Jelaskan Hubungan Gen Dna Dan Sintesis Protein

jelaskan hubungan gen dna dan sintesis protein –

Hubungan antara gen DNA dan sintesis protein merupakan salah satu aspek penting dalam biologi molekuler. Gen DNA adalah materi genetik yang mengontrol struktur, fungsi, dan perkembangan sel. Gen ini terdiri dari inti dan kromosom yang menyimpan informasi genetik. DNA ditemukan di dalam inti sel dan memiliki bentuk spiral yang disebut heliks ganda. DNA menyimpan informasi yang mengatur pembentukan dan sifat protein. Protein adalah molekul yang terdiri dari rangkaian asam amino yang berfungsi untuk berbagai tujuan.

Sintesis protein adalah proses yang memungkinkan sel untuk mengkonversi informasi genetik yang tersimpan dalam DNA menjadi protein. Proses ini dimulai dengan proses transkripsi, di mana inti sel membaca informasi genetik dari DNA dan memproduksi RNA yang disebut RNA polimerase. RNA polimerase adalah molekul yang mengkopi informasi genetik dari DNA dan menyimpannya dalam bentuk RNA.

Setelah informasi dalam DNA dikopi ke dalam RNA, proses sintesis protein dimulai dengan proses translasi. Proses ini dimulai ketika ribosom membaca informasi genetik dalam RNA dan menggunakannya untuk membangun protein. Ribosom menggunakan informasi genetik yang disimpan dalam RNA untuk menentukan urutan asam amino yang membentuk protein. Setelah asam amino terikat bersama, protein yang baru dibentuk dapat disekresi keluar dari sel.

Kesimpulannya, gen DNA dan sintesis protein berhubungan erat karena DNA menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk membentuk protein. Informasi genetik dikopi ke dalam RNA melalui proses transkripsi, lalu dibaca oleh ribosom melalui proses translasi untuk membangun protein. Gen DNA dan sintesis protein berperan penting dalam pembentukan struktur, fungsi, dan perkembangan sel.

Penjelasan Lengkap: jelaskan hubungan gen dna dan sintesis protein

1. Gen DNA adalah materi genetik yang mengontrol struktur, fungsi, dan perkembangan sel.

Gen DNA adalah materi genetik yang mengontrol struktur, fungsi, dan perkembangan sel. DNA berasal dari dua rantai nitrogen yang terikat berpasangan satu sama lain dan membentuk heliks. Kedua rantai ini disebut rantai utama dan masing-masing terdiri dari gugus nitrogen yang terikat dengan fosfat dan gula. Materi genetik di dalam gen DNA berisi instruksi untuk mengatur struktur, fungsi, dan perkembangan sel.

Gen DNA juga dikatakan sebagai materi genetik yang mengandung informasi yang menentukan karakteristik organisme. Informasi ini disimpan dalam bentuk kode genetik, yang terdiri dari tiga pasang basa nitrogen yang disebut adenin, guanin, sitosin, dan timin. Setiap pasang basa nitrogen menyediakan informasi yang diperlukan untuk membangun protein yang akan membentuk struktur dan fungsi sel.

Sintesis protein adalah proses yang menggunakan informasi kode genetik untuk membuat protein yang diperlukan untuk struktur, fungsi, dan perkembangan sel. Protein adalah molekul yang dibentuk oleh berbagai jenis asam amino yang disebut rantai polipeptida. Setiap rantai polipeptida disusun berdasarkan pola tertentu yang disebut kode genetik. Gen DNA menyediakan informasi yang diperlukan untuk membangun rantai polipeptida.

Informasi kode genetik di gen DNA disimpan dalam bentuk molekul ribonukleik, yang disebut asam ribonukleat (RNA). Saat proses sintesis protein berlangsung, asam ribonukleat mengikuti petunjuk gen DNA dan mengubahnya menjadi informasi yang lebih spesifik untuk membangun protein yang diinginkan.

Informasi yang dihasilkan dari gen DNA juga diperlukan untuk mengatur jumlah dan jenis protein yang dibutuhkan sel. Jumlah dan jenis protein yang dibutuhkan akan berbeda tergantung pada jenis sel yang akan dibentuk. Ketika sel diaktifkan, informasi kode genetik di dalam gen DNA diubah menjadi informasi lebih spesifik yang digunakan untuk mengendalikan sintesis protein.

