Jelaskan Latar Belakang Terjadinya Perang Salib

jelaskan latar belakang terjadinya perang salib –

Perang Salib adalah salah satu perang yang paling kontroversial dan paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Perang Salib berasal dari Konflik antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim yang berlangsung selama beberapa abad. Perang Salib dimulai sekitar tahun 1095 Masehi di Palestina Timur.

Pada saat itu, Palestina adalah sebuah wilayah yang berada di bawah pengaruh Raja Bizantium dan Kaum Muslim. Kaum Kristen berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka dan mereka ingin mendapatkan kembali kendali atas kota itu. Di sisi lain, Kaum Muslim berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka.

Konflik antara kedua kelompok sudah berlangsung selama berabad-abad. Pada abad ke-11, Konflik ini semakin meningkat setelah Kaum Kristen menyerang Kaum Muslim di Palestina. Kaum Kristen menganggap bahwa mereka melakukan serangan tersebut demi menyelamatkan kota suci tersebut.

Karena konflik ini, Raja Bizantium meminta bantuan kepada Raja-Raja Eropa untuk membantu mereka mengakhiri konflik. Pada tahun 1095 Masehi, Raja-Raja Eropa mengirimkan pasukan untuk melancarkan Perang Salib. Mereka berperang dengan Kaum Muslim untuk membebaskan Jerusalem dari pengaruh Kaum Muslim.

Perang Salib berlangsung selama berabad-abad. Meskipun Pasukan Eropa berhasil mengambil alih Jerusalem dan wilayah sekitarnya, Kaum Muslim masih tetap menguasai wilayah Palestina. Perang Salib berakhir dengan perjanjian di mana Kaum Kristen diizinkan untuk melakukan perjalanan suci ke Jerusalem, tetapi tidak diizinkan untuk tinggal di sana.

Perang Salib telah berdampak besar bagi dunia. Perang ini merupakan salah satu alasan mengapa Eropa menjadi lebih tertarik untuk berpetualang dan menjelajahi dunia. Selain itu, Perang Salib juga mempengaruhi sejarah Eropa, khususnya dalam hal politik, agama, dan budaya. Perang Salib juga memiliki dampak yang besar bagi Kaum Muslim dan Kaum Kristen, yang masing-masing menyebabkan perubahan dalam agama dan budaya masing-masing.

Perang Salib adalah salah satu perang paling besar dan paling berpengaruh dalam sejarah. Perang ini memiliki dampak besar bagi Eropa, Kaum Muslim, dan Kaum Kristen, dan meskipun sudah berakhir, akibatnya masih terasa di masa kini.

Penjelasan Lengkap: jelaskan latar belakang terjadinya perang salib

– Latar Belakang Perang Salib adalah konflik antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim yang berlangsung selama berabad-abad.

Perang Salib adalah perang yang telah berlangsung selama berabad-abad yang melibatkan kaum Kristen dan Muslim. Kedua kelompok berada dalam konflik yang berkepanjangan di wilayah Asia Timur dan Timur Tengah. Konflik ini merupakan bagian dari upaya oleh salah satu atau kedua pihak untuk menguasai wilayah dan menjaga kontrol atas tanah suci yang diklaim oleh keduanya.

Dalam konteks sejarah, latar belakang Perang Salib dimulai pada abad ke-11 ketika Kaum Muslim di wilayah Asia Timur dipimpin oleh Seljuk Turki menyerang kaum Kristen di wilayah tersebut. Ini menyebabkan upaya oleh kaum Kristen untuk mengumpulkan pasukan dan menyerang kembali. Ini menjadi awal dari Perang Salib.

Kaum Kristen berusaha untuk membebaskan Yerusalem dan wilayah lain yang diduduki oleh Kaum Muslim. Ini menyebabkan beberapa pertempuran antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai Perang Salib. Pada tahun 1095, Kaisar Bizantium Alexius I meminta bantuan dari Eropa Barat untuk membebaskan Yerusalem dari Kaum Muslim. Ini menyebabkan banyak orang Eropa, yang disebut “Kruzader” atau “Pendekar Salib” untuk pergi ke wilayah ini untuk berperang.

