contoh tasybih dalam al qur an dan penjelasannya –
Contoh tasybih dalam Al Qur’an dan Penjelasannya
Tasybih merupakan salah satu teknik retorika yang digunakan oleh penulis untuk menghibur atau menyampaikan pesan dengan menggunakan gaya yang unik. Tasybih adalah penggambaran yang dilakukan dengan membandingkan dua hal yang berbeda secara tidak langsung. Istilah tasybih sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “membandingkan”. Dalam Al Qur’an, tasybih digunakan untuk menggambarkan keindahan dan keajaiban ciptaan Allah.
Dalam Al Qur’an, contoh tasybih adalah sebagai berikut. Allah SWT menggambarkan matahari dan bulan sebagai dua saksi yang menjaga keadilan dan kebenaran. Dalam surat Al-Baqarah ayat ayat 258-259, Allah SWT berfirman “Matahari dan bulan telah ditetapkan adalah saksi-saksi (yang dapat disaksikan). Maka, bila keduanya berpecah (pada saat eclipse), maka saksilah kamu (di hadapan Tuhanmu)”.
Allah juga menggambarkan kehidupan di bawah laut sebagai dunia yang penuh dengan keajaiban. Dalam surat An-Naml ayat 79, Allah berfirman: “Dan (di bawah laut) ada sebuah kerajaan (makhluk-makhluk yang berbeda-beda), dan ada segala macam makhluk yang luar biasa yang mengelilingi dirinya.”
Allah juga menggambarkan laut sebagai sebuah lautan yang mengalir (surat Ar-Rahman ayat 19) dan bintang sebagai peluru yang berlari (surat Al-An’am ayat 98). Ini adalah contoh dari tasybih yang digunakan Allah dalam Al Qur’an untuk menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya.
Tasybih juga digunakan dalam Al Qur’an untuk menggambarkan kasih sayang Allah SWT kepada manusia. Allah menggambarkan kasih sayang-Nya sebagai suatu cahaya yang menyinari hati kita (surat Al-Baqarah ayat 257). Allah juga menggambarkan rahmat-Nya sebagai hujan yang menyirami bumi (surat Al-A’raf ayat 57).
Tasybih juga digunakan dalam Al Qur’an untuk menggambarkan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Allah menggambarkan kebesaran-Nya sebagai langit yang semakin luas dan dalam (surat An-Naml ayat 88). Allah juga menggambarkan kekuasaan-Nya sebagai suatu cahaya yang terang benderang (surat Al-An’am ayat 35).
Dengan demikian, contoh tasybih dalam Al Qur’an adalah sebuah teknik penyampaian pesan yang digunakan Allah untuk menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya, kasih sayang-Nya, dan kekuasaan-Nya. Teknik ini sangat efektif karena dapat membantu kita untuk lebih memahami dan menghayati pesan-pesan yang terkandung dalam Al Qur’an.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: contoh tasybih dalam al qur an dan penjelasannya
1. Tasybih adalah teknik retorika yang digunakan oleh penulis untuk menghibur atau menyampaikan pesan dengan menggunakan gaya yang unik.
Tasybih adalah teknik retorika yang digunakan oleh penulis untuk menghibur atau menyampaikan pesan dengan menggunakan gaya yang unik. Istilah ini berasal dari kata Arab “tasybih” yang berarti “membandingkan”. Teknik ini digunakan dalam berbagai teks, termasuk Al Quran. Dalam Al Quran, tasybih digunakan untuk menggambarkan keindahan, kekuatan, kekuatan, dan kemuliaan Allah.
Tasybih dalam Al Quran adalah teknik retorika yang digunakan untuk menggambarkan sifat Allah dan kemuliaan-Nya. Tujuannya adalah untuk mengingatkan manusia tentang kebesaran, kekuatan, dan keagungan Allah. Teknik ini menggunakan bahasa yang bersifat metaforis, sehingga memberi pembaca atau pendengar gambaran yang lebih mendalam tentang apa yang ingin disampaikan. Contoh tasybih ini bisa ditemukan di sepanjang Al Quran.
Salah satu contoh tasybih dalam Al Quran adalah ayat berikut: “Dan Dia (Allah) adalah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Engkau (Muhammad) tidak melihat pada sisi Allah suatu kelemahan pun” (QS 7:54). Dalam ayat ini, Allah digambarkan sebagai sosok yang kuat dan maha kuasa yang mampu menciptakan langit dan bumi dalam waktu yang singkat.