Jadi, hubungan antara gen DNA dan sintesis protein adalah bahwa informasi kode genetik di dalam gen DNA disimpan dalam bentuk asam ribonukleat (RNA). Ketika sel diaktifkan, asam ribonukleat mengikuti petunjuk gen DNA dan mengubahnya menjadi informasi yang lebih spesifik untuk membangun protein yang diinginkan. Informasi ini juga diperlukan untuk mengatur jumlah dan jenis protein yang dibutuhkan sel. Dengan demikian, gen DNA memainkan peran penting dalam proses sintesis protein.

2. Gen DNA terdiri dari inti dan kromosom yang menyimpan informasi genetik.

Gen DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul utama yang menyimpan informasi genetik. Gen DNA memiliki dua inti yang diketahui sebagai heliks ganda dari molekul DNA. Inti ini terdiri dari rantai ganda yang berputar di sekitar satu sama lain dengan menggunakan ikatan hidrogen. Ini menghasilkan struktur seperti tangga spiral yang disebut heliks ganda. DNA berperan sebagai sumber informasi genetik yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sel.

Gen DNA terdiri dari inti dan kromosom yang menyimpan informasi genetik. Inti adalah bagian utama dari gen DNA yang menyimpan informasi genetik. Inti berisi dua rantai polinukleotida yang berputar di sekitar satu sama lain dengan menggunakan ikatan hidrogen. Kromosom adalah struktur yang mengandung inti. Kromosom berisi informasi genetik yang mengatur aktivitas sel. Kromosom terdiri dari beberapa sub-bagian yang disebut gen. Gen adalah bagian dari informasi genetik yang menyimpan informasi untuk mengatur produksi protein.

Informasi genetik yang disimpan dalam DNA dalam bentuk kode genetik yang disebut kodon. Kodon mengandung informasi yang dibutuhkan untuk pembentukan protein. Kode genetik ini disebut untuk membantu mengidentifikasi jenis asam amino yang harus digunakan untuk pembentukan protein. Bagian DNA yang menyimpan informasi yang diperlukan untuk sintesis protein disebut inti. Inti terdiri dari bagian kodon yang berisi informasi yang diperlukan untuk sintesis protein.

Sintesis protein adalah proses penggabungan asam amino yang berbeda menjadi rantai polipeptida. Rantai polipeptida ini dikenal sebagai protein yang mengatur berbagai fungsi sel. Sintesis protein dimulai dengan mengambil informasi dari inti DNA. Setelah informasi ini dipindahkan dari inti DNA ke RNA, informasi tersebut harus diterjemahkan menjadi kode asam amino. Ini disebut translasi, dan ini adalah tahap penting dalam sintesis protein.

Setelah informasi disimpan dalam RNA, informasi tersebut diterjemahkan menjadi asam amino. Proses ini berlangsung dengan bantuan ribosom dan enzim transfer RNA. Ribosom dan enzim transfer RNA membantu mengkonversi informasi dari RNA menjadi asam amino. Ribosom mengikat asam amino berdasarkan informasi yang disimpan dalam RNA. Setelah ribosom mengikat asam amino, sintesis protein akan dimulai.

Sintesis protein adalah proses yang membutuhkan keterlibatan berbagai komponen. Gen DNA adalah sumber utama informasi genetik. Inti DNA menyimpan informasi yang diperlukan untuk sintesis protein. Inti DNA dibentuk oleh kromosom yang menyimpan informasi genetik. Setelah informasi dipindahkan ke RNA, informasi tersebut harus diterjemahkan menjadi kode asam amino. Setelah informasi ini diterjemahkan, ribosom dan enzim transfer RNA membantu mengkonversi informasi menjadi asam amino. Kemudian, asam amino tersebut dipasangkan dengan membentuk rantai polipeptida yang disebut protein. Dengan demikian, sintesis protein membutuhkan informasi yang disimpan dalam inti DNA.

