jelaskan perbedaan sabana dan stepa – Sabana dan stepa merupakan dua jenis ekosistem yang bertumbuh di wilayah yang kering. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan dalam hal iklim dan tumbuhan, namun ada perbedaan signifikan antara keduanya. Di bawah ini akan dijelaskan perbedaan antara sabana dan stepa.
Sabana adalah ekosistem yang ditemukan di wilayah yang lebih lembab dibandingkan dengan stepa. Sabana biasanya terletak di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun. Sabana juga memiliki musim kering dan musim hujan yang jelas. Selama musim hujan, sabana menjadi sangat hijau dan subur, dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Namun, selama musim kering, sabana bisa menjadi sangat tandus dan kering, sehingga sering terjadi kebakaran hutan.
Sementara itu, stepa adalah ekosistem yang ditemukan di wilayah yang lebih kering dibandingkan dengan sabana. Stepa biasanya terletak di wilayah yang lebih dingin dan lebih kering, dengan curah hujan kurang dari 750 milimeter per tahun. Stepa juga tidak memiliki musim hujan yang jelas, sehingga tumbuhan yang tumbuh di stepa harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem. Stepa biasanya ditumbuhi oleh rumput dan semak yang pendek, serta beberapa pohon yang tersebar di wilayah yang lebih lembab.
Selain itu, perbedaan lain antara sabana dan stepa adalah dalam hal fauna. Sabana adalah habitat bagi berbagai spesies satwa, seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra, sementara stepa lebih sedikit memiliki satwa liar. Hal ini disebabkan karena kekeringan dan kondisi iklim yang ekstrem di stepa, sehingga satwa liar lebih sedikit yang dapat bertahan hidup di sana.
Kedua ekosistem ini juga memiliki perbedaan dalam hal aktivitas manusia. Sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian, karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik. Sementara itu, stepa lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan, karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem. Namun, stepa sering digunakan untuk penggembalaan hewan seperti kambing dan domba.
Dalam hal lingkungan, sabana memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati dibandingkan dengan stepa. Sabana memiliki berbagai tumbuhan dan satwa liar yang berbeda, sehingga menjadi tempat yang penting bagi konservasi hayati. Sementara itu, stepa memiliki keanekaragaman yang lebih sedikit, karena kondisi ekstrem yang membuat kebanyakan spesies sulit untuk bertahan hidup di sana.
Dalam kesimpulan, ada banyak perbedaan antara sabana dan stepa, di antaranya adalah kondisi iklim, tumbuhan, satwa liar, aktivitas manusia, dan keanekaragaman hayati. Meskipun keduanya merupakan ekosistem yang kering, namun sabana memiliki kondisi yang lebih lembab dan subur dibandingkan dengan stepa, sehingga memiliki lebih banyak tumbuhan dan satwa liar yang hidup di sana. Namun, kedua ekosistem ini memiliki nilai ekologis yang penting dan harus dilindungi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Rangkuman:
Penjelasan: jelaskan perbedaan sabana dan stepa
1. Sabana dan stepa merupakan dua jenis ekosistem yang bertumbuh di wilayah yang kering.
Sabana dan stepa merupakan dua jenis ekosistem yang tumbuh di wilayah yang kering, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Sabana biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun. Sementara itu, stepa lebih sering ditemukan di wilayah yang lebih dingin dan lebih kering, dengan curah hujan kurang dari 750 milimeter per tahun.
Perbedaan iklim ini mempengaruhi kondisi tumbuhan dan satwa liar yang hidup di kedua ekosistem ini. Sabana memiliki musim hujan dan musim kering yang jelas sehingga tumbuhan yang tumbuh di sana bisa menjadi sangat hijau dan subur selama musim hujan, dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Namun, selama musim kering, sabana bisa menjadi sangat tandus dan kering, sehingga sering terjadi kebakaran hutan.
Sementara itu, stepa tidak memiliki musim hujan yang jelas, sehingga tumbuhan yang tumbuh di sana harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem. Stepa biasanya ditumbuhi oleh rumput dan semak yang pendek, serta beberapa pohon yang tersebar di wilayah yang lebih lembab. Kondisi ekstrem ini juga mempengaruhi keberadaan satwa liar di stepa yang lebih sedikit dibandingkan dengan sabana.
Perbedaan lain antara sabana dan stepa adalah dalam hal aktivitas manusia. Sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian, karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik, sedangkan stepa lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan, karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem. Stepa sering digunakan untuk penggembalaan hewan seperti kambing dan domba.
