jelaskan prinsip dasar akuntansi – Prinsip dasar akuntansi adalah seperangkat panduan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan dan individu yang ingin menjalankan bisnis secara profesional dan transparan. Prinsip ini sangat penting karena dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu manajemen perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat. Berikut adalah penjelasan tentang prinsip dasar akuntansi.
1. Prinsip Entitas
Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis harus diperlakukan sebagai sebuah entitas terpisah dari pemiliknya. Artinya, semua transaksi dan keputusan bisnis harus berdasarkan kepentingan bisnis itu sendiri dan tidak boleh campur tangan oleh pemilik atau pihak lain yang tidak terkait dengan bisnis tersebut.
2. Prinsip Kesinambungan Bisnis
Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis harus dianggap sebagai entitas yang berkelanjutan, dengan masa hidup yang tidak terbatas. Dalam prinsip ini, pengaruh perubahan ekonomi, sosial, dan politik pada bisnis harus dipertimbangkan dalam menyusun laporan keuangan.
3. Prinsip Biaya Historis
Prinsip ini menyatakan bahwa aset harus dicatat berdasarkan biaya historis, yaitu harga yang dibayar saat aset tersebut diperoleh. Hal ini memastikan bahwa nilai aset tidak diinflasi atau dijatuhkan oleh fluktuasi pasar.
4. Prinsip Kelangsungan Hidup
Prinsip ini menyatakan bahwa seorang akuntan harus mengasumsikan bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang panjang, kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan prospek jangka panjang dari bisnis tersebut.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini menyatakan bahwa metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Dengan kata lain, meskipun ada opsi yang tersedia dalam penghitungan laporan keuangan, metode yang sama harus digunakan secara konsisten untuk memastikan kesesuaian dan konsistensi dalam pelaporan.
6. Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus dicatat ketika mereka benar-benar direalisasikan dan dapat diukur dengan akurat. Dalam hal ini, pendapatan dianggap direalisasikan ketika barang atau jasa telah disampaikan ke pelanggan dan pembayaran telah diterima.
7. Prinsip Kepentingan Umum
Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dengan mempertimbangkan kepentingan umum, bukan hanya kepentingan pemilik atau manajemen perusahaan. Artinya, laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, termasuk investor, kreditor, pelanggan, dan pemerintah.
8. Prinsip Kepatuhan Aturan
Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan peraturan hukum yang berlaku. Dalam hal ini, seorang akuntan harus memastikan bahwa laporan keuangan tidak melanggar aturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh badan pengawas dan regulator.
Dengan mengikuti prinsip dasar akuntansi, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu manajemen perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, setiap bisnis harus mengikuti prinsip ini dengan benar dan memastikan bahwa mereka mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan prinsip dasar akuntansi
1. Prinsip Entitas: Memastikan bahwa bisnis diperlakukan sebagai entitas terpisah dari pemiliknya.
Prinsip Entitas adalah salah satu prinsip dasar akuntansi yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis harus diperlakukan sebagai entitas terpisah dari pemiliknya. Artinya, semua transaksi dan keputusan bisnis harus berdasarkan kepentingan bisnis itu sendiri dan tidak boleh campur tangan oleh pemilik atau pihak lain yang tidak terkait dengan bisnis tersebut.
Hal ini sangat penting karena dapat memastikan bahwa keuangan bisnis dipisahkan dari keuangan pribadi pemilik. Dengan cara ini, bisnis dapat dioperasikan secara independen dan keputusan dapat dibuat berdasarkan kepentingan bisnis itu sendiri. Prinsip Entitas juga berfungsi untuk memastikan bahwa laporan keuangan bisnis akurat dan tidak tercampur aduk dengan keuangan pribadi pemilik.