Kruzader berhasil mengambil Yerusalem pada tahun 1099. Ini menyebabkan peningkatan ketegangan antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim di wilayah ini. Meskipun ada beberapa pertempuran antara keduanya, Perang Salib akhirnya berakhir pada tahun 1291 ketika Kaum Muslim mengambil kembali Yerusalem.

Konflik antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim di wilayah Asia Timur dan Timur Tengah telah berlangsung selama berabad-abad. Latar belakang Perang Salib adalah konflik antara keduanya yang berusaha untuk mengontrol tanah suci yang mereka klaim. Perang Salib dimulai pada abad ke-11 ketika Kaum Muslim di wilayah Asia Timur dipimpin oleh Seljuk Turki menyerang kaum Kristen di wilayah tersebut. Ini menyebabkan banyak orang Eropa, yang disebut “Kruzader” atau “Pendekar Salib”, untuk pergi ke wilayah ini untuk berperang. Perang Salib berakhir pada tahun 1291 ketika Kaum Muslim mengambil kembali Yerusalem. Meskipun perang telah berakhir, konflik antara keduanya masih berlangsung hingga saat ini.

– Perang Salib dimulai sekitar tahun 1095 Masehi di Palestina Timur.

Perang Salib adalah sebuah perang yang terjadi pada tahun 1095 Masehi di Palestina Timur antara kaum Kristen Eropa dan pasukan Muslim. Perang Salib telah berlangsung selama sekitar 200 tahun, dari 1095 sampai 1291. Perang ini merupakan sebuah perang besar yang memiliki banyak pihak yang terlibat dan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Perang Salib dimulai sekitar tahun 1095 Masehi di Palestina Timur. Pada waktu itu, Seljuk Turki menguasai sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk Jerusalem. Seljuk Turki berusaha untuk mengusir kaum Kristen dari wilayah tersebut dan mengubahnya menjadi wilayah Muslim. Hal ini menyebabkan banyak konflik antara Seljuk Turki dan Kaum Kristen Eropa.

Kaisar Romawi Bizantium, yang merupakan penerus dari Kekaisaran Romawi, juga ikut terlibat dalam perang ini. Kaisar Romawi Bizantium bertekad untuk mengambil kembali wilayah yang dikuasai oleh Seljuk Turki. Kaisar Romawi Bizantium juga ingin melindungi orang-orang Kristen yang tinggal di wilayah tersebut.

Pada tahun 1095, Kaisar Romawi Bizantium berhasil menyatukan banyak kerajaan Kristen Eropa untuk memulai perang melawan Seljuk Turki. Tujuan utama mereka adalah untuk mengembalikan kota Jerusalem yang dikuasai oleh Seljuk Turki. Perang ini dikenal dengan sebutan Perang Salib karena Pasukan Kristen Eropa menggunakan lambang salib sebagai simbol mereka.

Perang Salib berlangsung selama berabad-abad dan melibatkan banyak pihak. Di satu sisi, Seljuk Turki berusaha untuk mempertahankan wilayah mereka dari pasukan Kristen Eropa. Di sisi lain, pasukan Kristen Eropa berusaha untuk mengembalikan wilayah yang dikuasai oleh Seljuk Turki.

Perang Salib berakhir pada tahun 1291 dengan kemenangan Seljuk Turki. Namun, perang ini telah membawa dampak yang besar bagi kedua belah pihak. Perang Salib telah membawa perubahan besar bagi kedua belah pihak, baik secara politik maupun agama. Hal ini telah membantu membentuk identitas Eropa modern.

– Kaum Kristen berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka dan mereka ingin mendapatkan kembali kendali atas kota itu.

Perang Salib adalah serangkaian perang yang terjadi pada abad ke-11 hingga ke-13 di sekitar Levant dan Asia Barat Daya. Perang Salib dimulai sebagai upaya dari Kaum Kristen yang berusaha untuk menyerbu kembali Tanah Suci, yang dianggap sebagai tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada umatnya. Perang Salib dimulai ketika Raja Bohemund I, seorang Raja Norman dari Italia Selatan, menyerbu sebuah kota di Anatolia Timur, yang kemudian dikenal sebagai Antioch.

