jelaskan manfaat ekonomis hutan – Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Selain berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, hutan juga memiliki manfaat ekonomis yang sangat besar. Manfaat ekonomis hutan tidak hanya terbatas pada sektor kehutanan dan perkebunan, tetapi juga berdampak pada sektor lain seperti industri, perdagangan, dan pariwisata. Berikut adalah beberapa manfaat ekonomis hutan yang perlu diketahui.
Pertama, hutan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai sumber kayu. Kayu merupakan bahan baku penting bagi berbagai industri seperti konstruksi, furnitur, kertas, dan pulp. Selain itu, kayu juga digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanasan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kayu terbesar di dunia, sehingga keberadaan hutan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat.
Kedua, hutan juga memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber produk non-kayu. Produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan antara lain rotan, bambu, manisan buah-buahan, madu, getah karet, dan minyak atsiri. Produk non-kayu ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, terutama bagi masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari hasil hutan.
Ketiga, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pangan. Hutan menyediakan berbagai jenis buah-buahan, sayuran liar, dan rempah-rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Selain itu, hutan juga menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein.
Keempat, hutan juga memiliki manfaat ekonomis sebagai penyerap karbon. Hutan yang sehat dan lestari dapat menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga dapat membantu mengurangi efek rumah kaca dan perubahan iklim. Selain itu, penyerapan karbon juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan bagi negara melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).
Kelima, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pariwisata. Hutan yang indah dan alami dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman petualangan dan keindahan alam. Destinasi pariwisata yang terkenal di Indonesia seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, dan Taman Nasional Gunung Leuser semuanya berada di hutan dan memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Meskipun memiliki manfaat ekonomis yang besar, keberadaan hutan seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan manfaat ekonomis hutan
1. Hutan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai sumber kayu
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena memiliki nilai ekonomis yang sangat besar. Salah satu manfaat ekonomis utama yang dimiliki oleh hutan adalah sebagai sumber kayu. Kayu merupakan bahan baku yang sangat penting bagi berbagai industri seperti konstruksi, furnitur, kertas, dan pulp. Selain itu, kayu juga digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanasan.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kayu terbesar di dunia dengan luas hutan yang mencapai sekitar 120 juta hektar. Hutan Indonesia menghasilkan berbagai jenis kayu, antara lain kayu jati, kayu meranti, kayu keras, kayu ulin, dan kayu gaharu. Kayu-kayu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan sangat diminati oleh pasar global.
Manfaat ekonomis hutan sebagai sumber kayu dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor kehutanan dan perkebunan menyumbang sekitar 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2019. Selain itu, sektor kehutanan juga memberikan lapangan kerja bagi sekitar 3,7 juta orang di Indonesia.
Namun, pengambilan kayu dari hutan juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan keberlangsungan hutan itu sendiri. Praktik deforestasi dan penebangan liar yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan hutan yang sangat parah dan bahkan hilangnya hutan dalam jangka waktu yang singkat. Oleh karena itu, pengelolaan hutan yang lestari dan bertanggung jawab sangat penting untuk memastikan keberlangsungan sumber daya kayu dan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola hutan secara lestari, antara lain dengan menerapkan sistem pengelolaan hutan berbasis masyarakat (PHBM) dan sertifikasi kayu (SVLK). PHBM memungkinkan masyarakat setempat untuk mengelola hutan secara berkelanjutan dan memperoleh manfaat ekonomis dari hasil hutan, sedangkan SVLK menjamin bahwa kayu yang diambil dari hutan telah diproduksi secara legal dan lestari.
Dengan pengelolaan hutan yang lestari dan bertanggung jawab, manfaat ekonomis hutan sebagai sumber kayu dapat diperoleh dengan cara yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Selain itu, pengelolaan hutan yang baik juga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
2. Hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber produk non-kayu
Poin kedua dalam tema “jelaskan manfaat ekonomis hutan” adalah bahwa hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber produk non-kayu. Produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan sangat beragam dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Beberapa contoh produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan adalah rotan, bambu, manisan buah-buahan, madu, getah karet, dan minyak atsiri.
Rotan dan bambu merupakan produk non-kayu yang umum digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan tangan. Kerajinan rotan dan bambu sangat populer di Indonesia dan di seluruh dunia. Produk kerajinan tangan yang dihasilkan dari rotan dan bambu antara lain kursi, meja, tempat tidur, dan anyaman dekoratif. Selain itu, rotan dan bambu juga digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan alat-alat rumah tangga seperti sapu, sikat, dan wadah makanan.
Manisan buah-buahan juga merupakan produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan. Buah-buahan liar yang tumbuh di hutan seperti durian, manggis, rambutan, dan salak dapat diolah menjadi manisan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Manisan buah-buahan ini sering dijadikan oleh-oleh khas daerah dan dijual di pasar tradisional.
Madu merupakan produk non-kayu yang dihasilkan oleh lebah yang hidup di hutan. Madu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain itu, madu juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan.