Dalam hal lingkungan, sabana memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati dibandingkan dengan stepa. Sabana memiliki berbagai tumbuhan dan satwa liar yang berbeda, sehingga menjadi tempat yang penting bagi konservasi hayati. Sementara itu, stepa memiliki keanekaragaman yang lebih sedikit, karena kondisi ekstrem yang membuat kebanyakan spesies sulit untuk bertahan hidup di sana.
Dalam kesimpulan, sabana dan stepa memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal iklim, tumbuhan, satwa liar, aktivitas manusia, dan keanekaragaman hayati. Meskipun keduanya merupakan ekosistem yang kering, namun sabana memiliki kondisi yang lebih lembab dan subur dibandingkan dengan stepa, sehingga memiliki lebih banyak tumbuhan dan satwa liar yang hidup di sana. Namun, kedua ekosistem ini memiliki nilai ekologis yang penting dan harus dilindungi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
2. Sabana biasanya terletak di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun.
Poin kedua yang menyatakan bahwa sabana biasanya terletak di daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun, menjelaskan bahwa sabana adalah ekosistem yang relatif lebih lembab dibandingkan dengan stepa. Curah hujan yang cukup di wilayah sabana memungkinkan tumbuhan untuk bertumbuh dengan baik, membentuk hamparan rumput yang luas dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Selain itu, kelembaban yang cukup juga membuat sabana menjadi tempat yang ideal bagi berbagai spesies satwa liar, seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra.
Perbedaan kondisi iklim inilah yang membedakan sabana dari stepa. Stepa biasanya terletak di wilayah yang lebih dingin dan lebih kering, dengan curah hujan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan sabana, kurang dari 750 milimeter per tahun. Kondisi kekeringan yang ekstrem di stepa membuat hanya tumbuhan yang dapat bertahan hidup di sana, seperti rumput dan semak yang pendek, serta beberapa pohon yang tersebar di wilayah yang lebih lembab.
Dalam hal kondisi iklim, sabana dan stepa memiliki perbedaan yang signifikan. Sabana memiliki kondisi yang lebih lembab dan subur dibandingkan dengan stepa, sehingga memiliki lebih banyak tumbuhan dan satwa liar yang hidup di sana. Selain itu, curah hujan yang cukup di wilayah sabana membuat sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian, sementara stepa lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan, karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem.
3. Selama musim hujan, sabana menjadi sangat hijau dan subur, dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah.
Poin nomor 3 dalam tema “jelaskan perbedaan sabana dan stepa” menjelaskan bahwa selama musim hujan, sabana menjadi sangat hijau dan subur, dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Hal ini terjadi karena sabana memiliki curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan stepa, yakni antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun. Curah hujan yang cukup ini membuat tanah di sabana lebih subur dan mendukung pertumbuhan tumbuhan yang tinggi dan beragam.
Selama musim hujan, sabana menjadi tempat yang subur bagi tumbuhan seperti rumput dan pohon-pohon besar, seperti pohon baobab dan akasia yang tersebar di seluruh wilayah. Tumbuhan tinggi tersebut menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis satwa liar, seperti singa, jerapah, dan gajah. Selain itu, musim hujan juga membuat sabana menjadi lebih hijau dan menarik bagi para pengunjung.
Namun, selama musim kemarau, sabana menjadi sangat kering dan tandus, sehingga sering terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup tumbuhan dan satwa liar yang tinggal di sabana. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan di sabana dengan cara mengurangi risiko kebakaran hutan dan melindungi tumbuhan dan satwa liar yang ada di sana.
Secara keseluruhan, poin nomor 3 dalam tema “jelaskan perbedaan sabana dan stepa” menunjukkan bahwa sabana memiliki kondisi yang lebih lembab dan subur dibandingkan dengan stepa, sehingga memiliki lebih banyak tumbuhan dan satwa liar yang hidup di sana. Namun, kondisi ini hanya terjadi selama musim hujan, sehingga penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di sabana untuk menghindari risiko kebakaran hutan dan memastikan kelangsungan hidup tumbuhan dan satwa liar yang ada di sana.
4. Stepa biasanya terletak di wilayah yang lebih dingin dan lebih kering, dengan curah hujan kurang dari 750 milimeter per tahun.
