jelaskan perbedaan sensus de jure dan sensus de facto – Sensus merupakan suatu proses pengumpulan informasi dan data mengenai populasi suatu wilayah atau negara. Terdapat dua jenis sensus, yaitu sensus de jure dan sensus de facto. Kedua jenis sensus ini mempunyai perbedaan dalam konsep dan metodenya.
Sensus de jure merujuk pada sensus yang dilakukan berdasarkan hukum atau hukum yang berlaku pada waktu sensus dilakukan. Sensus de jure biasanya meminta responden untuk menyatakan tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus de jure, suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang terdaftar dalam sensus. Oleh karena itu, sensus de jure sering disebut sebagai sensus resmi atau sensus penduduk.
Sebaliknya, sensus de facto merujuk pada sensus yang dilakukan berdasarkan kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Dalam sensus de facto, suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang benar-benar tinggal atau berada di wilayah tersebut pada waktu sensus dilakukan. Hal ini berarti bahwa sensus de facto merujuk pada orang-orang yang benar-benar hadir di suatu wilayah atau negara pada waktu sensus dilakukan, termasuk orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Perbedaan utama antara sensus de jure dan sensus de facto adalah cara mereka mengukur populasi. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan, sementara sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Oleh karena itu, sensus de facto sering digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis, seperti kota besar atau daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
Sensus de jure biasanya digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran. Sensus de facto, di sisi lain, sering digunakan oleh badan statistik untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara dengan lebih akurat.
Dalam sensus de facto, suatu wilayah atau negara dapat memiliki populasi yang lebih atau kurang dari jumlah orang yang terdaftar dalam sensus de jure. Hal ini dikarenakan sensus de facto juga mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure.
Dalam kesimpulan, sensus de jure dan sensus de facto adalah dua jenis sensus yang berbeda dalam konsep dan metodenya. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan, sementara sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan keduanya sangat penting untuk memahami populasi suatu wilayah atau negara secara lebih akurat.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan perbedaan sensus de jure dan sensus de facto
1. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de jure adalah jenis sensus yang mengukur populasi suatu wilayah atau negara berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan. Hal ini berarti bahwa dalam sensus de jure, responden diminta untuk menyatakan tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure digunakan untuk menghitung jumlah penduduk suatu wilayah atau negara, serta untuk keperluan perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran.
Sensus de jure sering disebut sebagai sensus resmi atau sensus penduduk karena data yang dikumpulkan melalui sensus de jure dianggap sebagai data resmi dan sah oleh pemerintah. Sensus de jure dilakukan berdasarkan hukum atau peraturan yang berlaku pada waktu sensus dilakukan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengirimkan kuesioner ke rumah-rumah penduduk atau melalui wawancara langsung dengan responden.
Namun, terdapat kelemahan dalam penggunaan sensus de jure. Beberapa orang mungkin tidak berada di tempat tinggal tetap mereka pada waktu sensus dilakukan, sehingga mereka mungkin tidak terdaftar dalam sensus de jure. Selain itu, terdapat pula orang yang tinggal di wilayah tersebut tetapi tidak terdaftar dalam sensus de jure karena beberapa alasan, seperti ketakutan akan deportasi atau masalah administratif.
Dalam penggunaannya, sensus de jure sering dikombinasikan dengan sensus de facto untuk menghasilkan data yang lebih akurat tentang populasi suatu wilayah atau negara. Meskipun demikian, sensus de jure tetap menjadi sumber data yang penting dan biasanya digunakan oleh pemerintah dalam perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran.
Dalam kesimpulannya, sensus de jure mengukur populasi suatu wilayah atau negara berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure dianggap sebagai data resmi dan sah oleh pemerintah, dan biasanya digunakan dalam perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran. Meskipun demikian, terdapat kelemahan dalam penggunaan sensus de jure, sehingga sering dikombinasikan dengan sensus de facto untuk menghasilkan data yang lebih akurat tentang populasi suatu wilayah atau negara.
2. Sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de jure dan sensus de facto adalah dua jenis sensus yang berbeda dalam konsep dan metodenya. Perbedaan utama antara keduanya adalah cara mereka mengukur populasi. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan, sedangkan sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de jure adalah sensus resmi atau sensus penduduk yang biasanya dilakukan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Dalam sensus de jure, responden diminta untuk menyatakan tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan. Hal ini berarti bahwa suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang terdaftar dalam sensus.
Sensus de facto, di sisi lain, mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus de facto, suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang benar-benar tinggal atau berada di wilayah tersebut pada waktu sensus dilakukan. Hal ini berarti bahwa sensus de facto mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian.
Sensus de facto sering digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis, seperti kota besar atau daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure, karena sensus de facto mencakup semua orang yang benar-benar hadir di suatu wilayah atau negara pada waktu sensus dilakukan.
Dalam kesimpulan, sensus de jure dan sensus de facto memiliki perbedaan dalam cara mengukur populasi. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan, sedangkan sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan keduanya sangat penting untuk memahami populasi suatu wilayah atau negara secara lebih akurat.