Kaum Kristen berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka dan mereka ingin mendapatkan kembali kendali atas kota itu. Meskipun usaha pertama untuk menguasai kota ini gagal, Raja Bohemund I mendapatkan bantuan dari Ratu Mathilda dari Jerusalem, yang mengirimkan pasukan untuk membantunya. Setelah berhasil mengambil alih kota tersebut, Raja Bohemund I mengumumkan bahwa ia akan memimpin suatu ekspedisi untuk mendapatkan kembali kota suci bagi Kaum Kristen.

Ketika berita tentang rencana Bohemund I menyebar, para bangsawan Eropa lainnya pun terdorong untuk bergabung dengan ekspedisi ini. Sejumlah besar pasukan berangkat dari berbagai negara Eropa, termasuk Inggris, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, dan Jerman. Mereka membawa senjata, persenjataan, dan pasukan yang tidak pernah dijumpai sebelumnya.

Ketika ekspedisi ini tiba di Jerusalem, para pemimpinnya menyadari bahwa kota itu sedang berada dalam kendali Muslim. Mereka pun menyerang dan mengambil alih kota. Kemenangan ini membawa sebuah perubahan besar dalam sejarah Eropa, karena Kaum Kristen berhasil mendapatkan kembali kendali atas Tanah Suci.

Perang Salib terus berlanjut selama berabad-abad, karena Kaum Kristen dan Kaum Muslim saling berjuang untuk menguasai kawasan tersebut. Perang ini berakhir ketika Raja Richard I dari Inggris menyerang Kota Akko pada tahun 1191 dan berhasil mengambil alih kendali atas kota tersebut. Meskipun Kaum Kristen berhasil menduduki Tanah Suci, mereka tidak dapat mempertahankannya selamanya. Pada tahun 1291, Kaum Muslim berhasil mengambil alih kota tersebut dan mengakhiri Perang Salib.

– Kaum Muslim juga berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka.

Perang Salib adalah sebuah perang yang berlangsung di antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim selama berabad-abad. Perang Salib dimulai ketika Kaum Kristen mencoba untuk mengambil alih Jerusalem dari Kaum Muslim. Perang Salib berlangsung selama 12 tahun dan melibatkan banyak negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Perang Salib berakhir dengan pengalihan Jerusalem dari Kaum Muslim ke Kaum Kristen.

Perang Salib bermula ketika Kaum Kristen berusaha untuk mengambil alih Jerusalem. Kaum Kristen berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka dan mereka ingin membuat Jerusalem sebagai pusat dari Gereja Kristen. Kaum Kristen juga percaya bahwa Jerusalem merupakan tempat dimana Yesus melakukan karya ajaibnya. Kaum Kristen berusaha keras untuk mengambil alih Jerusalem sejak abad ke-9.

Kaum Muslim juga berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka. Kaum Muslim meyakini bahwa Jerusalem adalah tempat dimana Nabi Muhammad melakukan perjalanan malamnya (Isra dan Mi’raj) di mana ia mengunjungi langit dan bertemu dengan Allah. Kaum Muslim juga meyakini bahwa Jerusalem adalah tempat dimana menara-menara yang terkenal di Konstantinopel (sekarang Istanbul) dibangun.

Karena keyakinan mereka, Kaum Kristen dan Kaum Muslim mulai saling berperang untuk mengambil alih Jerusalem. Perang Salib dimulai pada tahun 1095 ketika Raja Bohemond dari Normandia mengajak Kaum Kristen untuk berperang melawan Kaum Muslim. Kaum Kristen berhasil mengambil alih Jerusalem pada tahun 1099, tetapi perang masih berlanjut hingga 12 tahun kemudian.

Perang Salib berakhir dengan pengalihan Jerusalem dari Kaum Muslim ke Kaum Kristen. Pada tahun 1187, Sultan Salahuddin menyerahkan Jerusalem kepada Raja Eropa, Richard the Lionheart. Pada tahun 1192, Kaum Kristen berhasil mengambil alih Jerusalem dan menjadikannya sebagai pusat Gereja Kristen. Perang Salib berakhir pada tahun 1291 ketika Kaum Muslim berhasil mengambil alih Jerusalem.

