Jelaskan Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn

jelaskan klasifikasi iklim menurut junghuhn –

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah salah satu dari beberapa klasifikasi yang berbeda yang digunakan untuk mengklasifikasikan iklim berdasarkan suhu rata-rata dan tingkat kelembaban. Junghuhn, yang merupakan seorang ahli meteorologi Jerman, mengembangkan klasifikasi iklim tersebut pada tahun 1884. Ia mengklasifikasikan iklim menjadi empat kategori: tropis, subtropis, mediteranian, dan subarktik.

Kategori tropis mencakup iklim yang memiliki suhu rata-rata tahunan di atas 18 derajat Celsius di sebagian besar wilayahnya. Iklim ini mencakup beberapa wilayah di sekitar lintasan khatulistiwa. Salah satu contohnya adalah iklim tropis di Amerika Selatan dan Afrika. Dari sini, kita dapat melihat bahwa iklim tropis memiliki suhu yang cukup tinggi, dengan curah hujan yang tinggi juga.

Kategori subtropis mencakup iklim yang memiliki suhu rata-rata tahunan antara 12-18 derajat Celsius. Contohnya adalah iklim subtropis di California dan Arizona. Secara umum, iklim subtropis ini memiliki temperatur yang moderat dan curah hujan yang rendah.

Kategori mediteranian berlaku untuk wilayah yang memiliki suhu rata-rata antara 8-12 derajat Celsius. Contohnya adalah iklim Mediterania di Eropa bagian barat dan California. Secara umum, iklim Mediterania ini memiliki suhu moderat dan curah hujan yang relatif tinggi.

Kategori subarktik meliputi iklim yang memiliki suhu rata-rata tahunan kurang dari 8 derajat Celsius, terutama di wilayah yang dekat dengan kutub utara. Contohnya adalah iklim subarktis di Alaska dan Kanada bagian utara. Secara umum, iklim subarktis ini memiliki suhu yang lebih rendah dan curah hujan yang relatif lebih rendah.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn merupakan salah satu cara yang banyak digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di seluruh dunia. Dengan menggunakan klasifikasi ini, para ilmuwan dapat dengan mudah membandingkan iklim di berbagai wilayah dan memprediksi bagaimana iklim tersebut akan berkembang di masa depan. Dengan demikian, klasifikasi iklim menurut Junghuhn telah memberikan banyak manfaat dalam menganalisis iklim di berbagai wilayah di seluruh dunia.

Penjelasan Lengkap: jelaskan klasifikasi iklim menurut junghuhn

1. Junghuhn, seorang ahli meteorologi Jerman, mengembangkan klasifikasi iklim yang dikenal sebagai klasifikasi iklim menurut Junghuhn pada tahun 1884.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah salah satu bentuk klasifikasi yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik cuaca yang berbeda di berbagai wilayah di seluruh dunia. Ini merupakan klasifikasi yang dikembangkan oleh seorang ahli meteorologi Jerman bernama Adolph Junghuhn pada tahun 1884. Junghuhn menyarankan bahwa iklim dapat digolongkan ke dalam empat kategori utama berdasarkan karakteristik cuaca dan kelembaban relatif.

Kategori pertama adalah iklim tropis, yang terkenal dengan kelembaban tinggi dan suhu udara yang stabil. Ini biasanya ditemukan di wilayah sekitar lintang tropis di seluruh dunia, termasuk wilayah Amazon di Amerika Selatan, Afrika Sub-Sahara, dan Asia Tenggara. Tingkat curah hujan yang tinggi dan suhu di sekitar 25-30 derajat Celsius biasanya ditemukan di wilayah ini.

Kategori kedua adalah iklim dingin, yang biasanya ditemukan di wilayah sekitar lintang tinggi di seluruh dunia. Ini termasuk wilayah di sekitar Laut Utara di Eropa, Benua Kuning di Asia, dan wilayah di sekitar Laut Artik di Amerika Utara. Karakteristik utama iklim ini adalah suhu yang relatif lebih rendah dibandingkan wilayah tropis, dan curah hujan yang lebih rendah.