3. Sensus de jure dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk.
Sensus de jure dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk karena dilakukan sesuai dengan hukum atau peraturan yang berlaku pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus de jure, responden diminta untuk menyatakan tempat tinggal mereka pada waktu sensus berlangsung. Dalam hal ini, sensus de jure mengukur populasi suatu wilayah atau negara berdasarkan tempat tinggal seseorang pada saat sensus dilakukan.
Sensus de jure biasanya dilakukan oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran. Karena sensus de jure merupakan sensus resmi atau sensus penduduk, data yang dikumpulkan melalui sensus de jure sering dianggap sebagai data resmi tentang populasi suatu wilayah atau negara.
Namun, kelemahan dari sensus de jure adalah bahwa data yang dikumpulkan hanya mencakup orang-orang yang terdaftar dalam sensus tersebut dan tidak termasuk orang-orang yang tidak terdaftar atau orang yang sedang bepergian pada saat sensus dilakukan. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan melalui sensus de jure cenderung tidak mencerminkan kondisi populasi yang sebenarnya.
Dalam hal ini, sensus de facto menjadi penting untuk dapat mengukur populasi suatu wilayah atau negara dengan lebih akurat.
4. Sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis.
Poin keempat dari tema ‘jelaskan perbedaan sensus de jure dan sensus de facto’ menyatakan bahwa sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis. Sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan, sehingga dapat mengakomodasi orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap maupun orang yang sedang bepergian.
Wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis antara lain kota besar dan daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Misalnya, pada masa liburan, sejumlah besar wisatawan dapat datang ke suatu wilayah atau negara dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, sensus de facto dapat lebih akurat dalam mengukur populasi pada saat-saat tertentu, karena dapat mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure.
Sensus de facto juga dapat digunakan untuk mengukur populasi sementara suatu wilayah atau negara, seperti dalam kasus bencana alam yang menyebabkan evakuasi massal warga. Pada situasi seperti ini, sensus de jure mungkin tidak dapat memberikan informasi yang akurat tentang jumlah orang yang terkena dampak bencana. Oleh karena itu, sensus de facto dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mengumpulkan data tentang populasi sementara suatu wilayah atau negara.
Namun, meskipun sensus de facto dapat memberikan informasi yang lebih akurat dalam mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang dinamis, metodenya juga memiliki kelemahan. Sensus de facto dapat lebih sulit dilakukan dan lebih mahal, karena dapat memerlukan sumber daya dan waktu yang lebih besar untuk mencatat setiap individu yang hadir pada waktu sensus dilakukan.
Dalam kesimpulan, sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis, seperti kota besar atau daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Metodenya mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan dan dapat mengakomodasi orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap maupun orang yang sedang bepergian. Meskipun sensus de facto dapat memberikan informasi yang lebih akurat, metodenya juga lebih sulit dilakukan dan lebih mahal.
5. Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure.
Poin kelima dari tema “jelaskan perbedaan sensus de jure dan sensus de facto” adalah data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure. Hal ini dikarenakan sensus de facto mengukur populasi suatu wilayah atau negara berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan, sehingga dapat mencakup orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure.
Data yang diperoleh melalui sensus de jure biasanya didasarkan pada informasi yang diberikan oleh responden tentang tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan. Namun, terkadang informasi ini tidak akurat atau tidak lengkap karena beberapa alasan seperti responden yang tidak ingin memberikan informasi yang sebenarnya, informasi yang salah atau kurang tepat, atau responden yang tidak memiliki tempat tinggal tetap. Selain itu, sensus de jure juga tidak mencakup orang yang sedang bepergian atau tidak memiliki tempat tinggal tetap pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de facto, di sisi lain, mengumpulkan data berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Oleh karena itu, sensus de facto dapat mencakup semua orang yang benar-benar hadir di suatu wilayah atau negara pada saat sensus dilakukan, termasuk orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau sedang bepergian. Dalam hal ini, data yang diperoleh melalui sensus de facto dianggap lebih akurat dan lebih representatif daripada data yang diperoleh melalui sensus de jure.
Data yang akurat sangat penting dalam perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan badan statistik untuk memilih metode sensus yang tepat untuk mengumpulkan data populasi yang akurat dan representatif. Meskipun demikian, baik sensus de jure maupun sensus de facto memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada situasi dan kondisi wilayah atau negara yang diukur.
6. Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kedua jenis sensus, yaitu sensus de jure dan sensus de facto memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sensus de jure, yang mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan, dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure biasanya digunakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan, seperti perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran.
Namun, sensus de jure juga memiliki kekurangan. Sensus ini hanya mengukur populasi yang terdaftar dalam sensus pada waktu sensus dilakukan, sehingga tidak mencakup orang-orang yang tidak terdaftar atau orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap. Selain itu, sensus de jure juga tidak dapat mengukur perubahan dalam populasi selama jangka waktu antara sensus.
Sensus de facto, di sisi lain, mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Sensus ini biasanya digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis, seperti kota besar atau daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure karena mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian.
