Jelaskan Proses Pengangkutan Materi Sehingga Dapat Terbentuk Batuan Sedimen

jelaskan proses pengangkutan materi sehingga dapat terbentuk batuan sedimen –

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari materi yang berasal dari berbagai sumber di lingkungan geologis. Proses yang terlibat dalam pembentukannya melibatkan berbagai proses fisik dan kimia yang terjadi dalam lingkungan yang unik. Proses pengangkutan materi yang menyebabkan terbentuknya batuan sedimen adalah proses yang sangat penting dan dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu pengangkutan dan deposisi.

Pengangkutan adalah proses pemindahan materi dari satu tempat ke tempat lain. Pengangkutan dapat terjadi dengan berbagai cara, seperti angin, air, hujan, putaran angkasa, dan lain-lain. Pengangkutan materi terjadi berkat gaya gravitasi, gaya angin, gaya air, gaya pasang surut, gaya-gaya lainnya, atau bahkan gerakan tektonik. Ini menyebabkan partikel-partikel yang lebih kecil dapat terlepas dari sumber aslinya dan terbawa oleh gaya-gaya yang berbeda ke tempat lain. Proses pengangkutan juga menyebabkan partikel-partikel sedimen bergerak sepanjang perjalanannya, mengalami abrasi, dan bahkan mengalami penghancuran oleh gerakan-gerakan ini.

Deposisi adalah proses pengendapan, yaitu ketika partikel-partikel yang telah terbawa oleh proses pengangkutan tersebut akhirnya berhenti di tempat yang baru dan mengendap. Proses ini terjadi ketika gaya yang mengangkut partikel-partikel sedimen melemah, sehingga partikel-partikel sedimen akhirnya mengendap ke dasar air atau tanah. Partikel-partikel tersebut akan mengendap sebagai lapisan-lapisan tipis yang disebut lantai sedimen. Setelah berulang kali terjadi proses pengangkutan dan deposisi, lapisan-lapisan sedimen ini akan menumpuk dan membentuk batuan sedimen.

Proses pembentukan batuan sedimen dimulai ketika partikel-partikel sedimen yang terangkut oleh gaya-gaya yang berbeda akhirnya mengendap di suatu tempat. Pembentukan batuan sedimen juga tergantung pada komposisi dan ukuran partikel-partikel sedimen yang terkandung, serta pada kondisi lingkungan yang terkandung dalam proses pengangkutan dan deposisi. Proses pengangkutan dan deposisi ini terus berlanjut selama berabad-abad, dan berbagai jenis batuan sedimen dapat terbentuk dari proses ini.

Pengangkutan dan deposisi sangat penting untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen. Proses ini menyebabkan materi-materi berskala mikro bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain sebelum mengendap dan membentuk lapisan-lapisan sedimen. Proses ini juga sangat penting karena ia menyediakan kita dengan berbagai informasi tentang lingkungan geologi di masa lalu dan memungkinkan kita untuk memahami struktur dan sifat batuan sedimen yang kita temukan hari ini. Dengan demikian, proses pengangkutan dan deposisi adalah proses penting yang harus dipertimbangkan saat mempelajari proses pembentukan batuan sedimen.

Penjelasan Lengkap: jelaskan proses pengangkutan materi sehingga dapat terbentuk batuan sedimen

1. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari materi yang berasal dari berbagai sumber di lingkungan geologis.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari materi yang berasal dari berbagai sumber di lingkungan geologis. Proses ini melibatkan pengangkutan materi yang dimulai dengan proses erosi, transportasi, dan akumulasi. Proses erosi adalah proses fisik dan kimia yang merobek materi yang ada di lingkungan geologis dan melepaskannya ke lingkungan lain. Ini dapat berupa proses mekanis seperti erosi air atau angin, atau proses kimia seperti disolusi atau pengendapan.

Transportasi adalah proses pengangkutan materi yang telah diencerkan oleh erosi. Ini dapat berupa proses mekanis seperti aliran air, angin, atau gelombang laut, atau proses kimia seperti pengendapan, disolusi, atau pengaruh gravitasi. Pada proses ini, materi yang telah diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain akan bergerak terus menerus sampai ke lokasi akhir.