3. DNA disimpan di dalam inti sel dan memiliki bentuk spiral yang disebut heliks ganda.

DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah satu jenis zat kimia yang terkandung dalam sel semua makhluk hidup dan berperan sebagai bahan baku utama bagi penyusunan struktur serta pengaturan aktivitas dari sel. DNA terdiri dari dua rantai urutan nukleotida yang membentuk heliks ganda. Heliks ganda ini merupakan struktur utama DNA yang memungkinkan genetik untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

DNA disimpan dalam inti sel dan memiliki bentuk spiral yang disebut heliks ganda. Heliks ganda ini memiliki dua rantai polinukleotida yang saling berbalik-balikan, dimana rantai ini saling terikat oleh ikatan hidrogen. Dalam heliks ganda, rantai polinukleotida yang berlawanan bergerak searah jarum jam. Heliks ganda memungkinkan untuk menyimpan informasi genetik dalam bentuk kode genetik yang terdiri dari guanin, sitosin, adenin, dan timin.

Kode genetik ini kemudian akan digunakan oleh ribosom untuk mengkode protein. Ribosom akan melakukan transkripsi DNA menjadi RNA (Ribonukleik Asid) yang disebut RNA tengah. RNA tengah ini kemudian akan diubah menjadi mRNA (Mesenger RNA) yang berisi kode asam amino untuk protein. mRNA akan diangkut keluar dari inti sel dan kemudian disintesis di sitoplasma menjadi protein.

Kesimpulannya, DNA adalah kimia inti sel yang berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Informasi ini disimpan dalam bentuk heliks ganda dan kemudian digunakan untuk sintesis protein di sitoplasma. Dengan demikian, hubungan antara DNA, gen, dan sintesis protein adalah bahwa DNA adalah perantara yang menyimpan informasi genetik dan mengkode protein yang dibutuhkan oleh sel.

4. DNA menyimpan informasi yang mengatur pembentukan dan sifat protein.

DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul yang mengandung informasi genetik yang dibutuhkan organisme untuk berkembang dan berfungsi. Kode genetik dalam DNA menyimpan informasi tentang bagaimana organisme terbentuk dan beroperasi. Struktur DNA terdiri dari gugus fosfat-garam yang disebut nukleotida. Nukleotida terdiri dari 4 jenis asam nukleat yang berbeda yang disebut adenin, guanin, siklooksigenase, dan timin. Informasi genetik terkandung dalam urutan nukleotida.

Gen adalah bagian dari DNA yang menyimpan informasi untuk membuat protein. Protein adalah molekul yang mengatur semua fungsi sel dan juga berperan dalam pembentukan tubuh. Gen mengandung informasi untuk membuat protein yang disebut ekspresi gen. Gen dapat diaktifkan atau dimatikan untuk mengatur jumlah protein yang dihasilkan.

DNA menyimpan informasi yang mengatur pembentukan dan sifat protein. Informasi yang disimpan dalam DNA dikonversi ke dalam protein melalui proses sintesis protein. Proses sintesis protein dimulai ketika sel membaca informasi genetik yang tersimpan dalam DNA. Sebelum informasi genetik dapat diubah menjadi protein, sel mengkonversinya menjadi molekul RNA (Ribonucleic Acid). RNA mengikuti instruksi dari gen untuk mengatur jumlah dan jenis protein yang dibutuhkan sel. Setelah itu, molekul RNA mengikuti instruksi untuk membentuk protein. Proses ini disebut sintesis protein.

DNA merupakan bahan baku untuk mengatur pembentukan dan sifat protein. Genetika berperan penting dalam proses ini, karena informasi genetik yang tersimpan dalam DNA mengatur jumlah dan jenis protein yang dihasilkan. Informasi genetik dalam DNA diubah menjadi molekul RNA untuk mengatur sintesis protein. Proses ini mengatur seluruh proses yang terjadi dalam tubuh, termasuk pembentukan dan sifat protein.

5. Protein adalah molekul yang terdiri dari rangkaian asam amino yang berfungsi untuk berbagai tujuan.

Protein adalah molekul yang terdiri dari rangkaian asam amino yang berfungsi untuk berbagai tujuan. Protein menjalankan banyak fungsi penting dalam tubuh seperti membantu membangun dan memperbaiki jaringan, mengatur proses biokimia, dan menjalankan berbagai fungsi lainnya.

