Sebutkan Hasil Dari Konferensi Meja Bundar

sebutkan hasil dari konferensi meja bundar – Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis pada bulan Juli 1955 di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini diadakan untuk membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Ada beberapa hasil yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar. Pertama, keempat negara peserta sepakat untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka.

Kedua, konferensi ini menciptakan kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur.

Ketiga, Konferensi Meja Bundar membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok. Sebelumnya, Uni Soviet dan Tiongkok adalah sekutu dekat, tetapi pada Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan.

Keempat, Konferensi Meja Bundar membawa perubahan dalam pengaturan nuklir. Pertemuan ini membahas tentang penggunaan nuklir dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Hal ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir dan menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

Kelima, Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global. Para peserta sepakat untuk meningkatkan perdagangan bebas dan membuka pasar mereka untuk produk impor. Hal ini memberikan hasil yang signifikan bagi ekonomi global dan membawa manfaat bagi negara-negara di seluruh dunia.

Namun, meskipun Konferensi Meja Bundar memberikan hasil positif, masih ada beberapa kelemahan dalam pertemuan tersebut. Pertama, tidak semua negara dapat diundang untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut, sehingga kesepakatan yang dicapai hanya mencakup beberapa negara saja. Kedua, ada ketidaksepakatan dalam hal pengendalian senjata nuklir dan masih ada ancaman perang nuklir di masa depan.

Secara keseluruhan, Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan penting dalam sejarah hubungan internasional dan memberikan hasil yang signifikan dalam pengendalian konflik global. Meskipun masih ada kelemahan dalam pertemuan tersebut, hasil yang dicapai masih menjadi dasar bagi perjanjian dan kerjasama internasional di masa depan.

Penjelasan: sebutkan hasil dari konferensi meja bundar

1. Konferensi Meja Bundar membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang diadakan pada bulan Juli 1955 di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini dihadiri oleh empat negara yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Konferensi Meja Bundar membahas beberapa masalah global seperti ketegangan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet, pembagian kekuasaan di Eropa, perang Korea, dan pengendalian senjata nuklir. Para peserta membahas masalah ini dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet.

Melalui pertemuan tersebut, para peserta sepakat untuk mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka. Kesepakatan tersebut menjadi langkah penting dalam mengurangi ketegangan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Selain itu, terdapat kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur.

Pertemuan ini juga membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok. Sebelumnya, Uni Soviet dan Tiongkok adalah sekutu dekat, tetapi pada Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan.

Konferensi Meja Bundar juga membawa perubahan dalam pengaturan nuklir. Pertemuan ini membahas tentang penggunaan nuklir dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Hal ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir dan menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

Terakhir, Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global. Para peserta sepakat untuk meningkatkan perdagangan bebas dan membuka pasar mereka untuk produk impor. Hal ini memberikan hasil yang signifikan bagi ekonomi global dan membawa manfaat bagi negara-negara di seluruh dunia.

Dengan demikian, Konferensi Meja Bundar membawa banyak hasil positif dalam pengendalian konflik global. Para peserta berhasil mencapai kesepakatan yang dapat mengurangi ketegangan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet, mengatasi masalah pembagian kekuasaan di Eropa, menghentikan pengembangan senjata nuklir, dan membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global. Meskipun masih ada kelemahan dalam pertemuan tersebut, hasil yang dicapai masih menjadi dasar bagi perjanjian dan kerjasama internasional di masa depan.

2. Kesepakatan tercapai untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet.

Poin kedua dari hasil Konferensi Meja Bundar adalah tercapainya kesepakatan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Hal ini merupakan hasil yang signifikan dalam upaya mengatasi ketegangan antara kedua kubu yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Pada saat itu, Uni Soviet dan negara-negara Barat saling mencurigai dan sering kali terlibat dalam konflik yang memicu ketegangan politik dan militer. Konferensi Meja Bundar menjadi ajang untuk meredakan ketegangan tersebut dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Dalam melakukan upaya untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet, Konferensi Meja Bundar menghasilkan beberapa keputusan penting. Pertama, keempat negara peserta sepakat untuk mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka.