Contoh lain adalah dalam ayat berikut: “Dan Dia (Allah) telah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan Dia dapat mengatur segala sesuatu. Dia lah yang Maha Agung lagi Maha Tinggi” (QS 22:64). Dalam ayat ini, Allah digambarkan sebagai sosok yang luar biasa, dengan kemampuan yang tidak terbatas untuk mengetahui dan mengatur segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.
Tasybih juga ditemukan dalam Al Quran ketika Allah menggambarkan gajah sebagai makhluk yang luar biasa. Dalam ayat berikut: “Dan gajah yang kamu lihat di sana, luar biasa kuatnya dan luar biasa besar ukurannya” (QS 105:3-4). Dalam ayat ini, Allah digambarkan sebagai sosok yang luar biasa, yang mampu menciptakan makhluk yang luar biasa kuat dan besar.
Tasybih juga dapat ditemukan dalam Al Quran ketika Allah menggambarkan kerajaan-Nya sebagai sosok yang luar biasa. Dalam ayat berikut: “Dan Allah telah menjadikan kerajaan-Nya luar biasa dan luar biasa indah pemandangannya” (QS 27:44). Dalam ayat ini, Allah digambarkan sebagai sosok yang luar biasa, yang mampu menciptakan kerajaan yang luar biasa dan indah.
Kesimpulannya, tasybih adalah teknik retorika yang digunakan oleh penulis untuk menghibur atau menyampaikan pesan dengan menggunakan gaya yang unik. Istilah ini berasal dari kata Arab yang berarti “membandingkan”. Teknik ini digunakan dalam berbagai teks, termasuk Al Quran. Dalam Al Quran, tasybih digunakan untuk menggambarkan keindahan, kekuatan, kekuatan, dan kemuliaan Allah. Contoh tasybih ini bisa ditemukan di sepanjang Al Quran.
2. Contoh tasybih dalam Al Qur’an adalah Allah SWT menggambarkan matahari dan bulan sebagai dua saksi yang menjaga keadilan dan kebenaran.
Tasybih adalah sebuah metode retorika yang digunakan dalam Al Qur’an untuk menggambarkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang menarik. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang maknanya. Salah satu contoh tasybih yang terdapat dalam Al Qur’an adalah Allah SWT menggambarkan matahari dan bulan sebagai dua saksi yang menjaga keadilan dan kebenaran.
Ayat ini bisa ditemukan dalam surah Yunus ayat 5, yang berbunyi: “Matahari dan bulan berjalan dengan sesuai urutannya; setiap saat mereka berada di tempat yang telah ditentukan; dan setiap saat mereka akan menjadi saksi.”
Perumpamaan ini menggambarkan bahwa matahari dan bulan menjaga keadilan dan kebenaran dengan cara memantau dan mencatat setiap tindakan manusia. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT melihat segala sesuatu yang terjadi di dunia, dan dia akan menghukum mereka yang melakukan kejahatan. Ini juga mengingatkan orang-orang untuk berlaku jujur dan menepati janji mereka.
Tasybih ini memberikan pengertian bahwa Allah SWT melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Ini mengingatkan kita bahwa kita harus berlaku jujur dan menghormati hak-hak orang lain. Ini juga mengingatkan kita untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum Allah SWT, karena itu akan mendatangkan hukuman yang berat.
Tasybih ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menegakkan keadilan dan kebenaran. Ini mengingatkan kita bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan hak-hak yang mereka miliki. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya bekerja keras untuk menegakkan keadilan, karena itu adalah hal yang paling dihargai di sisi Allah SWT.
Kesimpulannya, tasybih ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keadilan dan kebenaran. Ini mengingatkan kita akan pentingnya berlaku jujur dan menghormati hak-hak orang lain. Ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus bekerja keras untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, karena itu adalah hal yang paling dihargai di sisi Allah SWT.
3. Allah menggambarkan kehidupan di bawah laut sebagai dunia yang penuh dengan keajaiban.
Tasybih (berbicara dengan perumpamaan) adalah salah satu dari banyak teknik retorika yang digunakan dalam Al-Quran. Tasybih menggunakan pembandingan dalam menggambarkan sesuatu, yang biasanya berupa objek atau tindakan. Contoh tasybih dalam Al-Quran menggambarkan kesempurnaan Allah melalui gambaran-gambaran yang diciptakan-Nya.
Salah satu contoh tasybih dalam Al-Quran adalah Allah menggambarkan kehidupan di bawah laut sebagai dunia yang penuh dengan keajaiban. Allah mengungkapkan ini melalui ayat-ayat-Nya yang menyatakan bahwa di bawah laut ada keajaiban yang tak terbayangkan. Allah juga menyatakan bahwa Dia menciptakan lautan dengan segala isi dan jenisnya yang indah dan penuh dengan keajaiban.
