jelaskan ciri ciri lembaga sosial – Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan hidup bersama. Lembaga sosial memiliki ciri-ciri yang khas dan membedakannya dengan lembaga lainnya. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan ciri-ciri lembaga sosial yang dapat ditemukan dalam masyarakat.
Pertama, lembaga sosial memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Tujuan tersebut berkaitan dengan kepentingan sosial masyarakat dan memenuhi kebutuhan hidup bersama. Contohnya, lembaga sosial seperti lembaga kesehatan memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sedangkan lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
Kedua, lembaga sosial memiliki struktur organisasi yang teratur dan hierarkis. Struktur organisasi ini menunjukkan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan antara anggota dalam lembaga sosial tersebut. Contohnya, dalam lembaga pendidikan, terdapat struktur organisasi yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Ketiga, lembaga sosial memiliki aturan dan norma yang mengatur perilaku anggota. Aturan dan norma ini berfungsi untuk menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam lembaga sosial. Contohnya, dalam lembaga pendidikan, terdapat aturan mengenai tata tertib sekolah, peraturan mengenai kedisiplinan siswa, dan norma sosial mengenai sikap sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain.
Keempat, lembaga sosial memiliki sumber daya yang terbatas. Sumber daya tersebut dapat berupa tenaga kerja, modal, dan infrastruktur. Keterbatasan sumber daya ini dapat mempengaruhi kinerja dan keberlangsungan lembaga sosial. Contohnya, lembaga kesehatan yang memiliki sumber daya yang terbatas dapat mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Kelima, lembaga sosial memiliki keberadaan yang melekat dalam masyarakat. Kehadiran lembaga sosial dalam masyarakat memungkinkan terjadinya interaksi antara anggota lembaga sosial dan masyarakat. Contohnya, lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan di masyarakat.
Keenam, lembaga sosial memiliki keterkaitan dengan lembaga sosial lainnya. Keterkaitan ini terjadi karena adanya interaksi antara lembaga sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya, lembaga kesehatan memiliki keterkaitan dengan lembaga pendidikan karena kesehatan yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Ketujuh, lembaga sosial memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda. Nilai dan norma ini dipengaruhi oleh budaya dan agama masyarakat setempat. Contohnya, lembaga pendidikan di Indonesia memiliki nilai dan norma yang berbeda dengan lembaga pendidikan di negara lain karena dipengaruhi oleh budaya dan agama yang berbeda.
Kesimpulannya, lembaga sosial memiliki ciri-ciri yang khas dan membedakannya dengan lembaga lainnya. Ciri-ciri tersebut meliputi memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, struktur organisasi yang teratur dan hierarkis, aturan dan norma yang mengatur perilaku anggota, sumber daya yang terbatas, keberadaan yang melekat dalam masyarakat, keterkaitan dengan lembaga sosial lainnya, serta nilai dan norma yang berbeda-beda. Memahami ciri-ciri lembaga sosial ini penting untuk menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan ciri ciri lembaga sosial
1. Tujuan yang jelas dan spesifik.
Ciri pertama dari lembaga sosial adalah memiliki tujuan yang jelas dan spesifik. Hal ini berarti bahwa lembaga sosial dibentuk dengan tujuan yang spesifik dan sesuai dengan kebutuhan sosial masyarakat. Tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemenuhan kebutuhan hidup bersama, atau membangun solidaritas sosial dalam masyarakat.
Contohnya, lembaga sosial seperti lembaga kesehatan memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan ini mencakup berbagai aspek seperti pencegahan penyakit, pengobatan, pemulihan kesehatan, dan rehabilitasi. Lembaga sosial seperti lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat. Tujuan ini mencakup berbagai aspek seperti peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan karakter siswa, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan di masyarakat.
Dalam mencapai tujuan yang jelas dan spesifik, lembaga sosial harus memiliki rencana strategis yang baik. Rencana tersebut dapat meliputi penetapan target, perencanaan anggaran, pengaturan sumber daya, serta pengembangan program dan kegiatan yang sesuai dengan tujuan lembaga sosial tersebut.
Dengan memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, lembaga sosial dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Tujuan tersebut juga memungkinkan lembaga sosial untuk mengukur kinerja dan efektivitasnya dalam memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi lembaga sosial untuk memiliki tujuan yang jelas dan spesifik dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga sosial.
2. Struktur organisasi yang teratur dan hierarkis.
Ciri-ciri lembaga sosial yang kedua adalah memiliki struktur organisasi yang teratur dan hierarkis. Struktur organisasi ini merupakan suatu bentuk pengorganisasian yang terdiri dari anggota lembaga sosial dan hubungan antara mereka. Struktur organisasi yang teratur akan memudahkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota lembaga sosial.
Struktur organisasi dalam lembaga sosial terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Setiap tingkatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Adanya struktur organisasi yang hierarkis memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan efektif secara cepat.
Selain itu, struktur organisasi yang teratur dan hierarkis juga akan memudahkan dalam melakukan koordinasi dan komunikasi antara anggota lembaga sosial. Dalam struktur organisasi yang teratur, setiap anggota lembaga sosial memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Oleh karena itu, apabila terdapat masalah atau kendala dalam pelaksanaan tugas, maka dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang.