Kedua, Uni Soviet dan negara-negara Barat sepakat untuk menghentikan propaganda negatif dan upaya untuk mempengaruhi pendapat publik di negara-negara lain. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan antara kedua kubu dan menciptakan hubungan yang lebih baik di masa depan.

Ketiga, Konferensi Meja Bundar menghasilkan kesepakatan tentang pengurangan senjata dan kontrol persenjataan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan militer antara kedua kubu dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil di seluruh dunia.

Dalam rangka mencapai kesepakatan ini, Uni Soviet dan negara-negara Barat saling memberikan jaminan dan janji untuk menghentikan upaya untuk membangun senjata nuklir atau memperluas persenjataan nuklir yang sudah ada. Selain itu, kedua kubu juga setuju untuk memperkuat kontrol persenjataan dan memperketat pengawasan terhadap pengembangan senjata nuklir.

Dalam keseluruhan, kesepakatan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet merupakan hasil yang penting dari Konferensi Meja Bundar. Hal ini membuka jalan bagi kerjasama internasional yang lebih baik dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil bagi negara-negara di seluruh dunia.

3. Terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa.

Pada Konferensi Meja Bundar, terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur. Kesepakatan ini dicapai untuk mengurangi ketegangan antara Uni Soviet dan negara-negara Barat, serta menghindari terjadinya konflik yang lebih besar.

Pembagian kekuasaan di Eropa menjadi salah satu masalah utama pada masa Perang Dingin. Uni Soviet menguasai sebagian besar Eropa Timur, sementara negara-negara Barat di bawah NATO berada di Eropa Barat. Hal ini menciptakan ketegangan dan saling curiga di antara kedua kubu.

Dalam Konferensi Meja Bundar, keempat negara peserta sepakat untuk menyelesaikan masalah pembagian kekuasaan di Eropa dengan cara yang damai. Terjadi kesepakatan bahwa Uni Soviet akan menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, dan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur. Kesepakatan ini membantu mengurangi ketegangan di antara kedua kubu dan menciptakan suatu kerangka kerja untuk mengatasi masalah yang lebih besar di masa depan.

Hasil dari kesepakatan ini sangat signifikan, karena mengurangi ketegangan antara kedua kubu dan membantu menghindari terjadinya konflik yang lebih besar. Selain itu, kesepakatan ini juga membuka jalan bagi kerjasama yang lebih baik antara Uni Soviet dan negara-negara Barat di masa depan. Walaupun masih ada beberapa masalah yang belum terselesaikan, kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional dan membawa dampak besar pada masa depan.

4. Konferensi ini membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok.

Pada saat Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet dan Tiongkok masih berada dalam keadaan yang dekat dan menjadi sekutu dalam banyak hal. Namun, pada pertemuan ini, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan.

Sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar, hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok mengalami perubahan besar. Tiongkok melihat Uni Soviet sebagai negara yang terlalu cenderung untuk membuat kesepakatan dengan Barat, sehingga Tiongkok mulai mempertahankan posisinya sebagai negara yang berdiri sendiri dan terpisah dari Uni Soviet.

Perubahan dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok memiliki dampak besar pada hubungan internasional di masa depan. Tiongkok menjadi lebih terbuka dan lebih aktif dalam politik luar negerinya, dan Uni Soviet mengalami isolasi pada beberapa hal. Konflik antara Uni Soviet dan Tiongkok juga mempengaruhi dinamika politik di Asia Timur dan menjadi salah satu faktor yang memicu ketegangan dalam Perang Dingin.

Dalam hal ini, Konferensi Meja Bundar memiliki dampak yang signifikan pada dinamika politik global, terutama dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil dalam pertemuan internasional dapat memiliki efek jangka panjang pada hubungan internasional di masa depan.

5. Terjadi perubahan dalam pengaturan nuklir.

Poin kelima dari hasil Konferensi Meja Bundar adalah terjadi perubahan dalam pengaturan nuklir. Dalam pertemuan tersebut, para peserta sepakat untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan.