Dengan demikian, Perang Salib adalah perang yang berlangsung antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim untuk mengambil alih Jerusalem. Kaum Kristen berkeyakinan bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka, sedangkan Kaum Muslim juga meyakini bahwa Jerusalem adalah kota suci bagi mereka. Perang Salib berakhir dengan pengalihan Jerusalem dari Kaum Muslim ke Kaum Kristen.

– Raja Bizantium meminta bantuan kepada Raja-Raja Eropa untuk membantu mereka mengakhiri konflik dan memerangi Kaum Muslim.

Perang Salib adalah sebuah konflik yang terjadi selama beberapa abad di Timur Tengah dan Eropa, dimana Eropa melawan kaum Muslim, yang terjadi selama berabad-abad. Perang Salib dimulai pada abad ke-11 sebagai upaya untuk mengembalikan Yerusalem, yang merupakan salah satu tempat ibadah yang sangat penting bagi kedua agama, yaitu Islam dan Kristen.

Perang Salib terjadi karena adanya keinginan untuk mempertahankan Yerusalem yang dipercayai oleh orang Kristen sebagai tempat di mana Yesus Kristus dilahirkan, meninggal dan dibangkitkan oleh Tuhan. Pada saat itu, Yerusalem adalah sebuah kota yang dikuasai oleh Kaum Muslim. Karena itu, Raja-Raja Kristen Eropa dipandang sebagai pahlawan yang harus menyelamatkan Yerusalem dan melindungi agama Kristen.

Konflik antara kaum Kristiani dan Muslim dimulai ketika Raja Bizantium, yang merupakan sebuah kerajaan Kristen di Timur Tengah, meminta bantuan kepada Raja-Raja Eropa untuk membantu mereka mengakhiri konflik dan memerangi Kaum Muslim. Raja-Raja Eropa beranggapan bahwa mereka harus membela agama Kristen dan melindungi Yerusalem. Mereka juga berpikir bahwa jika mereka berhasil membebaskan Yerusalem, mereka akan mendapatkan pahala di akhirat.

Beberapa Raja Eropa yang ikut serta dalam Perang Salib adalah Raja Belanda, Raja Inggris, Raja Prancis, Raja Jerman, Raja Spanyol, Raja Swedia, dan Raja Norwegia. Mereka semua menyediakan pasukan untuk memerangi Kaum Muslim. Namun, meskipun mereka berhasil membebaskan Yerusalem, mereka tidak dapat mempertahankannya untuk waktu yang lama, karena Kaum Muslim berhasil menguasainya kembali.

Perang Salib telah berakhir pada tahun 1291 ketika Kaum Muslim berhasil menguasai seluruh wilayah yang pernah dikuasai oleh Raja-Raja Kristen Eropa. Meskipun begitu, Perang Salib telah memiliki dampak yang signifikan terhadap konflik antara Kristen dan Muslim hingga saat ini. Konflik antara kedua agama masih terjadi, meskipun tidak secara fisik. Konflik ini dapat dilihat dalam bentuk kebijakan politik dan kebijakan ekonomi global.

– Pasukan Eropa berhasil mengambil alih Jerusalem dan wilayah sekitarnya, meskipun Kaum Muslim masih tetap menguasai wilayah Palestina.

Perang Salib adalah serangkaian konflik dan pertempuran yang bertujuan untuk mengambil alih al-Quds (Jerusalem) dan wilayah sekitarnya yang saat itu masih dikuasai oleh Kaum Muslim. Perang Salib adalah sebuah konflik yang panjang dan berdarah di mana para pemimpin Kristen Eropa yang beragama Katolik dan Kristen Ortodoks berusaha untuk mengambil alih kota Jerusalem dari kaum Muslim. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Perang Salib dimulai pada tahun 1095 ketika Raja Bizantium Alexius I meminta bantuan Raja Eropa untuk menolak serangan Kaum Muslim.

Pada tahun 1096, Kaisar Bizantium Alexius I mengirimkan surat kepada Raja-Raja Eropa yang menyerukan bantuan untuk mengusir Kaum Muslim dari wilayah yang saat itu disebut “Tanah Suci”. Raja-Raja Eropa mengirimkan banyak pasukan untuk bergabung dengan pasukan Bizantium untuk mencapai tujuan itu. Perang Salib pertama terjadi antara pasukan Eropa dan Kaum Muslim di Palestina pada tahun 1097. Pasukan Eropa berhasil mengambil alih Jerusalem dan wilayah sekitarnya, meskipun Kaum Muslim masih tetap menguasai wilayah Palestina.