Perbedaan antara sabana dan stepa terletak pada kondisi iklim dan tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Stepa biasanya terletak di wilayah yang lebih dingin dan lebih kering dibandingkan dengan sabana, dengan curah hujan yang kurang dari 750 milimeter per tahun. Stepa memiliki iklim yang sangat ekstrem, dengan suhu yang sangat rendah di malam hari dan sangat panas di siang hari. Kondisi ini membuat tumbuhan di stepa harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem.
Tumbuhan yang tumbuh di stepa biasanya berupa rumput dan semak yang pendek, serta beberapa pohon yang tersebar di wilayah yang lebih lembab. Namun, kebanyakan tumbuhan di stepa memiliki akar yang sangat dalam, sehingga mereka dapat menyerap air dari kedalaman tanah yang lebih dalam. Selain itu, tumbuhan di stepa juga harus dapat bertahan dari serangan hewan herbivora, karena pakan di stepa sangat sedikit.
Meskipun kondisi iklim di stepa sangat ekstrem, ekosistem ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Steppe adalah habitat bagi beberapa spesies satwa liar, seperti kuda liar, antelop, dan serigala. Selain itu, stepa juga sering digunakan untuk penggembalaan hewan seperti kambing dan domba.
Perbedaan antara sabana dan stepa dapat dilihat dari kondisi iklim dan tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Stepa memiliki kondisi iklim yang lebih dingin dan lebih kering, dengan kurangnya curah hujan, sehingga tumbuhan yang tumbuh di sana harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem.
5. Stepa tidak memiliki musim hujan yang jelas, sehingga tumbuhan yang tumbuh di stepa harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem.
Poin kelima dari tema ‘jelaskan perbedaan sabana dan stepa’ menjelaskan bahwa stepa tidak memiliki musim hujan yang jelas, sehingga kondisi kekeringan yang ekstrem sering terjadi di sana. Hal ini berbeda dengan sabana yang memiliki musim hujan dan musim kemarau yang jelas. Kondisi ini mempengaruhi jenis tumbuhan yang tumbuh di stepa, yang harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem. Tumbuhan yang ditemukan di stepa biasanya merupakan tumbuhan yang pendek dan memiliki akar yang dalam untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah yang lebih dalam.
Kondisi kekeringan yang ekstrem di stepa juga mempengaruhi satwa yang hidup di sana. Satwa yang tinggal di stepa harus dapat bertahan hidup dengan sedikitnya sumber air dan makanan yang tersedia. Beberapa spesies satwa yang biasa ditemukan di stepa antara lain kuda liar, rusa, dan beberapa jenis burung.
Di sisi lain, sabana memiliki curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan stepa. Selama musim hujan, sabana menjadi sangat hijau dan subur, dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Tumbuhan yang tumbuh di sabana biasanya lebih subur dan beragam dibandingkan dengan tumbuhan yang tumbuh di stepa.
Kondisi kekeringan yang ekstrem di stepa juga membuat sabana menjadi tempat yang lebih ideal untuk pertanian dan peternakan. Kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik di sabana membuatnya lebih cocok untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman dan untuk menjaga ternak.
Secara keseluruhan, perbedaan kondisi kekeringan yang ekstrem dan curah hujan yang berbeda di antara sabana dan stepa mempengaruhi jenis tumbuhan dan satwa yang hidup di sana, serta potensi untuk aktivitas manusia seperti pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara sabana dan stepa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia dan satwa liar di sana.
6. Sabana adalah habitat bagi berbagai spesies satwa, seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra, sementara stepa lebih sedikit memiliki satwa liar.
Poin keenam dalam tema “Jelaskan Perbedaan Sabana dan Stepa” adalah “Sabana adalah habitat bagi berbagai spesies satwa, seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra, sementara stepa lebih sedikit memiliki satwa liar.” Perbedaan dalam spesies satwa yang hidup di kedua ekosistem ini terkait dengan perbedaan kondisi lingkungan di mana mereka hidup.
Sabana adalah habitat bagi berbagai spesies satwa liar yang besar dan terkenal, seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra. Satwa liar ini dapat ditemukan di seluruh wilayah sabana, karena keberadaan berbagai tumbuhan yang subur dan beragam. Selain itu, keberadaan air juga memungkinkan keberadaan satwa liar yang membutuhkan air untuk hidup.