Kategori ketiga adalah iklim kering, yang dapat ditemukan di wilayah sekitar lintang tinggi di seluruh dunia. Ini termasuk wilayah di sekitar Laut Merah di Afrika Timur, daerah Asia Tengah, dan wilayah di sekitar Laut Kaspia di Asia Timur. Karakteristik utama iklim ini adalah suhu yang cukup tinggi, namun curah hujan yang rendah.

Kategori terakhir adalah iklim gurun, yang dapat ditemukan di wilayah sekitar lintang tinggi di seluruh dunia. Ini termasuk wilayah di sekitar Laut Hitam di Eropa Timur, daerah Gobi di Asia Tengah, dan wilayah di sekitar Laut Mati di Asia Timur. Karakteristik utama iklim ini adalah suhu yang sangat tinggi, dengan curah hujan yang hampir tidak ada.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn telah digunakan sebagai salah satu cara untuk memahami bagaimana karakteristik cuaca yang berbeda dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Dengan memahami klasifikasi ini, para ahli meteorologi dapat memprediksi pola cuaca dan memahami bagaimana iklim akan mempengaruhi daerah yang berbeda. Ini juga berguna bagi para ahli ekologi dan para ahli lingkungan untuk mengidentifikasi bagaimana iklim dapat mempengaruhi ekosistem dan bentuk-bentuk kehidupan yang ada di daerah tersebut.

2. Klasifikasi iklim menurut Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat kategori, yaitu tropis, subtropis, mediteranian, dan subarktik.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan iklim berdasarkan karakteristiknya. Metode ini dikembangkan oleh ahli geografi Jerman, Fritz Junghuhn, pada tahun 1875. Metode ini masih digunakan sampai sekarang, walaupun telah diperbarui dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan perubahan iklim global.

Klasifikasi Iklim menurut Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat kategori, yaitu tropis, subtropis, mediteranian, dan subarktik. Setiap kategori memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan kategori lainnya.

Kategori tropis meliputi iklim yang terletak di sekitar khatulistiwa, yaitu area yang terletak antara lintang 23,5° Utara dan Selatan. Di daerah ini, suhu udara biasanya tetap tinggi sepanjang tahun. Musim hujan yang lebat juga merupakan ciri khas iklim tropis.

Kategori subtropis meliputi daerah yang berada di sekitar Tropis, yaitu lintang 23,5° Utara dan Selatan. Suhu udara di daerah ini lebih dingin daripada di daerah tropis, tetapi masih cukup tinggi sepanjang tahun. Musim kemarau cukup lama, dan hujan terjadi secara berkala.

Kategori mediteranian meliputi daerah yang berada di sekitar Laut Tengah. Musim panas di daerah ini sangat panas dan berawan, sedangkan musim dingin cukup dingin dan berawan. Hujan turun secara berkala, tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada di daerah tropis dan subtropis.

Kategori subarktik meliputi daerah yang berada di sekitar kutub utara dan selatan. Suhu udara di daerah ini sangat rendah sepanjang tahun, dengan musim panas yang singkat dan musim dingin yang panjang. Curah hujan di daerah ini juga sangat rendah.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn telah banyak membantu para ahli dalam mengidentifikasi dan memahami iklim di seluruh dunia. Dengan menggunakan metode ini, ahli dapat melihat karakteristik iklim yang berbeda di dalam wilayah yang sama dan mengidentifikasi bagaimana iklim berubah seiring berjalannya waktu. Metode ini juga telah membantu para ahli dalam mengidentifikasi dampak perubahan iklim global pada berbagai daerah.

3. Iklim tropis memiliki suhu rata-rata tahunan di atas 18 derajat Celsius di sebagian besar wilayahnya dan memiliki curah hujan yang tinggi.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah sebuah sistem yang membagi iklim menjadi tujuh kategori berdasarkan karakteristik cuaca dan temperatur yang berbeda. Sistem ini dikembangkan oleh seorang ahli iklim Belanda bernama Viktor Junghuhn pada tahun 1876. Sistem ini mulai digunakan oleh para ahli iklim untuk mengklasifikasikan iklim di berbagai wilayah di dunia.

