Bagaimana Sikap Kita Saat Melakukan Wawancara

bagaimana sikap kita saat melakukan wawancara – Wawancara adalah suatu proses interaksi antara pewawancara dan responden yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu topik tertentu. Wawancara sering dilakukan dalam berbagai bidang, seperti dalam dunia kerja, akademik, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, selain persiapan materi yang harus dilakukan sebelum wawancara, sikap yang kita tunjukkan saat melakukan wawancara juga sangat penting. Berikut ini adalah beberapa sikap yang perlu kita perhatikan saat melakukan wawancara.

1. Bersikap ramah dan sopan

Saat melakukan wawancara, sikap ramah dan sopan sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka. Sapa responden dengan senyuman dan kata-kata yang sopan, seperti “Selamat pagi, apa kabar?”. Selain itu, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih setelah wawancara selesai.

2. Bersikap terbuka dan objektif

Sebagai pewawancara, kita harus bersikap terbuka dan objektif terhadap semua jawaban dan pendapat responden. Jangan memaksakan pendapat atau mengkritik jawaban responden, tetapi biarkan mereka mengungkapkan pendapat dan pengalaman mereka dengan bebas.

3. Mendengarkan dengan seksama

Mendengarkan dengan seksama adalah sikap yang penting saat melakukan wawancara. Jangan hanya fokus pada pertanyaan yang ingin kita ajukan, tetapi juga dengarkan dengan seksama jawaban responden. Jangan terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan berikutnya sebelum responden selesai menjawab pertanyaan sebelumnya.

4. Mengajukan pertanyaan yang tepat

Mengajukan pertanyaan yang tepat juga sangat penting saat melakukan wawancara. Pastikan pertanyaan yang diajukan relevan dengan topik yang sedang dibahas dan mudah dipahami oleh responden. Hindari pertanyaan yang terlalu panjang atau ambigu.

5. Menghargai waktu responden

Saat melakukan wawancara, kita harus menghargai waktu responden. Jangan terlalu lama dalam mengajukan pertanyaan atau memperpanjang wawancara tanpa alasan yang jelas. Jangan lupa untuk meminta izin terlebih dahulu jika ingin memperpanjang wawancara.

6. Memperhatikan bahasa tubuh

Selain sikap verbal, bahasa tubuh juga sangat penting saat melakukan wawancara. Pastikan sikap tubuh kita terlihat santai dan terbuka sehingga responden merasa nyaman. Hindari sikap yang terlalu kaku atau menakutkan.

7. Menjaga kepercayaan diri

Terakhir, menjaga kepercayaan diri juga sangat penting saat melakukan wawancara. Percayalah pada kemampuan diri kita dan jangan takut untuk mengajukan pertanyaan yang sulit. Jangan lupa untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan wawancara sehingga kita merasa lebih percaya diri.

Dalam kesimpulannya, sikap yang kita tunjukkan saat melakukan wawancara sangat penting untuk menciptakan hubungan yang baik antara pewawancara dan responden. Bersikap ramah, terbuka dan objektif, mendengarkan dengan seksama, mengajukan pertanyaan yang tepat, menghargai waktu responden, memperhatikan bahasa tubuh, dan menjaga kepercayaan diri adalah beberapa sikap yang perlu kita perhatikan saat melakukan wawancara. Dengan mengikuti sikap-sikap tersebut, diharapkan wawancara yang kita lakukan dapat berjalan lancar dan menghasilkan informasi yang akurat dan bermanfaat.

Penjelasan: bagaimana sikap kita saat melakukan wawancara

1. Bersikap ramah dan sopan saat bertemu responden

Poin pertama dari tema “bagaimana sikap kita saat melakukan wawancara” adalah bersikap ramah dan sopan saat bertemu responden. Sikap ini sangat penting karena akan menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka dalam wawancara. Sebagai pewawancara, kita harus bisa menunjukkan sikap yang ramah dan sopan kepada responden.

Bersikap ramah dan sopan bisa dimulai dengan sapaan pertama saat bertemu responden. Sapa responden dengan senyuman dan kata-kata yang sopan seperti “selamat pagi, apa kabar?” atau “terima kasih sudah mau berpartisipasi dalam wawancara ini”. Sikap ramah dan sopan juga mengandung penghormatan terhadap responden sebagai individu yang berbeda. Ini dapat membuat responden merasa dihargai dan merasa lebih nyaman untuk berbicara.

Selain itu, ketika berbicara dengan responden, penting untuk menggunakan bahasa yang sopan dan menghindari bahasa yang kasar atau tidak pantas. Hindari menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan responden atau membuat mereka merasa tidak nyaman. Jika ada kekeliruan dalam bertutur kata, jangan sungkan untuk meminta maaf dan menegaskan bahwa itu tidak dimaksudkan.

Sikap ramah dan sopan juga harus dipertahankan selama wawancara berlangsung. Jangan terlalu fokus pada pertanyaan yang ingin kita ajukan, tetapi juga jangan terlalu mengabaikan responden. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan meminta izin terlebih dahulu jika ingin memperpanjang wawancara.