Getah karet juga merupakan produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan. Getah karet digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan ban, selang, dan komponen kendaraan lainnya. Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia dan keberadaan hutan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan industri karet.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari tumbuhan yang tumbuh di hutan seperti cengkeh, kayu manis, dan kemiri. Minyak atsiri memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan digunakan dalam bidang kesehatan, kosmetik, dan parfum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hutan memiliki manfaat ekonomis yang besar sebagai sumber produk non-kayu. Produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat memberikan penghidupan bagi masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari hasil hutan. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan secara berkelanjutan.
3. Hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pangan
Poin ketiga dari tema “jelaskan manfaat ekonomis hutan” adalah hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pangan. Hutan menyediakan berbagai jenis buah-buahan, sayuran liar, dan rempah-rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Selain itu, hutan juga menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein.
Hutan menyediakan berbagai jenis buah-buahan seperti durian, rambutan, mangga, dan kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Buah-buahan yang tumbuh di hutan biasanya lebih sehat dan segar karena tidak terkena pestisida dan bahan kimia lainnya. Selain itu, buah-buahan liar juga memiliki rasa yang lebih khas dan unik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan konsumen.
Selain buah-buahan, hutan juga menyediakan sayuran liar seperti daun singkong, kangkung, dan ubi jalar. Sayuran liar ini biasanya lebih kaya akan nutrisi dan lebih segar karena tidak terkena bahan kimia dan pestisida. Sayuran liar ini biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan makanan sehari-hari.
Hutan juga menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein. Beberapa spesies ikan yang hidup di sungai dan danau di hutan antara lain ikan mas, lele, dan gurame. Selain itu, hutan juga menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan seperti babi hutan, rusa, dan burung hantu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi masyarakat.
Namun, perlu diingat bahwa pengambilan sumber pangan dari hutan harus dilakukan dengan bijak dan berkelanjutan. Pengambilan sumber pangan yang berlebihan dapat mengancam kelestarian hutan dan mengurangi keberlanjutan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan hutan yang lestari dan pemanfaatan sumber daya alam yang bijak agar dapat memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan.
4. Hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai penyerap karbon
Poin keempat dari tema “jelaskan manfaat ekonomis hutan” adalah “Hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai penyerap karbon”. Penyerapan karbon oleh hutan merupakan salah satu manfaat ekonomis yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Karbon dioksida (CO2) adalah gas rumah kaca yang sangat berbahaya bagi lingkungan jika terlalu banyak terkumpul di atmosfer. Hutan yang sehat dan lestari dapat menyerap CO2 dari udara dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah.
Hutan di seluruh dunia telah menyerap sekitar sepertiga dari emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu, hutan berperan penting dalam membantu mengurangi dampak perubahan iklim global. Dalam konteks ekonomi, penyerapan karbon oleh hutan memiliki beberapa manfaat ekonomis yang signifikan.
Pertama, penyerapan karbon dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation). Program ini bertujuan untuk mendorong negara-negara berkembang untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan sebagai upaya mengurangi emisi karbon dioksida. Negara-negara yang berhasil mengurangi emisi karbon dapat mendapatkan kredit karbon yang dapat dijual ke negara-negara lain yang memiliki emisi karbon yang lebih tinggi.
Kedua, penyerapan karbon oleh hutan dapat membantu meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak pencemaran udara. CO2 merupakan salah satu gas yang menyebabkan masalah pencemaran udara, sehingga penyerapan karbon dapat membantu mengurangi dampak negatif dari udara yang tercemar.
Ketiga, penyerapan karbon oleh hutan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Hutan yang sehat dan lestari dapat menyediakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat sekitar, seperti udara bersih, air bersih, dan makanan yang sehat.
Namun, keberlangsungan manfaat ekonomis dari penyerapan karbon oleh hutan masih terancam oleh deforestasi dan degradasi hutan yang terus berlangsung di seluruh dunia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.
5. Hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pariwisata
Poin kelima dalam menjelaskan manfaat ekonomis hutan adalah hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pariwisata. Hutan yang indah dan alami dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman petualangan dan keindahan alam.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, termasuk keindahan hutan yang sangat memukau. Taman Nasional di Indonesia, misalnya, menawarkan pengalaman petualangan yang tak terlupakan bagi para wisatawan yang berkunjung. Wisatawan dapat menjelajahi hutan dengan berjalan kaki, trekking, atau naik perahu untuk menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Destinasi pariwisata yang terkenal di Indonesia seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, dan Taman Nasional Gunung Leuser semuanya berada di hutan dan memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Selain itu, wisatawan juga dapat mengunjungi hutan mangrove yang menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan burung.
Dalam industri pariwisata, hutan menjadi salah satu objek wisata yang menarik wisatawan asing maupun domestik. Hal ini memberikan dampak positif pada ekonomi Indonesia karena meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan dari sektor pariwisata. Selain itu, pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di hutan juga dapat memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan yang berkelanjutan.
