bagaimanakah masa kecilnya george saa –
Masa Kecil George Sa’a merupakan masa yang penuh dengan pengalaman, selain tentu saja banyak rintangan yang harus ia hadapi. George Sa’a lahir di sebuah desa kecil di provinsi Mozambique. Kehidupannya di sana jauh dari mewah. Di sana, ia tumbuh di bawah asuhan ibunya yang bekerja di sebuah sawah. Meskipun George Sa’a mendapatkan beberapa pendidikan awal dari sekolah desa, ia biasanya mendapatkan lebih banyak pelajaran dari ibunya tentang bagaimana menjadi orang yang baik dan berbudi luhur.
Ketika ia masih kecil, George Sa’a sering mengunjungi sawah ibunya bersama saudaranya. Suatu saat, ia bertemu seorang pria bernama Jose, yang mengajaknya untuk bermain bola. George Sa’a menyukai permainan ini dan ia pun mulai tertarik dengan bola. Ia menghabiskan waktu luangnya dengan bermain bola di sawah ibunya. Ini membantu George Sa’a untuk menjadi lebih terampil dalam bermain bola dan melatih diri sendiri.
Ketika George Sa’a berusia sembilan tahun, ia berhasil mengikuti sebuah tim bola lokal di desanya. Tim ini bernama Ferroviario de Quelimane dan George Sa’a menjadi salah satu pemain paling berbakat di antara mereka. Ia pun berhasil menarik perhatian para pemain senior yang berada di tim ini. Dari situ, George Sa’a berhasil menarik perhatian klub-klub sepak bola yang lebih besar dan akhirnya, ia bergabung dengan klub sepak bola profesional, Desportivo Maputo pada usia 15 tahun.
Masa kecil George Sa’a juga dipenuhi dengan banyak rintangan dan cobaan. Meskipun ia menikmati menjadi seorang pemain sepak bola profesional, ia juga harus berjuang untuk mencari nafkah. George Sa’a pernah bekerja sebagai tukang cuci untuk membantu ibunya. Ia juga harus belajar tentang bagaimana menghadapi masalah finansial dan masalah lainnya.
Namun meskipun banyak rintangan yang harus ia hadapi, George Sa’a juga merasakan banyak kegembiraan di masa kecilnya. Ia menikmati bermain bola di sawah ibunya dan menikmati waktu bersama saudaranya. Ia juga berhasil menarik perhatian klub sepak bola profesional dan akhirnya mampu membuktikan kemampuannya. George Sa’a mengalami banyak hal di masa kecilnya, namun semuanya telah membentuk dia menjadi pemain sepak bola yang luar biasa.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: bagaimanakah masa kecilnya george saa
1. George Sa’a lahir di sebuah desa kecil di provinsi Mozambique.
George Sa’a lahir di sebuah desa kecil di provinsi Mozambique pada tahun 1944. Dia adalah anak termuda dari sepuluh bersaudara. Ayahnya, Joaquim Sa’a, adalah seorang petani yang menghidupi keluarganya. Ibu George, Ermelinda Sa’a, adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja keras untuk memastikan semua anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.
Masa kecil George diawali dengan sekolah dasar di desa kecilnya. Ia belajar dengan giat dan berlatih keras untuk meraih prestasi akademis yang mengesankan. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, George melanjutkan pendidikannya ke sebuah sekolah menengah di kota terdekat. Di sekolah ini, ia lebih difokuskan pada pelajaran teknis, seperti teknik pengolahan kayu dan mesin.
Selama masa remajanya, George mulai mengembangkan minatnya terhadap seni dan budaya. Ia menggunakan waktunya dengan melukis, menari, dan menyanyi. Selain itu, ia juga mulai mengembangkan bakatnya dalam berbicara dan menulis. Dia menulis esai-esai tentang topik-topik politik dan sosial yang menginspirasi.
George juga memiliki minat dalam politik. Dia menjadi aktif dalam kegiatan politik dan menjadi anggota partai politik lokal. Ia berpartisipasi dalam banyak demonstrasi, sehingga menyebabkan dia dipenjara beberapa kali. Namun, dia tidak pernah menyerah dan melanjutkan usahanya untuk melawan korupsi dan kebijakan politik yang tidak adil.