Dalam kesimpulan, sikap yang ramah dan sopan saat bertemu responden sangat penting dalam wawancara. Sikap ini menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka, dan membuat responden merasa dihargai dan nyaman untuk berbicara. Sebagai pewawancara, kita harus bisa menunjukkan sikap yang ramah dan sopan dalam semua interaksi dengan responden.

2. Bersikap terbuka dan objektif terhadap semua jawaban dan pendapat responden

Sikap terbuka dan objektif sangat penting saat melakukan wawancara karena akan mempengaruhi kualitas informasi yang didapatkan dari responden. Sebagai pewawancara, kita harus memahami bahwa setiap orang memiliki pandangan dan pengalaman yang berbeda-beda, oleh karena itu kita harus bersikap terbuka dan objektif terhadap semua jawaban dan pendapat responden.

Bersikap terbuka artinya kita harus menghargai pendapat dan pengalaman responden, bahkan jika itu berbeda dengan pandangan kita sendiri. Kita tidak boleh memaksakan pandangan atau mengkritik jawaban responden, karena hal tersebut akan membuat suasana menjadi tidak nyaman dan tidak terbuka. Sebaliknya, kita harus mengajak responden untuk berbicara secara terbuka dan merasa nyaman untuk berbagi pengalaman mereka.

Selain bersikap terbuka, kita juga harus bersikap objektif. Sebagai pewawancara, kita harus menghindari prasangka atau pendapat pribadi yang dapat mempengaruhi pertanyaan dan interpretasi data. Kita harus mempertimbangkan semua jawaban dan pendapat responden dengan objektif, tanpa memihak atau menilai salah atau benar.

Dengan bersikap terbuka dan objektif, kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan mendalam dari responden. Kita juga dapat membangun hubungan profesional dan saling menghormati dengan responden, sehingga memudahkan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, bersikap terbuka dan objektif adalah sikap yang sangat penting saat melakukan wawancara.

3. Mendengarkan dengan seksama dan tidak terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan baru

Wawancara adalah suatu proses interaksi antara pewawancara dan responden yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu topik tertentu. Dalam melakukan wawancara, sikap yang harus ditunjukkan oleh pewawancara sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka agar responden merasa lebih mudah untuk berbicara. Salah satu sikap yang harus ditunjukkan oleh pewawancara adalah mendengarkan dengan seksama dan tidak terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan baru.

Saat melakukan wawancara, pewawancara harus memberikan perhatian yang cukup kepada jawaban responden. Pewawancara harus memastikan bahwa mereka mendengarkan dengan seksama dan memahami jawaban yang diberikan oleh responden. Pewawancara harus tidak terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan baru sebelum responden selesai menjawab pertanyaan sebelumnya. Pewawancara harus memastikan bahwa responden merasa dihargai dan didengarkan dengan baik.

Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus menghindari sikap yang terburu-buru dan terlalu agresif dalam mengajukan pertanyaan. Sikap yang terburu-buru dan agresif hanya akan membuat responden merasa tertekan dan tidak nyaman. Oleh karena itu, pewawancara harus memastikan bahwa mereka tidak terlalu cepat dalam mengajukan pertanyaan baru dan memberikan waktu yang cukup kepada responden untuk menjawab pertanyaan sebelumnya.

Dalam kesimpulannya, sikap mendengarkan dengan seksama dan tidak terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan baru sangat penting dalam melakukan wawancara. Pewawancara harus memastikan bahwa mereka memberikan perhatian yang cukup kepada jawaban responden dan menjaga tempo yang tepat dalam mengajukan pertanyaan baru. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa wawancara akan berjalan dengan baik dan menghasilkan informasi yang akurat dan bermanfaat.

4. Mengajukan pertanyaan yang tepat dan relevan dengan topik yang sedang dibahas

Poin keempat dalam “bagaimana sikap kita saat melakukan wawancara” adalah mengajukan pertanyaan yang tepat dan relevan dengan topik yang sedang dibahas. Pertanyaan yang tidak tepat atau tidak relevan dapat membuat responden merasa kesulitan untuk memberikan jawaban yang jelas dan terkadang juga dapat menjebak mereka.

Sebelum melakukan wawancara, sebaiknya kita melakukan riset terlebih dahulu mengenai topik yang akan dibahas. Hal ini akan membantu kita untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan relevan dengan topik tersebut. Selain itu, kita juga dapat mempersiapkan pertanyaan yang lebih spesifik untuk memperdalam topik dan mendapatkan informasi yang lebih detail.

Pertanyaan yang diajukan haruslah mudah dipahami dan jelas, sehingga responden dapat memberikan jawaban yang tepat dan relevan dengan topik yang dibahas. Hindari pertanyaan yang terlalu panjang atau ambigu, karena hal ini dapat membuat responden bingung dan tidak dapat memberikan jawaban yang jelas.