Sistem Junghuhn mengelompokkan iklim menjadi tujuh kategori utama yaitu iklim tropis, sub tropis, temperat, dingin, sejuk, kutub, dan gurun. Iklim tropis adalah salah satu dari tujuh kategori yang didefinisikan oleh Junghuhn. Iklim tropis memiliki karakteristik cuaca yang unik dan berbeda dari iklim lainnya.

Iklim tropis memiliki suhu rata-rata tahunan di atas 18 derajat Celsius di sebagian besar wilayahnya. Temperatur tahunan di wilayah-wilayah tropis bervariasi antara 15 derajat Celsius di musim dingin dan hingga 35 derajat Celsius di musim panas. Meskipun suhu tahunan cenderung lebih tinggi, suhu malam harian cenderung lebih rendah di wilayah tropis.

Selain itu, iklim tropis juga memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan tahunan di wilayah tropis cenderung lebih tinggi dibanding wilayah lainnya. Curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara 1000-3000 mm per tahun. Curah hujan tidak terdistribusi secara merata di wilayah tropis dan cenderung berbeda antar musim.

Karena iklim tropis memiliki suhu yang relatif tinggi dan curah hujan yang tinggi, iklim tropis relatif lebih subur dibanding wilayah lainnya. Hal ini membuat wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa dan menjadi tempat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn membantu ahli iklim dan para ahli lainnya untuk mengklasifikasikan iklim di berbagai wilayah di dunia. Klasifikasi ini sangat berguna untuk memahami karakteristik cuaca dan temperatur yang berbeda di wilayah-wilayah di dunia. Beberapa contoh klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah iklim tropis, sub tropis, temperat, dingin, sejuk, kutub, dan gurun. Iklim tropis memiliki suhu rata-rata tahunan di atas 18 derajat Celsius di sebagian besar wilayahnya dan memiliki curah hujan yang tinggi.

4. Iklim subtropis memiliki suhu rata-rata tahunan antara 12-18 derajat Celsius dan memiliki temperatur yang moderat dan curah hujan yang rendah.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah sistem klasifikasi iklim yang dikembangkan oleh ilmuwan Jerman, Wladimir Köppen dan Alfred Wegener pada tahun 1919. Sistem ini digunakan untuk mengklasifikasikan iklim berdasarkan parameter seperti suhu rata-rata tahunan, curah hujan, dan kejadian angin. Sistem ini telah menjadi standar dalam meteorologi dan sangat penting untuk memahami bagaimana iklim akan berubah di masa depan.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn terdiri dari empat jenis iklim utama, yaitu tropis, subtropis, mediterania, dan gempis/polar. Iklim tropis adalah iklim yang memiliki suhu rata-rata tahunan di atas 18 derajat Celsius. Iklim ini memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki suhu udara yang konstan sepanjang tahun. Iklim subtropis adalah iklim yang memiliki suhu rata-rata tahunan antara 12-18 derajat Celsius. Iklim ini memiliki temperatur yang moderat dan curah hujan yang relatif rendah.

Iklim subtropis memiliki suhu rata-rata tahunan antara 12-18 derajat Celsius dan memiliki temperatur yang moderat dan curah hujan yang rendah. Curah hujan yang rendah ini disebabkan oleh kehadiran dua sistem cuaca utama, yaitu sistem cuaca musim panas dan musim dingin. Musim panas akan memiliki suhu udara yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih rendah, sedangkan musim dingin akan memiliki suhu udara yang lebih rendah dan curah hujan yang lebih tinggi.

Kawasan subtropis juga memiliki kejadian angin yang kuat. Angin ini biasanya berasal dari utara dan menyebabkan suhu udara yang lebih dingin. Ini menyebabkan suhu rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan iklim tropis. Selain itu, kawasan ini juga memiliki tiga bulan musim panas dan tiga bulan musim dingin.