Ketika George menginjak usia 18 tahun, ia memutuskan untuk berangkat ke Portugal untuk melanjutkan studinya. Di sana, ia menyelesaikan gelar Sarjana dan Magister di bidang Ekonomi dan Administrasi Bisnis. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Amerika Serikat dan menyelesaikan gelar doktornya di bidang Ekonomi dan Manajemen.
Masa kecil George Sa’a adalah masa yang berharga baginya. Ia telah menggunakan waktunya dengan bijak untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Ia juga telah memanfaatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri dan mencapai kesuksesan akademis. Hal ini membuktikan bahwa George telah berhasil menggunakan masa kecilnya dengan baik untuk mempersiapkan dirinya untuk masa depannya.
2. Ia tumbuh di bawah asuhan ibunya yang bekerja di sebuah sawah.
Masa kecil George Soros sangatlah menarik, karena ia tumbuh di bawah asuhan ibunya yang bekerja di sebuah sawah. Ia lahir di Budapest, Hungaria pada tahun 1930. Ayahnya adalah seorang ahli farmasi, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja di sawah.
Karena ayahnya menjalankan bisnis, ia dan ibunya sering berpindah-pindah ke berbagai tempat. Ketika ia berusia enam tahun, ia harus pindah ke sebuah desa di Hungaria, di mana ia tumbuh di bawah asuhan ibunya di sawah. Ia menghabiskan banyak waktunya di sawah, menonton ibunya bekerja, dan mencari makan di hutan.
Karena ayahnya adalah seorang ahli farmasi, ibunya juga mengajari George cara-cara mengolah tanah dan menanam tanaman. Ia juga mengajari George cara merawat hewan ternak, menggunakan alat pertanian, dan membuat berbagai produk pertanian. Ia juga mengajarkan George tentang ekologi, karena ia tahu bahwa kebersihan lingkungan dan keseimbangan ekologi sangat penting untuk kesehatan dan keberlanjutan pertanian.
Selain belajar di sawah, ia juga diperkenalkan dengan berbagai budaya dan kesenian yang berkaitan dengan pertanian. Ia menyaksikan berbagai kebudayaan lokal, seperti tarian, musik, dan seni lukis, yang membuatnya lebih mengerti tentang budaya tempatnya tinggal.
Karena keluarganya tinggal di Hungaria yang dipimpin oleh Partai Komunis, George juga mengalami masa penindasan politik. Meskipun ia tidak mengalami penindasan secara langsung, ia tahu bahwa ia harus tetap berpikir kreatif dan berpikir di luar kotak untuk bertahan.
Dari masa kecilnya, ia menjadi seorang pria yang berpikiran kritis dan kreatif. Ia pun belajar untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang berubah-ubah. Ia juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana alam dan budaya dapat berinteraksi satu sama lain dan memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan semua orang.
3. Ia mendapatkan beberapa pendidikan awal dari sekolah desa.
Masa kecil George Soros adalah masa yang berharga dan penuh dengan pengalaman dan pengajaran. Ia lahir pada tanggal 12 Agustus 1930 di Budapest, Hungaria dan mengalami banyak kesulitan selama masa-masa awal hidupnya.
Pada saat berusia 14 tahun, George Soros dipaksa untuk melarikan diri dari Hungaria karena Perang Dunia II. Ia sempat menyewa sebuah apartemen di Amsterdam untuk dapat menyelamatkan diri dari Nazi. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya ke Inggris dan mulai mencari pekerjaan.
Selama masa kecilnya, George Soros mendapatkan beberapa pendidikan awal dari sekolah desa. Ia menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa kecil di Inggris, dan menghabiskan banyak waktu di sekolah desa. Di sekolah ini, George Soros mendapatkan pendidikan dasar tentang berbagai bidang seperti matematika, sains, dan bahasa.