Perang Salib selanjutnya terjadi pada tahun 1144 ketika Kaisar Manuel I Komnenos membentuk pasukan untuk mengambil alih Tanah Suci. Pada tahun 1147, Raja Eropa yang beragama Katolik dan Kristen Ortodoks bergabung untuk membentuk serangan bersama yang disebut “Kruisten”. Pasukan ini berhasil mengambil alih Yerusalem dari Kaum Muslim pada tahun 1187.

Perang Salib kemudian berlanjut pada tahun 1202 ketika Kaisar Bizantium Alexius IV diundang ke Eropa untuk meminta bantuan. Pasukan Eropa yang dipimpin oleh Raja Paus Innocens III menyerang Yerusalem pada tahun 1202. Setelah berperang selama beberapa bulan, pasukan Eropa berhasil mengambil alih kota dan membuat Raja Eropa sebagai penguasa.

Perang Salib selanjutnya terjadi pada tahun 1212 ketika Raja Paus Innocens III menyerukan “Kruisten”, yaitu perang untuk mengambil alih Yerusalem. Pasukan Eropa yang dipimpin oleh Raja Paus berhasil mengambil alih kembali kota Yerusalem dan menjadi penguasa di wilayah itu. Perang Salib kemudian berlanjut hingga tahun 1291 saat pasukan Eropa berhasil mengambil alih seluruh wilayah yang saat itu dikuasai Kaum Muslim.

Perang Salib merupakan salah satu konflik yang paling berdarah dan berlangsung lama di Eropa. Perang Salib berlangsung selama lebih dari 200 tahun dan menghabiskan banyak nyawa. Perang Salib berakhir pada tahun 1291 saat pasukan Eropa berhasil mengambil alih Tanah Suci dan membuat Raja Eropa sebagai penguasa. Meskipun pasukan Eropa berhasil mengambil alih Jerusalem dan wilayah sekitarnya, Kaum Muslim masih tetap menguasai wilayah Palestina.

– Perang Salib memiliki dampak besar bagi Eropa, Kaum Kristen, dan Kaum Muslim, baik dalam hal politik, agama, dan budaya.

Perang Salib adalah sebuah serangkaian perang yang dimulai pada tahun 1095 dan berakhir pada tahun 1291. Perang Salib dimulai sebagai sebuah upaya untuk mengembalikan Yerusalem dan wilayah lain dari tangan Muslim ke tangan Kristen. Perang Salib dimulai sebagai sebuah upaya untuk menyatukan Eropa di bawah bendera Kristen.

Awal Perang Salib berasal dari usaha perebutan wilayah dalam konflik antara Kaum Kristen dan Kaum Muslim di Selatan Eropa. Kaum Kristen, yang berasal dari Eropa Barat, berusaha untuk menguasai seluruh wilayah, termasuk Yerusalem dan area lain di Timur Tengah. Kaum Muslim, yang berasal dari wilayah Asia Tengah, berusaha untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka kuasai sejak masa konversi Islam pada abad ke-7.

Pada tahun 1095, Paus Urban II menyampaikan pidato di Konstaninopel, menyerukan “Kruzade” atau “Perang Salib” untuk mengembalikan Yerusalem dan wilayah lain dari tangan Muslim. Paus Urban II mengajak Kaum Kristen di Eropa untuk berperang melawan Kaum Muslim. Pada tahun 1099, pasukan Kristen berhasil mengambil Yerusalem dan menyebarkan supremasi Kristen di seluruh wilayah Timur Tengah.

Selama Perang Salib, pasukan Kristen berhasil mengambil wilayah-wilayah di Selatan Eropa, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika Utara dari tangan Kaum Muslim. Perang Salib juga membawa banyak perubahan sosial dan politik di kawasan tersebut. Perang Salib juga menyebabkan banyak perpindahan penduduk yang menyebabkan banyak perubahan budaya di wilayah yang terkena dampaknya.