Kawasan subtropis memiliki berbagai jenis tanaman yang beradaptasi dengan iklimnya. Tanaman-tanaman ini bisa berupa pohon, herba, atau tanaman hijau. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah subtropis karena iklimnya yang moderat. Beberapa jenis tanaman yang bisa tumbuh di daerah ini adalah pohon pinus, pohon cemara, herba bermutu, dan tanaman hijau lainnya.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah sistem klasifikasi iklim yang dikembangkan oleh ilmuwan Jerman, Wladimir Köppen dan Alfred Wegener. Sistem ini mengklasifikasikan iklim berdasarkan parameter seperti suhu rata-rata tahunan, curah hujan, dan kejadian angin. Salah satu jenis iklim yang diklasifikasikan menurut sistem ini adalah iklim subtropis. Iklim subtropis memiliki suhu rata-rata tahunan antara 12-18 derajat Celsius dan memiliki temperatur yang moderat dan curah hujan yang rendah. Selain itu, iklim ini juga memiliki kejadian angin yang kuat dan berbagai jenis tanaman yang beradaptasi dengan iklimnya.

5. Iklim mediteranian memiliki suhu rata-rata antara 8-12 derajat Celsius dan memiliki suhu moderat dan curah hujan yang relatif tinggi.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah klasifikasi iklim yang dikembangkan pada tahun 1884 oleh seorang ilmuwan Belanda, Christopher Junghuhn. Ini adalah metode klasifikasi iklim yang paling umum digunakan di dunia saat ini.

Menurut Junghuhn, iklim terbagi menjadi lima kategori utama: iklim tropis, iklim sedang, iklim dingin, iklim kering, dan iklim mediteranian. Setiap kategori memiliki karakteristik umum yang menentukan cara iklim mempengaruhi daerah tersebut.

Salah satu jenis iklim yang diklasifikasikan oleh Junghuhn adalah iklim mediteranian. Iklim mediteranian adalah iklim yang menunjukkan ciri-ciri iklim subtropis yang khas. Ini terutama ditemukan di daerah sekitar Laut Mediterania, termasuk Eropa Selatan, Afrika Utara, dan bagian timur Teluk Persia.

Iklim mediteranian memiliki suhu rata-rata antara 8-12 derajat Celsius dan memiliki suhu moderat dan curah hujan yang relatif tinggi. Musim panas bisa sangat panas, sementara musim dingin relatif dingin. Musim semi dan musim gugur biasanya menyebabkan lebih banyak hujan daripada musim lainnya.

Di daerah iklim mediteranian, vegetasi yang ditemukan beragam, mulai dari tanaman subtropis hingga tanaman mediterania yang lebih tahan dingin. Hal ini disebabkan oleh suhu yang moderat, yang memungkinkan tumbuhnya tanaman yang berbeda-beda.

Iklim mediteranian juga menyebabkan vegetasi yang berbeda-beda di daerah yang berbeda. Di daerah yang lebih rendah, misalnya, tanaman yang bisa tumbuh akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di daerah yang lebih tinggi.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah metode klasifikasi iklim yang paling umum digunakan di dunia saat ini. Salah satu jenis iklim yang diklasifikasikan oleh Junghuhn adalah iklim mediteranian. Iklim mediteranian memiliki suhu rata-rata antara 8-12 derajat Celsius dan memiliki suhu moderat dan curah hujan yang relatif tinggi. Vegetasi yang tumbuh di daerah iklim mediteranian juga berbeda-beda tergantung pada ketinggian daerah.

6. Iklim subarktis memiliki suhu rata-rata tahunan kurang dari 8 derajat Celsius dan memiliki suhu yang lebih rendah dan curah hujan yang relatif lebih rendah.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah salah satu dari beberapa sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan iklim berdasarkan karakteristik suhu dan kelembaban. Sistem ini dikembangkan oleh ilmuwan Jerman, Friedrich Junghuhn, pada tahun 1831. Sistem klasifikasi ini diperluas dan diperbarui berdasarkan temuan-temuan baru yang dibuat sejak saat itu. Sistem ini dikenal sebagai Klasifikasi Iklim Junghuhn dan mencakup enam kelas.

Enam kelas yang dibahas dalam Klasifikasi Iklim Junghuhn adalah: iklim tropis, iklim sedang, iklim subtropis, iklim subarktis, iklim mediterania, dan iklim darat. Setiap kelas memiliki karakteristik suhu dan kelembaban yang unik.