Allah menggambarkan keajaiban di bawah laut ini dengan menggunakan kata-kata seperti “perhiasan” dan “warna-warni”, yang menekankan keindahan dan keragaman yang terdapat di laut. Allah juga menggambarkan laut sebagai tempat yang luas, luas, dan menakjubkan, yang mencerminkan kebesaran Allah dan kemampuan-Nya untuk menciptakan dan mengatur isi lautan. Ayat-ayat yang menggambarkan keajaiban di bawah laut ini menekankan bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta.
Tasybih yang digunakan dalam Al-Quran untuk menggambarkan kehidupan di bawah laut ini memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kemuliaan dan kebesaran Allah. Menggunakan kata-kata dalam Al-Quran, Allah menggambarkan lautan sebagai tempat yang menakjubkan, penuh dengan keajaiban dan keindahan, dan mencerminkan kekuatan dan kebesaran Allah. Dengan mengingatkan kita pada kekuatan Allah dan keajaiban-Nya, Al-Quran membimbing kita untuk menghormati dan menghargai kekuatan dan kemuliaan Allah.
4. Allah juga menggambarkan laut sebagai sebuah lautan yang mengalir dan bintang sebagai peluru yang berlari.
Tasybih adalah teknik bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan menggunakan metafora atau perbandingan. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, yang berarti “membandingkan sesuatu dengan yang lain untuk menekankan keistimewaan dan keunggulannya”. Dalam Alquran, tasybih digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek Allah, baik dalam hal kekuasaan maupun kebenaran.
Allah telah menggunakan tasybih untuk menggambarkan banyak hal dalam Alquran. Salah satu contohnya adalah Allah juga menggambarkan laut sebagai sebuah lautan yang mengalir dan bintang sebagai peluru yang berlari. Allah menggambarkan lautan sebagai sebuah lautan yang mengalir karena laut adalah sumber kehidupan. Seperti lautan yang bergerak, Allah memiliki kekuatan yang tak terbatas. Dengan kata lain, Allah dapat mencapai apa pun yang Dia inginkan.
Allah juga menggambarkan bintang sebagai peluru yang berlari. Ini mungkin dikarenakan bintang-bintang tersebut bergerak dengan cepat dan memancarkan cahaya yang kuat. Ini menggambarkan kekuatan dan kebesaran Allah. Selain itu, bintang-bintang juga menjadi simbol keabadian bagi umat manusia. Dengan membandingkan bintang dengan peluru, Allah menggambarkan bahwa kekuatan dan kebesaran-Nya akan tetap ada selamanya.
Selain laut dan bintang, Allah juga menggunakan tasybih dalam Alquran untuk menggambarkan banyak hal lain. Misalnya, Allah menggambarkan kekuasaan-Nya dengan menggunakan metafora air yang mengalir dan angin yang berhembus. Allah juga menggambarkan kebenaran-Nya dengan menggunakan metafora matahari yang menyinari.
Dalam Alquran, tasybih adalah cara Allah menggambarkan kekuasaan, kebenaran, dan kebesaran-Nya. Dengan menggunakan metafora lautan yang mengalir dan bintang yang berlari, Allah menggambarkan bahwa kekuasaan-Nya tak terbatas dan abadi. Dengan menggunakan tasybih, Allah mengingatkan manusia bahwa Dia adalah satu-satunya yang benar, kuat, dan abadi.
5. Tasybih juga digunakan dalam Al Qur’an untuk menggambarkan kasih sayang Allah SWT kepada manusia.
Tasybih merupakan salah satu teknik retorika dalam bahasa Arab yang merupakan teknik perumpamaan atau simbolisme. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang indah dan bermakna lebih dalam. Tasybih juga sering digunakan dalam Al-Quran untuk menggambarkan kasih sayang Allah SWT kepada manusia. Allah SWT menggunakan kata-kata yang indah untuk menggambarkan kebaikan dan kasih sayang-Nya.
Contoh tasybih dalam Al-Quran yang dapat menggambarkan kasih sayang Allah SWT terhadap manusia adalah firman-Nya: “Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang telah berlebihan dalam melampaui batas, janganlah kamu menyebabkan kemurkaan-Ku terhadap kamu dan janganlah kamu menyebabkan diriku (Allah) menghimpun kamu kepada-Ku dalam keadaan terhina” (QS. Al-Maidah: 23).
Kata-kata yang digunakan dalam ayat ini menggambarkan Allah SWT sebagai sosok yang penuh kasih sayang. Ia memperingatkan hamba-hamba-Nya dengan cara lembut dan penuh kasih sayang, seperti seorang ayah yang memberikan peringatan kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menyayangi hamba-hamba-Nya dan memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki diri mereka.
