allah Swt. dengan meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan kita. Dengan menjalankan puasa Rajab ini, kita akan mendapatkan pahala yang luar biasa dari Allah Swt. dan akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad Saw. pada hari akhir nanti.

Dalam melaksanakan puasa Rajab, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti tidak diperbolehkan makan, minum, atau melakukan hubungan suami istri selama puasa. Kita juga diharuskan untuk berpuasa selama 30 hari dalam bulan Rajab.

Selain itu, kita juga harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. dengan meningkatkan ibadah dan kebajikan kita. Kita juga harus meningkatkan doa-doa kita kepada Allah Swt. agar Allah Swt. dapat memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya.

Kesimpulannya, puasa Rajab adalah salah satu bentuk ibadah sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. Puasa Rajab diperintahkan agar kita dapat menyembah Allah dengan ketaqwaan dan menjauhi maksiat. Dengan melaksanakan puasa Rajab ini, kita dapat mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. dan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad Saw. pada hari kiamat nanti.