perbedaan teori lock and key dan induced fit –
Perbedaan antara Teori Lock and Key dan Induced Fit adalah salah satu argumen paling penting dalam biokimia. Teori Lock and Key adalah teori yang diusulkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Teori ini menyatakan bahwa suatu enzim berbentuk seperti kunci yang akan hanya menerima sebuah pasangan substrat yang berbentuk seperti rantai. Pasangan ini akan masuk ke dalam kunci enzim dengan pas dan sempurna, seperti kunci yang masuk ke dalam lubang kunci. Teori ini menyatakan bahwa substrat harus berbentuk dengan sangat sesuai dengan bentuk kunci enzim, jika tidak, substrat tidak akan dapat masuk ke dalam kunci enzim.
Tetapi teori ini ditentang oleh teori Induced Fit yang diusulkan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Teori ini menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat. Teori ini menyatakan bahwa substrat tidak harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim, karena substrat yang masuk ke dalam kunci enzim akan memaksa enzim untuk berubah bentuk, sehingga substrat dapat masuk dengan pas ke dalam kunci enzim.
Teori Lock and Key lebih sederhana jika dibandingkan dengan teori Induced Fit. Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk dapat masuk ke dalam kunci enzim. Teori ini tidak memperhitungkan perubahan yang diinduksi oleh substrat. Sedangkan teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat. Teori ini menyatakan bahwa substrat tidak harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim.
Kesimpulannya, teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk masuk ke dalam kunci enzim. Sedangkan teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat. Teori Lock and Key lebih sederhana, tetapi teori Induced Fit lebih fleksibel dan mempertimbangkan perubahan yang diinduksi oleh substrat.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: perbedaan teori lock and key dan induced fit
1. Teori Lock and Key diusulkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894.
Teori Lock and Key, yang juga dikenal sebagai Teori Kuncian, adalah salah satu teori enzimatis yang diusulkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Teori ini berpendapat bahwa interaksi antara suatu enzim dan suatu substrat berlaku seperti sebuah kunci yang dipasangkan dengan sebuah gembok. Substrat adalah bahan mentah yang ditangani oleh enzim untuk menghasilkan produk. Teori ini menyatakan bahwa substrat berpasangan dengan enzim seperti sebuah kunci yang dipasangkan dengan sebuah gembok. Kuncian unik dalam bentuk fitur kimia dan fisik seperti bentuk, ukuran, dan sifat kimia yang berbeda ada pada substrat dan enzim. Substrat dapat mencocokkan dengan enzim, yang akan mengaktifkan enzim dan mengubah substrat menjadi produk.
Sementara itu, teori Induced Fit juga adalah teori enzimatis yang diusulkan pada tahun 1957 oleh Daniel E. Koshland Jr. Teori Induced Fit berbeda dengan Teori Lock and Key karena menyatakan bahwa substrat akan merubah bentuk enzim ketika substrat berpasangan dengan enzim. Teori ini berpendapat bahwa substrat dapat berpasangan dengan enzim, yang akan mengaktifkan enzim dan mengubah substrat menjadi produk. Teori ini menyatakan bahwa ketika substrat berpasangan dengan enzim, enzim akan merubah bentuknya untuk memungkinkan interaksi lebih erat.
Kedua teori ini berbeda dalam cara mereka menjelaskan interaksi antara substrat dan enzim. Teori Lock and Key berpendapat bahwa substraat berpasangan dengan enzim seperti sebuah kunci yang dipasangkan dengan sebuah gembok. Sementara itu, teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan merubah bentuk enzim ketika substrat berpasangan dengan enzim.
Kedua teori ini juga berbeda dalam cara mereka menjelaskan aktivasi enzim. Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat berpasangan dengan enzim, yang akan mengaktifkan enzim dan mengubah substrat menjadi produk. Sementara itu, teori Induced Fit berpendapat bahwa ketika substrat berpasangan dengan enzim, enzim akan merubah bentuknya untuk memungkinkan interaksi lebih erat. Aktivasi enzim juga dapat terjadi setelah perubahan bentuk.