Ayat lain yang menggambarkan kasih sayang Allah SWT adalah firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mensyukuri” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Allah SWT menciptakan manusia dan jin untuk tujuan yang baik. Ia tidak menciptakan mereka untuk menghukum atau menyiksa mereka. Dalam ayat ini, Allah SWT mengajak manusia dan jin untuk berterima kasih atas apa yang telah diberikan-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menyayangi hamba-hamba-Nya.
Selain itu, Allah SWT juga menggambarkan kasih sayang-Nya dengan menggunakan kata-kata yang penuh kelembutan. Selain dalam Al-Quran, Allah SWT juga menggunakan kata-kata yang lembut dan penuh kasih sayang dalam hadits-hadits Rasulullah SAW. Sebagai contoh, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu menyakiti orang lain, karena Allah SWT tidak akan menyukai orang yang menyakiti orang lain”. Hadits ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak suka melihat manusia saling menyakiti.
Kesimpulannya, tasybih digunakan dalam Al-Quran untuk menggambarkan kasih sayang Allah SWT kepada manusia. Allah SWT menggunakan kata-kata yang indah dan penuh kasih sayang untuk menggambarkan kebaikan-Nya dan mengajak manusia untuk bersyukur atas apa yang diberikan-Nya. Dengan demikian, tasybih dalam Al-Quran menjadi salah satu cara untuk menggambarkan kasih sayang Allah SWT terhadap manusia.
6. Allah menggambarkan kebesaran-Nya sebagai langit yang semakin luas dan dalam.
Allah menggambarkan kebesaran-Nya dalam Al Qur’an dengan banyak contoh tasybih. Salah satu contoh tasybih yang diberikan oleh Allah adalah bahwa Dia menggambarkan kebesarannya sebagai langit yang semakin luas dan dalam. Contoh ini menggambarkan betapa besar dan luasnya Allah yang Maha Agung.
Al Qur’an menyebutkan bahwa langit adalah sebuah tempat yang luas dan dalam, seperti yang tertera dalam ayat Al Qur’an berikut ini: “Dan Kami melebarkan langit itu dengan kelebihan dan Kami benar-benar telah membuatnya kokoh.” (QS. Al-Hijr: 15: 19). Ayat ini menggambarkan bahwa langit adalah tempat yang luas dan kokoh.
Ini adalah salah satu cara Allah menggambarkan kebesarannya. Dengan menggambarkan langit sebagai tempat yang luas dan dalam, Allah menyatakan bahwa Dia adalah Maha Besar dan Maha Luas. Kekuasaan Allah tidak terbatas dan melebihi jangkauan manusia. Ia adalah yang Maha Kuasa dan Maha Agung.
Selain itu, ayat Al Qur’an juga menyebutkan bahwa langit Allah adalah tempat yang tak terkira luasnya. Ayat Al Qur’an berikut ini menandakan hal tersebut: “Katakanlah: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya langit dan bumi adalah milik Allah. Sungguh Allah Maha Luas (pemberi karunia) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 2: 115). Ini menyatakan bahwa kebesaran Allah tidak terbatas.
Di samping itu, ayat Al Qur’an juga menggambarkan bahwa Allah memiliki kekuatan untuk menciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, seperti yang tertera dalam ayat Al Qur’an berikut ini: “Dan Dia yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-A’raf: 7: 54). Ini menyatakan bahwa Allah adalah Maha Kuasa dan Maha Agung yang dapat menciptakan segala sesuatu.
Secara keseluruhan, Allah menggambarkan kebesarannya dalam Al Qur’an dengan menggunakan contoh tasybih, yaitu menggambarkan langit sebagai tempat yang luas dan dalam. Allah juga menyatakan bahwa Dia adalah Yang Maha Luas dan Maha Kuasa. Dengan menggambarkan kebesarannya sebagai langit yang semakin luas dan dalam, Allah menyatakan bahwa kekuasaan-Nya tidak terbatas dan melebihi jangkauan manusia.
7. Allah juga menggambarkan kekuasaan-Nya sebagai suatu cahaya yang terang benderang.
Tasybih merupakan salah satu jenis bahasa yang sering digunakan dalam Al-Qur’an. Dengan menggunakan tasybih, Allah SWT berusaha menggambarkan sifat-sifat-Nya dan kekuasaan-Nya agar manusia bisa memahami-Nya lebih baik. Salah satu contoh tasybih dalam Al-Qur’an adalah saat Allah SWT menggambarkan kekuasaan-Nya sebagai cahaya yang terang benderang.
