jelaskan apa yang dimaksud demokrasi terpimpin – Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965. Konsep demokrasi terpimpin ini dianggap sebagai sebuah alternatif bagi demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu.
Demokrasi terpimpin memiliki konsep yang berbeda dengan demokrasi liberal, dimana dalam demokrasi terpimpin kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat. Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan.
Dalam demokrasi terpimpin, rakyat masih tetap memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah. Namun, keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Pemerintahan Soekarno dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin yang paling terkenal di Indonesia. Pada saat itu, Soekarno mengklaim bahwa demokrasi terpimpin adalah sebuah bentuk demokrasi yang lebih baik dan lebih sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Namun, konsep demokrasi terpimpin ini juga memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Kekuasaan yang terlalu terpusat pada presiden dan kabinetnya dapat menyebabkan terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan. Keterbatasan kebebasan berekspresi juga sering terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, dimana media massa dan oposisi ditekan dengan keras.
Selain itu, demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh presiden dan kabinetnya tidak selalu diungkapkan secara terbuka dan transparan kepada publik.
Pada akhirnya, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil di Indonesia. Pada tahun 1965, pemerintahan Soekarno digulingkan oleh militer dan digantikan oleh pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan yang lebih otoriter dan kurang demokratis.
Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan. Demokrasi terpimpin menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang dapat diterapkan di negara-negara yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan menghormati hak asasi manusia.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan apa yang dimaksud demokrasi terpimpin
1. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965. Konsep demokrasi terpimpin ini dianggap sebagai sebuah alternatif bagi demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu.
Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat. Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Meskipun demikian, rakyat masih tetap memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah.
Keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya, dan bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara. Oleh karena itu, demokrasi terpimpin dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang lebih dekat dengan rakyat dan mampu memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Namun, demokrasi terpimpin juga memiliki kelemahan yang cukup signifikan, seperti terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan oleh presiden dan kabinetnya. Keterbatasan kebebasan berekspresi juga sering terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, dimana media massa dan oposisi ditekan dengan keras. Demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel.
Pada akhirnya, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil di Indonesia. Pemerintahan Soekarno digulingkan oleh militer pada tahun 1965 dan digantikan oleh pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan yang lebih otoriter dan kurang demokratis.
Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan. Demokrasi terpimpin menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang dapat diterapkan di negara-negara yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan menghormati hak asasi manusia.
2. Konsep demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah alternatif bagi demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dari tahun 1957 hingga 1965. Di Indonesia, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah alternatif dari demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu. Konsep demokrasi terpimpin ini berbeda dengan konsep demokrasi liberal, dimana dalam demokrasi terpimpin kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat.
Demokrasi terpimpin di Indonesia dianggap sebagai sebuah alternatif karena Indonesia memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda dengan masyarakat barat. Indonesia memiliki masyarakat yang lebih heterogen dengan berbagai macam suku bangsa, agama, dan budaya yang berbeda. Selain itu, Indonesia juga memiliki sejarah yang panjang sebagai sebuah negara yang pernah dijajah oleh negara barat.
Dalam konteks Indonesia, demokrasi liberal dianggap kurang cocok dan kurang memperhatikan kebutuhan dan karakteristik masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Soekarno mengembangkan konsep demokrasi terpimpin sebagai sebuah alternatif. Konsep ini mengutamakan kepentingan rakyat dan keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Namun demokrasi terpimpin juga memiliki kelemahan dan kekurangan yang signifikan, seperti terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan oleh presiden dan kabinetnya serta keterbatasan kebebasan berekspresi. Meskipun demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah alternatif bagi demokrasi liberal, konsep ini tidak berhasil di Indonesia dan dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil.
3. Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat.
Poin ketiga menjelaskan bahwa dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat. Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan.
Konsep ini berbeda dengan demokrasi liberal yang menganut prinsip pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipecahkan menjadi dua yaitu kekuasaan presiden dan kekuasaan rakyat melalui pemilihan wakil di parlemen dan pemerintahan daerah.
Presiden yang memiliki kekuasaan yang besar diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan rakyat. Presiden juga dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat dan memiliki kewenangan untuk menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Namun, ketergantungan yang terlalu besar pada presiden juga dapat menyebabkan terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan. Kekuasaan yang terpusat pada satu orang dapat menimbulkan risiko korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Pada masa pemerintahan Soekarno, demokrasi terpimpin dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang paling sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Namun, setelah pengalaman pahit pada masa pemerintahan Soekarno, Indonesia memilih untuk menganut sistem demokrasi yang lebih liberal dengan menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Dalam konteks global, demokrasi terpimpin dianggap sebagai salah satu alternatif bagi negara-negara yang ingin membangun sistem pemerintahan yang berbeda dengan demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat. Namun, setiap negara harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat dan kebutuhan rakyat sebelum memilih sistem pemerintahan yang tepat.
4. Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan.
Poin keempat dari tema “Jelaskan Apa yang Dimaksud Demokrasi Terpimpin” menjelaskan bahwa dalam sistem demokrasi terpimpin, presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Presiden dianggap sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat.
Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan lain seperti demokrasi liberal, dimana kekuasaan dipegang oleh lembaga legislatif dan eksekutif. Dalam demokrasi terpimpin, keputusan penting diambil oleh presiden dan kabinetnya untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Konsep ini diterapkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965 di Indonesia. Soekarno berpendapat bahwa sistem demokrasi terpimpin akan lebih cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia dibandingkan dengan sistem demokrasi liberal yang ada di negara-negara barat.
Walaupun presiden memiliki kekuasaan besar, tetapi demokrasi terpimpin tetap memberikan kesempatan bagi rakyat untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah. Namun, keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya.
Namun, kelemahan dari sistem demokrasi terpimpin ini adalah kekuasaan yang terlalu terpusat pada presiden dan kabinetnya dapat menyebabkan terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan. Keterbatasan kebebasan berekspresi dan kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan juga sering terjadi pada masa pemerintahan Soekarno.
Secara keseluruhan, demokrasi terpimpin menawarkan alternatif sistem pemerintahan yang berbeda dengan demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat. Namun, keberhasilan dalam penerapannya harus dipertimbangkan dengan baik, terutama dalam aspek transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
5. Rakyat masih tetap memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah.
Pada poin ke-5, dijelaskan bahwa dalam sistem demokrasi terpimpin, rakyat masih memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kekuasaan terpusat pada presiden, namun rakyat tetap memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan.
Dalam demokrasi terpimpin, pemilihan wakil-wakil rakyat diadakan secara teratur dan demokratis. Rakyat memiliki hak untuk memilih wakil mereka di parlemen dan pemerintahan daerah melalui pemilihan umum. Pemilihan umum di Indonesia pada masa demokrasi terpimpin diadakan setiap lima tahun sekali.
Meskipun rakyat memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya, namun keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya. Kekuasaan yang terpusat pada presiden dapat membatasi kemandirian parlemen dalam mengambil keputusan. Namun, kehadiran parlemen masih diperlukan sebagai wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan dan memberikan masukan pada presiden.
Dalam demokrasi terpimpin, partai politik juga memiliki peran yang penting dalam mengusung program-programnya kepada rakyat dan memenangkan pemilihan umum. Partai politik yang memiliki dukungan mayoritas dapat memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan kebijakan pemerintah dan dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat.
Dengan adanya hak untuk memilih wakil-wakilnya, rakyat diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pemerintahan dan menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Namun demikian, kehadiran presiden sebagai pemimpin tunggal dapat mengurangi kemandirian parlemen dalam mengambil keputusan dan membatasi partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan.
6. Keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Pada poin nomor 6, dijelaskan bahwa dalam demokrasi terpimpin, meskipun kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal, keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Dalam demokrasi terpimpin, presiden dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat. Oleh karena itu, presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Namun, keputusan-keputusan penting tersebut masih harus melalui pertimbangan dan diskusi di dalam kabinet.
Dalam praktiknya, keputusan-keputusan penting tersebut tidak selalu diambil secara demokratis, melainkan lebih didasarkan pada keputusan presiden dan kabinetnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kurangnya partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan dan kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Namun, dalam konsep demokrasi terpimpin, kebijakan yang diambil harus selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara. Hal ini bertujuan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, keputusan-keputusan penting tersebut harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak merugikan rakyat.
Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan. Demokrasi terpimpin menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang dapat diterapkan di negara-negara yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan menghormati hak asasi manusia.
7. Konsep demokrasi terpimpin ini memiliki kelemahan yang cukup signifikan, seperti terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan dan keterbatasan kebebasan berekspresi.
Poin ke-7 dalam tema “Jelaskan Apa yang Dimaksud Demokrasi Terpimpin” menyatakan bahwa konsep demokrasi terpimpin memiliki beberapa kelemahan yang signifikan. Kelemahan pertama adalah terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan. Hal ini terjadi karena kekuasaan yang terlalu terpusat pada presiden dan kabinetnya, sehingga dapat menyebabkan presiden dan kabinetnya mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
Kelemahan kedua dari konsep demokrasi terpimpin adalah keterbatasan kebebasan berekspresi. Pemerintah dapat menekan media massa dan oposisi dengan alasan menjaga keamanan dan stabilitas nasional. Keterbatasan kebebasan berekspresi ini dapat membatasi hak asasi manusia dan hak demokrasi rakyat.
Namun, perlu diingat bahwa kelemahan-kelemahan tersebut tidak selalu muncul dalam setiap penerapan konsep demokrasi terpimpin. Kelemahan tersebut hanya muncul apabila pemerintah tidak mampu menjaga keseimbangan kekuasaan dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa demokrasi terpimpin yang diterapkan tidak mengekang hak asasi manusia dan hak demokrasi rakyat.