Namun, sensus de facto juga memiliki kekurangan. Sensus ini lebih sulit untuk dilakukan karena sulit untuk menentukan siapa yang harus dihitung sebagai bagian dari populasi. Selain itu, sensus de facto juga dapat menghasilkan duplikasi data karena orang yang berpindah-pindah dan tinggal sementara di suatu wilayah dapat terhitung beberapa kali.
Dalam kesimpulan, kedua jenis sensus memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sensus de jure digunakan untuk mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan dan dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk, sedangkan sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure, tetapi sensus de facto lebih sulit untuk dilakukan dan dapat menghasilkan duplikasi data.
7. Sensus de jure biasanya digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara.
Sensus de jure adalah jenis sensus yang paling umum digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus ini, responden diminta untuk menyatakan alamat atau tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan.
Pemerintah biasanya menggunakan data yang dikumpulkan melalui sensus de jure untuk berbagai tujuan, seperti perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran. Data ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah orang yang tinggal di suatu wilayah atau negara, dan untuk memperkirakan kebutuhan infrastruktur dan sumber daya lainnya.
Meskipun sensus de jure dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk, namun sensus ini memiliki kekurangan dalam mengukur populasi suatu wilayah atau negara. Beberapa orang mungkin tidak terdaftar dalam sensus de jure, misalnya orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang tinggal di luar negeri pada waktu sensus dilakukan. Selain itu, responden sering memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap.
Sensus de facto, di sisi lain, digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis, seperti kota besar atau daerah yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus ini, responden diminta untuk menyatakan di mana mereka berada pada waktu sensus dilakukan.
Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure. Hal ini karena sensus de facto mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian. Namun, sensus de facto juga memiliki kekurangan dalam mengukur populasi suatu wilayah atau negara. Beberapa orang mungkin tidak hadir pada waktu sensus dilakukan, dan responden sering memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap.
Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, pemerintah sering menggunakan kedua jenis sensus untuk memperoleh informasi yang lebih akurat tentang populasi suatu wilayah atau negara. Dalam beberapa kasus, pemerintah juga dapat menggunakan data dari sumber lain, seperti data administrasi atau data survei, untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang populasi suatu wilayah atau negara.
8. Sensus de facto sering digunakan oleh badan statistik untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara dengan lebih akurat.
Poin 1: Sensus de jure mengukur populasi berdasarkan tempat tinggal seseorang pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de jure adalah jenis sensus yang dilakukan berdasarkan hukum atau hukum yang berlaku pada waktu sensus dilakukan. Sensus de jure meminta responden untuk menyatakan tempat tinggal mereka pada waktu sensus dilakukan. Dalam sensus de jure, suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang terdaftar dalam sensus. Oleh karena itu, sensus de jure sering disebut sebagai sensus resmi atau sensus penduduk.
Poin 2: Sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan.
Sensus de facto adalah jenis sensus yang dilakukan berdasarkan kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Dalam sensus de facto, suatu wilayah atau negara dianggap memiliki populasi yang sama dengan jumlah orang yang benar-benar tinggal atau berada di wilayah tersebut pada waktu sensus dilakukan. Hal ini berarti bahwa sensus de facto merujuk pada orang-orang yang benar-benar hadir di suatu wilayah atau negara pada waktu sensus dilakukan, termasuk orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Poin 3: Sensus de jure dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk.
Sensus de jure dianggap sebagai sensus resmi atau sensus penduduk karena digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran.
Poin 4: Sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis.
Sensus de facto digunakan untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara yang memiliki populasi yang sangat dinamis. Hal ini terjadi karena sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan, sehingga dapat mencakup orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian.
Poin 5: Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure.
Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto sering dianggap lebih akurat daripada data yang dikumpulkan melalui sensus de jure karena sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan, sehingga dapat mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian.
Poin 6: Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kedua jenis sensus ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sensus de jure dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang populasi suatu wilayah atau negara karena hanya mencakup orang yang memiliki tempat tinggal tetap pada waktu sensus dilakukan. Namun, sensus de jure dapat mengabaikan orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian. Sensus de facto, di sisi lain, dapat mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, tetapi dapat menghasilkan data yang kurang akurat karena dapat mencakup orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian.
Poin 7: Sensus de jure biasanya digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara.
Sensus de jure biasanya digunakan oleh pemerintah untuk mengumpulkan data tentang populasi suatu wilayah atau negara. Data yang dikumpulkan melalui sensus de jure digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk perencanaan kebijakan publik, alokasi dana, dan penentuan anggaran.
Poin 8: Sensus de facto sering digunakan oleh badan statistik untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara dengan lebih akurat.
Sensus de facto sering digunakan oleh badan statistik untuk mengukur populasi suatu wilayah atau negara dengan lebih akurat. Hal ini terjadi karena sensus de facto mengukur populasi berdasarkan keberadaan seseorang pada waktu sensus dilakukan, sehingga dapat mencakup orang-orang yang tidak terdaftar dalam sensus de jure, seperti orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap atau orang yang sedang bepergian. Data yang dikumpulkan melalui sensus de facto dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian akademis dan pengambilan keputusan bisnis.