Gen adalah unit pewarisan yang mengkode untuk berbagai sifat fenotipik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gen terdiri dari DNA, yang merupakan molekul yang mengandung kode genetik. Sifat fenotipik disampaikan melalui gen dan DNA.

DNA adalah molekul yang berisi informasi genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. DNA menyimpan kode genetik, yang menentukan bentuk dan fungsi sel dan organisme. Kode genetik ini terdiri dari berbagai macam asam nukleat, yang merupakan molekul yang membentuk rantai DNA.

Sintesis protein adalah proses yang terjadi di sel yang mengubah informasi genetik yang disimpan dalam DNA menjadi asam amino yang membentuk protein. Proses ini dimulai dengan pembacaan kode genetik dalam DNA, yang disebut transkripsi. Setelah kode genetik dibaca, sel kemudian menggunakan informasi ini untuk mengkode asam amino yang akan disintesis menjadi protein sel.

Kemudian, asam amino yang telah dikodekan akan disintesis menjadi protein melalui proses yang disebut translasi. Translasi adalah proses di mana asam amino dikombinasikan menjadi rantai asam amino yang disebut polipeptida. Polipeptida ini kemudian akan disintesis menjadi protein.

Jadi, hubungan antara gen, DNA, dan sintesis protein adalah Gen menyimpan informasi genetik dalam DNA, yang kemudian dibaca dalam proses transkripsi. Informasi genetik ini kemudian dikodekan menjadi asam amino, yang kemudian disintesis menjadi protein dalam proses translasi. Protein yang disintesis terdiri dari berbagai macam asam amino yang menyusun rantai polipeptida yang berfungsi untuk berbagai tujuan.

6. Sintesis protein adalah proses yang memungkinkan sel untuk mengkonversi informasi genetik dari DNA menjadi protein.

Sintesis protein adalah proses yang memungkinkan sel untuk mengkonversi informasi genetik dari DNA menjadi protein. Proses ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu pengkodean, transkripsi, dan translasi. Setiap tahap memiliki peran yang berbeda dalam proses sintesis protein.

Gen adalah unit informasi yang terdapat pada DNA yang mengkode untuk satu atau lebih polipeptida. Setiap gen memiliki kode yang dapat dibaca oleh sel untuk membuat protein yang berhubungan dengannya. Gen memiliki informasi yang diperlukan untuk membuat protein tertentu yang memiliki fungsinya masing-masing.

DNA adalah struktur molekuler yang mengandung informasi genetik. DNA terdiri dari dua rantai ganda yang mengandung informasi genetik. Informasi genetik dalam DNA dikodekan dalam bentuk basa nitrogen. Bacaan ini kemudian diproses oleh sel untuk mengkonversi informasi genetik menjadi protein.

Pengkodean adalah tahap awal dalam proses sintesis protein. Dalam tahap ini, DNA membaca informasi genetik yang tersimpan di dalamnya dan mengkode informasi tersebut menjadi kode basa nitrogen, yang disebut kodon. Setiap kodon mengkode untuk satu atau lebih asam amino.

Transkripsi adalah tahap di mana DNA diubah menjadi RNA. Pada tahap ini, RNA polimerase membaca kodon yang ada di DNA dan mengkonversi kodon tersebut menjadi mRNA. mRNA adalah pembawa kode untuk asam amino.

Translasi adalah tahap akhir dalam sintesis protein. Pada tahap ini, ribosom membaca kode mRNA dan menyusun asam amino menjadi protein. Protein yang dihasilkan berfungsi untuk berbagai tujuan, termasuk mengatur jalannya proses biokimia di dalam sel.

Secara keseluruhan, sintesis protein adalah proses yang memungkinkan sel untuk mengkonversi informasi genetik dari DNA menjadi protein. Proses ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu pengkodean, transkripsi, dan translasi. Setiap tahap memiliki peran yang berbeda dalam proses sintesis protein. Gen dan DNA adalah dua komponen yang penting dalam proses sintesis protein. Gen berisi informasi genetik yang dikodekan oleh DNA. Informasi genetik ini kemudian diproses melalui tiga tahapan utama untuk menghasilkan protein.

7. Proses sintesis protein dimulai dengan proses transkripsi, di mana inti sel membaca informasi genetik dari DNA dan memproduksi RNA.