Iklim subarktis adalah salah satu dari enam kelas dalam Klasifikasi Iklim Junghuhn. Ini adalah iklim yang ditemukan di wilayah di sekitar kutub utara. Iklim ini memiliki suhu rata-rata tahunan kurang dari 8 derajat Celsius dan memiliki suhu yang lebih rendah dan curah hujan yang relatif lebih rendah. Suhu rata-rata tahunan biasanya berkisar antara -2 hingga 12 derajat Celsius. Curah hujan tahunan kurang dari 500 mm.

Musim dingin di wilayah iklim subarktis biasanya cukup dingin, dengan suhu rata-rata antara -12 hingga -2 derajat Celsius. Musim semi dan musim gugur di iklim ini cenderung lebih hangat, dengan suhu rata-rata antara 0 hingga 10 derajat Celsius. Musim panas di wilayah ini biasanya lebih dingin dan lebih berawan daripada musim panas di wilayah lain. Suhu rata-rata antara 5 hingga 12 derajat Celsius.

Wilayah iklim subarktis terkenal karena flora dan fauna yang uniknya. Beberapa hewan yang ditemukan di wilayah ini termasuk beruang kutub, monyet es, pinguin, dan berbagai jenis burung laut. Beberapa tanaman yang ditemukan di wilayah ini termasuk pohon pinus, pohon cemara, pohon berkahat, dan banyak lagi.

Klasifikasi Iklim Junghuhn telah membantu para ilmuwan dalam memahami iklim berbagai wilayah secara lebih rinci. Sistem ini telah mengungkap banyak informasi penting tentang iklim subarktis. Ini memiliki suhu rendah dan curah hujan yang relatif lebih rendah, serta flora dan fauna yang unik dan beragam. Oleh karena itu, iklim subarktis adalah salah satu yang paling menarik untuk diteliti.

7. Klasifikasi iklim menurut Junghuhn merupakan salah satu cara yang banyak digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di seluruh dunia.

Klasifikasi Iklim menurut Junghuhn adalah salah satu cara yang sering digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di seluruh dunia. Metode ini diciptakan oleh Dr. Friedrich Junghuhn, seorang ahli geografi Jerman, pada tahun 1884. Metode ini masih sering digunakan di seluruh dunia hingga saat ini, bahkan setelah lebih dari satu abad.

Metode klasifikasi iklim Junghuhn berdasarkan pada tiga faktor utama, yaitu intensitas sinar matahari, kelembaban udara, dan temperatur udara. Berdasarkan faktor-faktor ini, Junghuhn membagi dunia menjadi tujuh kategori iklim utama. Tujuh kategori ini adalah iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim panas, iklim dingin, iklim dingin, dan iklim dingin.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn dimulai dengan pengamatan cuaca di seluruh dunia. Untuk melakukan ini, ia mengumpulkan data tentang intensitas sinar matahari, kelembaban udara, dan temperatur udara di berbagai lokasi di seluruh dunia. Setelah mengumpulkan data ini, ia membuat sebuah grafik yang menunjukkan bagaimana faktor-faktor ini berkaitan satu sama lain. Berdasarkan hasil grafik ini, ia membagi dunia menjadi tujuh kategori iklim utama.

Kategori iklim pertama yang diciptakan oleh Junghuhn adalah iklim tropis. Ini adalah iklim yang ditandai dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi. Di daerah tropis, intensitas sinar matahari juga cukup tinggi. Selanjutnya, iklim subtropis adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang lebih rendah dan kelembaban yang lebih tinggi daripada iklim tropis. Iklim sedang adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang lebih rendah dan kelembaban yang lebih rendah daripada iklim subtropis.

Kategori iklim berikutnya adalah iklim panas. Ini adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang sangat tinggi dan kelembaban yang rendah. Iklim dingin adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang sangat rendah dan kelembaban yang rendah. Iklim dingin adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi. Dan terakhir, iklim dingin adalah iklim yang ditandai dengan temperatur yang sangat rendah dan kelembaban yang tinggi.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn masih digunakan hingga hari ini. Meskipun telah ada banyak metode lain yang diciptakan untuk mengklasifikasikan iklim, metode Junghuhn masih merupakan salah satu cara yang paling populer. Metode ini telah banyak berguna dalam mengetahui dan memprediksi iklim berbagai daerah di seluruh dunia. Dengan metode ini, para ilmuwan dapat dengan mudah mengetahui daerah mana yang memiliki iklim tertentu. Selain itu, metode ini juga bermanfaat dalam membuat keputusan tentang berbagai isu lingkungan yang mungkin terkait dengan iklim di suatu wilayah.