Sementara itu, stepa memiliki kondisi lingkungan yang lebih keras dan kurang subur, sehingga memiliki sedikit satwa liar dibandingkan dengan sabana. Namun, stepa juga memiliki beberapa spesies satwa yang unik dan teradaptasi dengan baik dalam kondisi lingkungan yang keras tersebut. Misalnya, kuda liar dan kelinci stepa (prairie hare) adalah dua spesies satwa yang terkenal di stepa. Kuda liar stepa memiliki kaki yang kuat dan tahan lama, sehingga mampu berlari jarak jauh untuk mencari makanan dan air. Sementara itu, kelinci stepa memiliki telinga yang panjang dan lebar, yang membantunya mendeteksi predator dan mengatur suhu tubuh.
Perbedaan jumlah dan jenis satwa liar di sabana dan stepa juga terkait dengan perbedaan aktivitas manusia di kedua ekosistem ini. Sabana sering digunakan untuk kegiatan peternakan, sehingga populasinya dapat meningkatkan keberadaan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Di sisi lain, stepa lebih sulit digunakan untuk pertanian dan peternakan, sehingga populasinya lebih sedikit dan memiliki keanekaragaman yang lebih rendah.
Dalam kesimpulannya, perbedaan spesies satwa liar di sabana dan stepa terkait dengan kondisi lingkungan dan aktivitas manusia di kedua ekosistem ini. Sabana memiliki kondisi yang lebih subur dan keberadaan air yang cukup, sehingga menjadi habitat bagi berbagai spesies satwa besar dan terkenal. Sementara itu, stepa memiliki kondisi lingkungan yang lebih keras dan kurang subur, sehingga memiliki sedikit satwa liar dibandingkan dengan sabana. Namun, stepa juga memiliki beberapa spesies satwa yang unik dan teradaptasi dengan baik dalam kondisi lingkungan yang keras tersebut.
7. Sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian, karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik.
Poin ketujuh menjelaskan bahwa sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian, karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik dibandingkan dengan stepa. Sabana memiliki curah hujan yang lebih tinggi dari stepa, sehingga tanahnya lebih subur dan cocok untuk pertanian. Selain itu, sabana juga memiliki banyak rumput yang tumbuh di seluruh wilayahnya, yang merupakan pakan alami bagi hewan ternak seperti sapi dan kambing. Oleh karena itu, banyak peternak dan petani yang memanfaatkan lahan sabana untuk menghasilkan sumber daya pangan seperti daging, susu, dan sayuran.
Namun, penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian dan peternakan di sabana juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia dapat mencemari tanah dan air, serta merusak ekosistem yang ada di dalamnya. Selain itu, penggembalaan hewan secara berlebihan dapat merusak tanaman dan membuat tanah menjadi tandus.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki manajemen lahan pertanian dan peternakan di sabana agar lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia, memperbaiki teknik penggembalaan hewan, dan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan seperti pertanian organik. Dengan demikian, penggunaan lahan sabana untuk pertanian dan peternakan dapat dilakukan secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
8. Stepah lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan, karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem.
Poin ke-7 dan ke-8 menjelaskan perbedaan antara sabana dan stepa dalam hal pemanfaatan manusia terhadap ekosistem tersebut. Sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik. Sabana memiliki tanah yang subur dengan kandungan nutrisi yang cukup sehingga cocok digunakan untuk pertanian dan peternakan. Curah hujan yang cukup selama musim hujan membuat sabana menjadi lebih hijau dan subur dibandingkan dengan stepa, sehingga lebih cocok untuk digunakan dalam aktivitas pertanian dan peternakan.
Di sisi lain, stepa lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem. Tanah di stepa cenderung kurang subur dan kurang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, kekeringan yang ekstrem di stepa membuat sulit bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kondisi ini membuat stepa kurang cocok untuk digunakan dalam aktivitas pertanian dan peternakan.
Meskipun demikian, manusia masih bisa memanfaatkan stepa untuk aktivitas penggembalaan hewan seperti kambing dan domba. Hewan-hewan ini dapat hidup dengan baik di stepa karena mampu bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem dan makanan yang terbatas. Namun, penggembalaan hewan di stepa harus dilakukan secara berkelanjutan agar tidak merusak ekosistem yang ada di sana.
9. Sabana memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati dibandingkan dengan stepa.
Perbedaan antara sabana dan stepa juga terlihat dari keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Sabana memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati dibandingkan dengan stepa. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang lebih lembab dan subur di sabana, sehingga lebih banyak tumbuhan dan satwa liar yang dapat hidup di sana. Keanekaragaman hayati di sabana termasuk berbagai jenis tumbuhan seperti rumput, semak, dan pohon, serta satwa liar seperti singa, jerapah, gajah, zebra, dan banyak lagi.
Sementara itu, stepa memiliki keanekaragaman hayati yang lebih sedikit, karena kondisi lingkungan yang ekstrem dan kering. Tumbuhan yang tumbuh di stepa biasanya lebih pendek dan lebih tahan terhadap kekeringan. Satwa liar di stepa juga lebih sedikit dan terdiri dari beberapa spesies kecil seperti tikus dan kelinci, serta beberapa predator seperti rubah dan burung pemangsa. Meskipun demikian, stepa tetap memiliki nilai ekologis yang penting dan harus dilindungi untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
Dengan demikian, perbedaan keanekaragaman hayati antara sabana dan stepa dapat menjadi indikator penting dalam menentukan jenis ekosistem mana yang lebih penting untuk dilindungi secara konservasi. Keanekaragaman hayati yang tinggi di sabana menunjukkan bahwa ekosistem ini memiliki nilai penting bagi keberlangsungan hidup berbagai spesies tumbuhan dan satwa liar, serta dapat memberikan manfaat ekonomi bagi manusia melalui peternakan dan pertanian. Sementara itu, keanekaragaman hayati yang lebih rendah di stepa menunjukkan bahwa ekosistem ini lebih penting bagi spesies yang telah beradaptasi dengan kondisi kekeringan dan lingkungan yang ekstrem.
10. Kedua ekosistem ini memiliki nilai ekologis yang penting dan harus dilindungi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Perbedaan sabana dan stepa dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti wilayah geografis, curah hujan, tumbuhan dan satwa liar, aktivitas manusia, dan keanekaragaman hayati.
Pada poin 1, dinyatakan bahwa sabana dan stepa merupakan dua jenis ekosistem yang bertumbuh di wilayah yang kering. Sabana biasanya terletak di daerah tropis dan subtropis, sedangkan stepa lebih cenderung terdapat di wilayah yang dingin dan kering. Keduanya memiliki kemiripan dalam hal kondisi lingkungan yang kering, namun sabana memiliki kondisi yang relatif lebih lembab dibandingkan stepa.
Poin 2 menjelaskan bahwa curah hujan di sabana berkisar antara 750 hingga 1250 milimeter per tahun. Sabana memiliki musim hujan dan musim kemarau yang jelas. Selama musim hujan, sabana menjadi subur dengan banyak tumbuhan tinggi seperti rumput dan pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Sedangkan stepa memiliki curah hujan yang lebih rendah, yaitu kurang dari 750 milimeter per tahun. Karena itu, tumbuhan yang tumbuh di stepa harus dapat bertahan dalam kondisi kekeringan yang ekstrem dan tidak memiliki musim hujan yang jelas.
Poin 6 menjelaskan bahwa sabana merupakan habitat bagi berbagai spesies satwa liar seperti singa, jerapah, gajah, dan zebra. Sedangkan stepa lebih sedikit memiliki satwa liar karena kondisi iklim yang ekstrem membuat kebanyakan spesies sulit untuk bertahan hidup di sana.
Pada poin 7, disebutkan bahwa sabana sering digunakan untuk peternakan dan pertanian karena kondisi tanah dan curah hujan yang lebih baik. Kondisi yang relatif lebih lembab di sabana membuat tumbuhan dapat tumbuh dengan baik sehingga cocok untuk aktivitas pertanian dan peternakan.
Sedangkan pada poin 8, stepa lebih sulit untuk digunakan untuk pertanian atau peternakan karena kondisi tanah yang buruk dan kekeringan yang ekstrem. Kondisi kekeringan yang ekstrem dan tanah yang tidak subur membuat aktivitas pertanian dan peternakan di stepa menjadi lebih sulit dan tidak efektif.
Poin 9 menjelaskan bahwa sabana memiliki lebih banyak keanekaragaman hayati dibandingkan dengan stepa. Sabana memiliki berbagai tumbuhan dan satwa liar yang berbeda, sehingga menjadi tempat yang penting bagi konservasi hayati. Sementara itu, stepa memiliki keanekaragaman yang lebih sedikit karena kondisi ekstrem yang membuat kebanyakan spesies sulit untuk bertahan hidup di sana.
Poin 10 menekankan bahwa kedua ekosistem ini memiliki nilai ekologis yang penting dan harus dilindungi untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Masing-masing ekosistem memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia dan satwa liar. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pelestarian dan pengelolaan yang baik untuk menjaga keberlangsungan kedua ekosistem.