Konferensi Meja Bundar menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir. Peserta konferensi menyadari bahwa penggunaan senjata nuklir dapat merusak dunia dan mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk mencari solusi yang tepat untuk mencegah perang nuklir di masa depan.

Konferensi Meja Bundar menghasilkan beberapa kesepakatan penting dalam pengaturan nuklir. Pertama, para peserta sepakat untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir. Hal ini berarti bahwa seluruh negara peserta konferensi setuju untuk tidak mengembangkan senjata nuklir di masa depan.

Kedua, para peserta konferensi sepakat untuk mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Mereka menyadari bahwa perang nuklir dapat menghancurkan dunia dan membunuh jutaan orang. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk mencari cara untuk mencegah perang nuklir.

Ketiga, Konferensi Meja Bundar menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut. Setelah konferensi ini, banyak negara yang menandatangani perjanjian nuklir untuk mencegah pengembangan senjata nuklir dan mencegah perang nuklir di masa depan.

Keempat, Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi pengendalian senjata nuklir di masa depan. Konferensi ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk membahas isu-isu terkait senjata nuklir dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Secara keseluruhan, hasil Konferensi Meja Bundar dalam pengaturan nuklir sangat penting bagi dunia. Konferensi ini membawa perubahan besar dalam cara negara-negara memandang senjata nuklir dan membawa manfaat bagi dunia dengan mencegah perang nuklir dan memberikan dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

6. Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global.

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis pada bulan Juli 1955 di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Salah satu hasil penting dari Konferensi Meja Bundar adalah tercapainya kesepakatan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka. Kesepakatan ini memberikan dampak positif pada hubungan internasional di masa depan dan membuka jalan bagi kerjasama yang lebih baik antara kedua blok besar tersebut.

Selain itu, terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur. Kesepakatan ini membawa perubahan besar dalam hubungan antara kedua blok besar di Eropa dan memberikan kepastian bagi negara-negara di Eropa.

Konferensi Meja Bundar juga membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok. Sebelumnya, Uni Soviet dan Tiongkok adalah sekutu dekat, tetapi pada Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan.

Pertemuan ini juga membawa perubahan dalam pengaturan nuklir. Konferensi Meja Bundar membahas tentang penggunaan nuklir dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Hal ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir dan menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

Terakhir, Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global. Para peserta sepakat untuk meningkatkan perdagangan bebas dan membuka pasar mereka untuk produk impor. Hal ini memberikan hasil yang signifikan bagi ekonomi global dan membawa manfaat bagi negara-negara di seluruh dunia.

Secara keseluruhan, Konferensi Meja Bundar memberikan hasil yang signifikan dalam pengendalian konflik global dan membawa dampak positif bagi hubungan internasional di masa depan. Kesepakatan yang dicapai antara negara-negara Barat dan Uni Soviet membuka jalan bagi kerjasama yang lebih baik, sedangkan tercapainya kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa memberikan kepastian bagi negara-negara di Eropa. Selain itu, perubahan dalam pengaturan nuklir dan pembukaan pasar bagi produk impor membawa manfaat bagi dunia secara keseluruhan.

7. Tidak semua negara dapat diundang untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Konferensi Meja Bundar pada tahun 1955 membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu hasil dari konferensi tersebut adalah tercapainya kesepakatan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka.

Selain itu, terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur. Kesepakatan ini membawa dampak positif dalam mengurangi ketegangan di kawasan Eropa dan memperbaiki hubungan antara Uni Soviet dan negara-negara Barat.

Konferensi Meja Bundar juga membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok. Sebelumnya, Uni Soviet dan Tiongkok adalah sekutu dekat, tetapi pada Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan.

Selain itu, terjadi perubahan dalam pengaturan nuklir. Pertemuan ini membahas tentang penggunaan nuklir dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Hal ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir dan menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

Konferensi Meja Bundar juga membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global. Para peserta sepakat untuk meningkatkan perdagangan bebas dan membuka pasar mereka untuk produk impor. Hal ini memberikan hasil yang signifikan bagi ekonomi global dan membawa manfaat bagi negara-negara di seluruh dunia.