Namun, perlu diingat bahwa pengembangan pariwisata di hutan harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. Pengunjung harus mematuhi aturan dan menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan selama berkunjung ke hutan. Pemerintah dan masyarakat juga harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
6. Keberadaan hutan seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan
6. Keberadaan hutan seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan
Seperti yang kita ketahui, keberadaan hutan saat ini semakin terancam. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah deforestasi atau penebangan hutan secara tidak terkontrol untuk memenuhi kebutuhan kayu dan lahan perkebunan. Perambahan hutan juga menjadi masalah serius, dimana masyarakat yang mencari nafkah seringkali memanfaatkan hutan sebagai lahan pertanian, padahal lahan tersebut sebenarnya tidak cocok untuk pertanian. Selain itu, kebakaran hutan juga sering terjadi, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia.
Keberadaan hutan yang terancam tersebut akan berdampak pada berkurangnya manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan. Jika hutan terus ditebang secara tidak terkontrol, maka pasokan kayu yang dihasilkan akan semakin menipis, sehingga akan berdampak pada meningkatnya harga kayu dan produk-produk yang berasal dari kayu. Selain itu, hilangnya hutan juga akan berdampak pada berkurangnya jumlah spesies tumbuhan dan hewan yang menjadi sumber bahan pangan dan obat-obatan.
Masalah perambahan hutan juga akan berdampak pada berkurangnya sumber daya alam yang ada di dalam hutan, seperti buah-buahan, rotan, bambu, dan sebagainya. Padahal, produk non-kayu tersebut juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Kebakaran hutan juga menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar, baik yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan maupun dari sisi ekonomi. Kebakaran hutan dapat menghancurkan tanaman dan hewan yang hidup di dalamnya, sehingga berdampak pada menurunnya produksi kayu dan produk non-kayu yang berasal dari hutan. Selain itu, kebakaran hutan juga dapat menyebabkan pencemaran udara dan mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menjaga keberadaan hutan agar tidak semakin terancam. Pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap penebangan liar dan perambahan hutan. Selain itu, masyarakat juga harus diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Dengan menjaga keberadaan hutan, maka manfaat ekonomis yang dihasilkan dari hutan dapat terus dirasakan oleh masyarakat dan negara secara berkelanjutan.
7. Perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan
Hutan memiliki manfaat ekonomis yang sangat besar bagi kehidupan manusia, namun keberadaannya seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan.
Perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengelolaan hutan yang berkelanjutan, penanaman kembali hutan yang telah rusak, dan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan lingkungan. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan seperti REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) dan program pengembangan ekowisata juga dapat membantu memperkuat perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari.
Dengan perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari, manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan dapat terus berkelanjutan bagi masyarakat dan negara. Selain itu, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari juga dapat memperkuat keberlangsungan ekosistem dan keanekaragaman hayati, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
8. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.
Poin ke-1 dari tema ‘jelaskan manfaat ekonomis hutan’ adalah bahwa hutan memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai sumber kayu. Kayu adalah bahan baku penting bagi berbagai industri seperti konstruksi, furnitur, kertas, dan pulp. Indonesia sebagai negara penghasil kayu terbesar di dunia, sangat mengandalkan keberadaan hutan untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat.
Poin ke-2, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber produk non-kayu. Produk non-kayu yang dihasilkan dari hutan antara lain rotan, bambu, manisan buah-buahan, madu, getah karet, dan minyak atsiri. Produk non-kayu ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, terutama bagi masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari hasil hutan.
Poin ke-3, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pangan. Hutan menyediakan berbagai jenis buah-buahan, sayuran liar, dan rempah-rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Selain itu, hutan juga menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein.
Poin ke-4, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai penyerap karbon. Hutan yang sehat dan lestari dapat menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga dapat membantu mengurangi efek rumah kaca dan perubahan iklim. Selain itu, penyerapan karbon juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan bagi negara melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).
Poin ke-5, hutan memiliki manfaat ekonomis sebagai sumber pariwisata. Hutan yang indah dan alami dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman petualangan dan keindahan alam. Destinasi pariwisata yang terkenal di Indonesia seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, dan Taman Nasional Gunung Leuser semuanya berada di hutan dan memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Namun, keberadaan hutan seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan yang merupakan poin ke-6. Akibatnya, kerusakan hutan dapat mengurangi manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan dan berdampak pada kehidupan manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu, poin ke-7, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan. Perlindungan dan pengelolaan hutan meliputi kegiatan seperti penanaman kembali hutan, pengendalian kebakaran hutan, pengawasan terhadap perambahan dan illegal logging, serta pemantauan kualitas lingkungan.
Poin ke-8, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengelolaan hutan yang lestari, sedangkan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Dalam kesimpulannya, hutan memiliki manfaat ekonomis yang besar bagi masyarakat dan negara. Namun, keberadaan hutan seringkali terancam oleh berbagai faktor seperti deforestasi, perambahan hutan, dan kebakaran hutan. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan hutan yang lestari sangat penting untuk memastikan keberlangsungan manfaat ekonomis yang dihasilkan oleh hutan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak agar dapat memberikan manfaat ekonomis yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara.