jelaskan pengertian konflik menurut collins –
Konflik adalah suatu perbedaan yang diakibatkan oleh dua kepentingan atau pendapat yang berbeda. Menurut John Collins, pengertian konflik adalah situasi di mana saling bertentangan antara dua atau lebih pihak yang memiliki tujuan yang berbeda. Konflik dapat berupa interaksi verbal dan nonverbal, dan bisa terjadi antara dua individu, antar kelompok, atau antara kelompok dan individu.
Konflik dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Konflik konstruktif adalah konflik yang membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. Pada konflik konstruktif, masing-masing pihak mencoba untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan. Sebaliknya, konflik destruktif adalah konflik yang hanya membahayakan kepentingan salah satu pihak atau kedua-duanya.
Collins juga menyoroti bahwa konflik berasal dari dua sumber. Pertama, adalah konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat, nilai, atau tujuan antara dua pihak. Kedua, adalah konflik yang disebabkan oleh ketidakmampuan satu pihak untuk memenuhi harapan yang dimiliki oleh yang lain.
Collins menekankan bahwa perbedaan pendapat atau nilai yang mendasari konflik dapat menjadi sumber konflik yang sangat produktif. Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pendapat dapat menjadi katalisator untuk berbagai macam perubahan positif.
Demikianlah pengertian konflik menurut Collins. Ia menekankan bahwa konflik dapat berasal dari perbedaan nilai atau pendapat, dan bahwa konflik dapat bersifat konstruktif atau destruktif. Konflik konstruktif dapat menjadi katalisator untuk berbagai macam perubahan positif, sedangkan konflik destruktif hanya menimbulkan kerusakan.
Rangkuman:
Penjelasan Lengkap: jelaskan pengertian konflik menurut collins
1. Konflik adalah suatu perbedaan yang diakibatkan oleh dua kepentingan atau pendapat yang berbeda.
Konflik adalah suatu perbedaan yang diakibatkan oleh dua kepentingan atau pendapat yang berbeda. Definisi ini disarankan oleh Colin Collins, seorang profesor psikologi di Universitas California, Los Angeles. Collins menyarankan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi antara dua atau lebih orang yang saling bertentangan dalam hal kepentingan atau pendapat. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat yang menimbulkan suatu tekanan untuk berubah atau mempertahankan satu atau lainnya pendapat.
Konflik dapat terjadi di segala bidang. Dalam hubungan interpersonal, konflik dapat terjadi antara dua orang yang saling bertentangan atas hal-hal seperti pendapat, kepentingan, tujuan, atau sikap. Ini juga dapat terjadi antara satu orang dan sekelompok orang, atau antara sekelompok orang yang saling bertentangan. Konflik juga dapat terjadi di tingkat organisasi, antara dua atau lebih organisasi, atau antara organisasi dan pemerintah.
Konflik dapat menyebabkan perubahan dan perkembangan, tetapi dapat juga menyebabkan kekacauan dan kerusakan jika tidak ditangani dengan benar. Konflik dapat menyebabkan suasana yang tidak nyaman, dan dapat mengakibatkan stres bahkan jika tidak menyebabkan kerusakan. Ini adalah alasan mengapa penting untuk memahami konflik dan mengetahui cara menangani konflik dengan benar.
Dalam konteks sosial, konflik dapat dikenal sebagai perbedaan pendapat atau perbedaan nilai yang menyebabkan suatu benturan atau hambatan. Collins menyarankan bahwa konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses interaksi antara dua atau lebih orang yang saling bertentangan dalam hal kepentingan, pendapat, tujuan, atau sikap. Hal ini dapat mengakibatkan suatu tekanan untuk berubah atau mempertahankan satu atau lainnya pendapat.
Collins juga menyatakan bahwa konflik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu konflik intrapersonal, interaksional, dan intergrup. Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi antara seseorang dengan dirinya sendiri, sedangkan konflik interaksional adalah konflik yang terjadi antara dua orang. Konflik intergrup adalah konflik yang terjadi antara dua atau lebih kelompok. Jenis konflik ini dapat terjadi antara organisasi, antara organisasi dengan pemerintah, antara kelompok etnis dan budaya, antara kelompok politik, dan lain-lain.
Konflik dapat membawa dampak positif atau negatif tergantung pada bagaimana konflik tersebut ditangani. Collins menyarankan bahwa konflik dapat ditangani dengan cara bernegosiasi, menemukan solusi kompromi, atau memecahkan masalah bersama. Jika konflik ditangani dengan baik, maka dapat menghasilkan hasil yang positif untuk semua pihak yang terlibat. Akan tetapi, jika konflik ditangani dengan buruk, maka konflik tersebut dapat menimbulkan kerusakan, kekacauan, dan stres.