Kedua teori ini berbeda dalam cara mereka menjelaskan perubahan bentuk enzim. Teori Lock and Key berpendapat bahwa substrat berpasangan dengan enzim, yang akan mengaktifkan enzim dan mengubah substrat menjadi produk. Sementara itu, teori Induced Fit menyatakan bahwa ketika substrat berpasangan dengan enzim, enzim akan merubah bentuknya untuk memungkinkan interaksi lebih erat.
Keduanya juga berbeda dalam menjelaskan mekanisme interaksi antara substrat dan enzim. Teori Lock and Key berpendapat bahwa interaksi antara substrat dan enzim berlaku seperti sebuah kunci yang dipasangkan dengan sebuah gembok. Sementara itu, teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan merubah bentuk enzim ketika substrat berpasangan dengan enzim.
Dalam kesimpulannya, teori Lock and Key diusulkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894, sedangkan teori Induced Fit diusulkan pada tahun 1957 oleh Daniel E. Koshland Jr. Kedua teori ini berbeda dalam cara mereka menjelaskan interaksi antara substrat dan enzim, aktivasi enzim, dan mekanisme interaksi antara substrat dan enzim.
2. Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk masuk ke dalam kunci enzim.
Teori Lock and Key adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana substrat dan enzim bertindak bersama untuk membentuk kompleks aktif. Teori ini menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk masuk ke dalam kunci enzim dan berinteraksi dengan enzim. Teori Lock and Key dikatakan telah dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Teori ini menggambarkan enzim sebagai sebuah kunci yang sangat spesifik yang hanya dapat digunakan untuk membuka sebuah pintu yang sesuai dengan bentuk substrat.
Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk masuk ke dalam kunci enzim. Hal ini berarti bahwa substrat harus mencocokkan dengan situs aktif pada enzim. Situasi ini menciptakan sebuah hubungan antara substrat dan enzim yang disebut ikatan kompleks aktif. Ikatan kompleks aktif memungkinkan substrat untuk mengalami konformasi atau perubahan bentuk, sehingga dapat dengan mudah berinteraksi dengan enzim.
Sementara itu, teori Induced Fit, yang dikemukakan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958, berbeda dengan teori Lock and Key. Teori ini menyatakan bahwa substrat dan enzim dapat saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga memungkinkan substrat untuk masuk ke dalam kunci enzim. Teori ini menyatakan bahwa ketika substrat masuk ke dalam kunci enzim, enzim mengalami perubahan bentuk untuk menyesuaikan bentuk substrat, yang memungkinkan substrat untuk berinteraksi dengan enzim.
Kesimpulannya, teori Lock and Key dan Induced Fit adalah dua teori yang berbeda yang menjelaskan bagaimana substrat dan enzim berinteraksi. Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat harus berbentuk sesuai dengan bentuk kunci enzim untuk masuk ke dalam kunci enzim. Sedangkan teori Induced Fit menyatakan bahwa ketika substrat masuk ke dalam kunci enzim, enzim mengalami perubahan bentuk untuk menyesuaikan bentuk substrat.
3. Teori Induced Fit diusulkan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958.
Teori Induced Fit dicetuskan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Teori ini menyatakan bahwa interaksi antara substrat dan enzim tidak statis, tetapi berubah seiring dengan reaksi. Berbeda dengan teori Lock and Key, teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat berikatan dengan enzim secara pasif, dan kemudian ada perubahan struktur akibat adanya interaksi antara keduanya. Hal ini menyebabkan adanya perubahan struktur dalam enzim yang akan membantu substrat berikatan dengan area aktif enzim.
Pertama-tama, teori Induced Fit menyatakan bahwa ada perubahan struktur pada enzim ketika substrat berikatan di area aktif enzim. Perubahan ini disebut sebagai “conformational change”. Perubahan struktur ini akan mengubah struktur enzim secara signifikan. Hal ini dapat meningkatkan kesesuaian antara substrat dan area aktif enzim, sehingga meningkatkan kemungkinan berikatan.