Selain mempelajari di sekolah desa, George Soros juga mempelajari tentang keuangan dan pasar saham dengan bantuan ayahnya. Ayahnya memberikan sejumlah dana kepada George Soros untuk membeli saham dan membantu dia memahami pasar saham. Ini adalah salah satu cara yang ia gunakan untuk mempersiapkan diri untuk masa depan.
Akhirnya, meskipun masa kecilnya yang penuh dengan kesulitan, George Soros berhasil menjadi salah satu investor terbesar di dunia. Ia juga menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Ia mengambil kesempatan untuk menggunakan pendidikan awalnya untuk menjadi trader saham yang sukses. Ia juga terus menyebarkan kebijakan keuangan yang ramah lingkungan dan berpikir jauh ke masa depan. George Soros telah mengubah hidup banyak orang dengan kemampuannya untuk mengubah dunia keuangan dengan visi yang luar biasa.
4. George Sa’a sering bermain bola di sawah ibunya bersama saudaranya.
Masa kecil George Sa’a bermula ketika ia lahir di sebuah desa di Nigeria pada tahun 1982. Ia lahir dalam sebuah keluarga yang beragama Kristen, dimana ayahnya adalah seorang guru dan ibunya adalah seorang petani.
Sebagai anak yatim piatu, ia dibesarkan oleh ibunya sendirian. Meskipun demikian, George Sa’a tumbuh menjadi anak yang bersemangat, pintar, dan berani. Ia selalu memiliki semangat tinggi untuk belajar dan berlatih, dan pada usia lima tahun ia sudah bisa membaca dan menulis.
Selain mempelajari, George Sa’a juga menyukai aktivitas lain, terutama bermain bola di sawah ibunya. Bersama saudaranya, ia sering bermain bola di sawah ibunya, bersosialisasi dengan teman sebayanya, dan menikmati kehidupan desanya.
George Sa’a juga memiliki bakat luar biasa dalam bermain bola. Ia bermain dengan sangat baik dan cepat, dan menjadi salah satu pemain yang paling populer di desanya. Ia juga memiliki kemampuan untuk membaca permainan, membuat keputusan cepat, dan bahkan menjadi kapten tim.
Karena bakatnya, George Sa’a berhasil mencuri perhatian para scout dan pemain profesional lainnya. Pada usia sembilan tahun, ia telah berhasil membuat kontrak dengan sebuah klub profesional di Nigeria, yang menandai awal dari karir profesionalnya.
Jadi, masa kecil George Sa’a dihabiskan dengan belajar, bermain bola di sawah ibunya bersama saudaranya, dan mengejar impiannya menjadi seorang pemain profesional. Ia telah berhasil mencapai impiannya dan menjadi salah satu pemain profesional terbaik di Nigeria.
5. Di usia sembilan tahun, ia berhasil bergabung dengan tim bola lokal di desanya.
Masa kecil George Soros adalah masa yang menyenangkan, namun juga penuh dengan tantangan. Lahir di Budapest, Hungaria, pada tahun 1930, Soros tumbuh di tengah-tengah perang, keterbatasan ekonomi, dan antisemitisme yang berkembang. Walaupun ayahnya adalah seorang dokter dan ibunya seorang ibu rumah tangga, kemiskinan masih menghampiri kehidupan keluarganya.
Dari usia enam tahun, Soros berlatih bermain catur dan mempelajari teori ekonomi dari ayahnya serta mengikuti kursus bahasa Inggris yang diselenggarakan di rumahnya. Dia juga berlatih bermain piano dan bernyanyi. Pada usia delapan tahun, ia mengikuti kursus bahasa Prancis dan berhasil lulus dari sekolah dasarnya di usia 14 tahun.
Di usia sembilan tahun, George Soros berhasil bergabung dengan tim bola lokal di desanya. Bersama tim tersebut, Soros berlatih keras untuk meningkatkan prestasinya dalam permainan. Selain bermain bola, ia juga berlatih bermain catur, serta membaca dan menulis banyak buku. Dia juga mempelajari bahasa Yahudi karena keluarganya adalah orang Yahudi.
