sebutkan langkah langkah menyusun pidato – Pidato adalah salah satu bentuk komunikasi lisan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pidato dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti untuk memberikan informasi, memotivasi, mendidik, atau bahkan untuk mempengaruhi pendengar. Oleh karena itu, menyusun pidato dengan baik dan efektif sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pendengar dengan baik.
Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun pidato:
1. Tentukan Tujuan Pidato
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menyusun pidato adalah menentukan tujuan dari pidato tersebut. Apakah pidato tersebut bertujuan untuk memberikan informasi, memotivasi, atau bahkan mempengaruhi pendengar? Dengan menentukan tujuan pidato, maka kita dapat menentukan gaya bahasa, struktur, dan bahkan konten yang akan digunakan dalam pidato.
2. Pilih Topik yang Relevan
Setelah menentukan tujuan pidato, langkah selanjutnya adalah memilih topik yang relevan dengan tujuan dan konteks dari pidato tersebut. Pilihlah topik yang menarik dan relevan dengan pendengar, sehingga pendengar akan tertarik untuk mendengarkan pidato tersebut. Selain itu, pastikan topik yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan kita sebagai pembicara.
3. Buat Rangkaian Ide
Setelah memilih topik, langkah selanjutnya adalah membuat rangkaian ide atau outline dari pidato tersebut. Rangkaian ide dapat membantu kita dalam menyusun pidato dengan lebih terstruktur dan sistematis. Buatlah poin-poin utama yang ingin disampaikan dalam pidato tersebut, dan susunlah poin-poin tersebut secara logis dan berurutan.
4. Buat Draft Pidato
Setelah membuat outline, langkah selanjutnya adalah membuat draft dari pidato tersebut. Buatlah draft yang mengikuti rangkaian ide yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu, pastikan gaya bahasa dan bahasa yang digunakan dalam pidato tersebut mudah dipahami oleh pendengar. Jangan lupa untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sulit dipahami atau bahasa yang terlalu formal.
5. Ujilah Pidato
Setelah membuat draft pidato, langkah selanjutnya adalah mengujinya. Ujilah pidato tersebut dengan membacanya secara langsung, atau bahkan dengan merekamnya untuk kemudian didengarkan kembali. Dengan mengujinya, kita dapat mengetahui apakah pidato tersebut efektif dan mudah dipahami oleh pendengar atau tidak.
6. Revisi Pidato
Setelah menguji pidato, langkah terakhir adalah merevisi pidato tersebut. Revisi dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya bahasa, mengubah urutan ide, atau bahkan menambahkan atau menghapus konten dari pidato tersebut. Pastikan pidato yang disampaikan sesuai dengan tujuan dan konteks dari pidato tersebut, serta mudah dipahami oleh pendengar.
Dalam menyusun pidato, langkah-langkah di atas dapat membantu kita dalam menyusun pidato yang efektif dan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Selain itu, pastikan untuk berlatih dan menguji pidato tersebut sebelum disampaikan di depan publik, sehingga kita dapat memastikan bahwa pidato tersebut dapat disampaikan dengan baik dan efektif.
Rangkuman:
Penjelasan: sebutkan langkah langkah menyusun pidato
1. Menentukan tujuan dari pidato untuk memudahkan menentukan gaya bahasa, struktur, dan konten.
Poin pertama dalam menyusun pidato adalah menentukan tujuan dari pidato itu sendiri. Tujuan pidato dapat berupa memberikan informasi, memotivasi, atau mempengaruhi pendengar. Dengan menentukan tujuan pidato, pembicara dapat menentukan gaya bahasa, struktur, dan konten yang akan digunakan dalam pidato.
Gaya bahasa dalam pidato harus disesuaikan dengan tujuan pidato dan pendengar yang akan dihadapi. Apabila tujuan pidato adalah untuk memberikan informasi, gaya bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah dipahami. Sedangkan, jika tujuan pidato adalah untuk memotivasi, gaya bahasa yang digunakan harus lebih persuasif dan memotivasi pendengar.
Struktur dalam pidato juga sangat penting untuk memastikan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Struktur pidato harus logis dan berurutan, sehingga pendengar dapat mengikuti pesan yang ingin disampaikan.