Contoh dari struktur organisasi yang teratur dan hierarkis dalam lembaga sosial adalah pada lembaga pendidikan. Struktur organisasi pada lembaga pendidikan terdiri dari kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa. Setiap tingkatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan lembaga pendidikan, guru bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelajaran, sedangkan siswa bertanggung jawab atas kegiatan belajar dan prestasi akademiknya.
Dalam struktur organisasi yang teratur dan hierarkis, juga terdapat pembagian wewenang yang jelas dan tegas. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya konflik wewenang antara anggota lembaga sosial. Dengan demikian, struktur organisasi yang teratur dan hierarkis sangat penting dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan lembaga sosial.
3. Aturan dan norma yang mengatur perilaku anggota.
Ciri-ciri lembaga sosial yang ketiga adalah memiliki aturan dan norma yang mengatur perilaku anggota. Aturan dan norma ini dibuat untuk menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam lembaga sosial tersebut. Aturan yang diberlakukan pada lembaga sosial biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis lembaga sosial yang dimaksud.
Aturan dan norma yang diberlakukan di sebuah lembaga sosial dapat berasal dari beberapa sumber. Sumber pertama adalah peraturan pemerintah yang mengatur lembaga sosial tersebut. Contohnya, lembaga pendidikan harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aturan tersebut berkaitan dengan kurikulum, metode pembelajaran, dan sertifikasi guru.
Sumber kedua adalah aturan dan norma yang dibuat oleh lembaga sosial itu sendiri. Aturan dan norma ini dibuat berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lembaga sosial tersebut. Contohnya, lembaga sosial yang bergerak di bidang kesehatan dapat membuat aturan tentang standar pelayanan kesehatan yang harus diberikan kepada pasien.
Aturan dan norma yang diterapkan dalam lembaga sosial dapat berupa aturan tertulis maupun tidak tertulis. Aturan tertulis biasanya berupa peraturan atau kebijakan yang diatur dalam dokumen resmi seperti peraturan lembaga atau undang-undang yang mengatur lembaga tersebut. Sedangkan aturan tidak tertulis biasanya berupa norma-norma sosial yang diterapkan di lingkungan lembaga sosial tersebut.
Dalam lembaga sosial, aturan dan norma berperan penting dalam membentuk perilaku anggota lembaga. Aturan dan norma tersebut harus diikuti oleh anggota lembaga agar dapat menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam lembaga sosial tersebut. Jika aturan dan norma dilanggar, maka dapat menyebabkan terganggunya kinerja lembaga sosial dan menimbulkan konflik antaranggota.
Dalam rangka menghindari terjadinya pelanggaran aturan dan norma, biasanya lembaga sosial memiliki mekanisme pengawasan dan penegakan hukum internal. Mekanisme ini bertujuan untuk menjaga agar anggota lembaga sosial tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku. Jika terjadi pelanggaran, maka tindakan disiplin dapat diberikan kepada anggota yang melanggar aturan dan norma tersebut.
Dalam kesimpulannya, lembaga sosial memiliki ciri-ciri yang khas dan membedakannya dengan lembaga lainnya. Ciri-ciri tersebut meliputi adanya tujuan yang jelas dan spesifik, struktur organisasi yang teratur dan hierarkis, aturan dan norma yang mengatur perilaku anggota, sumber daya yang terbatas, keberadaan yang melekat dalam masyarakat, keterkaitan dengan lembaga sosial lainnya, serta nilai dan norma yang berbeda-beda. Memahami ciri-ciri lembaga sosial ini penting untuk menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat.
4. Sumber daya yang terbatas.
Poin keempat dari ciri-ciri lembaga sosial adalah sumber daya yang terbatas. Sumber daya yang dimaksud adalah tenaga kerja, modal, dan infrastruktur yang digunakan oleh lembaga sosial untuk memenuhi tujuannya. Keterbatasan sumber daya ini dapat mempengaruhi kinerja dan keberlangsungan lembaga sosial.
Misalnya, lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya yang terbatas seperti guru dan buku pelajaran dapat mengalami kesulitan dalam memberikan pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat berdampak pada kualitas lulusan dari lembaga pendidikan tersebut.
Namun demikian, keterbatasan sumber daya juga dapat memicu kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien. Misalnya, lembaga sosial yang memiliki sumber daya yang terbatas dapat mencari cara untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya tersebut dengan memanfaatkan teknologi atau melakukan kerja sama dengan lembaga sosial lainnya.
Oleh karena itu, manajemen sumber daya yang baik menjadi sangat penting untuk memastikan keberlangsungan dan keberhasilan lembaga sosial. Hal ini meliputi pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan dan aset, serta pengembangan infrastruktur yang memadai.
Dengan manajemen sumber daya yang baik, lembaga sosial dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada untuk memenuhi tujuannya secara efektif dan efisien. Sehingga, keterbatasan sumber daya tidak menjadi penghambat dalam memberikan pelayanan sosial yang berkualitas kepada masyarakat.