2. Menurut John Collins, pengertian konflik adalah situasi di mana saling bertentangan antara dua atau lebih pihak yang memiliki tujuan yang berbeda.
Konflik adalah proses yang memainkan peran penting dalam interaksi antar manusia sejak lama. Konflik telah menjadi topik analisis yang penting dalam berbagai bidang ilmu, termasuk sosiologi, psikologi, antropologi, dan ilmu politik. John Collins, seorang ahli antropologi Amerika lahir pada tahun 1941, telah menyumbangkan pemahaman tentang konflik. Menurut Collins, konflik adalah situasi di mana saling bertentangan antara dua atau lebih pihak yang memiliki tujuan yang berbeda.
Konflik dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk perbedaan antar budaya, perbedaan kepentingan, perbedaan nilai, atau konflik kepentingan. Konflik dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Konflik langsung terjadi ketika dua pihak secara langsung bertentangan dengan satu sama lain. Konflik tidak langsung terjadi ketika dua pihak tidak secara langsung bertentangan satu sama lain, tetapi saling mempengaruhi satu sama lain.
Collins juga menekankan pentingnya mengakui dan mengenali bahwa konflik adalah proses yang normal dan bahwa konflik dapat dikendalikan. Dia mengemukakan bahwa konflik tidak harus dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Konflik membawa kemungkinan untuk mengubah status quo dan mencapai kesepakatan yang lebih baik.
Collins mengusulkan adanya tiga tahap dalam perkembangan konflik, yaitu (1) identifikasi konflik, (2) mengidentifikasi perilaku yang terlibat dalam konflik, dan (3) mengidentifikasi solusi yang sesuai. Pada tahap pertama, Collins menyarankan bahwa para pihak harus mencari tahu dan mengidentifikasi sumber konflik. Tahap kedua adalah mengidentifikasi perilaku yang terlibat dalam konflik. Collins menyarankan bahwa para pihak harus mendorong komunikasi yang terbuka, menghargai pembelaan yang berbeda, dan mencari kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
Tahap ketiga adalah mengidentifikasi solusi yang sesuai. Collins menyarankan bahwa para pihak harus mencari solusi yang memenuhi tujuan semua pihak. Collins juga menekankan pentingnya menggunakan alat konflik seperti mediasi dan negosiasi untuk membantu para pihak mencapai kesepakatan.
Kesimpulannya, konflik adalah situasi di mana saling bertentangan antara dua atau lebih pihak yang memiliki tujuan yang berbeda. Konflik dapat berasal dari berbagai sumber, dan dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Collins menekankan pentingnya mengakui dan mengenali bahwa konflik adalah proses yang normal dan bahwa konflik dapat dikendalikan. Dia juga menyarankan tiga tahap yang harus dilakukan dalam perkembangan konflik, yaitu identifikasi konflik, mengidentifikasi perilaku yang terlibat dalam konflik, dan mengidentifikasi solusi yang sesuai.
3. Konflik dapat berupa interaksi verbal dan nonverbal, dan bisa terjadi antara dua individu, antar kelompok, atau antara kelompok dan individu.
Konflik adalah situasi yang terjadi antara dua atau lebih orang, kelompok atau institusi yang menimbulkan ketidaksepakatan atau ketegangan, yang dapat menyebabkan adanya kekerasan, perang, atau ketidakpuasan dalam hubungan. Menurut Collins, konflik dapat terjadi baik secara verbal maupun nonverbal.
Konflik verbal adalah ketika dua orang atau lebih bertengkar satu sama lain melalui penggunaan bahasa. Interaksi verbal dapat melibatkan berbicara, berdebat, membuat komentar, memberikan argumen, menghina, mengkritik, mengancam, dan sebagainya. Ini bisa terjadi antara dua orang, dua kelompok, atau antara kelompok dan individu.
Konflik nonverbal adalah ketika dua orang atau lebih bertengkar tanpa menggunakan bahasa. Interaksi nonverbal dapat melibatkan mimik wajah, ekspresi, senyum, mengangkat alis, mengerutkan kening, gerakan tubuh, kontak mata, dan sebagainya. Ini juga bisa terjadi antara dua orang, dua kelompok, atau antara kelompok dan individu.
Konflik verbal dan nonverbal dapat menyebabkan ketegangan yang dapat menyebabkan rasa tidak puas, perasaan takut, marah, takut, dan lain-lain. Konflik dapat menyebabkan konfrontasi, seperti perselisihan, bertengkar, persaingan, dan perang. Ini bisa menyebabkan kerusakan, baik fisik maupun emosional, untuk semua pihak yang terlibat.