Namun, tidak semua negara dapat diundang untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut. Hal ini menjadi kelemahan dalam pertemuan tersebut karena tidak semua negara dapat berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah global. Meskipun demikian, hasil dari Konferensi Meja Bundar tetap memberikan dampak positif bagi hubungan internasional di seluruh dunia.

8. Masih ada ketidaksepakatan dalam hal pengendalian senjata nuklir dan masih ada ancaman perang nuklir di masa depan.

Poin ke-1: Konferensi Meja Bundar membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang diadakan pada bulan Juli 1955 di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini dihadiri oleh Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis dengan tujuan membahas masalah global dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Pertemuan ini dianggap penting karena pada saat itu, ketegangan antara Barat dan Uni Soviet sedang meningkat dan dunia sedang memasuki masa Perang Dingin. Dalam pertemuan tersebut, para peserta membahas masalah global seperti perang, perdagangan, dan hubungan antara negara-negara.

Poin ke-2: Kesepakatan tercapai untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet.

Salah satu hasil yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar adalah kesepakatan untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara Barat dan Uni Soviet. Pada saat itu, hubungan antara Barat dan Uni Soviet semakin tegang karena perbedaan ideologi dan kepentingan politik. Namun, dalam Konferensi Meja Bundar, para peserta sepakat untuk mengadakan pertemuan secara teratur dan berkomunikasi secara terbuka untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan antara negara-negara tersebut.

Poin ke-3: Terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa.

Pada Konferensi Meja Bundar, terjadi kesepakatan tentang pembagian kekuasaan di Eropa. Uni Soviet setuju untuk menarik pasukannya dari Austria dan Jerman Timur, sedangkan Barat setuju untuk tidak mencoba mengubah status quo di Eropa Timur. Kesepakatan ini menjadi dasar bagi pengaturan politik dan keamanan di Eropa selama beberapa dekade berikutnya.

Poin ke-4: Konferensi ini membawa perubahan besar dalam hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok.

Sebelum Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet dan Tiongkok adalah sekutu dekat. Namun, pada Konferensi Meja Bundar, Uni Soviet menunjukkan kecenderungan untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan Barat. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Uni Soviet dan Tiongkok serta memberikan pengaruh besar pada hubungan internasional di masa depan. Sejak saat itu, hubungan antara Uni Soviet dan Tiongkok semakin memburuk dan secara resmi putus pada tahun 1960-an.

Poin ke-5: Terjadi perubahan dalam pengaturan nuklir.

Konferensi Meja Bundar membahas tentang penggunaan nuklir dan memutuskan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan mengadopsi langkah-langkah untuk mencegah perang nuklir di masa depan. Hal ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir dan menjadi dasar bagi perjanjian nuklir yang lebih lanjut.

Poin ke-6: Konferensi Meja Bundar membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global.

Para peserta Konferensi Meja Bundar sepakat untuk meningkatkan perdagangan bebas dan membuka pasar mereka untuk produk impor. Hal ini membawa manfaat bagi negara-negara di seluruh dunia dan membuka jalan bagi kerjasama ekonomi global yang lebih luas.

Poin ke-7: Tidak semua negara dapat diundang untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Meskipun Konferensi Meja Bundar dihadiri oleh negara-negara besar, tidak semua negara dapat diundang untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut. Hal ini menimbulkan kritik dari negara-negara kecil yang merasa tidak dihargai dalam hubungan internasional.

Poin ke-8: Masih ada ketidaksepakatan dalam hal pengendalian senjata nuklir dan masih ada ancaman perang nuklir di masa depan.

Meskipun Konferensi Meja Bundar membahas tentang pengendalian senjata nuklir, masih ada ketidaksepakatan dalam hal ini dan masih ada ancaman perang nuklir di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa Konferensi Meja Bundar hanya menjadi langkah awal dalam pengendalian senjata nuklir dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai perdamaian global yang sejati.