8. Dengan menggunakan klasifikasi iklim menurut Junghuhn, para ilmuwan dapat dengan mudah membandingkan iklim di berbagai wilayah dan memprediksi bagaimana iklim tersebut akan berkembang di masa depan.

Klasifikasi iklim menurut Junghuhn adalah salah satu klasifikasi iklim yang digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di berbagai wilayah. Sistem klasifikasi ini diciptakan oleh ahli klimatologi Dr. Robert Junghuhn pada tahun 1920. Sistem ini menggunakan variabel-variabel seperti suhu udara, curah hujan, dan jumlah hari basah dan kering untuk mengelompokkan iklim. Sistem ini menggunakan enam kategori utama yang disebut “klasifikasi Junghuhn” untuk mengklasifikasikan iklim di berbagai wilayah.

Klasifikasi Junghuhn dikembangkan untuk membantu para ilmuwan membandingkan iklim di berbagai wilayah dan memprediksi bagaimana iklim tersebut akan berkembang di masa depan. Enam kategori utama yang digunakan dalam klasifikasi Junghuhn adalah iklim tropis, subtropis, sedang, semi-dingin, dingin kering, dan dingin basah. Masing-masing kategori memiliki nilai tertentu untuk suhu udara rata-rata, curah hujan, dan jumlah hari basah dan kering.

Iklim tropis adalah iklim yang paling hangat, dengan suhu udara rata-rata lebih dari 18,3 derajat Celsius. Iklim subtropis memiliki suhu rata-rata antara 10,5 dan 18,3 derajat Celsius. Iklim sedang memiliki suhu rata-rata antara 0,5 dan 10,5 derajat Celsius. Iklim semi-dingin memiliki suhu rata-rata antara -3,9 dan 0,5 derajat Celsius. Iklim dingin kering memiliki suhu rata-rata antara -17,2 dan -3,9 derajat Celsius. Dan terakhir, iklim dingin basah memiliki suhu rata-rata kurang dari -17,2 derajat Celsius.

Selain itu, curah hujan dan jumlah hari basah dan kering juga memainkan peran dalam pengklasifikasian iklim oleh Junghuhn. Curah hujan untuk iklim tropis lebih dari 1.830 mm per tahun, untuk iklim subtropis lebih dari 1.830 mm per tahun, untuk iklim sedang 860-1.830 mm per tahun, untuk iklim semi-dingin lebih dari 600 mm per tahun, untuk iklim dingin kering kurang dari 600 mm per tahun, dan untuk iklim dingin basah lebih dari 2500 mm per tahun.

Jumlah hari kering untuk iklim tropis kurang dari 70 hari, untuk iklim subtropis lebih dari 70 hari, untuk iklim sedang lebih dari 120 hari, untuk iklim semi-dingin lebih dari 150 hari, untuk iklim dingin kering lebih dari 200 hari, dan untuk iklim dingin basah kurang dari 200 hari. Jumlah hari basah untuk iklim tropis lebih dari 90 hari, untuk iklim subtropis lebih dari 60 hari, untuk iklim sedang 30-60 hari, untuk iklim semi-dingin 20-30 hari, untuk iklim dingin kering kurang dari 20 hari, dan untuk iklim dingin basah lebih dari 120 hari.

Dengan menggunakan klasifikasi iklim menurut Junghuhn, para ilmuwan dapat dengan mudah membandingkan iklim di berbagai wilayah dan memprediksi bagaimana iklim tersebut akan berkembang di masa depan. Klasifikasi ini juga berguna untuk membandingkan iklim antara berbagai wilayah dan menentukan apakah perubahan iklim terjadi di suatu wilayah. Dengan menggunakan klasifikasi iklim menurut Junghuhn, para ilmuwan dapat dengan mudah mengidentifikasi wilayah yang terkena dampak perubahan iklim dan memprediksi bagaimana dampaknya akan terjadi di masa depan.