Misalnya, jika pemilik bisnis mengambil uang dari kas bisnis untuk keperluan pribadi, maka harus dicatat sebagai pengeluaran pribadi pemilik dan tidak dicatat sebagai pengeluaran bisnis. Dengan cara ini, laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan bisnis dan dapat membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Selain itu, prinsip entitas juga dapat membantu bisnis dalam menjalankan transaksi dengan pihak ketiga, seperti kreditor, investor, atau pelanggan. Dalam hal ini, bisnis dapat menjaga hubungan yang sehat dengan pihak ketiga dengan memastikan bahwa transaksi terjadi berdasarkan kepentingan bisnis dan tidak tercampur aduk dengan kepentingan pribadi pemilik.
Dalam rangka mematuhi Prinsip Entitas, bisnis harus memiliki dokumen dan rekening terpisah untuk keperluan bisnis dan keperluan pribadi pemilik. Bisnis harus menjaga rekam jejak transaksi dan melaporkannya secara terpisah untuk memastikan bahwa keuangan bisnis tidak tercampur aduk dengan keuangan pribadi pemilik.
Dalam kesimpulannya, Prinsip Entitas adalah prinsip dasar akuntansi yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Prinsip ini memastikan bahwa bisnis diperlakukan sebagai entitas terpisah dari pemiliknya dan semua transaksi dan keputusan bisnis dilakukan berdasarkan kepentingan bisnis itu sendiri. Prinsip ini penting untuk menjaga kepercayaan investor, kreditor, pelanggan, dan pihak ketiga lainnya terhadap bisnis dan untuk memastikan bahwa laporan keuangan bisnis akurat dan dapat dipercaya.
2. Prinsip Kesinambungan Bisnis: Menganggap bisnis sebagai entitas yang berkelanjutan dengan masa hidup yang tidak terbatas.
Prinsip dasar akuntansi adalah seperangkat aturan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan dalam menyusun laporan keuangan mereka. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk memastikan bahwa laporan keuangan akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan yang tepat. Salah satu prinsip dasar akuntansi adalah prinsip kesinambungan bisnis.
Prinsip kesinambungan bisnis menyatakan bahwa bisnis harus dianggap sebagai entitas yang berkelanjutan dengan masa hidup yang tidak terbatas. Prinsip ini bermaksud memberikan pandangan jangka panjang tentang bisnis dan mempertimbangkan pengaruh perubahan ekonomi, sosial dan politik pada bisnis tersebut. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan bisnis, laporan keuangan akan mencerminkan kondisi dan prospek jangka panjang dari bisnis tersebut.
Prinsip ini sangat penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan bisnis dengan akurat. Dalam hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan dampak perubahan ekonomi dan sosial pada bisnis mereka, seperti perubahan kebijakan pemerintah atau fluktuasi pasar. Dalam mengikuti prinsip kesinambungan bisnis, perusahaan harus menghindari keputusan bisnis yang hanya menguntungkan jangka pendek dan mengabaikan dampak jangka panjang pada bisnis.
Contohnya, sebuah perusahaan yang memutuskan untuk mengurangi biaya dengan mengurangi kualitas produk mereka pada saat ini, mungkin akan melihat keuntungan jangka pendek. Namun, keputusan itu akan berdampak buruk pada reputasi bisnis dan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasar di masa depan. Dalam hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka dan memastikan bahwa mereka mengikuti prinsip kesinambungan bisnis.
Dalam kesimpulannya, prinsip kesinambungan bisnis adalah aspek penting dari prinsip dasar akuntansi. Prinsip ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan prospek jangka panjang dari bisnis dan mempertimbangkan pengaruh perubahan ekonomi, sosial dan politik pada bisnis tersebut. Dengan mengikuti prinsip ini, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka membuat keputusan bisnis yang tepat dan mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.
3. Prinsip Biaya Historis: Aset harus dicatat berdasarkan biaya historis.
Prinsip biaya historis adalah salah satu prinsip dasar akuntansi yang penting. Prinsip ini menyatakan bahwa aset harus dicatat berdasarkan biaya historis, yaitu harga yang dibayar saat aset tersebut diperoleh. Hal ini memastikan bahwa nilai aset tidak diinflasi atau dijatuhkan oleh fluktuasi pasar.
