faktor pendorong berdirinya asean di kawasan asia tenggara adalah –
Faktor pendorong yang membuat ASEAN berdiri di kawasan Asia Tenggara adalah komitmen yang kuat untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di kawasan tersebut. Sejak tahun 1967, ASEAN telah terus menjadi organisasi yang memfasilitasi kerjasama antar negara di kawasan Asia Tenggara. Komitmen tersebut diwujudkan dalam tindakan, mulai dari mempromosikan kedamaian, memfasilitasi dialog, hingga mengembangkan hubungan ekonomi antarnegara.
Pertama, faktor yang paling penting dalam mendirikan ASEAN adalah komitmen para pemimpin negara untuk menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1967, lima negara yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand, bersama-sama menandatangani Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini berisi komitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara melalui dialog dan kerja sama. Selain itu, para pemimpin juga bersepakat untuk mengembangkan hubungan ekonomi antarnegara.
Kedua, ASEAN juga didorong oleh permintaan para pemimpin untuk mempromosikan kedamaian melalui kerjasama antarnegara. Pada tahun 1976, para pemimpin negara di ASEAN menandatangani Kesepakatan Perdamaian dan Kerjasama di Asia Tenggara. Kesepakatan ini mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kerja sama antarnegara. Selain itu, para pemimpin juga menandatangani beberapa perjanjian lain, seperti Perjanjian ASEAN Tentang Keamanan Regional dan Perjanjian ASEAN Tentang Kebebasan Berpendapat dan Beragama.
Ketiga, kemajuan ekonomi yang signifikan juga menjadi faktor pendorong berdirinya ASEAN. Pada tahun 1992, ASEAN menandatangani Perjanjian ASEAN Tentang Ekonomi Bersama (AEC). Perjanjian ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Perjanjian ini mencakup berbagai hal, seperti liberalisasi pasar, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan industri. Kebijakan-kebijakan ini telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan khususnya dan di seluruh Asia Tenggara pada umumnya.
Keempat, faktor pendorong lainnya adalah adanya dialog antarnegara. Pada tahun 1976, ASEAN menandatangani Perjanjian ASEAN Tentang Dialog dan Kerjasama. Perjanjian ini memfasilitasi dialog antarnegara di kawasan Asia Tenggara dan membantu mengelola perbedaan politik, ekonomi, dan budaya. Selain itu, para pemimpin juga telah berupaya untuk meningkatkan komunikasi antarnegara untuk membantu menyelesaikan berbagai isu di kawasan, termasuk isu-isu hak asasi manusia, perdagangan, dan hak-hak lingkungan.
Dengan demikian, faktor pendorong yang membuat ASEAN berdiri di kawasan Asia Tenggara adalah komitmen para pemimpin untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di kawasan. Selain itu, permintaan para pemimpin untuk mempromosikan kedamaian melalui kerjasama antarnegara, kemajuan ekonomi yang signifikan, dan dialog antarnegara juga menjadi faktor pendorong berdirinya ASEAN. Dengan komitmen yang kuat dari para pemimpin dan kebijakan-kebijakan yang tepat, ASEAN telah berhasil menjadi organisasi yang memfasilitasi kerjasama antarnegara di kawasan Asia Tenggara.