Mengutip dari ayat Al-Qur’an surat An-Nur ayat 35, Allah SWT berfirman, “Allah adalah cahaya (Nur) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah itu (bagi umat manusia) adalah seperti sebuah lubang yang tepat di dalam sebuah rumah yang berbentuk kubah yang terang benderang itu, di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu dinyalakan dengan minyak dari biji kasturi, yang nyala di atas nyala (pelita) yang tidak beracun, nyala itu tidak dapat dipadamkan.”
Dengan kata lain, Allah SWT menggambarkan kekuasaan-Nya sebagai cahaya yang terang benderang yang menyinari seluruh alam semesta. Cahaya ini merupakan simbol dari kehidupan, kemuliaan, dan kekuatan Allah SWT. Allah SWT juga menggunakan tasybih ini untuk menggambarkan bahwa Dia adalah sumber segala kehidupan dan kebenaran.
Selain itu, Allah SWT juga menggunakan tasybih ini untuk mengingatkan manusia akan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Allah SWT tidak memiliki batasan, Dia dapat menyinari alam semesta dengan mudah. Tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan-Nya, dan Dia juga tidak dapat dibatasi oleh waktu dan ruang. Allah SWT mengingatkan manusia bahwa Dia lebih kuat dan lebih berkuasa daripada yang manusia bayangkan.
Dengan demikian, Allah SWT menggunakan tasybih untuk menggambarkan kekuasaan-Nya sebagai cahaya yang terang benderang. Tasybih ini mengingatkan manusia akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, dan juga mengingatkan manusia bahwa Dia adalah sumber segala kehidupan dan kebenaran. Dengan mengingatkan manusia akan hal ini, Allah SWT berharap manusia dapat lebih menghormati dan menghargai kekuasaan-Nya.
8. Teknik tasybih yang digunakan Allah dalam Al Qur’an sangat efektif untuk membantu kita untuk lebih memahami dan menghayati pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
Teknik tasybih adalah teknik retorika yang digunakan untuk membandingkan sesuatu dengan hal lain yang lebih luas dalam makna. Teknik ini digunakan untuk mengilustrasikan, menggambarkan, atau menegaskan makna suatu kata, frasa, atau kalimat. Teknik tasybih sering digunakan dalam Al Qur’an untuk membantu kita memahami dan menghayati pesan-pesannya.
Contohnya, Allah menggunakan teknik tasybih dalam Ayat Al-Qur’an berikut: “Dan Tuhanmu adalah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqarah: 2:26). Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “Maha Perkasa” untuk menggambarkan ketuhanan-Nya. Kata-kata ini berarti bahwa Allah adalah Sang Pencipta semesta, yang memiliki kekuatan yang tidak terbatas. Kata-kata “Maha Bijaksana” berarti bahwa Allah adalah Sang Pencipta semesta yang mengetahui segala sesuatu dan mengetahui cara terbaik untuk melakukan hal-hal.
Teknik tasybih juga digunakan dalam Ayat Al-Qur’an berikut: “Tidak ada yang seimbang baginya dan Dia adalah Pendengar yang paling dekat” (QS. Al-Baqarah: 2:255). Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “Pendengar yang paling dekat” untuk menggambarkan kedekatan-Nya dengan hamba-Nya. Kata-kata ini berarti bahwa Allah adalah Sang Pencipta semesta yang senantiasa mendengar doa dan keluhan hamba-Nya, serta senantiasa mengabulkan doa mereka.
Teknik tasybih juga digunakan dalam Ayat Al-Qur’an berikut: “Kamu tidak akan menemukan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, menyukai orang yang menyelisihi agama Allah, kecuali mereka yang diberi cobaan dari Allah dan kemudian Allah menguatkan jalan hatinya” (QS. Al-Maidah: 5:54). Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “diberi cobaan” untuk menggambarkan situasi di mana Allah menguji hamba-Nya. Kata-kata ini berarti bahwa Allah adalah Sang Pencipta semesta yang memberi cobaan kepada hamba-Nya untuk menguji kekuatan iman mereka.
Teknik tasybih yang digunakan Allah dalam Al Qur’an sangat efektif untuk membantu kita untuk lebih memahami dan menghayati pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Teknik ini membantu kita untuk memahami makna suatu kata, frasa, atau kalimat dengan lebih baik. Dengan menggunakan teknik tasybih, Allah memberi kita gambaran yang lebih luas tentang ketuhanan-Nya, kedekatan-Nya dengan hamba-Nya, dan cara-Nya untuk menguji hamba-Nya. Dengan menggunakan teknik tasybih, kita dapat lebih memahami dan menghayati pesan-pesan yang terkandung di dalam Al Qur’an.