Proses sintesis protein adalah proses yang memungkinkan tubuh untuk memproduksi berbagai protein yang diperlukan untuk performa normal. Proses ini dimulai dengan proses transkripsi, di mana inti sel membaca informasi genetik dari DNA dan memproduksi RNA.

Hubungan antara gen, DNA, dan sintesis protein adalah sebagai berikut. Gen adalah satuan herediter yang mengatur sifat-sifat fenotipik individu. Gen terdiri dari kode DNA yang ditulis dalam bentuk basa nitrogen yang disebut basa nitrogen. Basa nitrogen mengandung instruksi yang diperlukan untuk produksi protein.

Kode genetik yang ditulis dalam DNA berfungsi sebagai pengatur untuk penyintesan protein. Ketika sel dalam tubuh membutuhkan protein tertentu, DNA dalam inti sel akan ditranskripsi menjadi RNA. RNA adalah bentuk yang dapat dibaca oleh ribosom dan digunakan untuk memproduksi protein yang diperlukan.

Proses transkripsi dimulai ketika enzim RNA polymerase mengenali dan mengikat DNA pada lokasi yang mengandung instruksi genetik untuk protein tertentu. Enzim ini akan membaca informasi dari DNA dan mengkopinya ke RNA. RNA yang dihasilkan oleh enzim ini disebut RNA primer.

Setelah RNA primer dibuat, ia akan mengalami proses pembelahan untuk membentuk RNA jenis lain yang disebut RNA matur. RNA matur ini akan digunakan oleh ribosom untuk menyintesis protein yang diperlukan. Ribosom akan membaca informasi dari RNA matur dan mengkombinasikannya dengan asam amino yang diperoleh dari makanan untuk membentuk protein.

Akhirnya, protein yang disintesis akan digunakan oleh sel untuk berbagai tujuan, termasuk pembentukan jaringan, pemeliharaan, produksi enzim, pengaturan metabolisme, dan lain-lain. Dengan demikian, gen, DNA, dan sintesis protein saling terkait satu sama lain untuk memastikan bahwa tubuh bekerja dengan baik dan berfungsi dengan benar.

8. Setelah informasi dalam DNA dikopi ke dalam RNA, proses sintesis protein dimulai dengan proses translasi.

Setelah informasi dalam DNA dikopi ke dalam RNA, proses sintesis protein dimulai dengan proses translasi. Translasi adalah proses dimana informasi dalam RNA diekspresikan menjadi protein yang berfungsi. Proses ini dimulai dengan pengenalan kodon, yang adalah urutan tiga huruf dalam RNA yang mewakili satu asam amino tertentu. Setiap jenis asam amino memiliki kodon yang berbeda, yang berarti bahwa kodon berbeda akan mengkode asam amino yang berbeda.

Setelah kodon diidentifikasi, ribosom mengambil asam amino yang dipetakan oleh kodon tersebut dan memasangkannya dengan molekul RNA. Ribosom akan membuat rantai asam amino yang berbeda berdasarkan kodon yang melekat pada molekul RNA. Ribosom terus bergerak dan menambahkan asam amino satu per satu sampai polipeptida yang lengkap terbentuk. Polipeptida ini kemudian akan dikondensasi untuk membentuk protein.

Protein yang dihasilkan oleh translasi sangat penting bagi sel, karena mereka melakukan berbagai tugas penting seperti membantu dalam pembentukan sel, mengatur metabolisme, dan membantu dalam proses transportasi. Setiap gen memiliki kodon yang berbeda yang berfungsi untuk mengkode protein yang berbeda. Ini mendasari hubungan antara DNA, RNA, dan sintesis protein.

Secara keseluruhan, hubungan antara DNA, RNA, dan sintesis protein adalah sebagai berikut. Informasi yang tersimpan dalam DNA dikopi ke RNA. RNA mengandung kodon, yang merupakan bagian dari informasi yang tersimpan dalam DNA, yang berfungsi untuk mengkode asam amino tertentu. Ribosom mengambil asam amino yang dipetakan oleh kodon dan membentuk rantai asam amino. Rantai asam amino ini akan dikondensasi untuk membentuk protein, yang akan melakukan berbagai tugas penting bagi sel. Ini adalah proses sintesis protein.