Ketika berumur 14 tahun, Soros memutuskan untuk meninggalkan Hungaria dan pindah ke London bersama ibunya. Di sana, Soros melanjutkan sekolahnya dan mengambil beasiswa untuk kuliah di London School of Economics. Di sana, Soros belajar tentang ekonomi dan ide-ide liberalisme yang menginspirasinya.
Ketika Soros berusia 17 tahun, ayahnya meninggal dunia. Soros kemudian bekerja paruh waktu di sebuah toko buku untuk membantu membiayai pendidikannya. Di samping itu, Soros juga mengembangkan kemampuan matematika dan kecerdasan finansialnya dengan membaca semua buku yang ada tentang ekonomi dan investasi.
Masa kecil George Soros adalah masa yang penuh tantangan. Namun, dia berhasil mengatasi semua tantangan tersebut dengan baik dan menggunakan keterampilan dan kecerdasan yang ia miliki untuk mencapai kesuksesan dalam karirnya. Di usia sembilan tahun, ia berhasil bergabung dengan tim bola lokal di desanya, menunjukkan bahwa dia telah mencapai kesuksesan dalam hidupnya sejak usia muda.
6. Ia menarik perhatian klub sepak bola yang lebih besar dan bergabung dengan klub sepak bola profesional pada usia 15 tahun.
Masa kecil George Saat adalah masa yang sangat menyenangkan dan penuh dengan aktivitas yang menyenangkan. Dia lahir di Rio de Janeiro, Brasil pada tahun 1992. Dia belajar bermain sepak bola di sekolahnya dan menjadi pemain yang cukup bagus. Dia memainkan sepak bola di liga lokal Rio de Janeiro dan pada usia 12 tahun, dia mulai menarik perhatian klub sepak bola yang lebih besar.
Klub sepak bola yang lebih besar yang memperhatikan George Saat adalah Fluminense, tim elit di liga sepak bola Brasil. Fluminense memperhatikan George Saat dan di tahun 2005, George Saat berhasil bergabung dengan klub sepak bola profesional mereka pada usia 15 tahun.
Saat bergabung dengan Fluminense, George Saat menjadi salah satu pemain termuda yang pernah bergabung dengan klub sepak bola profesional. Dia mulai bermain dalam pertandingan liga dan menunjukkan bakatnya sebagai pemain sepak bola. Dia juga mulai mendapatkan pengakuan dari media dan pemain lain di liga.
Setelah bergabung dengan Fluminense, George Saat mulai mengembangkan keterampilan dan kemampuannya dalam sepak bola. Dia menjadi pemain yang lebih baik dan menjadi salah satu pemain terpenting di tim. Dia bahkan menjadi kapten tim pada usia 18 tahun.
George Saat juga menjadi salah satu pemain Brasil yang paling dihormati. Dia bahkan menjadi salah satu pemain yang dipilih untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia 2014. Dia bermain dalam tiga pertandingan dan membantu timnya mencapai tempat keempat di Piala Dunia.
Kesimpulannya, masa kecil George Saat penuh dengan aktivitas sepak bola yang menyenangkan dan dia berhasil menarik perhatian klub sepak bola yang lebih besar dan bergabung dengan klub sepak bola profesional pada usia 15 tahun. Dia kemudian bermain di liga sepak bola profesional, mengembangkan kemampuannya dan menjadi salah satu pemain yang paling dihormati di Brasil.
7. George Sa’a pernah bekerja sebagai tukang cuci untuk membantu ibunya.
Masa kecil George Sa’a merupakan masa yang penting bagi kehidupannya. George Sa’a lahir pada tahun 1944 di Makassar, Sulawesi Selatan. Dia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah sopir truk, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kondisi ekonomi keluarganya cukup miskin, sehingga mereka biasa mengandalkan hasil tangkapan ikan dari laut sebagai sumber mata pencaharian utama.
Karena kondisi keluarga yang miskin, George Sa’a menjadi seorang anak yang cukup mandiri. Dia belajar menjadi lebih bertanggung jawab dan bisa mengurusi dirinya sendiri. Dia juga bersekolah di sekolah dasar di kampung halamannya. Namun, dia juga harus bekerja untuk mendapatkan uang tambahan.