Akhirnya, proses akumulasi adalah proses dimana materi yang telah diangkut oleh transportasi akan terakumulasi di lokasi akhir. Proses ini dapat berupa proses mekanis seperti penggumpalan, pendakungan, atau proses kimia seperti pengendapan, disolusi, atau pengaruh gravitasi. Akumulasi ini akan menghasilkan batuan sedimen, yang merupakan hasil akhir dari proses pengangkutan materi.

Biasanya, proses pengangkutan materi dapat berlangsung dari beberapa tahun hingga beberapa juta tahun. Ini tergantung pada jenis dan komposisi materi yang diangkut, serta media yang digunakan untuk transportasi. Proses ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti curah hujan, tekanan udara, suhu, dan kecepatan angin.

Proses ini sangat penting dalam membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen dapat berupa pasir, lempung, atau kerikil yang terbentuk melalui proses pengangkutan materi. Batuan sedimen juga dapat berupa batuan yang terbentuk dari materi yang telah diserap oleh air dan disimpan di lingkungan geologis. Proses ini juga dapat menghasilkan batuan yang terbentuk dari material yang terakumulasi dari proses akumulasi.

Secara keseluruhan, proses pengangkutan materi harus dilalui agar dapat terbentuk batuan sedimen. Proses ini melibatkan erosi, transportasi, dan akumulasi materi yang berasal dari berbagai sumber di lingkungan geologis. Proses ini dapat berlangsung dari beberapa tahun hingga beberapa juta tahun, tergantung pada jenis dan komposisi materi yang diangkut, serta media yang digunakan untuk melakukan transportasi. Proses ini merupakan hal yang penting untuk membentuk batu sedimen.

2. Proses pengangkutan materi yang menyebabkan terbentuknya batuan sedimen adalah proses yang sangat penting.

Proses pengangkutan materi yang menyebabkan terbentuknya batuan sedimen adalah proses yang sangat penting. Proses ini merupakan bagian dari siklus litosferik yang terdiri dari proses pengangkutan, pengendapan, dan kompaksi. Proses pengangkutan merupakan proses dimana partikel-partikel yang terdapat dalam batuan sedimen seperti mineral, batu, dan pasir ditransportasikan dari daerah asalnya ke area lain melalui air, angin, dan aliran lumpur. Sebelum proses ini terjadi, batuan yang ada berasal dari proses pelapukan dan erosi.

Proses pengangkutan materi dimulai dengan proses pelapukan batuan. Proses pelapukan ini terjadi akibat pengaruh fisik, kimia, dan biologi. Akibat proses pelapukan, batuan akan mengalami penghancuran, menghasilkan partikel-partikel yang lebih kecil yang disebut sebagai agregat. Proses pelapukan juga akan menghasilkan konsentrasi tinggi bahan organik, seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan.

Setelah batuan dihancurkan menjadi partikel-partikel kecil, proses selanjutnya adalah proses pengangkutan. Proses pengangkutan ini dapat terjadi melalui aliran air, angin, dan aliran lumpur. Aliran air yang terjadi pada sungai, danau, dan laut dapat mengangkut partikel-partikel kecil yang dihasilkan dari proses pelapukan. Aliran air akan mengubah bentuk dan ukuran partikel-partikel tersebut sehingga lebih mudah untuk ditransportasikan. Aliran angin juga dapat mengangkut partikel-partikel kecil, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit daripada aliran air. Aliran lumpur juga dapat mengangkut partikel-partikel kecil, tetapi cenderung memiliki jumlah yang lebih sedikit, karena dapat terakumulasi di dasar aliran.

Setelah partikel-partikel kecil terangkut, maka proses selanjutnya yaitu proses pengendapan. Proses ini terjadi ketika partikel-partikel yang telah terangkut mulai membentuk lapisan-lapisan di dasar air, angin, atau aliran lumpur. Lapisan-lapisan ini akan terus menumpuk, menghasilkan batuan sedimen. Proses pengendapan ini juga dapat menghasilkan batuan organik seperti karbonat dan batu gamping.