Konten dalam pidato juga harus disesuaikan dengan tujuan dan pendengar. Konten pidato harus relevan dan menarik bagi pendengar, sehingga pendengar dapat tertarik dan terlibat dalam pidato tersebut. Konten pidato harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pendengar, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diserap dengan baik.
Dengan menentukan tujuan dari pidato, pembicara dapat menentukan gaya bahasa, struktur, dan konten yang sesuai. Hal ini dapat membantu dalam menyusun pidato yang efektif dan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
2. Memilih topik yang relevan dan menarik dengan pendengar.
Setelah menentukan tujuan dari pidato, langkah selanjutnya dalam menyusun pidato adalah memilih topik yang relevan dan menarik dengan pendengar. Pemilihan topik yang tepat sangat penting karena topik yang menarik akan membuat pendengar lebih tertarik untuk mendengarkan pidato.
Untuk memilih topik yang tepat, pilihlah topik yang sesuai dengan konteks atau acara dalam pidato tersebut. Misalnya, jika pidato tersebut disampaikan dalam acara seminar tentang lingkungan, maka pilihlah topik yang berkaitan dengan masalah lingkungan seperti pengurangan sampah plastik atau penanaman pohon.
Selain itu, pastikan topik yang dipilih relevan dengan pendengar. Misalnya, jika pidato disampaikan di depan mahasiswa, maka pilihlah topik yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Terakhir, pastikan topik yang dipilih menarik dan dapat menarik perhatian pendengar. Misalnya, pilihlah topik yang kontroversial atau pilihlah topik yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam memilih topik yang tepat, sebaiknya hindari memilih topik yang terlalu luas atau terlalu spesifik. Topik yang terlalu luas dapat membuat pidato tidak fokus, sedangkan topik yang terlalu spesifik dapat membuat pidato terlalu teknis dan sulit dipahami oleh pendengar.
Dengan memilih topik yang relevan dan menarik dengan pendengar, maka pidato yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh pendengar dan dapat mencapai tujuan dari pidato tersebut.
3. Membuat rangkaian ide atau outline dari pidato untuk menyusun pidato yang terstruktur dan sistematis.
Langkah ketiga dalam menyusun pidato adalah membuat rangkaian ide atau outline dari pidato untuk menyusun pidato yang terstruktur dan sistematis. Rangkaian ide dapat membantu kita dalam menyusun pidato dengan lebih terstruktur dan sistematis.
Pada langkah ini, kita perlu membuat poin-poin utama yang ingin disampaikan dalam pidato tersebut. Poin-poin tersebut haruslah disusun secara logis dan berurutan sehingga pendengar dapat mengikuti pidato dengan mudah.
Selain itu, dalam membuat rangkaian ide, pastikan juga untuk memperhatikan tujuan dari pidato tersebut. Tujuan dari pidato akan mempengaruhi gaya bahasa, struktur, dan bahkan konten yang akan digunakan dalam pidato. Sehingga, rangkaian ide yang dibuat haruslah relevan dengan tujuan dari pidato tersebut.
Rangkaian ide yang baik haruslah mudah dipahami oleh pembicara dan pendengar. Sehingga, disarankan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pendengar. Selain itu, rangkaian ide yang baik juga haruslah diorganisir dengan baik agar mudah diikuti oleh pendengar.
Dalam membuat rangkaian ide, kita bisa menggunakan teknik mind mapping atau diagram Venn untuk membantu memudahkan dalam memvisualisasikan ide-ide dan mempermudah dalam menentukan urutan ide-ide tersebut.
Dengan membuat rangkaian ide, kita dapat menyusun pidato dengan lebih terstruktur dan sistematis sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
4. Membuat draft pidato yang mengikuti rangkaian ide dan mudah dipahami oleh pendengar.
Poin keempat dari langkah-langkah menyusun pidato adalah membuat draft pidato yang mengikuti rangkaian ide dan mudah dipahami oleh pendengar. Setelah membuat rangkaian ide atau outline dari pidato, selanjutnya adalah membuat draft atau naskah pidato yang lebih lengkap dan detail.
Dalam membuat draft pidato, perlu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan dan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar. Pastikan penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti dan hindari penggunaan bahasa yang terlalu formal atau sulit dipahami oleh pendengar. Selain itu, gunakan kalimat yang singkat dan langsung pada tujuannya agar pendengar dapat lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan.
Selain itu, pastikan draft pidato yang disusun mengikuti rangkaian ide yang telah dibuat sebelumnya. Jangan sampai ada poin-poin yang terlewatkan atau tidak terhubung dengan poin-poin lainnya. Dengan mengikuti rangkaian ide yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka draft pidato yang disusun akan lebih terstruktur dan sistematis.
Setelah membuat draft pidato, perlu dilakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang ada. Revisi dapat dilakukan dengan membaca ulang atau merekam pidato untuk didengarkan kembali. Pastikan pidato yang disusun mudah dipahami dan sesuai dengan tujuan dan konteks dari pidato tersebut.
Dalam membuat draft pidato, perlu diingat bahwa draft tersebut masih bisa diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan ragu untuk melakukan perubahan atau penyesuaian jika diperlukan agar pidato yang disampaikan dapat lebih efektif dan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
5. Menguji pidato dengan membacanya langsung atau merekamnya untuk didengarkan kembali.
Poin kelima dari langkah-langkah menyusun pidato adalah menguji pidato dengan membacanya langsung atau merekamnya untuk didengarkan kembali. Langkah ini sangat penting untuk memastikan pidato yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Dalam menguji pidato, kita dapat membacanya secara langsung atau merekamnya untuk kemudian didengarkan kembali. Saat membaca pidato secara langsung, pastikan untuk memperhatikan intonasi, kecepatan, dan volume suara yang digunakan. Selain itu, pastikan juga untuk menyesuaikan pidato dengan konteks dan kondisi saat itu.
Saat merekam pidato, pastikan untuk menggunakan alat yang baik dan jelas untuk merekam pidato tersebut. Setelah merekam, dengarkan kembali pidato tersebut dan perhatikan apakah pesan yang ingin disampaikan sudah diterima dengan baik oleh pendengar. Jika terdapat bagian yang kurang jelas atau sulit dipahami, maka kita dapat merevisi pidato tersebut.
Dengan menguji pidato, kita dapat mengetahui apakah pidato tersebut efektif dan mudah dipahami oleh pendengar atau tidak. Dengan demikian, kita dapat memperbaiki pidato tersebut untuk memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
6. Merevisi pidato untuk memperbaiki gaya bahasa, mengubah urutan ide, atau menambahkan/menghapus konten.
Poin ke-6 dari langkah-langkah menyusun pidato adalah merevisi pidato untuk memperbaiki gaya bahasa, mengubah urutan ide, atau menambahkan/menghapus konten. Setelah menguji pidato pada poin sebelumnya, kita dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pidato tersebut. Oleh karena itu, revisi diperlukan untuk menyempurnakan pidato dan membuatnya lebih efektif dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.
Merevisi pidato dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya bahasa yang digunakan dalam pidato seperti menghindari penggunaan kata-kata yang sulit dipahami atau bahasa yang terlalu formal. Selain itu, kita juga dapat mengubah urutan ide agar lebih logis dan mudah dipahami oleh pendengar. Jika ada konten yang dirasa kurang relevan atau bahkan tidak perlu, kita dapat menghapusnya dari pidato tersebut. Namun, jika diperlukan, kita juga dapat menambahkan konten baru yang dapat memperkaya pidato tersebut.
Dalam merevisi pidato, pastikan tujuan dari pidato tetap terjaga dan tidak berubah. Sesuaikan revisi dengan tujuan dan konteks dari pidato tersebut. Selain itu, pastikan pidato yang disampaikan sesuai dengan gaya bahasa dan kemampuan pengetahuan pendengar. Setelah melakukan revisi, ujilah kembali pidato tersebut untuk memastikan bahwa pidato tersebut sudah sesuai dengan harapan dan mudah dipahami oleh pendengar.
Dalam hal ini, revisi sangat penting dalam menyusun pidato yang efektif dan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Dengan merevisi pidato, maka kita dapat memastikan bahwa pidato tersebut sesuai dengan tujuan dan konteks dari pidato tersebut, serta mudah dipahami oleh pendengar.