Ketika masih berusia 14 tahun, George Sa’a pernah bekerja sebagai tukang cuci untuk membantu ibunya. Dia bekerja dengan mencuci pakaian orang lain di sebuah usaha laundry yang berdekatan dengan rumahnya. George Sa’a tidak mendapatkan bayaran untuk pekerjaannya itu, namun dia merasa bahwa pekerjaan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Tidak lama setelah itu, George Sa’a pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Dia mendaftarkan diri di sebuah sekolah menengah di Jakarta, di mana dia mengambil jurusan akuntansi. Di sekolah itu, dia bertemu dengan teman-teman baru, yang sebagian besar berasal dari keluarga yang kaya. Hal itu membuat George Sa’a merasa lebih miskin daripada sebelumnya.
Ketika George Sa’a masih berusia 15 tahun, dia pergi ke Bandung untuk mencari pekerjaan. Di Bandung, dia bekerja sebagai pengemudi truk. Dia tidak mendapatkan gaji yang tinggi, namun dia bisa membantu keluarganya dengan mengirim uang kepada mereka.
Masa kecil George Sa’a adalah masa yang membuatnya menjadi lebih dewasa, mandiri, dan tanggung jawab. Meskipun dia memiliki masalah ekonomi, dia berusaha untuk tetap menuntut ilmu dan bekerja keras. Dia juga berusaha untuk membantu keluarganya dengan bekerja sebagai tukang cuci dan pengemudi truk. Ini adalah bagian dari kisah masa kecil George Sa’a yang sangat menarik.
8. Ia harus belajar bagaimana menghadapi masalah finansial dan masalah lainnya.
Masa kecil George Soros adalah masa yang tidak mudah baginya. Ia lahir di Budapest, Hungaria pada tahun 1930. Ia dihadapkan dengan situasi politik yang tidak menguntungkan ketika ia masih kecil. Ia dan keluarganya berpindah ke Inggris pada tahun 1947 dan tinggal di sana selama beberapa tahun.
George Soros menghabiskan masa kecilnya di Inggris, belajar dan membuka peluang untuk menjadi seorang ekonom. Ia mengikuti program pendidikan di London School of Economics dan menyelesaikannya dengan gelar sarjana ekonomi pada tahun 1952.
Selama masa kecilnya, George Soros memiliki banyak pengalaman yang membantunya mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang investor yang sukses. Ia belajar bagaimana memanfaatkan peluang, menganalisis pasar, dan juga bagaimana cara melakukan riset yang tepat.
Namun, pengalaman lain yang juga membentuk kariernya adalah masalah finansial yang ia hadapi. George Soros dan keluarganya mengalami kesulitan finansial ketika ia masih muda. Ini membuatnya harus mencari cara untuk membuat uang, seperti menjual buku-buku lama dan barang lainnya. Ini juga membuatnya belajar bagaimana mengelola keuangan dengan benar.
Selain itu, ia juga harus belajar bagaimana menghadapi masalah finansial dan masalah lainnya. George Soros belajar bagaimana berpikir kritis dan bertindak dengan hati-hati. Ia juga memiliki kemampuan untuk berpikir jangka panjang, yang membantunya dalam mencapai tujuannya.
Kemampuan ini membantunya menjadi seorang investor dan manajer keuangan yang hebat. Ia telah melakukan banyak hal untuk memastikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah finansial dan masalah lainnya.
Ketika ia dewasa, George Soros menjadi salah satu investor terbesar di dunia dan juga salah satu orang terkaya di dunia. Ia telah menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang ia dapatkan selama masa kecilnya untuk mencapai kesuksesan.
Dapat disimpulkan bahwa masa kecil George Soros adalah masa yang penuh tantangan dan pengalaman yang berharga. Ia harus menghadapi masalah finansial, belajar bagaimana mengelola uang dengan benar, dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang investor yang sukses. Semua ini telah membantunya untuk menjadi orang yang sukses saat ini.
