Bagaimana Pandangan Kaum Merkantilis Mengenai Perdagangan Internasional

bagaimana pandangan kaum merkantilis mengenai perdagangan internasional – Kaum Merkantilis adalah kelompok pemikir ekonomi yang berasal dari Eropa pada abad ke-16 dan ke-17. Mereka memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Dalam pandangan mereka, perdagangan internasional harus dilakukan dengan cara yang menguntungkan negara, bukan individu atau perusahaan swasta. Kaum Merkantilis menganggap bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Menurut pandangan kaum Merkantilis, negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Hal ini akan meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara, yang pada saat itu dianggap sebagai tanda kemakmuran. Mereka juga meyakini bahwa kekuatan ekonomi suatu negara dapat membawa dampak positif pada kekuasaan politiknya. Dengan memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, negara dapat memperkuat posisinya dalam hubungan internasional.

Kaum Merkantilis juga memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara. Mereka percaya bahwa negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor.

Pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional juga mempengaruhi kebijakan tarif dan bea cukai. Mereka percaya bahwa tarif dan bea cukai yang tinggi akan melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan pendapatan negara. Hal ini bertujuan untuk mendorong produksi dalam negeri dan mencegah negara terlalu bergantung pada impor.

Namun, pandangan kaum Merkantilis juga memiliki kelemahan. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor. Hal ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global. Selain itu, kebijakan proteksionis juga dapat memicu retaliasi dari negara-negara lain, yang dapat memperburuk hubungan perdagangan internasional.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

Dalam kesimpulannya, pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional menekankan pentingnya keuntungan ekonomi dan politik bagi negara. Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, negara harus memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik dalam mengatur perdagangan internasional.

Penjelasan: bagaimana pandangan kaum merkantilis mengenai perdagangan internasional

1. Kaum Merkantilis memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik.

Kaum Merkantilis memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Dalam pandangan kaum Merkantilis, perdagangan internasional harus dilakukan dengan cara yang menguntungkan negara, bukan individu atau perusahaan swasta. Mereka percaya bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Menurut pandangan kaum Merkantilis, perdagangan internasional harus dilakukan dengan cara yang menguntungkan negara. Hal ini berarti bahwa negara harus memperoleh surplus perdagangan, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Mereka meyakini bahwa surplus perdagangan akan membawa keuntungan bagi negara, seperti meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki oleh negara.

Selain itu, kaum Merkantilis juga percaya bahwa kekuatan ekonomi suatu negara dapat membawa dampak positif pada kekuasaan politiknya. Dengan memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, negara dapat memperkuat posisinya dalam hubungan internasional. Hal ini berarti bahwa negara yang memiliki surplus perdagangan akan memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, yang dapat meningkatkan kekuasaan politiknya di dunia internasional.

Pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional juga mempengaruhi kebijakan perdagangan internasional yang diambil oleh negara. Negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki oleh negara, yang pada saat itu dianggap sebagai tanda kemakmuran.

Dalam hal ini, kaum Merkantilis juga memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara. Negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor.

Namun, pandangan kaum Merkantilis juga memiliki kelemahan. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor. Hal ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global. Selain itu, kebijakan proteksionis juga dapat memicu retaliasi dari negara-negara lain, yang dapat memperburuk hubungan perdagangan internasional.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

Dalam kesimpulannya, pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional menekankan pentingnya keuntungan ekonomi dan politik bagi negara. Negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global.

2. Mereka meyakini bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Kaum Merkantilis adalah kelompok pemikir ekonomi yang berasal dari Eropa pada abad ke-16 dan ke-17. Mereka memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Dalam pandangan mereka, perdagangan internasional harus dilakukan dengan cara yang menguntungkan negara, bukan individu atau perusahaan swasta.

Kaum Merkantilis meyakini bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam pandangan mereka, keuntungan ekonomi yang didapat dari perdagangan internasional sangat penting untuk mendukung kekuatan politik suatu negara. Mereka percaya bahwa keuntungan ekonomi dapat digunakan untuk memperkuat militer negara dan memperkuat posisi negara dalam menghadapi negara-negara lain di arena internasional.

Selain itu, kaum Merkantilis juga meyakini bahwa kekuatan ekonomi suatu negara dapat membawa dampak positif pada kekuasaan politiknya. Dengan memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, negara dapat memperkuat posisinya dalam hubungan internasional. Sebaliknya, jika negara tidak memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, maka posisinya dalam hubungan internasional akan menjadi lemah dan mudah dimanipulasi oleh negara-negara lain.

Dalam hal ini, kaum Merkantilis percaya bahwa negara harus menerapkan kebijakan-kebijakan ekonomi tertentu untuk memperkuat kekuatan ekonominya. Misalnya, negara harus mendorong produksi dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini akan membantu negara untuk memperoleh pendapatan yang cukup untuk memperkuat kekuatan ekonominya.

Namun, pandangan kaum Merkantilis ini juga memiliki kelemahan. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat merusak hubungan perdagangan internasional dan memicu retaliasi dari negara lain. Selain itu, kebijakan proteksionis juga dapat memicu naiknya harga barang-barang di dalam negeri, sehingga konsumen menjadi tidak terjangkau.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

3. Negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara.

Poin ketiga dalam pandangan kaum Merkantilis mengenai perdagangan internasional adalah negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara.

Kaum Merkantilis percaya bahwa kekayaan suatu negara diukur dari jumlah emas dan perak yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Untuk itu, negara harus memastikan bahwa jumlah ekspor yang dihasilkan lebih besar daripada impor, sehingga tercapai saldo perdagangan yang positif.

Dalam pandangan kaum Merkantilis, keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor akan membawa banyak manfaat, seperti meningkatkan cadangan emas dan perak negara, memperkuat mata uang negara, serta meningkatkan kemampuan negara untuk membiayai proyek-proyek besar, seperti perang dan pembangunan infrastruktur.

Namun, pandangan ini juga memiliki kelemahan, yaitu mengabaikan pentingnya kepentingan konsumen. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara untuk mencapai saldo perdagangan yang positif dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor. Hal ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global.

Meskipun demikian, pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional dan saldo perdagangan masih memiliki pengaruh di masa kini. Negara-negara masih berlomba-lomba untuk mencapai saldo perdagangan yang positif, dan kebijakan proteksionis masih diterapkan oleh beberapa negara untuk melindungi industri dalam negeri. Namun, penting untuk memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kepentingan konsumen agar kebijakan perdagangan internasional tidak merugikan salah satu pihak.

4. Kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor.

Poin keempat dalam pandangan kaum Merkantilis mengenai perdagangan internasional adalah bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara. Mereka meyakini bahwa negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor.

Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa negara harus mempertahankan keseimbangan perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Dengan cara ini, negara dapat meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimilikinya dan pada saat itu dianggap sebagai tanda kemakmuran.

Kaum Merkantilis meyakini bahwa kebijakan yang mengatur perdagangan internasional harus diambil oleh negara, dan bukan oleh individu atau perusahaan swasta. Mereka berpendapat bahwa perdagangan internasional harus diarahkan untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan individu atau perusahaan swasta. Dalam pandangan mereka, negara harus mengambil sikap proteksionis untuk memperkuat sektor ekonomi domestik.

Mereka percaya bahwa dengan mengatur perdagangan internasional, negara dapat mencegah impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mendorong produksi barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara terlalu bergantung pada impor. Selain itu, kebijakan yang mengatur perdagangan internasional juga dapat membantu negara dalam meningkatkan kekuasaan politiknya.

Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global. Oleh karena itu, negara harus memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik dalam mengatur perdagangan internasional.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

5. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor.

Pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional menganggap bahwa negara harus melindungi sektor ekonomi domestik dari persaingan internasional yang tidak adil. Salah satu cara yang dianggap efektif adalah dengan menerapkan kebijakan proteksionis, seperti tarif dan bea cukai yang tinggi untuk barang impor. Namun, kebijakan proteksionis ini dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor.

Hal ini dapat berdampak negatif pada konsumen, karena mereka harus membayar harga yang lebih mahal untuk barang yang seharusnya dapat dibeli dengan harga yang lebih murah jika impor tidak dikenakan tarif dan bea cukai yang tinggi. Selain itu, kebijakan proteksionis juga dapat mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global, karena harga barang yang dihasilkan di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang yang diproduksi di negara lain.

Pada akhirnya, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara harus dilakukan dengan hati-hati dan seimbang, sehingga tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

6. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik.

Kaum Merkantilis adalah kelompok pemikir ekonomi yang memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Dalam pandangan kaum Merkantilis, negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor, untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara.

Dalam pandangan kaum Merkantilis, keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Mereka meyakini bahwa kekuatan ekonomi suatu negara dapat membawa dampak positif pada kekuasaan politiknya. Dengan memiliki kekuatan ekonomi yang kuat, negara dapat memperkuat posisinya dalam hubungan internasional.

Untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor, kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara. Negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara terlalu bergantung pada impor.

Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor. Hal ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global.

Meskipun demikian, negara masih memiliki peran penting dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

Dalam kesimpulannya, pandangan kaum Merkantilis terhadap perdagangan internasional mengedepankan kepentingan ekonomi dan politik bagi negara. Negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara. Kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor. Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri.

7. Kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor. Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat memiliki dampak negatif pada konsumen dan daya saing industri dalam negeri.

Oleh karena itu, kaum Merkantilis menekankan pentingnya melakukan kebijakan proteksionis dengan hati-hati. Negara harus dapat memperkirakan dampak kebijakan tersebut terhadap harga barang di dalam negeri dan daya saing industri. Kebijakan proteksionis yang berlebihan dapat menyebabkan harga barang di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor, sehingga merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Negara harus dapat menemukan keseimbangan antara melindungi sektor ekonomi domestik dan mempertahankan daya saing industri dalam negeri dengan memperhatikan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur tarif dan bea cukai secara proporsional, sehingga tidak merugikan konsumen dan tidak mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, kebijakan proteksionis masih diterapkan oleh beberapa negara. Namun, negara-negara tersebut juga harus memperhatikan dampak kebijakan tersebut pada konsumen dan daya saing industri dalam negeri. Kebijakan proteksionis yang dilakukan dengan hati-hati dapat membantu negara memperkuat sektor ekonomi domestik dan meningkatkan daya saing industri, tanpa merugikan konsumen.

8. Negara harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain.

Pandangan kaum Merkantilis tentang perdagangan internasional juga menekankan pentingnya kekuasaan politik dalam mengatur perdagangan internasional. Dalam pandangan mereka, perdagangan internasional harus dilakukan dengan cara yang menguntungkan negara, bukan individu atau perusahaan swasta. Mereka meyakini bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Dalam hal ini, kaum Merkantilis memandang bahwa negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif untuk meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara. Hal ini dianggap sebagai tanda kemakmuran suatu negara pada masa itu. Oleh karena itu, perdagangan internasional harus diatur oleh negara untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politiknya.

Kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara, dan negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor.

Dalam konteks modern, negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Selain itu, negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain. Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh satu negara dapat memicu retaliasi dari negara-negara lain, yang dapat memperburuk hubungan perdagangan internasional. Oleh karena itu, negara harus memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik dalam mengatur perdagangan internasional.

Dalam kesimpulannya, kaum Merkantilis memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik, namun kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

9. Keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik harus diperhatikan dalam mengatur perdagangan internasional.

Kaum Merkantilis memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Pandangan ini mengemuka pada periode penjelajahan dan penaklukan dunia oleh bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 dan ke-17. Mereka meyakini bahwa keuntungan ekonomi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam pandangan kaum Merkantilis, negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Hal ini akan meningkatkan jumlah emas dan perak yang dimiliki negara, yang pada saat itu dianggap sebagai tanda kemakmuran. Keuntungan ekonomi yang diperoleh dari perdagangan internasional akan meningkatkan kekuatan politik suatu negara.

Selanjutnya, kaum Merkantilis memandang bahwa perdagangan internasional harus diatur oleh negara untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara menjadi terlalu bergantung pada impor. Negara harus membatasi impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dan mempromosikan ekspor barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dan mencegah negara terlalu bergantung pada impor.

Namun, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara dapat menyebabkan harga barang yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang impor. Hal ini dapat merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri di pasar global. Oleh karena itu, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik harus diperhatikan dalam mengatur perdagangan internasional. Negara harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain. Kebijakan proteksionis yang berlebihan dapat memicu retaliasi dari negara-negara lain, yang dapat memperburuk hubungan perdagangan internasional.

Dalam konteks perdagangan internasional modern, pandangan kaum Merkantilis masih relevan dalam beberapa hal. Negara masih memiliki peran dalam mengatur perdagangan internasional untuk memperkuat sektor ekonomi domestik. Namun, kebijakan proteksionis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merugikan konsumen dan mengurangi daya saing industri dalam negeri. Negara juga harus memperhatikan dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap hubungan politik dengan negara lain, agar tidak memicu retaliasi dan konflik perdagangan yang merugikan kedua belah pihak.

Dalam kesimpulannya, kaum Merkantilis memandang perdagangan internasional sebagai alat untuk memperkaya negara dan meningkatkan kekuasaan politik. Negara harus mempertahankan saldo perdagangan yang positif, yaitu keuntungan ekspor yang lebih besar daripada impor. Negara harus memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik dalam mengatur perdagangan internasional.