9. Ribosom menggunakan informasi genetik yang disimpan dalam RNA untuk menentukan urutan asam amino yang membentuk protein.

Gen DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah molekul yang berfungsi untuk menyimpan informasi genetik. Gen ini mengatur karakteristik struktur, tingkah laku, dan fenotip sel. Informasi genetik ini disimpan dalam bentuk kode DNA, yang terdiri dari guanin, adenin, sitosin, dan timin. Kode ini disebut kode genetik, yang berfungsi untuk menentukan jenis protein yang akan diproduksi oleh sel.

Setelah informasi genetik dipindahkan dari DNA ke RNA (Ribonucleic Acid), RNA tersebut akan disintesis menjadi mRNA (Messenger Ribonucleic Acid). mRNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dan diteruskan ke ribosom. Ribosom adalah organel yang terdapat di dalam sel yang berfungsi untuk memproduksi protein.

Ribosom menggunakan informasi genetik yang disimpan dalam RNA untuk menentukan urutan asam amino yang membentuk protein. Ribosom akan membaca mRNA dan mengkonversi informasi genetik yang tersimpan dalam mRNA menjadi urutan asam amino. Urutan asam amino ini akan membentuk struktur tertentu yang menghasilkan protein. Ribosom juga menggunakan transfer RNA (tRNA) untuk membawa asam amino ke lokasi sintesis protein.

Ketika ribosom menghasilkan protein, protein tersebut akan masuk ke masing-masing organel yang membutuhkan protein. Protein yang dihasilkan oleh ribosom juga akan mengatur reaksi kimiawi dalam sel. Protein ini juga berperan dalam membuat struktur dan menjaga keseimbangan dalam sel.

Kesimpulannya, hubungan antara gen DNA, sintesis protein, dan ribosom adalah sangat erat. Gen DNA menyimpan informasi genetik yang berfungsi untuk menentukan jenis protein yang akan diproduksi oleh ribosom. RNA membawa informasi genetik dari DNA ke ribosom, di mana ribosom menggunakan informasi genetik yang disimpan dalam RNA untuk menentukan urutan asam amino yang membentuk protein. Setelah itu, ribosom akan menghasilkan protein yang dibutuhkan oleh sel.

10. Gen DNA dan sintesis protein berhubungan erat karena DNA menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk membentuk protein.

Gen DNA (Deoksiribonukleat Asam) dan sintesis protein merupakan hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan. DNA adalah molekul yang menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk membentuk protein. Ini memiliki tiga komponen utama: asam nukleat (DNA dan RNA), asam amino, dan kode genetik.

Kode genetik adalah petunjuk yang menunjukkan bagaimana asam amino disusun menjadi protein. Kode ini disimpan dalam bentuk DNA yang berasal dari nukleotida yang berulang. Setiap nukleotida menyimpan informasi yang mengindikasikan jenis asam amino berikutnya yang akan disusun.

Sintesis protein adalah proses di mana asam amino disusun menjadi protein. Proses ini dimulai dengan pembacaan informasi genetik yang tersimpan dalam DNA. Pembacaan ini disebut transkripsi. Transkripsi dari DNA menghasilkan molekul RNA yang disebut RNA rantai polipeptida (mRNA), yang mengandung kode genetik yang diperlukan untuk membentuk protein.

Setelah mRNA terbentuk, ia dimasukkan ke dalam ribosom, yang merupakan struktur yang mengandung enzim yang membantu dalam proses pembentukan protein. Ribosom membaca mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino terikat yang disebut peptida.

Peptida berlanjut melalui proses pengikatan asam amino yang disebut sintesis protein. Ribosom mengikat asam amino untuk membentuk rantai peptida. Rantai peptida terus berkembang dan berubah menjadi protein. Setelah protein terbentuk, ia dibawa ke lokasi yang tepat di sel dan dimulai proses fungsinya.

Jadi, gen DNA dan sintesis protein berhubungan erat karena DNA menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk membentuk protein. Informasi genetik ini dibaca dengan transkripsi RNA, yang kemudian dikonversi menjadi peptida (asam amino terikat) yang disintesis untuk membentuk protein yang akan berfungsi di sel. Dengan demikian, proses sintesis protein tidak dapat dipisahkan dari gen DNA.