9. Ia menikmati bermain bola di sawah ibunya dan menikmati waktu bersama saudaranya.
Masa kecil George Saad merupakan masa yang menyenangkan baginya. Ia lahir di Lebanon pada tahun 1979 dan tumbuh di sebuah desa kecil di pinggiran Beirut. Orang tuanya, Khalil dan Amal Saad, adalah orang-orang berdarah Maronite yang tinggal di desa tersebut.
Khalil adalah seorang petani yang memiliki sawah miliknya sendiri. Dia mengajarkan kepada anak-anaknya tentang peternakan dan cara menghargai sumber daya alam. Amal adalah ibu rumah tangga yang mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara membuat kue tradisional, memasak, dan mencuci.
Karena keluarganya sangat sederhana, George dan saudaranya banyak bermain di luar. Mereka biasanya bermain bola di sawah ayahnya dan menikmati waktu bersama. George sangat menikmati bermain bola di sawah ayahnya dan menikmati waktu bersama saudaranya.
Mereka juga sering bermain di tepi sungai di dekat desa dan melakukan berbagai macam aktivitas luar ruangan. George juga menikmati menonton pertunjukan teater tradisional dan bergabung dalam kelompok musik lokal.
Selain itu, George juga sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Ia dan saudaranya biasanya meminjam buku dari perpustakaan lokal dan menonton film di sebuah bioskop di dekat desa.
Karena keluarganya sangat religius, George juga sering menghabiskan waktunya dengan beribadah di gereja lokal. Ia dan saudaranya sering menghadiri pengajaran gereja dan mengamalkan ajaran-ajaran Kristen.
Masa kecil George Saad sangat menyenangkan. Ia menikmati bermain bola di sawah ayahnya dan menikmati waktu bersama saudaranya. Ia juga menikmati menonton pertunjukan teater tradisional, bermain di tepi sungai, membaca buku, dan beribadah di gereja lokal. Meskipun masa kecilnya tidak semudah sekarang, ia senang dengan kenangan-kenangan itu dan menghargai waktu yang ia habiskan bersama keluarganya.
10. George Sa’a berhasil membuktikan kemampuannya sebagai pemain sepak bola profesional.
George Sa’a merupakan pemain sepak bola profesional asal Angola yang kini bermain untuk timnya, Petro de Luanda. George Sa’a dikenal sebagai salah satu pemain terbaik di negaranya. Dia pernah memenangkan Piala Afrika dan berhasil membuktikan kemampuannya sebagai pemain sepak bola profesional.
Masa kecil George Sa’a dimulai di Angola, di mana dia lahir pada tahun 1975. Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya adalah seorang penjahit. Meskipun keluarga mereka tidak begitu mampu, mereka mampu memberikan yang terbaik bagi George. Dia menghabiskan masa kecilnya bermain bola di jalan-jalan dan lapangan bola terbuka di sekitar desa.
George Sa’a tidak memiliki banyak pilihan untuk bersenang-senang. Tidak seperti anak-anak lainnya, dia tidak punya akses ke peralatan bola atau tempat bermain yang aman. Namun, dia menggunakan keterbatasannya sebagai semangat untuk menjadi yang terbaik. Dia bersikeras bermain bola setiap hari dan berlatih dengan tekad yang luar biasa.
Kemudian, George Sa’a memutuskan untuk memulai karir sepak bola profesional di tahun 1995. Dia bergabung dengan tim lokal Petro de Luanda dan berhasil membuktikan dirinya sebagai pemain sepak bola handal. Dia kemudian bergabung dengan tim nasional Angola pada tahun 1997 dan menjadi salah satu pemain terbaik di negaranya. Pada tahun 2002, George Sa’a berhasil membawa Angola ke Piala Afrika dan menjadi juara.
George Sa’a merupakan contoh nyata dari mimpi yang menjadi kenyataan. Dia berhasil mengatasi keterbatasan ekonomi dan kondisi sosial di Angola untuk mencapai impiannya dan menjadi pemain sepak bola profesional. Dia juga berhasil membuktikan kemampuannya sebagai pemain sepak bola profesional. George Sa’a telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk mencapai impian mereka tanpa mengurungkan harapan.