Mengapa Konflik Disfungsional Tidak Dapat Dihindari Di Masyarakat

mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat –

Mengapa Konflik Disfungsional Tidak Dapat Dihindari di Masyarakat

Konflik disfungsional adalah situasi ketika anggota masyarakat tidak dapat bersama-sama mencapai tujuan yang diinginkan. Konflik disfungsional dapat menimbulkan ketegangan, frustrasi, dan konflik yang berkelanjutan. Karena itu, banyak orang berpikir bahwa konflik disfungsional dapat dihindari. Namun, kenyataannya konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat.

Salah satu alasan utama mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari adalah bahwa masyarakat terdiri dari orang-orang yang berbeda. Mereka memiliki tujuan, pandangan, dan nilai yang berbeda. Ketika mereka berinteraksi, ini menyebabkan konflik disfungsional. Beberapa orang mungkin akan mencoba untuk menghindarinya, namun konflik disfungsional masih akan terus ada.

Selain itu, ada banyak faktor lain yang menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Salah satunya adalah ketidakseimbangan kekuasaan. Di masyarakat, ada orang-orang yang memiliki kekuasaan lebih dari yang lain, dan ini dapat menyebabkan konflik. Ketidakseimbangan ini juga dapat menyebabkan ketidaksetaraan, yang dapat menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda.

Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang-orang tidak dapat menemukan cara untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, ini dapat menyebabkan konflik. Ini dapat menyebabkan frustrasi, yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.

Kekurangan informasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang tidak memiliki informasi yang cukup tentang masalah yang mereka hadapi, mereka dapat menganggap bahwa mereka memiliki pandangan yang berbeda. Ini dapat menyebabkan konflik disfungsional yang berkembang menjadi konflik yang lebih luas.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang-orang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, mereka dapat menganggap bahwa mereka tidak dipahami dan ini dapat menyebabkan konflik disfungsional.

Semua alasan ini menunjukkan bahwa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat. Perbedaan pandangan, kekuasaan, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, dan ketidakseimbangan informasi semuanya dapat menyebabkan konflik disfungsional. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari cara untuk mengatasi konflik disfungsional dan mencari solusi yang dapat membantu masyarakat untuk hidup bersama dalam harmoni.

Penjelasan Lengkap: mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat

1. Konflik disfungsional adalah situasi di mana anggota masyarakat tidak dapat bersama-sama mencapai tujuan yang diinginkan.

Konflik disfungsional adalah situasi di mana anggota masyarakat tidak dapat bersama-sama mencapai tujuan yang diinginkan. Konflik disfungsional adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perbedaan pendapat dan perbedaan nilai. Konflik ini dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan bahkan menyebabkan kerusakan di dalam masyarakat.

Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena adanya perbedaan antar anggota masyarakat. Kebanyakan orang memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana hal-hal harus dilakukan atau bagaimana keputusan-keputusan harus diambil. Perbedaan pandangan ini dapat menyebabkan konflik dan perbedaan pendapat yang berpotensi menyebabkan konflik disfungsional.

Konflik disfungsional juga dapat terjadi karena adanya perbedaan nilai di antara anggota masyarakat. Nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota masyarakat dapat bervariasi dan dapat bertentangan satu sama lain. Hal ini dapat menyebabkan konflik disfungsional antar anggota masyarakat, karena mereka tidak dapat mencapai kesepakatan tentang nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.

Konflik disfungsional juga dapat terjadi karena adanya masalah sosial di masyarakat. Masalah sosial dapat berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial, kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, dan lain-lain. Masalah sosial ini dapat menyebabkan konflik disfungsional di antara anggota masyarakat.

Konflik disfungsional juga dapat terjadi karena adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah. Ketidakmampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah dapat dimengerti karena masyarakat berbeda-beda. Tidak semua masyarakat dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang sama. Hal ini menyebabkan konflik disfungsional antar anggota masyarakat.

Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena adanya berbagai faktor yang dapat menyebabkan konflik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mencari cara untuk menghadapi konflik disfungsional dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Cara-cara ini dapat berupa komunikasi, negosiasi, arbitrase, atau lainnya. Dengan cara ini, masyarakat dapat mencari cara untuk menyelesaikan masalah dan menghindari konflik disfungsional di masyarakat.

2. Konflik disfungsional dapat mengakibatkan ketegangan, frustrasi, dan konflik yang berkelanjutan.

Konflik disfungsional seringkali tidak dapat dihindari di masyarakat karena alasan yang berbeda. Salah satunya adalah bahwa konflik disfungsional dapat mengakibatkan ketegangan, frustrasi, dan konflik yang berkelanjutan.

Ketegangan adalah perasaan tegang yang dapat terjadi saat orang-orang berbeda memiliki pandangan, perasaan, atau tujuan yang bertentangan. Ketegangan ini dapat menyebabkan konflik disfungsional karena orang-orang terus berselisih paham atau berdebat mengenai masalah tertentu, dan mereka tidak dapat mencapai kesepakatan. Ketegangan juga dapat meningkatkan frustrasi, karena orang-orang merasa tidak dapat mencapai tujuan mereka atau menyelesaikan masalah yang ada.

Frustrasi juga dapat meningkatkan konflik disfungsional. Frustrasi adalah perasaan yang berasal dari kegagalan atau kegagalan dalam mencapai tujuan atau mengatasi masalah. Orang-orang yang frustrasi akan lebih mudah bertindak impulsif atau bertindak agresif terhadap orang lain, yang akan menyebabkan konflik disfungsional.

Konflik yang berkelanjutan juga merupakan dampak dari konflik disfungsional. Konflik yang berkelanjutan adalah ketika konflik yang sama terus berulang. Ini dapat berkembang menjadi situasi yang lebih parah, seperti perang antar kelompok, konflik etnis, dan bahkan perang antar negara.

Karena konflik disfungsional dapat menyebabkan ketegangan, frustrasi, dan konflik yang berkelanjutan, maka konflik disfungsional seringkali tidak dapat dihindari di masyarakat. Namun, konflik disfungsional dapat dicegah dengan cara mempromosikan dialog dan komunikasi yang terbuka di antara orang-orang yang berbeda. Hal ini akan membantu mengurangi ketegangan, frustrasi, dan konflik yang berkelanjutan.

3. Masyarakat terdiri dari orang-orang yang berbeda dengan tujuan, pandangan, dan nilai yang berbeda yang menyebabkan konflik disfungsional.

Konflik disfungsional adalah konflik yang mengganggu komunikasi, menghambat produktivitas, dan menghalangi pengambilan keputusan yang efektif. Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena masyarakat terdiri dari orang-orang yang berbeda dengan tujuan, pandangan, dan nilai yang berbeda.

Ketidaksesuaian pandangan, tujuan, dan nilai adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Contohnya, sebuah kelompok masyarakat mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana menangani masalah lingkungan. Misalnya, ada kelompok yang berpendapat bahwa penggunaan teknologi canggih adalah cara terbaik untuk menangani masalah ini. Namun, ada juga kelompok lain yang berpendapat bahwa solusi terbaik adalah dengan memperhatikan cara-cara tradisional. Ini menyebabkan konflik karena tidak ada kesepakatan tentang cara terbaik untuk menangani masalah tersebut.

Konflik disfungsional juga mungkin terjadi karena tidak adanya kesepakatan tentang nilai. Contohnya, ada kelompok masyarakat yang menganggap bahwa semua orang harus diperlakukan secara adil, namun ada juga kelompok lain yang memiliki pandangan berbeda tentang ini. Mereka mungkin berpendapat bahwa ada orang-orang yang berhak lebih dari orang lain. Konflik disfungsional mungkin terjadi di antara kedua kelompok ini karena keduanya tidak bisa mencapai kesepakatan tentang nilai yang seharusnya dipegang.