Dalam kehidupan bisnis, bisnis sering membeli aset seperti mesin, gedung, dan kendaraan untuk digunakan dalam operasi sehari-hari. Aset-aset ini harus dicatat dalam laporan keuangan untuk memastikan bahwa nilai bisnis dapat diukur dengan akurat. Penggunaan prinsip biaya historis memastikan bahwa nilai aset dicatat pada harga yang sesuai dan dapat diukur dengan akurat.
Misalnya, jika sebuah bisnis membeli mesin seharga Rp100 juta dan mesin tersebut masih digunakan setelah beberapa tahun, nilai mesin tersebut tetap dicatat sebesar Rp100 juta dalam laporan keuangan. Meskipun nilai pasar mesin tersebut mungkin telah meningkat atau menurun, nilai historis tetap menjadi acuan yang digunakan dalam laporan keuangan.
Prinsip biaya historis juga mempermudah perusahaan dalam membandingkan nilai aset dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan harga historis, perusahaan dapat melihat apakah nilai aset telah meningkat atau menurun selama periode tertentu. Hal ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola aset bisnis.
Dalam praktiknya, prinsip biaya historis dapat menimbulkan beberapa masalah. Salah satu masalahnya adalah bahwa nilai aset mungkin tidak mencerminkan nilai pasar saat ini. Jika nilai pasar aset lebih tinggi daripada nilai historis, perusahaan mungkin tidak mencatat nilai yang sebenarnya dalam laporan keuangannya. Namun, prinsip biaya historis tetap menjadi prinsip penting dalam akuntansi karena memastikan bahwa nilai aset dicatat dengan cara yang konsisten dan dapat diukur dengan akurat.
4. Prinsip Kelangsungan Hidup: Mengasumsikan bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang panjang.
Prinsip Kelangsungan Hidup adalah salah satu prinsip dasar akuntansi yang sangat penting dan relevan bagi setiap bisnis. Prinsip ini menyatakan bahwa seorang akuntan harus mengasumsikan bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang panjang, kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Prinsip ini mencerminkan pendekatan jangka panjang dalam pengelolaan bisnis, yang fokus pada keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang, bukan hanya pada keuntungan jangka pendek.
Dalam praktiknya, Prinsip Kelangsungan Hidup mempengaruhi cara akuntan menyusun laporan keuangan dan membuat keputusan bisnis. Sebagai contoh, jika bisnis memiliki aset yang mungkin tidak terpakai dalam jangka waktu yang panjang, seperti gedung atau mesin yang sudah tua, maka akuntan harus mempertimbangkan kemungkinan penghapusan atau penjualan aset tersebut dalam laporan keuangannya. Selain itu, akuntan juga harus mempertimbangkan risiko dan peluang yang mungkin mempengaruhi kelangsungan hidup bisnis dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam hal ini, Prinsip Kelangsungan Hidup juga memberikan panduan bagi manajemen perusahaan dalam membuat keputusan bisnis jangka panjang. Manajemen harus mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap kelangsungan hidup bisnis, termasuk dampak finansial, operasional, lingkungan, dan sosial. Misalnya, manajemen harus mempertimbangkan investasi jangka panjang dalam teknologi dan sumber daya manusia, yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam kesimpulannya, Prinsip Kelangsungan Hidup penting untuk memastikan bahwa bisnis dijalankan dengan pendekatan jangka panjang yang berkelanjutan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Prinsip ini memandu akuntan dan manajemen perusahaan dalam membuat keputusan yang tepat dan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan prospek jangka panjang dari bisnis tersebut.
5. Prinsip Konsistensi: Metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari satu periode ke periode lainnya.
Prinsip dasar akuntansi yang kelima adalah prinsip konsistensi. Prinsip ini menyatakan bahwa metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Dalam hal ini, meskipun ada opsi yang tersedia dalam penghitungan laporan keuangan, metode yang sama harus digunakan secara konsisten untuk memastikan kesesuaian dan konsistensi dalam pelaporan.
Prinsip konsistensi sangat penting dalam akuntansi karena memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan konsisten dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu. Jika metode akuntansi yang digunakan berubah-ubah setiap tahun, maka laporan keuangan tidak dapat dibandingkan dengan akurat, dan hal ini dapat menimbulkan kesalahan dalam analisis keuangan serta membuat sulit bagi investor atau kreditor untuk menilai kinerja perusahaan.
Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan metode FIFO (first-in, first-out) dalam menghitung harga persediaan di tahun pertama, maka mereka harus terus menggunakan metode yang sama dalam periode berikutnya. Jika perusahaan beralih ke metode LIFO (last-in, first-out) di tahun kedua, maka laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara akurat dari tahun pertama ke tahun kedua. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam analisis dan pengambilan keputusan.
Dalam beberapa kasus, perubahan metode akuntansi mungkin diperlukan karena perubahan dalam kondisi bisnis atau peraturan akuntansi yang baru. Namun, dalam hal ini, perusahaan harus menjelaskan secara rinci mengapa perubahan tersebut diperlukan dan bagaimana perubahan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan.
Dengan mengikuti prinsip konsistensi, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka konsisten dan dapat diandalkan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memastikan bahwa mereka menggunakan metode akuntansi yang sama secara konsisten dan memberikan penjelasan yang jelas jika terjadi perubahan metode akuntansi.
6. Prinsip Realisasi Pendapatan: Pendapatan harus dicatat ketika benar-benar direalisasikan dan dapat diukur dengan akurat.
Prinsip dasar akuntansi yang ke enam adalah prinsip realisasi pendapatan. Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus dicatat ketika benar-benar direalisasikan dan dapat diukur dengan akurat. Dalam hal ini, pendapatan dianggap direalisasikan ketika barang atau jasa telah disampaikan ke pelanggan dan pembayaran telah diterima.
Pendapatan adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan, dan prinsip realisasi pendapatan memastikan bahwa pendapatan yang dicatat adalah pendapatan yang sebenarnya telah diterima oleh perusahaan. Prinsip ini juga memastikan bahwa pendapatan tidak diakui terlalu dini atau terlalu lambat, sehingga laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya dari perusahaan.
Dalam menerapkan prinsip realisasi pendapatan, perusahaan harus memastikan bahwa mereka dapat mengidentifikasi dengan jelas kapan pendapatan sebenarnya direalisasikan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode kas atau metode akrual. Dalam metode kas, pendapatan diakui ketika pembayaran telah diterima, sedangkan dalam metode akrual, pendapatan diakui ketika barang atau jasa telah disampaikan ke pelanggan, bahkan jika pembayaran belum diterima.
Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka dapat mengukur pendapatan dengan akurat. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai untuk menghitung pendapatan, seperti metode persentase penyelesaian atau metode harga tetap. Dengan menggunakan metode yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa pendapatan yang diakui dalam laporan keuangan adalah pendapatan yang sebenarnya dapat diukur dengan akurat.
Dalam rangka memenuhi prinsip realisasi pendapatan, perusahaan juga harus memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan akuntansi yang berlaku dan aturan perpajakan. Misalnya, perusahaan harus mematuhi aturan tentang pengenalan pendapatan dan perpajakan yang berlaku di wilayah operasinya.
Dalam kesimpulannya, prinsip realisasi pendapatan adalah prinsip dasar akuntansi yang penting untuk memastikan bahwa pendapatan yang dicatat dalam laporan keuangan adalah pendapatan yang sebenarnya telah direalisasikan dan dapat diukur dengan akurat. Dengan mengikuti prinsip ini, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka akurat dan dapat dipercaya oleh para pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan pemerintah.
7. Prinsip Kepentingan Umum: Laporan keuangan harus disusun dengan mempertimbangkan kepentingan umum.
Prinsip dasar akuntansi adalah seperangkat panduan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan dan individu yang ingin menjalankan bisnis secara profesional dan transparan. Salah satu prinsip dasar akuntansi adalah prinsip kepentingan umum, yang menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dengan mempertimbangkan kepentingan umum.