Kedua, teori ini juga menyatakan bahwa substrat diaktifkan oleh enzim. Ini berarti bahwa substrat mungkin tidak dapat berikatan dengan area aktif enzim secara efektif tanpa adanya interaksi antara keduanya. Teori ini menyatakan bahwa setelah substrat berikatan dengan enzim, ada perubahan struktur enzim yang akan membantu memfasilitasi reaksi.
Ketiga, teori Induced Fit juga mengimplikasikan bahwa ada beberapa bentuk kompleks enzim-substrat. Ini berarti bahwa ada banyak cara untuk berikatan antara enzim dan substrat. Hal ini memungkinkan enzim untuk mengikat dengan berbagai jenis substrat, meskipun tidak semuanya dapat berikatan dengan area aktif enzim.
Teori Lock and Key dan Induced Fit merupakan dua teori yang berbeda tentang bagaimana enzim berinteraksi dengan substratnya. Teori Lock and Key menyatakan bahwa ada kesesuaian pasif antara substrat dan area aktif enzim. Teori Induced Fit, di sisi lain, menyatakan bahwa ada perubahan struktur enzim setelah substrat berikatan dengan area aktif enzim. Teori ini dicetuskan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958.
4. Teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat.
Teori Lock and Key dan Induced Fit adalah dua teori yang berbeda yang menjelaskan bagaimana sebuah enzim dapat mengikat substratnya dan memicu reaksi kimia. Teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat akan cocok dengan bentuk kunci enzim yang telah ditentukan oleh struktur tertentu. Setelah substrat masuk, enzim akan menutup dan memicu reaksi kimia. Teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat.
Kedua teori ini memiliki beberapa perbedaan penting. Pertama, teori Lock and Key berfokus pada bentuk kunci enzim sebelum substrat masuk, sedangkan teori Induced Fit berfokus pada bagaimana substrat menginduksi perubahan pada enzim. Kedua, teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat dapat berpasangan dengan bentuk kunci enzim yang telah ditentukan, sementara teori Induced Fit menyatakan bahwa bentuk kunci enzim akan berubah untuk menyesuaikan dengan bentuk substrat.
Ketiga, teori Lock and Key menyatakan bahwa setelah substrat berpasangan dengan bentuk kunci enzim, enzim akan menutup dan memicu reaksi kimia, sementara teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim untuk memfasilitasi reaksi kimia. Terakhir, teori Lock and Key menyatakan bahwa bentuk kunci enzim adalah konstan, sedangkan teori Induced Fit menyatakan bahwa bentuk kunci enzim dapat berubah untuk menyesuaikan dengan bentuk substrat.
Dari perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori Lock and Key menyatakan bahwa substrat dapat berpasangan dengan bentuk kunci enzim yang telah ditentukan dan enzim akan menutup setelah substrat masuk, sementara teori Induced Fit menyatakan bahwa substrat akan menginduksi perubahan pada enzim sehingga bentuk kunci enzim akan berubah untuk sesuai dengan bentuk substrat.
5. Teori Lock and Key lebih sederhana dibandingkan dengan teori Induced Fit.
Teori lock and key dan induced fit adalah dua teori yang berbeda yang digunakan untuk menjelaskan mekanisme kerja enzim. Teori lock and key menyatakan bahwa enzim dan substrat berbentuk kunci dan gembok dan kunci hanya dapat memasuki gembok dengan tepat jika bentuknya pas. Pada teori ini, substrat menyesuaikan bentuknya sendiri untuk menyesuaikan bentuk enzim. Teori induced fit menyatakan bahwa bentuk enzim berubah untuk menyesuaikan bentuk substrat. Teori ini menyatakan bahwa formasi kompleks enzim-substrat terjadi karena perubahan bentuk enzim.