Konflik disfungsional juga mungkin terjadi karena tidak adanya kesepakatan tentang tujuan. Contohnya, ada kelompok masyarakat yang ingin meningkatkan tingkat kesejahteraan mereka dengan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, namun ada juga kelompok lain yang berpendapat bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan pendidikan. Konflik disfungsional mungkin terjadi di antara kedua kelompok ini karena mereka tidak bisa mencapai kesepakatan tentang tujuan yang seharusnya dijadikan prioritas.

Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena masyarakat terdiri dari orang-orang yang berbeda dengan tujuan, pandangan, dan nilai yang berbeda. Ketidaksesuaian pandangan, tujuan, dan nilai dapat menyebabkan konflik disfungsional di antara masyarakat. Konflik disfungsional dapat menghambat produktivitas dan menghalangi pengambilan keputusan yang efektif, oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana mengelola konflik dengan efektif.

4. Ketidakseimbangan kekuasaan dapat menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda.

Ketidakseimbangan kekuasaan adalah salah satu alasan utama mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dan membuat mereka melakukan sesuatu. Ketika ada ketidakseimbangan dalam kekuasaan, salah satu pihak dapat memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada pihak lainnya. Hal ini menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda, karena satu pihak mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup hak atau perlakuan yang adil.

Ketidakseimbangan kekuasaan juga dapat menyebabkan ketidakadilan sosial di masyarakat. Ketika ada salah satu kelompok yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada kelompok lain, mereka mungkin akan mengambil keuntungan atas kelompok lain. Ini dapat terjadi karena mereka yang memiliki kekuasaan lebih tinggi dapat mempengaruhi keputusan pemerintah, yang dapat mengakibatkan kebijakan yang tidak adil.

Ketidakseimbangan kekuasaan juga dapat menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda yang memiliki kepentingan yang berbeda. Misalnya, ketika ada sekelompok orang yang ingin mencapai tujuan yang berbeda, masing-masing pihak mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup dari pihak lain. Ini dapat menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda, karena mereka berpikir bahwa mereka tidak mendapatkan yang mereka inginkan.

Ketidakseimbangan kekuasaan juga dapat menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi di masyarakat. Ketika ada satu pihak yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada pihak lain, mereka dapat dengan mudah mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pihak lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi, dimana satu pihak memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada pihak lain. Hal ini dapat menyebabkan konflik di antara orang-orang yang berbeda, karena satu pihak mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup hak atau perlakuan yang adil.

Ketidakseimbangan kekuasaan adalah salah satu alasan utama mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan sosial, ketidakseimbangan kepentingan, dan ketidaksetaraan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menghindari ketidakseimbangan kekuasaan dan memastikan bahwa semua pihak memiliki cukup hak dan perlakuan yang adil. Dengan cara ini, masyarakat akan dapat menghindari konflik disfungsional dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.

5. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dapat menyebabkan konflik disfungsional.

Konflik disfungsional adalah konflik yang tidak menguntungkan bagi setiap pihak yang terlibat. Konflik disfungsional dapat mengganggu hubungan antar individu, memperburuk komunikasi, dan mengurangi produktivitas. Meskipun konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat, ada beberapa alasan mengapa hal ini dapat terjadi. Salah satunya adalah ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah adalah salah satu penyebab utama konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif, mereka cenderung menjauh dari solusi yang tepat dan lebih memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak produktif. Pada akhirnya, hal ini dapat memperburuk masalah dan memicu konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengidentifikasi masalah dengan benar. Ketika orang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan benar, mereka tidak dapat menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Hal ini dapat menyebabkan konflik disfungsional karena setiap pihak berusaha untuk menyelesaikan masalah yang salah.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah juga sering disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Ketika komunikasi yang buruk menghalangi saluran informasi, orang-orang dapat salah menafsirkan informasi atau bahkan mengabaikannya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman yang menyebabkan konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Ketika orang tidak dapat mengendalikan emosi mereka, mereka cenderung mengambil keputusan yang tidak rasional dan menciptakan konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menggunakan strategi yang tepat. Ketika orang tidak dapat memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, mereka cenderung mengambil keputusan yang salah dan menciptakan konflik disfungsional.