Terakhir, proses pengendapan akan diikuti oleh proses kompaksi. Proses kompaksi ini terjadi ketika lapisan-lapisan sedimen yang telah terbentuk terus menumpuk sehingga beratnya semakin meningkat. Akibat proses kompaksi ini, lapisan-lapisan sedimen akan mengalami penekanan ke bawah, yang akan menyebabkan partikel-partikel yang terkandung di dalamnya menjadi semakin rapat dan padat. Setelah proses kompaksi selesai, maka akan terbentuk lapisan batuan sedimen yang padat.

Proses pengangkutan materi yang menyebabkan terbentuknya batuan sedimen adalah proses yang sangat penting. Proses ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari proses pelapukan, pengangkutan, pengendapan, dan kompaksi. Setiap tahapan ini memiliki peran yang berbeda dalam membentuk batuan sedimen. Tanpa proses pengangkutan, partikel-partikel yang dihasilkan dari proses pelapukan tidak dapat menjangkau lokasi pengendapan, sehingga proses pengangkutan sangat penting untuk membentuk batuan sedimen.

3. Proses pengangkutan dapat terjadi dengan gaya gravitasi, gaya angin, gaya air, gaya pasang surut, gaya-gaya lainnya, atau bahkan gerakan tektonik.

Proses pengangkutan adalah proses yang menggambarkan bagaimana partikel-partikel terbang dari satu tempat ke tempat lain. Pengangkutan materi adalah proses yang memungkinkan materi untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan menyebabkan terbentuknya batuan sedimen.

Gaya gravitasi adalah gaya yang menarik partikel-partikel ke bawah, menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen. Partikel-partikel ini dapat mengalir ke bawah karena gaya gravitasi, yang menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen. Gaya gravitasi juga dapat menyebabkan partikel-partikel ini mengalir ke bawah melalui sungai, danau, dan laut, menyebabkan terbentuknya endapan-endapan sedimen di dasar-dasar perairan.

Gaya angin adalah gaya yang membuat partikel-partikel bergerak di udara. Partikel-partikel ini dapat tertiup oleh angin dan dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Gaya angin juga dapat membawa partikel-partikel ke daratan, menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen.

Gaya air adalah gaya yang menyebabkan partikel-partikel bergerak di air. Partikel-partikel ini dapat bergerak melalui sungai, danau, dan laut. Gaya air juga dapat menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen di dasar-dasar perairan.

Gaya pasang surut adalah gaya yang menyebabkan partikel-partikel bergerak di laut. Gaya pasang surut membantu partikel-partikel bergerak ke daratan, menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen.

Gaya-gaya lain yang mempengaruhi proses pengangkutan partikel-partikel adalah gaya gayung, gelombang, dan tsunami. Gaya-gaya ini dapat menyebabkan partikel-partikel bergerak di laut, menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen.

Gerakan tektonik adalah gerakan yang menyebabkan kekuatan tektonik memindahkan partikel-partikel. Gerakan tektonik dapat menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen di daratan.

Kesimpulannya, proses pengangkutan materi dapat terjadi dengan gaya gravitasi, gaya angin, gaya air, gaya pasang surut, gaya-gaya lainnya, atau bahkan gerakan tektonik. Proses pengangkutan ini memungkinkan partikel-partikel untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan batuan sedimen.

4. Deposisi adalah proses pengendapan, yaitu ketika partikel-partikel yang telah terbawa oleh proses pengangkutan tersebut akhirnya berhenti di tempat yang baru dan mengendap.

Deposisi adalah proses pengendapan, yaitu ketika partikel-partikel yang telah terbawa oleh proses pengangkutan tersebut akhirnya berhenti di tempat yang baru dan mengendap. Proses ini merupakan tahap akhir dalam proses pengangkutan materi sehingga dapat terbentuk batuan sedimen. Proses pengangkutan materi tersebut dimulai dengan eksposur, yaitu ketika lapisan-lapisan batuan yang berbeda atau lapisan tanah terpapar karena aktivitas manusia atau proses alam.