Dalam konteks Indonesia, kelemahan-kelemahan tersebut menjadi alasan mengapa demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia. Pemerintahan Soekarno yang menerapkan demokrasi terpimpin dinilai gagal karena kekuasaan yang terlalu terpusat pada presiden dan kabinetnya, sehingga menyebabkan terjadinya kesewenang-wenangan dan keterbatasan kebebasan berekspresi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan rakyat, konsep demokrasi terpimpin di Indonesia telah digantikan oleh konsep demokrasi yang lebih demokratis dan transparan. Namun, kelemahan-kelemahan dari konsep demokrasi terpimpin tetap menjadi peringatan bagi pemerintah agar selalu menjaga keseimbangan kekuasaan dan hak asasi manusia dalam pengambilan keputusan.
8. Demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel.
Poin ke-8 menjelaskan bahwa demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel. Hal ini terkait dengan kelemahan konsep demokrasi terpimpin yang terlalu terpusat pada kekuasaan presiden dan kabinetnya. Keputusan-keputusan penting diambil oleh presiden dan kabinetnya tanpa melalui proses debat dan diskusi yang transparan, sehingga masyarakat tidak tahu bagaimana keputusan tersebut diambil dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan mereka.
Banyak kebijakan yang diambil dalam demokrasi terpimpin tidak dijelaskan secara terbuka dan transparan kepada publik, sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang cukup untuk memahami kebijakan-kebijakan tersebut. Selain itu, dalam demokrasi terpimpin, media massa dan oposisi juga sering dijaga dan ditekan dengan keras, sehingga kebebasan berekspresi dan informasi menjadi terbatas.
Kelemahan dalam transparansi dan akuntabilitas ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memiliki kontrol yang cukup atas kebijakan pemerintah. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk memberikan masukan atau kritik atas kebijakan-kebijakan tersebut, sehingga kebijakan yang diambil tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu dijelaskan secara terbuka dan transparan kepada publik. Pemerintah juga harus membuka ruang yang lebih luas bagi partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang diambil akan lebih sesuai dengan kepentingan rakyat dan dapat memperkuat kontrol sosial terhadap pemerintah.
9. Pada akhirnya, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil di Indonesia.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965. Konsep ini dianggap sebagai sebuah alternatif bagi sistem demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu. Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat.
Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Hal ini dikarenakan Presiden dianggap sebagai pemimpin yang paling memahami kebutuhan rakyat, sehingga keputusan-keputusan yang diambil oleh Presiden dianggap selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara. Namun, keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh Presiden dan kabinetnya untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Meskipun rakyat masih tetap memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah, konsep demokrasi terpimpin memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Salah satu kelemahannya adalah terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan oleh presiden dan kabinetnya. Selain itu, keterbatasan kebebasan berekspresi juga sering terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, dimana media massa dan oposisi ditekan dengan keras.
Demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh presiden dan kabinetnya tidak selalu diungkapkan secara terbuka dan transparan kepada publik. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak memiliki akses terhadap informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pemerintahan.
Pada akhirnya, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil di Indonesia. Pada tahun 1965, pemerintahan Soekarno digulingkan oleh militer dan digantikan oleh pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan yang lebih otoriter dan kurang demokratis.
Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan. Demokrasi terpimpin menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang dapat diterapkan di negara-negara yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan menghormati hak asasi manusia.
10. Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1957 hingga 1965. Konsep demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah alternatif bagi demokrasi liberal yang diterapkan oleh negara-negara barat pada saat itu.
Dalam demokrasi terpimpin, kekuasaan dipegang oleh presiden sebagai pemimpin tunggal dan dianggap sebagai tokoh yang paling memahami kebutuhan rakyat. Presiden memiliki otoritas yang sangat besar dalam mengambil keputusan dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kebijakan yang diambil selalu sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara.
Namun, poin penting lainnya adalah bahwa dalam demokrasi terpimpin, rakyat masih tetap memiliki hak untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen dan pemerintahan daerah. Meskipun demikian, keputusan-keputusan penting masih tetap diambil oleh presiden dan kabinetnya.
Konsep demokrasi terpimpin ini memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Salah satunya adalah terjadinya tirani dan kesewenang-wenangan oleh pemimpin yang memiliki otoritas besar. Keterbatasan kebebasan berekspresi juga sering terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, dimana media massa dan oposisi ditekan dengan keras. Selain itu, demokrasi terpimpin juga dianggap sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang kurang transparan dan akuntabel.
Pada akhirnya, demokrasi terpimpin dianggap sebagai sebuah eksperimen politik yang tidak berhasil di Indonesia. Pada tahun 1965, pemerintahan Soekarno digulingkan oleh militer dan digantikan oleh pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem pemerintahan yang lebih otoriter dan kurang demokratis.
Meskipun demokrasi terpimpin tidak berhasil di Indonesia, konsep ini tetap menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam konteks kebijakan publik dan sistem pemerintahan. Demokrasi terpimpin menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk pemerintahan yang dapat diterapkan di negara-negara yang memiliki karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan menghormati hak asasi manusia.