Perang Salib memiliki dampak besar bagi Eropa, Kaum Kristen, dan Kaum Muslim, baik dalam hal politik, agama, dan budaya. Perang Salib membawa banyak perubahan politik di seluruh Eropa. Perang Salib juga berdampak pada agama di wilayah tersebut. Kaum Kristen menjadi mayoritas di wilayah yang mereka kuasai dan mulai mengembangkan agama Kristen. Kaum Muslim juga mengembangkan agama mereka di wilayah yang mereka kuasai. Perang Salib juga membawa banyak perubahan budaya di wilayah tersebut, termasuk pertukaran bahasa, makanan, musik, dan seni.

Perang Salib menjadi titik balik dalam sejarah Eropa, Kaum Kristen, dan Kaum Muslim. Perang Salib mengubah sejarah Eropa, Kaum Kristen, dan Kaum Muslim dengan cara yang signifikan. Perang Salib membuka jalan bagi Eropa untuk berkembang dan berkembang secara signifikan. Perang Salib juga membawa banyak perubahan dalam hal politik, agama, dan budaya di wilayah tersebut. Perang Salib telah membentuk sejarah Eropa, Kaum Kristen, dan Kaum Muslim untuk masa depan.

– Perang Salib masih memberikan dampak di masa kini.

Perang Salib adalah perang yang berlangsung di seluruh dunia yang terjadi dari tahun 1095 hingga 1291. Perang ini dimulai ketika Kaisar Bizantin Alexius I meminta bantuan pasukan dari Paus Urban II untuk membantu melawan Turki Seljuk yang menyerang Konstantinopel. Paus Urban II mendorong umat Kristen untuk memerangi Turki Seljuk sebagai suatu jihad, yang kemudian menciptakan perang panjang antara umat Kristen dan Muslim. Perang ini melibatkan beberapa bangsa seperti Prancis, Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Austria, Belanda, dan Rusia.

Perang Salib dipicu oleh beberapa faktor, termasuk persaingan antara kerajaan Eropa untuk menguasai daerah di Timur Tengah dan keinginan untuk mengembalikan Tanah Suci ke tangan Kristen. Ada juga faktor politik, ekonomi, dan agama yang memicu perang ini. Di satu sisi, umat Kristen di Eropa mencoba untuk memenangkan kontrol atas Tanah Suci dari penguasa Muslim Seljuk. Di sisi lain, raja-raja Eropa berjuang untuk memperluas kekuasaannya di Timur Tengah dan untuk memperoleh kontrol atas jalur perdagangan.

Perang Salib berlangsung selama sekitar 200 tahun, dengan berbagai tahap perang yang dimulai dengan Perang Salib Pertama pada tahun 1095 hingga Perang Salib Keempat pada tahun 1291. Selama masa ini, umat Kristen berjuang untuk menguasai Tanah Suci dan untuk menghentikan pengaruh Islam di wilayah tersebut. Perang Salib juga menyebabkan migrasi besar-besaran dari orang-orang Kristen dari Timur Tengah ke Eropa.

Meskipun Perang Salib berakhir pada tahun 1291, dampaknya masih dirasakan sampai hari ini. Benturan antara Islam dan Kristen di Timur Tengah menyebabkan konflik berkelanjutan di wilayah tersebut. Ini menyebabkan masalah yang sulit dipecahkan seperti masalah Palestina, masalah Suriah, dan masalah Irak. Perang Salib juga menyebabkan perubahan besar dalam pandangan orang Eropa tentang agama dan politik. Akibatnya, Perang Salib membuat perbedaan yang berkepanjangan antara komunitas Kristen dan Islam di seluruh dunia. Perbedaan ini masih berlanjut hingga kini, membuat perbedaan yang signifikan antara pandangan Kristen dan Islam tentang dunia.

Akhirnya, Perang Salib masih memberikan dampak di masa kini, baik dalam bentuk konflik yang berkelanjutan di Timur Tengah, maupun dalam bentuk perbedaan pandangan antara Kristen dan Islam. Dampak ini dapat dilihat dalam bentuk konflik yang berlangsung, perbedaan pandangan antara komunitas agama, dan pengaruh yang masih terasa di seluruh dunia.