Teori lock and key lebih sederhana dibandingkan dengan teori induced fit. Hal ini karena teori lock and key menyatakan bahwa substrat memiliki bentuk kunci yang pas dengan gembok enzimnya, sedangkan teori induced fit menyatakan bahwa bentuk enzim berubah sehingga sesuai dengan bentuk substrat. Hal ini berarti bahwa teori lock and key tidak perlu menangani perubahan bentuk enzim yang dibutuhkan untuk kompleks enzim-substrat. Teori ini juga menyatakan bahwa ada batasan dalam bentuk substrat yang dapat dimasuki enzim.
Selain itu, teori lock and key juga lebih sederhana karena tidak menggunakan konsep katalisis sebagai bagian dari mekanisme kerja enzim. Teori induced fit menggunakan konsep katalisis untuk menjelaskan bagaimana substrat diaktifkan oleh enzim. Dengan kata lain, teori lock and key tidak menyebutkan bagaimana proses katalisis terjadi.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teori lock and key lebih sederhana dibandingkan dengan teori induced fit. Teori ini tidak memerlukan pemahaman tentang bagaimana enzim mengubah bentuknya untuk menyesuaikan substratnya. Selain itu, teori ini juga tidak menggunakan konsep katalisis untuk menjelaskan mekanisme kerja enzim. Hal ini membuat teori lock and key lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam berbagai situasi.
6. Teori Induced Fit lebih fleksibel dan mempertimbangkan perubahan yang diinduksi oleh substrat.
Teori Lock and Key dan Induced Fit adalah dua teori yang menjelaskan bagaimana substrat berinteraksi dengan enzim. Teori Lock and Key, yang dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894, berpendapat bahwa substrat dan enzim membentuk “kunci dan gembok” yang pas. Teori ini menjelaskan bahwa substrat memiliki bentuk yang sesuai dengan, atau pas dengan, bentuk lokasi aktif enzim. Setelah masuk ke lokasi aktif, substrat adalah pasangan yang tepat untuk enzim, memungkinkan reaksi kimia untuk terjadi.
Namun, pada tahun 1961, Koshland mengusulkan teori Induced Fit. Teori ini menyatakan bahwa substrat dapat mengubah bentuk lokasi aktif enzim sebelum dan selama reaksi berlangsung. Teori ini menyatakan bahwa substrat dapat menginduksi perubahan dalam bentuk lokasi aktif, yang disebut “induksi konformasi”. Ini berarti bahwa substrat dapat mengubah bentuk enzim jika substratnya memiliki bentuk yang tidak pas dengan lokasi aktif.
Karena teori Induced Fit mempertimbangkan perubahan yang diinduksi oleh substrat, ia lebih fleksibel daripada teori Lock and Key. Teori Lock and Key menganggap bahwa substrat harus memiliki bentuk yang sesuai dengan lokasi aktif enzim sebelum reaksi berlangsung. Namun, teori Induced Fit mengakui bahwa substrat dapat menginduksi perubahan bentuk lokasi aktif, memungkinkan substrat yang memiliki bentuk yang tidak pas dengan lokasi aktif enzim untuk berinteraksi. Hal ini membuat teori Induced Fit lebih fleksibel dan memungkinkan reaksi kimia untuk terjadi meskipun substrat yang dimasukkan memiliki bentuk yang tidak pas dengan lokasi aktif enzim.
Kesimpulannya, teori Induced Fit lebih fleksibel daripada teori Lock and Key karena mempertimbangkan perubahan yang diinduksi oleh substrat. Teori Lock and Key menganggap bahwa substrat harus memiliki bentuk yang pas dengan lokasi aktif enzim sebelum reaksi berlangsung. Namun, teori Induced Fit mengakui bahwa substrat dapat mengubah bentuk lokasi aktif enzim, memungkinkan substrat yang memiliki bentuk yang tidak pas dengan lokasi aktif enzim untuk berinteraksi. Hal ini membuat teori Induced Fit lebih fleksibel dan memungkinkan reaksi kimia untuk terjadi meskipun substrat yang dimasukkan memiliki bentuk yang tidak pas dengan lokasi aktif enzim.