Setelah eksposur, proses pengangkutan materi dimulai dengan disintegrasi, yaitu ketika material-material batuan atau tanah diremukkan menjadi partikel-partikel lebih kecil oleh proses fisik dan kimia yang berbeda, misalnya oleh erosi, perubahan kimia, atau tekanan. Partikel-partikel yang dihasilkan pada tahap ini kemudian disebut sebagai sedimen.

Setelah itu, proses pengangkutan sedimen dimulai dengan transportasi, yaitu ketika sedimen dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain oleh air, angin, atau arus lainnya melalui proses fluvial, eolian, atau lainnya. Proses ini menciptakan jumlah materi yang berbeda yang saling bersaing untuk dipindahkan. Pada tahap ini, partikel-partikel sedimen yang telah terpisah dari tempat asalnya akan mulai bergerak, terbawa atau terjebak dalam aliran air atau angin.

Akhirnya, proses pengangkutan materi tersebut berakhir dengan deposisi, yaitu ketika partikel-partikel yang telah terbawa oleh proses pengangkutan tersebut akhirnya berhenti di tempat yang baru dan mengendap. Pada tahap ini, material-material sedimen yang telah terbawa tersebut akan menumpuk dan mengalami proses kompaksi, yang akhirnya akan menghasilkan batuan sedimen. Proses ini merupakan tahap akhir dalam proses pengangkutan materi yang dapat menghasilkan batuan sedimen.

5. Pembentukan batuan sedimen tergantung pada komposisi dan ukuran partikel-partikel sedimen yang terkandung, serta pada kondisi lingkungan yang terkandung dalam proses pengangkutan dan deposisi.

Pengangkutan materi adalah proses yang memungkinkan partikel dan bahan terbawa oleh air, udara, atau salju. Partikel dan bahan yang bergerak secara kontinu, dari satu tempat ke tempat lainnya, melalui proses fisik atau mekanis. Pengangkutan materi adalah salah satu dari tiga proses yang membentuk batuan sedimen, yang lainnya adalah transportasi dan akumulasi. Proses pengangkutan materi mencakup tahapan seperti pengenceran, pengumpulan, dan penyampaian.

Pengenceran adalah proses di mana partikel-partikel sedimen terbawa oleh aliran air, udara, atau salju dan didistribusikan di lokasi-lokasi tertentu. Ini penting karena proses pengenceran dapat membantu partikel-partikel sedimen mencapai lokasi yang lebih jauh. Partikel-partikel sedimen yang dibawa oleh aliran udara atau salju dapat mencapai lokasi yang jauh karena mereka dapat bertahan di udara atau di salju selama beberapa waktu. Partikel-partikel yang dibawa oleh air biasanya dapat mencapai lokasi yang lebih jauh karena mereka memiliki kemampuan untuk bertahan selama beberapa waktu, meskipun mereka akan mengalami pengikisan setelah beberapa waktu.

Pengumpulan adalah proses di mana partikel-partikel sedimen berkumpul di lokasi tertentu. Proses ini dapat berlangsung selama beberapa waktu, tergantung pada kondisi lingkungan, seperti temperatur, laju aliran, komposisi bahan, dan lain-lain. Saat partikel-partikel sedimen berkumpul, mereka dapat berbentuk menjadi lapisan-lapisan yang berbeda. Ini bisa berupa lapisan-lapisan lempung atau pasir. Lapisan-lapisan ini akan menjadi lapisan batuan sedimen yang akan terbentuk di suatu tempat.

Penyampaian adalah proses di mana partikel-partikel sedimen yang telah terkumpul di suatu tempat akan terakumulasi dan terkompaksi sehingga membentuk batuan sedimen. Proses ini dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama, tergantung pada berbagai faktor seperti temperatur, tekanan, dan kecepatan aliran. Komposisi dan ukuran partikel-partikel sedimen juga menentukan kecepatan akumulasi dan kompaksi. Partikel-partikel yang lebih kecil akan lebih cepat mengalami akumulasi dan kompaksi.