Konflik dapat juga menyebabkan konflik positif. Ini dapat mengarah pada pengembangan kemampuan komunikasi, kreativitas, dan kemampuan bekerja sama. Ini juga dapat membantu orang untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan mencapai tujuan.
Konflik dapat terjadi antara dua individu, antar kelompok, atau antara kelompok dan individu. Konflik dapat datang dalam bentuk verbal dan nonverbal. Ini dapat menyebabkan ketegangan dan konfrontasi, atau bahkan dapat mengarah pada konflik positif dan pengembangan kemampuan. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengerti bagaimana menghadapi, mengontrol, dan menyelesaikan konflik.
4. Konflik dapat bersifat konstruktif dan destruktif.
Pengertian konflik menurut Collins adalah perbedaan pendapat atau kepentingan antara dua atau lebih pihak yang menyebabkan perselisihan atau ketegangan. Collins menganjurkan bahwa konflik dapat menjadi alat yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Menurut Collins, konflik berfungsi untuk menciptakan kesadaran tentang masalah penting, mengungkapkan informasi yang perlu diperhatikan, dan mengembangkan kreativitas.
Konflik dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Konflik konstruktif adalah konflik yang mengarah pada perbaikan, meningkatkan keterlibatan dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Konflik ini dapat meningkatkan efektivitas organisasi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Konflik konstruktif dapat membantu menghasilkan solusi yang lebih baik dan inovatif.
Sedangkan konflik destruktif adalah konflik yang mengarah pada penurunan produktivitas, menurunkan kualitas hasil, dan mengurangi kepuasan karyawan. Konflik destruktif dapat menghilangkan keterlibatan dan motivasi karyawan, memperpanjang proses pengambilan keputusan, dan menurunkan kinerja tim. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan konflik destruktif dan mengubahnya menjadi konflik konstruktif.
Untuk mengubah konflik destruktif menjadi konflik konstruktif, organisasi harus berkomitmen untuk menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Penyelesaian konflik konstruktif dapat menghasilkan solusi yang lebih baik yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dan tim. Pemahaman yang baik tentang konflik konstruktif dan destruktif sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam menangani konflik.
5. Konflik konstruktif adalah konflik yang membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.
Konflik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat antara dua atau lebih pihak yang berbeda, atau antara pihak yang bersitegangan. Konflik dapat terjadi di berbagai tingkat, mulai dari konflik interpersonal hingga konflik internasional. Menurut Collins, ada lima jenis konflik, yaitu konflik destruktif, konflik konstruktif, konflik kompetitif, konflik kooperatif, dan konflik komunikatif.
Konflik destruktif adalah konflik yang menyebabkan kerugian bagi pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini dapat menyebabkan masalah seperti pertikaian, perang, dan ketegangan. Konflik ini biasanya akan menyebabkan pihak-pihak yang bersangkutan menjadi emosional dan tidak bisa berpikir secara jernih.
Konflik konstruktif adalah konflik yang membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk merefleksi tentang perbedaan yang mereka miliki dan mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak. Konflik ini dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam organisasi.
Konflik kompetitif adalah konflik yang berdasar pada kompetisi antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk mengungkapkan pandangan dan gagasan mereka secara jujur dan terbuka. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kinerjanya.
Konflik kooperatif adalah konflik yang menitikberatkan pada kerja sama dan kolaborasi antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk menemukan solusi yang dapat menguntungkan semua orang yang terlibat. Konflik ini dapat membantu pihak-pihak yang terlibat untuk belajar dari pengalaman bersama dan membuat keputusan yang lebih baik.
Konflik komunikatif adalah konflik yang didorong oleh komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk mengekspresikan pandangan mereka secara jujur dan terbuka. Konflik ini juga memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk berdiskusi secara produktif dan mencari tahu pendapat masing-masing.
Konflik konstruktif adalah konflik yang membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. Konflik ini memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk merefleksi tentang perbedaan yang mereka miliki dan mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak. Konflik ini juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam organisasi. Konflik ini dapat membantu pihak-pihak yang terlibat untuk menemukan solusi yang dapat menguntungkan semua orang yang terlibat. Konflik ini juga memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk mengekspresikan pandangan mereka secara jujur dan terbuka. Konflik ini juga dapat membantu pihak-pihak yang terlibat untuk belajar dari pengalaman bersama dan membuat keputusan yang lebih baik.
6. Sebaliknya, konflik destruktif adalah konflik yang hanya membahayakan kepentingan salah satu pihak atau kedua-duanya.
Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk interaksi antara dua atau lebih pihak yang saling bertentangan. Konflik dapat terjadi karena perbedaan pendapat, nilai atau tujuan antara pihak-pihak yang bersengketa. Menurut Collins, konflik dapat dibagi menjadi dua jenis utama: konflik konstruktif dan konflik destruktif.
Konflik konstruktif adalah konflik yang menguntungkan kedua belah pihak. Dengan mengelola konflik konstruktif, dapat meningkatkan komunikasi, membangun rasa saling percaya, dan membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Dengan mengubah konflik menjadi konflik konstruktif, para pihak yang bersengketa dapat menemukan solusi yang kompromi yang memuaskan kedua belah pihak.
Sebaliknya, konflik destruktif adalah konflik yang hanya membahayakan kepentingan salah satu pihak atau kedua-duanya. Konflik ini berpotensi menimbulkan kerugian materi, emosional dan psikologis. Konflik destruktif dapat memicu kompetisi, permusuhan, intimidasi, dan pengabaian. Konflik destruktif juga dapat menyebabkan kerusakan hubungan, dan dapat menyebabkan para pihak yang bersengketa kehilangan kepercayaan satu sama lain.
Konflik destruktif dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan komunikasi, mengelola perbedaan, dan membangun rasa saling percaya antara para pihak yang bersengketa. Sangat penting bagi para pihak yang bersengketa untuk menyadari bahwa konflik destruktif dapat menyebabkan kerugian, dan untuk berusaha mengubah konflik menjadi konflik konstruktif.
Konflik konstruktif dan konflik destruktif adalah dua jenis konflik yang berbeda yang memiliki efek yang berbeda pula. Konflik konstruktif memungkinkan para pihak yang bersengketa untuk menemukan solusi yang kompromi, sementara konflik destruktif dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dengan mengetahui konsep konflik konstruktif dan konflik destruktif, para pihak yang bersengketa dapat mengelola konflik secara lebih efektif dan meminimalkan kerugian yang terjadi.
7. Collins menyoroti bahwa konflik berasal dari dua sumber, yakni perbedaan pendapat atau nilai, dan ketidakmampuan satu pihak untuk memenuhi harapan yang dimiliki oleh yang lain.
Konflik adalah interaksi antara dua pihak atau lebih yang mencoba mencapai tujuan mereka dengan cara mengalahkan pihak lain. Dua orang yang berbeda dalam hal pendapat atau nilai dapat menghasilkan konflik, yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Pemikiran ini dikemukakan oleh John W. Collins. Collins adalah seorang filsuf dan profesor hukum yang mempelajari konflik dan menulis buku tentang masalah ini. Collins menyoroti bahwa konflik berasal dari dua sumber, yakni perbedaan pendapat atau nilai, dan ketidakmampuan satu pihak untuk memenuhi harapan yang dimiliki oleh yang lain.
Menurut Collins, konflik terjadi ketika orang memiliki pandangan, nilai, atau tujuan yang berbeda. Konflik dapat terjadi antar individu, antar kelompok, atau antara kelompok dan individu. Konflik dapat terjadi karena perbedaan pendapat yang ada antara orang-orang yang terlibat, atau karena orang tidak dapat mencapai tujuan yang dimiliki oleh yang lain. Konflik dapat berupa konflik verbal, konflik fisik, atau konflik non-verbal.
Konflik juga dapat diakibatkan oleh ketidakmampuan satu pihak untuk memenuhi harapan yang dimiliki oleh yang lain. Misalnya, orang yang menginginkan sesuatu dapat mengalami konflik dengan orang lain yang tidak bersedia untuk memberikan apa yang mereka minta. Konflik dapat juga terjadi ketika orang berusaha untuk memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Konflik juga dapat diakibatkan oleh perbedaan nilai atau nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat. Misalnya, orang yang berpandangan konservatif mengenai sesuatu dapat bertentangan dengan orang yang berpandangan progresif. Konflik juga dapat terjadi antara orang yang memiliki pendapat yang berbeda tentang bagaimana suatu masalah harus diselesaikan.
Sebagai hasil dari konflik, kedua pihak dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Dengan kata lain, konflik dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Konflik juga dapat menyebabkan perubahan dalam hubungan antarindividu dan membantu orang untuk menyelesaikan masalah.
Secara keseluruhan, Collins menyoroti bahwa konflik berasal dari dua sumber, yakni perbedaan pendapat atau nilai, dan ketidakmampuan satu pihak untuk memenuhi harapan yang dimiliki oleh yang lain. Konflik dapat membantu orang untuk mencapai tujuan mereka dan dapat membantu untuk menyelesaikan masalah. Konflik dapat juga menyebabkan perubahan dalam hubungan antarindividu.
8. Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pendapat dapat menjadi katalisator untuk berbagai macam perubahan positif.
Konflik adalah proses interaksi antara dua atau lebih pihak yang ingin mencapai tujuan yang berbeda. Konflik berasal dari perbedaan nilai atau pandangan merupakan salah satu pemicu untuk berbagai macam perubahan positif. Menurut John W. Collins, konflik adalah “ketidaksepakatan yang berasal dari perbedaan antara dua atau lebih kepentingan yang saling bertentangan dan yang dapat menyebabkan perubahan.”
Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pendapat dapat menjadi katalisator untuk berbagai macam perubahan positif. Perbedaan nilai dan pandangan dapat menjadi pemicu untuk memicu dialog yang konstruktif dan perubahan yang positif. Konflik dapat membantu melihat sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi yang lebih baik. Konflik juga dapat membantu meningkatkan keterbukaan dan mengurangi ketidakpuasan dengan kurangnya komunikasi.
Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pandangan dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang topik yang dibahas. Dengan mengetahui pandangan dan pendapat yang berbeda, kita dapat belajar lebih banyak mengenai isu yang sedang dihadapi. Ini juga membantu meningkatkan keterampilan komunikasi kita dan meningkatkan keterbukaan terhadap pendapat orang lain.
Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pandangan juga dapat membantu meningkatkan kreativitas. Perbedaan dalam pandangan dan nilai dapat menciptakan ide-ide baru dan inovatif yang dapat membantu menyelesaikan masalah. Dengan mempertimbangkan pandangan dan nilai yang berbeda, kita dapat menemukan solusi yang lebih baik dan lebih kreatif.
Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pandangan juga dapat meningkatkan kolaborasi dan kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Ini dapat membantu menghindari situasi yang tidak produktif dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan bersama.
Konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pandangan adalah salah satu cara untuk mencapai perubahan positif. Perbedaan dalam pandangan dan nilai dapat memicu dialog konstruktif dan meningkatkan keterbukaan terhadap pandangan orang lain. Ini juga dapat membantu menciptakan solusi yang lebih baik dan lebih kreatif, meningkatkan kolaborasi, dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang sedang dihadapi. Dengan demikian, konflik yang berasal dari perbedaan nilai atau pandangan dapat menjadi katalisator untuk berbagai macam perubahan positif.
9. Konflik destruktif hanya menimbulkan kerusakan.
Konflik adalah suatu kondisi dimana ada ketegangan atau perbedaan pendapat yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat berupa perbedaan opini, pendapat, atau perspektif. Menurut Collins, konflik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu konflik konstruktif, konflik non-konstruktif, dan konflik destruktif.
Konflik konstruktif adalah konflik yang memiliki dampak positif pada suatu situasi, hal ini dikarenakan konflik konstruktif dapat menimbulkan keterbukaan dan komunikasi yang efektif antara dua pihak yang berkonflik. Hal ini dikarenakan konflik konstruktif dapat menyebabkan para pihak yang berkonflik untuk saling mendengarkan dan memahami perbedaan pendapat dan opini dari masing-masing pihak. Konflik konstruktif dapat meningkatkan kreativitas dan kerjasama dalam sebuah organisasi, dan dapat membantu para pihak yang berkonflik untuk menemukan solusi yang tepat untuk masalah yang mereka hadapi.
Konflik non-konstruktif adalah konflik yang tidak menimbulkan dampak positif atau negatif pada suatu situasi. Konflik ini dapat diartikan sebagai konflik yang tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki kemajuan dalam proses penyelesaian masalah. Konflik non-konstruktif dapat menyebabkan para pihak yang berkonflik untuk menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan masalah tanpa mencapai tujuan yang diinginkan.
Konflik destruktif adalah konflik yang memiliki dampak negatif pada suatu situasi. Konflik ini dikarakteristikkan dengan adanya ketegangan yang tinggi antara dua pihak, dan dalam situasi konflik destruktif, para pihak yang berkonflik seringkali berusaha untuk mengalahkan satu sama lain, menghancurkan satu sama lain, atau menyalahkan satu sama lain. Konflik destruktif hanya menimbulkan kerusakan dan tidak bermanfaat dalam situasi apapun, karena tujuan dari konflik ini hanyalah untuk mengalahkan lawan. Konflik destruktif juga dapat menyebabkan masalah yang lebih besar atau menimbulkan masalah baru yang tidak terduga sebelumnya.