Kesimpulannya, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah adalah salah satu penyebab utama konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan benar, mengendalikan emosi mereka, atau memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, mereka cenderung menyebabkan konflik disfungsional. Oleh karena itu, untuk menghindari konflik disfungsional, penting untuk membangun kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif.

6. Kekurangan informasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat.

Kekurangan informasi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Konflik disfungsional adalah ketegangan atau perselisihan di antara dua atau lebih pihak yang menyebabkan kerusakan atau kehancuran yang tidak perlu atau tidak produktif.

Kekurangan informasi seringkali menjadi alasan mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat. Ketika salah satu pihak tidak memiliki informasi yang tepat atau tidak cukup, mereka dapat berpikir bahwa pendapat mereka adalah satu-satunya pendapat yang benar. Ini dapat membuat mereka tertutup untuk mendengarkan pendapat orang lain, yang dapat menyebabkan konflik.

Selain itu, kekurangan informasi juga dapat mengakibatkan pihak-pihak yang bertikai memiliki interpretasi yang berbeda tentang situasi. Kondisi ini dapat meningkatkan ketegangan dan menyebabkan konflik. Misalnya, dua pihak dapat bertikai mengenai sebuah situasi karena mereka memiliki interpretasi yang berbeda tentang situasi tersebut.

Kekurangan informasi juga dapat menyebabkan pihak-pihak yang bertikai bersikap salah dan mengambil tindakan yang tidak tepat. Kondisi ini dapat memicu konflik disfungsional. Misalnya, jika salah satu pihak tidak memiliki informasi yang tepat tentang situasi, mereka dapat mengambil tindakan yang salah, yang dapat menjadi sumber konflik disfungsional.

Kekurangan informasi juga dapat menyebabkan pihak-pihak yang bertikai mengambil tindakan yang tidak tepat. Ketika salah satu pihak tidak memiliki informasi yang tepat tentang situasi, mereka mungkin akan mengambil tindakan yang tidak tepat, seperti menggunakan kekerasan atau berbicara kasar. Ini dapat memicu konflik disfungsional.

Dalam kesimpulannya, kekurangan informasi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Kondisi ini dapat menyebabkan pihak-pihak yang bertikai berpikir bahwa pendapat mereka adalah satu-satunya pendapat yang benar, memiliki interpretasi yang berbeda tentang situasi, dan mengambil tindakan yang tidak tepat. Karena itu, konflik disfungsional seringkali tidak dapat dihindari di masyarakat.

7. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat.

Komunikasi merupakan salah satu proses penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi memungkinkan interaksi antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Komunikasi ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik lisan maupun tulisan. Namun, jika komunikasi tidak berjalan dengan baik, ini dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi adalah masalah yang umum di masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari perbedaan pendidikan, budaya, etnis, usia, dan jenis kelamin. Jika salah satu pihak tidak memahami isi pesan yang dikirimkan oleh pihak lain, maka komunikasi akan gagal. Hal ini akan menyebabkan salah paham di antara mereka dan akhirnya menyebabkan konflik disfungsional.

Selain itu, komunikasi yang tidak efektif juga dapat menimbulkan konflik disfungsional. Komunikasi yang tidak efektif dapat menjadi penyebab utama ketidakmampuan untuk berkomunikasi. Hal ini dikarenakan adanya kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat yang menyebabkan mereka tidak dapat mengerti maksud pesan yang dikirim. Ini dapat menyebabkan salah paham yang mengarah pada konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Banyak orang memiliki berbagai pendapat tentang topik tertentu. Namun, mereka mungkin tidak dapat menyampaikan pendapat mereka dengan benar dan efektif. Ini dapat menyebabkan salah paham di antara mereka dan akhirnya menyebabkan konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang tidak dapat menyampaikan pendapat mereka dengan efektif, mereka mungkin akan merasa frustrasi atau marah. Hal ini dapat membuat mereka menjadi defensif dan akhirnya menyebabkan konflik disfungsional.

Ketidakmampuan untuk berkomunikasi juga dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Ketika orang terlibat dalam konflik, mereka mungkin tidak dapat menemukan solusi atau kompromi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan adanya kesalahpahaman dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Akhirnya, konflik disfungsional dapat terjadi di masyarakat.

Dalam kesimpulan, konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang tidak efektif dan salah paham dapat menyebabkan konflik disfungsional di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa komunikasi yang efektif terjadi di masyarakat agar konflik disfungsional dapat dihindari.

8. Konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena berbagai alasan yang disebutkan.

Konflik disfungsional adalah bentuk konflik yang tidak produktif dan dapat menyebabkan ketidakpuasan, perasaan terasing, dan ketidakpastian. Konflik ini dapat berlangsung antara dua orang atau lebih, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dan kelompok. Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena beberapa alasan.

Pertama, konflik tidak dapat dihindari karena perbedaan individu. Perbedaan antara individu dalam pandangan, preferensi, tujuan, dan nilai dapat menyebabkan konflik. Individu dapat memiliki tujuan yang bertentangan dan berbeda dalam menyelesaikan masalah. Ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidaksepakatan.

Kedua, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena kompleksitas masyarakat. Kompleksitas masyarakat membuat sulit untuk mengidentifikasi sumber konflik dan menyelesaikannya. Kompleksitas masyarakat tidak hanya berasal dari perbedaan antarindividu, tetapi juga dari interaksi antarindividu, kelompok, struktur sosial, dan sistem politik.

Ketiga, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan untuk mengontrol dan mengubah perilaku orang lain. Konflik dapat terjadi karena perilaku atau tindakan yang tidak diinginkan dari orang lain. Meskipun kita dapat mencoba untuk mengubah tindakan atau perilaku orang lain, kita tidak dapat mengontrol perilaku orang lain.

Keempat, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena faktor budaya. Budaya adalah cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dapat mempengaruhi perilaku, tindakan, dan pikiran orang. Budaya yang berbeda dapat menyebabkan konflik antara individu, kelompok, dan masyarakat.

Kelima, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena faktor kemiskinan. Kemiskinan dapat menyebabkan masalah yang mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya, seperti ketidakstabilan ekonomi, kesenjangan sosial, dan ketimpangan ekonomi. Hal ini akan menyebabkan konflik antara orang yang berbeda tingkat kemampuan ekonomi.

Keenam, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena komunikasi yang buruk atau tidak adanya komunikasi. Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan salah pengertian dan menghambat proses pemecahan masalah. Tidak adanya komunikasi juga dapat menyebabkan ketidakpuasan dan menghambat proses pemecahan masalah.

Ketujuh, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena faktor teknologi. Teknologi dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga dapat menyebabkan konflik. Teknologi dapat menimbulkan perbedaan pendapat tentang bagaimana masalah harus diselesaikan.

Kedelapan, konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena sifat manusia. Konflik disfungsional dapat terjadi karena sifat manusia seperti ambisi, ketamakan, iri, dan egoisme. Manusia juga dapat bersikap defensif dan menolak untuk mengakui kesalahan. Hal ini dapat memperburuk konflik dan menjadi alasan mengapa konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat.

Konflik disfungsional tidak dapat dihindari di masyarakat karena berbagai alasan. Konflik disfungsional dapat disebabkan oleh perbedaan individu, kompleksitas masyarakat, ketidakmampuan untuk mengontrol dan mengubah perilaku orang lain, faktor budaya, kemiskinan, komunikasi yang buruk atau tidak adanya komunikasi, faktor teknologi, dan sifat manusia. Untuk menghindari konflik disfungsional, masyarakat harus mencari cara untuk meningkatkan komunikasi dan membangun pemahaman dan persatuan.