5. Keberadaan yang melekat dalam masyarakat.
Poin kelima dari ciri-ciri lembaga sosial adalah keberadaannya yang melekat dalam masyarakat. Ini artinya bahwa lembaga sosial telah menjadi bagian dari masyarakat dan keberadaannya memungkinkan terjadinya interaksi antara anggota lembaga sosial dengan masyarakat. Lembaga sosial ini memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan hidup bersama masyarakat.
Dalam keberadaannya, lembaga sosial dapat berupa lembaga formal atau informal. Lembaga formal adalah lembaga sosial yang didirikan berdasarkan hukum atau peraturan yang berlaku. Contohnya, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga pemerintahan, dan sebagainya. Sedangkan lembaga informal adalah lembaga sosial yang didirikan oleh masyarakat tanpa adanya aturan formal yang mengikat. Contohnya, kelompok masyarakat, komunitas, dan sebagainya.
Keberadaan lembaga sosial dalam masyarakat memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Memenuhi kebutuhan sosial: Lembaga sosial memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
2. Mempertahankan kebudayaan: Lembaga sosial dapat mempertahankan kebudayaan masyarakat, seperti lembaga adat yang menjaga tradisi dan kebiasaan masyarakat.
3. Memberikan lapangan kerja: Lembaga sosial juga dapat memberikan lapangan kerja kepada masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat: Dengan memenuhi kebutuhan sosial masyarakat, lembaga sosial dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Namun, keberadaan lembaga sosial juga memiliki beberapa tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya dukungan dari pemerintah, dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara lembaga sosial dan pemerintah serta masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan hidup bersama.
6. Keterkaitan dengan lembaga sosial lainnya.
Poin keenam dari ciri-ciri lembaga sosial adalah keterkaitan dengan lembaga sosial lainnya. Lembaga sosial tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Keterkaitan ini terjadi karena adanya interaksi antara lembaga sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Contoh keterkaitan antar lembaga sosial adalah antara lembaga kesehatan dan lembaga pendidikan. Kesehatan yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Sebaliknya, pendidikan yang baik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
Keterkaitan antara lembaga sosial juga dapat terjadi dalam hal penggunaan sumber daya. Misalnya, lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan dapat berbagi sumber daya seperti tenaga kerja dan infrastruktur. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengoptimalkan kinerja lembaga sosial.
Keterkaitan antara lembaga sosial juga dapat membentuk jejaring atau jaringan kerja sama antar lembaga sosial. Jejaring ini dapat meningkatkan kemampuan lembaga sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengatasi permasalahan sosial yang kompleks.
Namun, keterkaitan antara lembaga sosial juga dapat memunculkan konflik antar lembaga sosial. Misalnya, adanya persaingan antara lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan dalam hal penggunaan sumber daya. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan regulasi yang baik antara lembaga sosial untuk menghindari terjadinya konflik dan menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat.
7. Nilai dan norma yang berbeda-beda.
Poin ke-7 dari ciri-ciri lembaga sosial adalah nilai dan norma yang berbeda-beda. Nilai dan norma ini dipengaruhi oleh budaya dan agama masyarakat setempat. Pada umumnya, nilai dan norma yang berbeda-beda ini dapat dijumpai di setiap lembaga sosial yang ada di masyarakat.
Setiap lembaga sosial memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda. Hal ini harus diperhatikan karena nilai dan norma yang berbeda tersebut dapat mempengaruhi cara kerja dan interaksi antaranggota dalam lembaga sosial. Misalnya, lembaga sosial yang berada di negara dengan budaya yang sangat religius, maka nilai dan norma yang berlaku dalam lembaga sosial tersebut akan sangat dipengaruhi oleh budaya religius tersebut.
Dalam hal ini, lembaga sosial juga dapat membentuk nilai dan norma yang serupa dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya, lembaga pendidikan di Indonesia memiliki nilai dan norma yang berbeda dengan lembaga pendidikan di negara lain. Hal ini disebabkan karena nilai dan norma dalam lembaga pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh budaya dan agama yang berbeda dengan negara lain.
Selain itu, nilai dan norma dalam lembaga sosial juga dapat berubah seiring dengan perubahan zaman. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi dan globalisasi yang membuat masyarakat semakin terbuka terhadap nilai dan norma yang berbeda dari budaya lain.
Dalam lembaga sosial, nilai dan norma yang berbeda dapat menimbulkan konflik antaranggota lembaga sosial. Oleh karena itu, penting bagi anggota lembaga sosial untuk memahami dan menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam lembaga sosial tersebut. Dengan memahami dan menghormati nilai dan norma yang berlaku, anggota lembaga sosial dapat bekerja sama dengan baik dan mencapai tujuan lembaga sosial yang telah ditetapkan.
Dalam kesimpulannya, ciri-ciri lembaga sosial yang terakhir adalah nilai dan norma yang berbeda-beda. Nilai dan norma ini dipengaruhi oleh budaya dan agama masyarakat setempat. Oleh karena itu, anggota lembaga sosial harus memahami dan menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam lembaga sosial tersebut. Dengan demikian, lembaga sosial dapat bekerja dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.