Selain itu, sebagai pewawancara, kita juga harus siap untuk mengikuti alur wawancara yang terjadi dan tidak terlalu memaksakan pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Terkadang, responden dapat memberikan jawaban yang menarik dan mengarahkan wawancara ke arah yang tidak terduga. Oleh karena itu, kita harus siap untuk mengajukan pertanyaan baru yang relevan dengan jawaban yang diberikan oleh responden.

Dalam kesimpulannya, mengajukan pertanyaan yang tepat dan relevan dengan topik yang dibahas adalah salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan wawancara. Sebagai pewawancara, kita harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan jelas, serta siap untuk mengajukan pertanyaan baru yang relevan dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Dengan demikian, diharapkan wawancara yang dilakukan dapat menghasilkan informasi yang akurat dan bermanfaat.

5. Menghargai waktu responden dan meminta izin jika ingin memperpanjang wawancara

Bersikap profesional dalam wawancara juga melibatkan penghormatan terhadap waktu responden. Seorang pewawancara yang baik harus memahami bahwa responden memiliki jadwal dan tugas mereka sendiri, dan harus menghargai itu. Oleh karena itu, selalu penting untuk memulai wawancara dengan menegaskan waktu yang tersedia untuk pertemuan tersebut. Selain itu, jangan terlalu lama dalam mengajukan pertanyaan atau memperpanjang wawancara tanpa alasan yang jelas.

Jika pewawancara merasa bahwa wawancara perlu diperpanjang, ia harus meminta izin terlebih dahulu dari responden. Pewawancara dapat dengan sopan bertanya, “Maaf, apakah Anda punya waktu untuk melanjutkan pembicaraan ini?” Jika responden tidak bisa melanjutkan wawancara, pewawancara harus menghormati keputusan tersebut. Kita harus selalu menghargai waktu dan kesibukan orang lain, karena hal tersebut merupakan bagian dari etika dan tata krama dalam melakukan wawancara.

6. Memperhatikan bahasa tubuh agar terlihat santai dan terbuka

Poin keenam dari sikap yang perlu diperhatikan saat melakukan wawancara adalah memperhatikan bahasa tubuh agar terlihat santai dan terbuka. Bahasa tubuh yang tepat sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka dalam wawancara. Sikap tubuh yang salah dapat membuat responden merasa tidak nyaman atau terintimidasi.

Untuk memperhatikan bahasa tubuh yang baik saat melakukan wawancara, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, pastikan untuk memperlihatkan senyuman dan mata yang terbuka. Senyuman dapat memberikan kesan yang positif pada responden dan membuat mereka merasa lebih santai. Mata yang terbuka juga menunjukkan ketertarikan kita pada jawaban responden.

Selain itu, pastikan posisi tubuh kita terlihat santai dan terbuka. Hindari sikap tubuh yang terlalu kaku atau menakutkan, seperti bersilang tangan atau menundukkan kepala. Sikap tubuh yang terlalu kaku dapat membuat responden merasa tidak nyaman atau terintimidasi.

Sebaliknya, cobalah untuk mengambil posisi tubuh yang santai dan terbuka, seperti duduk dengan punggung tegak dan tangan di atas meja. Posisi tubuh yang santai dan terbuka dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka dalam wawancara.

Terakhir, hindari gerakan tubuh yang terlalu banyak, seperti menggeleng-gelengkan kepala atau mengangkat bahu. Gerakan tubuh yang berlebihan dapat mengganggu fokus responden dan membuat mereka merasa tidak nyaman.

Dalam kesimpulannya, memperhatikan bahasa tubuh yang tepat saat melakukan wawancara sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka. Senyuman dan mata yang terbuka, posisi tubuh yang santai dan terbuka, serta hindari gerakan tubuh yang terlalu banyak adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperhatikan bahasa tubuh yang tepat dalam wawancara.

7. Menjaga kepercayaan diri dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum wawancara.

Poin ke-7 dari tema “Bagaimana Sikap Kita Saat Melakukan Wawancara” adalah menjaga kepercayaan diri dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum wawancara. Hal ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa kita serius dan profesional dalam melakukan wawancara.

Menjaga kepercayaan diri bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian yang sesuai, mempersiapkan materi dengan baik, dan berlatih dalam melakukan wawancara. Ketika kita merasa percaya diri, maka kita akan lebih mudah untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan respon yang tepat.

Selain itu, mempersiapkan diri dengan baik juga sangat penting. Pastikan kita sudah memahami topik yang akan dibahas dan mengetahui latar belakang responden yang akan diwawancarai. Selain itu, pastikan juga bahwa peralatan yang dibutuhkan dalam wawancara seperti kamera atau mikrofon sudah siap dan berfungsi dengan baik.

Dengan mempersiapkan diri dengan baik dan menjaga kepercayaan diri, kita akan mampu memberikan kesan positif terhadap responden dan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang profesional dalam melakukan wawancara. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan bermanfaat dari responden. Sehingga, mempersiapkan diri dengan baik dan menjaga kepercayaan diri adalah sikap yang sangat penting saat melakukan wawancara.