Pembentukan batuan sedimen tergantung pada komposisi dan ukuran partikel-partikel sedimen yang terkandung, serta pada kondisi lingkungan yang terkandung dalam proses pengangkutan dan deposisi. Komposisi partikel sedimen akan mempengaruhi jenis batuan sedimen yang dibentuk. Batuan sedimen yang terbentuk dari partikel yang lebih kecil akan memiliki struktur yang lebih halus daripada batuan sedimen yang terbentuk dari partikel yang lebih besar. Selain itu, kondisi lingkungan di mana proses pengangkutan dan deposisi terjadi juga berpengaruh pada pembentukan batuan sedimen. Kondisi lingkungan seperti temperatur, tekanan, dan kecepatan aliran akan mempengaruhi kecepatan akumulasi dan kompaksi partikel-partikel sedimen, yang pada gilirannya akan mempengaruhi jenis dan kualitas batuan sedimen yang terbentuk.

Kesimpulannya, proses pengangkutan materi adalah proses yang memungkinkan partikel dan bahan terbawa oleh air, udara, atau salju. Proses ini meliputi tahapan seperti pengenceran, pengumpulan, dan penyampaian. Pembentukan batuan sedimen tergantung pada komposisi dan ukuran partikel-partikel sedimen yang terkandung, serta pada kondisi lingkungan yang terkandung dalam proses pengangkutan dan deposisi.

6. Proses pengangkutan dan deposisi ini terus berlanjut selama berabad-abad, dan berbagai jenis batuan sedimen dapat terbentuk dari proses ini.

Proses pengangkutan dan deposisi merupakan bagian dari proses yang membentuk batuan sedimen. Proses ini dimulai dengan terjadinya erosi di permukaan bumi. Erosi terjadi karena berbagai faktor, seperti angin, air, dan pergerakan tektonik. Erosi ini menghancurkan batuan yang ada di permukaan bumi menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel ini disebut sebagai materi sedimen.

Setelah terbentuk, materi sedimen akan dibawa oleh aliran air, angin, dan gempa bumi. Aliran air dan angin dapat mengangkut berbagai jenis materi sedimen, termasuk batu, pasir, dan lumpur. Gempa bumi juga dapat mengangkut materi sedimen, seperti pasir dan tanah liat.

Ketika materi sedimen sampai di lokasi tujuan, proses deposisi akan mulai terjadi. Proses deposisi adalah proses dimana partikel sedimen akan mengendap dan mengkonsolidasi menjadi lapisan-lapisan batuan yang lebih besar. Setelah proses deposisi, lapisan-lapisan tersebut akan mengeras, menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen inilah yang akhirnya akan menjadi bagian dari kerak bumi.

Proses pengangkutan dan deposisi ini terus berlanjut selama berabad-abad, dan berbagai jenis batuan sedimen dapat terbentuk dari proses ini. Batuan sedimen yang paling umum terdiri dari batu, pasir, dan karbonat. Jenis-jenis ini dapat ditemukan di banyak tempat di dunia. Beberapa jenis batuan sedimen lainnya yang terbentuk dari proses pengangkutan dan deposisi ini termasuk batu liat, batu apung, konglomerat, dan lain-lain.

Proses pengangkutan dan deposisi ini juga merupakan bagian dari siklus lingkungan yang berkelanjutan. Setelah batuan sedimen terbentuk, mereka akan terus mengalami proses erosi, sehingga batuan sedimen yang telah terbentuk akan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan akan dibawa oleh aliran air, angin, dan gempa bumi. Proses ini akan terus berlanjut selama berabad-abad, dan berbagai jenis batuan sedimen akan terus berubah dan terbentuk dari proses ini.

7. Pengangkutan dan deposisi sangat penting untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen.

Pengangkutan dan deposisi adalah dua proses yang penting dalam memahami proses pembentukan batuan sedimen. Proses ini melibatkan pengangkutan dan penempatan materi dalam lokasi tertentu, yang kemudian berubah menjadi batuan sedimen.

Pengangkutan adalah proses di mana material dibawa dari satu lokasi ke lokasi lain oleh agen eksternal seperti air, angin, dan arus. Material yang dibawa ini disebut agen pengangkut, dan dapat berupa batuan, pasir, lempung, dan lain-lain. Pengangkutan dapat terjadi karena beberapa alasan, misalnya gerakan air sungai, ombak, erosi, dan lain-lain.

Deposisi adalah proses di mana material yang dibawa oleh agen pengangkut di tempatkan di lokasi tertentu. Proses ini dapat disebabkan oleh faktor seperti penurunan tekanan, pelepasan material oleh aliran air, dan lain sebagainya. Material yang di tempatkan di lokasi ini disebut sebagai material deposit, dan dapat berupa batuan, pasir, lempung, debu, dan lain-lain.

Setelah material terdeposisi, ia kemudian mengalami proses di mana ia berubah menjadi batuan sedimen. Proses ini melibatkan pengikatan material ke dalam satu unit, pengeringan, dan kompaksi. Batuan sedimen yang terbentuk dapat berupa batu gamping, lempung, pasir, dan lain-lain.

Kesimpulannya, pengangkutan dan deposisi sangat penting untuk memahami proses pembentukan batuan sedimen. Proses ini melibatkan pengangkutan material oleh agen eksternal, dan penempatan material di lokasi tertentu. Setelah material terdeposisi, ia mengalami proses di mana ia berubah menjadi batuan sedimen. Ini merupakan salah satu proses penting yang harus dipertimbangkan dalam memahami proses pembentukan batuan sedimen.

8. Proses ini juga sangat penting karena ia menyediakan kita dengan berbagai informasi tentang lingkungan geologi di masa lalu.

Proses pengangkutan materi adalah mekanisme yang memungkinkan bahan-bahan fisik dan kimiawi untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Proses ini penting karena ia menyediakan bahan baku untuk proses-proses geologi lainnya, seperti pembentukan batuan sedimen. Batuan sedimen merupakan batuan yang dibentuk oleh pengendapan material-material seperti pasir, kerikil, dan kapur di air.

Proses pengangkutan materi yang membentuk batuan sedimen dimulai dengan pengendapan material di air. Material ini terkumpul dari berbagai sumber, seperti lepasan dari batuan, erosi dari tanah, dan bahan-bahan yang dibawa oleh arus air. Ketika bahan-bahan ini tiba di tempat pengendapan, mereka akan mengendap dan menyebabkan terbentuknya lapisan material berlapis-lapis. Lapisan ini menjadi lapisan batuan sedimen.

Kemudian, proses geologi lainnya mulai berperan dalam membentuk batuan sedimen. Proses seperti pelapukan, transporasi, dan sedimentasi akan berperan dalam membentuk struktur batuan sedimen. Proses pelapukan berfungsi untuk menghancurkan material batuan sedimen menjadi partikel-partikel lebih kecil. Proses transporasi berfungsi untuk memindahkan partikel-partikel kecil ini ke tempat lain. Sedangkan proses sedimentasi berfungsi untuk menyusun ulang partikel-partikel kecil ini ke dalam lapisan-lapisan yang lebih besar.

Proses ini juga sangat penting karena ia menyediakan kita dengan berbagai informasi tentang lingkungan geologi di masa lalu. Dengan melihat struktur dan komposisi batuan sedimen, kita dapat mengetahui informasi tentang kondisi lingkungan di masa lalu, seperti kelembaban, temperatur, dan kondisi air. Juga, dengan melihat batuan sedimen yang telah terbentuk, kita dapat mengetahui informasi tentang proses-proses geologi yang berlangsung di masa lalu.

Kesimpulannya, proses pengangkutan materi merupakan mekanisme penting yang memungkinkan bahan-bahan fisik dan kimiawi untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Proses ini memungkinkan terbentuknya batuan sedimen yang kaya akan informasi tentang lingkungan geologi di masa lalu. Proses ini sangat penting bagi para ahli geologi karena ia menyediakan berbagai informasi tentang proses-proses geologi yang telah terjadi di masa lalu.