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terkait, termasuk investor, kreditor, pelanggan, dan pemerintah. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan harus memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak tersebut.
Perusahaan harus memberikan informasi yang cukup dan akurat tentang keuangan mereka agar dapat membantu para pengambil keputusan untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan kepercayaan publik dan membangun citra yang baik.
Dalam prinsip kepentingan umum, perusahaan tidak hanya berkewajiban memberikan informasi yang akurat, tetapi juga berkewajiban untuk menjaga integritas dan etika bisnis mereka. Perusahaan harus menghindari praktik-praktik yang tidak etis dan tidak sesuai dengan nilai-nilai bisnis yang baik.
Dalam konteks prinsip dasar akuntansi, prinsip kepentingan umum menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan individu atau pemilik perusahaan. Dengan memperhatikan prinsip ini, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangannya akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang tepat.
8. Prinsip Kepatuhan Aturan: Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan peraturan hukum yang berlaku.
Prinsip dasar akuntansi adalah seperangkat panduan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan dan individu yang ingin menjalankan bisnis secara profesional dan transparan. Prinsip-prinsip ini sangat penting karena dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu manajemen perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat.
Salah satu prinsip dasar akuntansi adalah Prinsip Entitas. Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis harus diperlakukan sebagai sebuah entitas terpisah dari pemiliknya. Artinya, semua transaksi dan keputusan bisnis harus berdasarkan kepentingan bisnis itu sendiri dan tidak boleh campur tangan oleh pemilik atau pihak lain yang tidak terkait dengan bisnis tersebut.
Prinsip Kesinambungan Bisnis adalah prinsip lain yang penting dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa bisnis harus dianggap sebagai entitas yang berkelanjutan, dengan masa hidup yang tidak terbatas. Dalam prinsip ini, pengaruh perubahan ekonomi, sosial, dan politik pada bisnis harus dipertimbangkan dalam menyusun laporan keuangan.
Prinsip Biaya Historis adalah prinsip lain dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa aset harus dicatat berdasarkan biaya historis, yaitu harga yang dibayar saat aset tersebut diperoleh. Hal ini memastikan bahwa nilai aset tidak diinflasi atau dijatuhkan oleh fluktuasi pasar.
Prinsip Kelangsungan Hidup adalah prinsip lain yang penting dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa seorang akuntan harus mengasumsikan bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang panjang, kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan prospek jangka panjang dari bisnis tersebut.
Prinsip Konsistensi adalah prinsip lain dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Dengan kata lain, meskipun ada opsi yang tersedia dalam penghitungan laporan keuangan, metode yang sama harus digunakan secara konsisten untuk memastikan kesesuaian dan konsistensi dalam pelaporan.
Prinsip Realisasi Pendapatan adalah prinsip lain dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus dicatat ketika mereka benar-benar direalisasikan dan dapat diukur dengan akurat. Dalam hal ini, pendapatan dianggap direalisasikan ketika barang atau jasa telah disampaikan ke pelanggan dan pembayaran telah diterima.
Prinsip Kepentingan Umum adalah prinsip lain dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun dengan mempertimbangkan kepentingan umum, bukan hanya kepentingan pemilik atau manajemen perusahaan. Artinya, laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, termasuk investor, kreditor, pelanggan, dan pemerintah.
Prinsip Kepatuhan Aturan adalah prinsip terakhir dalam akuntansi. Prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan peraturan hukum yang berlaku. Dalam hal ini, seorang akuntan harus memastikan bahwa laporan keuangan tidak melanggar aturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh badan pengawas dan regulator.
Dalam keseluruhan prinsip dasar akuntansi, semua prinsip tersebut saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lainnya. Dengan mengikuti prinsip dasar akuntansi, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka akurat, dapat dipercaya, dan dapat membantu manajemen perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, setiap bisnis harus mengikuti prinsip ini dengan benar dan memastikan bahwa mereka mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku.